Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

50 yang terjauh. d Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh dan kejadian-kejadian yang besar. e Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, dan keluarga. Masyarakat dan lingkungan memiliki peran yaitu selain menjadi sumber materi IPS juga sekaligus menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan konsep, teori- teori IPS yang diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan sekaligus dalam kehidupannya sehari-hari di masyarakat. 2 Strategi penyampaian pengajaran IPS Menurut Mukminan dalam Hidayati, 2008:1-27, strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak diri sendiri,keluarga, masyarakattetangga, kota, region, negara, dan dunia. Tip e kurikulum seperti ini disebut “The Wedining Horizon or Expanding Environment Curriculum ”. Tipe kurikulum tersebut, didasarkan pada asumsi bahwa anak pertama- tama dikenalkan atau perlu memperoleh konsep yang berhubungan dengan lingkungan terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya secara bertahap dan sistematis bergerak dalam lingkungan konsentrasi keluar dari lingkungan tersebut, kemudian mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi unsur- unsur dunia yang lebih luas.

2.1.5 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

51 Di Indonesia pada saat ini, anak usia SD dimulai dari umur 6 tahun sampai dengan 12 tahun. Secara psikologis, periode ini dikategorikan masa kanak-kanak akhir. Para pendidik menyebut masa tersebut sebagai masa sekolah dasar, sedangkan para psikolog menyebutnya sebagai masa berkelompok atau masa penyesuaian diri. Sesuai dengan pendidikan anak usia sekolah dasar, guru perlu memahami dengan benar sifat dan karakteristik siswa agar dapat mendidik dan mengajar dengan baik, sehingga potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa terbina dan terasah dengan optimal. Hidayati 2008: 1-29 menjelaskan karakteristik siswa SD berdasarkan kelas-kelas yang terdapat di SD. 1 Karakteristik pada masa kelas rendah SD Kelas 1, 2, dan 3 a. Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah. b. Suka memuji diri sendiri. c. Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting. d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang menguntungkan dirinya. e. Suka meremehkan orang lain. 2 Karakteristik pada masa kelas tinggi SD Kelas 4, 5, dan 6 a. Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari. b. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis. c. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus. d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah. 52 Menurut Piaget dalam Rifa’i dan Anni 2012 : 32–35, perkembangan kognitif mencakup empat tahap, yaitu : 1 Tahap Sensorimotorik 0-2 tahun. Pada tahap ini bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengkordinasikan pengalaman indera sensori mereka seperti melihat dan mendengar dengan gerakan motorik otot mereka menggapai dan menyentuh. Pada awal tahap ini, bayi hanya memperlihatkan pola reflektif untuk beradaptasi dengan dunia dan menjelang akhir tahap ini bayi menunjukkan pola sensorimotorik yang lebih kompleks. Selama dalam tahap ini, pengetahuan bayi tentang dunia adalah terbatas pada persepsi yang diperoleh dari penginderaannya dan kegiatan motoriknya. 2 Tahap Pra-operasional 2-7 Tahun. Pada tahap ini pemikiran anak bersifat simbolis, egoisentries, dan intuitif, sehingga tidak melibatkan pemikiran operasional. Pemikiran pada tahap ini terbagi menjadi dua sub-tahap, yaitu simbolik dan intutitif. Sub-tahap simbolis 2-4 tahun yaitu di mana anak secara mental sudah mampu mempresentasikan objek yang tidak nampak dan penggunaan bahasa mulai berkembang ditunjukkan dengan sikap bermain, sehingga muncul egoism dan animism. Sub-tahap intuitif 4-7 tahun yaitu pada tahap ini anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan. Disebut intuitif karena anak merasa yakin akan pengetahuan dan pemahaman mereka, namun belum menyadari bagaiamana mereka bisa mengetahui cara-cara yang mereka ingin ketahui. 3 Tahap Operasional Kongkrit 7-11 tahun. Pada tahap ini anak mampu mengoperasikan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda konkrit. 53 4 Tahap Operasional Formal 7-11 tahun. Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis. Pemikiran operasional formal tampak lebih jelas dalam pemecahan problem verbal. Pemikiran ini bisa menjadi fantasi, sehingga mereka seringkali menunjukkan keinginan untuk segera mewujudkan cita-citanya. Menurut Piaget dalam Hidayati, 2008: 1-29, usia siswa SD 7-12 tahun berada pada stadium operasional konkrit. Oleh karena itu, guru harus mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa, misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan sajian harus dibuat menarik bagi siswa. Hal ini dilakukan karena perhatian anak pada tingkat usia tersebut masih mudah beralih, artinya dalam jangka waktu tertentu perhatian anak dapat tertarik pada banyak hal, tetapi pada waktu tertentu pula perhatian anak berpindah-pindah.

2.1.6 Hubungan Gaya Belajar dengan Hasil belajar