Hakikat Belajar dan Pembelajaran

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Jika kita berbicara tentang pendidikan, maka satu kata yang terlintas dalam pikiran kita adalah belajar. Inti dari proses pendidikan adalah belajar dan pembelajaran. Belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang sudah tidak asing bagi kita, terutama bagi seorang pelajar. Belajar adalah suatu kegiatan untuk mencapai perubahan perilaku, sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi. 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu kata yang sudah akrab di semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar, kata belajar merupakan kata yang sudah tidak asing lagi, bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Seseorang belajar tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan saja, tetapi juga untuk mengembangkan keterampilan maupun sikapnya. Pengalaman merupakan hal yang sangat berarti dalam kegiatan belajar, karena seseorang belajar didasarkan pada pengalaman pribadi seseorang tersebut, hal tersebut didukung oleh pendapat Ahmadi dan Widoso Supriyono 2013:128 yang menyebutkan pengertian belajar secara psikologis merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi ke- 12 butuhan hidupnya. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor Djamarah, 2011:13. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha pengusaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah, sebab seperti yang dikatakan Reber dalam Suprijono, 2013:3 bahwa belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Menurut Gagne dalam Suprijono, 2013:2 belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Cronbach dalam Djamarah, 2011:13 menyatakan bahwa “learning shown by change in behavior as a result of experience ”. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. 2.1.1.2 Tujuan Belajar Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi adanya perubahan tingkah laku dari individu yang telah melaksanakan proses belajar. Seseorang belajar bertujuan untuk meningkatkan aspek kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Selain itu, melalui kegiatan belajar diharapkan seseorang dapat memperoleh hasil belajar yang baik serta pengalaman hidup. Hal tersebut 13 didukung oleh pendapat Sardiman 2011: 25 yang menyebutkan ada 3 tujuan belajar, yaitu : 1 Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar. 2 Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Jadi, soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerakpenampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. 3 Pembentukan sikap Untuk menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu, dibutuhkan keca- 14 kapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai- nilai, transfer of values. Oleh karena itu, guru tidak sekadar pengajar, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktikkan segala sesuatu yang sudah dipelajari. 2.1.1.3 Prinsip - Prinsip Belajar Untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, perlu diketahui mengenai prinsip-prinsip belajar. Setiap guru seharusnya dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Prinsip belajar tersebut dijadikan dasar dalam kegiatan pembelajaran, baik bagi siswa maupun guru dalam upaya mencapai proses belajar mengajar yang berjalan dengan baik. Dimyati dan Mudjiono 2009:42 menyebutkan ada 7 prinsip-prinsip belajar, yaitu: 1 Perhatian dan motivasi Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Selain perhatian, motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajarkarena bersifat mengarahkan aktivitas seseorang. 2 Keaktifan Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk 15 yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mewmpunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. 3 Keterlibatan langsungberpengalaman Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami, bela- jar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar melalui pengalaman langsung, siswa tidak sekadar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. 4 Pengulangan Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Daya-daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna 5 Tantangan Dalam situasi belajar, siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu bahan belajar, maka timbul motif untuk mengatasi hambatan itu, yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan tersebut telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya. 16 Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang. 6 Balikan dan penguatan Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik tersebut merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. 7 Perbedaan individual Siswa merupakan individu yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis. Tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. 2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tentunya juga turut mempengaruhi hasil belajar. Syah 2015:145 menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi tiga macam, yaitu: 1 Faktor internal faktor dari dalam siswa yaitu keadaan kondisi jasmani dan rohani peserta didik. Faktor internal meliputi aspek fisiologis yang bersifat jasmaniyah dan aspek psikologis yang bersifat rohaniyah. Faktor-faktor rohaniyah yang lebih dianggap esensial yaitu tingkat kecerdasan intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi. 17 2 Faktor eksternal faktor dari luar siswa yaitu kondisi lingkungan di sekitar peserta didik. Faktor eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan sosial guru, kepala sekolah, staf, teman dan lingkungan non-sosial gedung sekolah dan lokasinya, rumah siswa dan lokasinya, alat-alat belajar, kondisi cuaca, serta waktu belajar yang digunakan siswa. 3 Faktor pendekatan belajar approach to learning yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Djaali 2014:101 bahwa di dalam proses belajar, banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar, dan konsep diri. 1 Motivasi Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan kebutuhan. 2 Sikap Trow dalam Djaali, 2014:114 mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat. 3 Minat Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sen- diri dengan sesuatu di luar diri. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, 18 dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. 4 Kebiasaan belajar Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan. 5 Konsep Diri Konsep diri adalah bayangan seseorang tentang keadaan dirinya sendiri pada saat ini dan bukanlah bayangan ideal dari dirinya sendirisebagaimana yang diharapkan atau disukai oleh individu yang bersangkutan. Ghufron 2014:10 menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa aspek, baik internal maupun eksternal. Aspek eksternal meliputi bagaimana lingkungan belajar dipersiapkan dan fasilitas- fasilitas diberdayakan, sedangkan aspek internal meliputi aspek perkembangan anak dan keunikan personal individu anak gaya belajar tiap anak. Pendapat dari para ahli tersebut menegaskan bahwa seseorang belajar ditentukan oleh faktor dari dalam dan faktor dari luar diri. 2.1.1.5 Teori-Teori Belajar Slameto 2010: 8 menyebutkan ada beberapa teori belajar yang perlu diketahui, di antaranya yaitu: 1 Teori Gestalt Belajar yang terpenting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang 19 penting bukan mengulang hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Prinsip belajar menurut teori Gestalt adalah belajar berdasarkan keseluruhan; belajar adalah suatu proses perkembangan; siswa sebagai organisme keseluruhan; terjadi transfer; belajar adalah reorganisasi pengalaman; belajar harus dengan insight; dan belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan, dan tujuan siswa. 2 Teori belajar menurut J. Bruner Belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Tahapan belajar Bruner ada tiga yaitu: tahap enaktif, ikonik, dan simbolik. 3 Teori Belajar dari Piaget Teori kognitif dari Piaget meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan oranisme, bukan pula pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil interaksi diantara keduanya. Tahapan perkembangan intelektual anak dibagi dalam 4 periode, yaitu: periode sensori-motor 0-2 tahun, peiode pra-operasional 2-7 tahun, periode operasional konkret 7-11 tahun, dan periode operasional formal 11- dewasa. Teori belajar yang sesuai dengan penelitian ini adalah teori belajar kognitif dari Piaget, karena dalam penelitian ini membahas tentang hasil belajar kognitif siswa kelas V sekolah dasar. Siswa kelas V termasuk ke dalam tahapan perkem- 20 bangan operasional konkret karena berada di usia 7 – 11 tahun. 2.1.1.6 Pengertian Pembelajaran Seseorang yang belajar tidak lepas dari orang yang mengajarkannya. Adanya proses interaksi antara guru dengan siswa saat belajar itulah yang dinamakan pembelajaran. Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Sama halnya dengan pendapat Al-Tabany 2014:19 yang menjelaskan bahwa pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Makna tersebut menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa, di mana antara keduanya terjadi komunikasi transfer yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar Sisdiknas, 2006:2. Seseorang belajar tentunya memiliki cara sendiri dalam memahami suatu informasi, dan cara belajar itulah yang sering kita kenal sebagai gaya belajar. Tidak semua orang memiliki cara yang sama dalam menyerap informasi, mereka memiliki cara yang unik dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. 21

2.1.2 Hakikat Gaya Belajar