59
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
Perhitungan rasio-rasio keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirtauli akan diuraikan pada bagian ini sesuai dengan maksud penulisan
skripsi. Rasio-rasio tersebut dihitung berdasarkan data-data yang diperoleh dari laporan laba rugi dan neraca selama periode waktu tahun 2001 sampai dengan
tahun 2005. Laporan keuangan PDAM Tirtauli ini disajikan berdasarkan data-data
aktiva lancar, aktiva tetap, hutang lancar, ekuitas, dan piutang perusahaan yang telah diolah yang dapat mempermudah perhitungan rasio.
Adapun aktiva lancar diperoleh dari kas dan bank, deposito, piutang, persediaan, biaya dibayar dimuka, uang kepada kontraktor, pembayaran dimuka pajak, dan
aktiva pajak tangguhan, sedangkan aktiva tetap diperoleh dari tanah, instalasi sumber air, instalasi pompa air, instalasi transmisidistribusi, dan instalasi umum.
Hutang lancar dapat diperoleh dari hutang usaha, hutang lain-lain, hutang pajak PpnPph pasal 23, dan bagian hutang jangka panjanga yang jatuh tempo, seangkan
hutang jangka panjang dapat diperoleh dari pinjaman ke Asian Development Bank.
Ekuitas dapat diperoleh dari modal, cadangan umum, akumulasi rugi tahun lalu, dan laba rugi tahun berjalan. Piutang dapat diperoleh dari piutang rekening air,
piutang ragu-ragu, piutang rekening non air, dan penyisihan piutang rekening air.
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 4.1 Data Aktiva Lancar, Aktiva Tetap, dan Piutang
Tahun Aktiva lancar
Aktiva tetap Piutang
2001 3.867.018.504
12.176.228.258 2.146.856.808
2002 4.807.571.635
12.055.604.619 3.633.565.708
2003 8.315.229.017
11.692.938.027 4.436.299.410
2004 5.638.400.708
13.242.100.143 3.306.530.460
2005 5.566.026.616
16.190.649.112 3.965.783.853
Sumber: Laporan Keuangan PDAM Tirtauli
Tabel 4.2 Data Hutang Lancar, Hutang Jangka Panjang, dan Ekuitas
Tahun Hutang lancar
Hutang Jangka Panjang
Ekuitas
2001 19.820.025.976
3.746.444.841 7.866.818.689
2002 23.511.258.291
3.110.720.220 10.098.739.401
2003 26.600.585.376
2.706.099.532 9.434.902.064
2004 31.529.030.255
2.301.478.844 10.770.996.668
2005 33.282.272.922
1.896.858.154 14.538.958.816
Sumber: Laporan Keuangan PDAM Tirtalui
Berikut ini adalah perhitungan rasio-rasio keuangan yang akan dianalisis:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
61
yang mampu membayar kewajiban jangka pendeknya tepat waktu berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran berupa akiva lancar yang lebih
besar daripada hutang lancar. Berikut ini adalah Perhitungan Rasio Likuiditas pada PDAM Tirtauli
untuk periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2005:
Universitas Sumatera Utara
62
Tabel 4.3 Perhitungan Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas 2001
2002 2003
1. Current Ratio
= Lancar
Kewajiban Lancar
Aktiva
976 .
025 .
820 .
19 504
3.867.018.
= 0,195 = 19,5
291 .
258 .
511 .
23 635
4.807.571.
= 0,204 = 20,4
376 .
585 .
600 .
26 017
8.315.229.
= 0,313 = 31,3
2. Quick Ratio
Lancar Kewajiban
Persediaan -
Lancar Aktiva
= 976
. 025
. 820
. 19
269 .
478 .
117 504
. 018
. 867
. 3
−
= 0,189 = 18,9
291 .
258 .
511 .
23 769
. 529
. 147
635 .
571 .
807 .
4 −
= 0,198 = 19,8
376 .
585 .
600 .
26 529
. 608
. 88
017 .
229 .
315 .
8 −
= 0,309 = 30,9
3. Net Working Capital
= Lancar
Kewajiban Lancar
Kewajiban Lancar
Aktiva −
976 .
025 .
820 .
19 976
. 025
. 820
. 19
504 .
018 .
876 .
3 −
= 0,808 = -80,4
291 .
258 .
511 .
23 291
. 258
. 511
. 23
635 .
571 .
807 .
4 −
= 0,796 = -79,6
376 .
585 .
600 .
26 376
. 585
. 600
. 26
017 .
229 .
315 .
8 −
= 0,687 = -68,7
4. Cash Ratio
=
Lancar Kewajiban
Kas
.976 19.820.025
603 1.344.839.
= 0,068 = 6,8
.291 23.511.258
8 674.357.41
= 0,029 = 2,9
.376 26.600.585
395 1.311.179.
= 0,049 = 4,9
Universitas Sumatera Utara
63
Rasio Likuiditas 2004
2005
1. Current Ratio
= Lancar
Kewajiban Lancar
Aktiva
255 .
030 .
529 .
31 708
. 400
. 638
. 5
= 0,179 = 17,9
922 .
272 .
282 .
33 616
5.566.026.
= 0,167 = 16,7
2. Quick Ratio
Lancar Kewajiban
Persediaan Kas
− =
255 .
030 .
529 .
31 277
. 536
. 77
708 .
400 .
638 .
5 −
= 0,272 = 27,2
922 .
272 .
282 .
33 52.496.685
- 616
5.566.026.
= 0,166 =16,6
3. Net Working Capital
= Lancar
Kewajiban Lancar
Kewajiban Lancar
Aktiva −
255 .
030 .
529 .
31 255
. 030
. 529
. 31
708 .
400 .
638 .
5 −
= 0,821 = -82,1
922 .
272 .
282 .
33 .922
33.282.272 -
616 5.566.026.
= 0.833 = -83,3
4. Cash Ratio
=
Lancar Kewajiban
Kas .255
31.529.030 9
926.304.80
= 0,029 = 2,9
.922 33.282.272
1 656.282.34
= 0,020 = 2
Sumber : Diolah dari laporan keuangan PDAM Tirtauli Pematangsiantar
Universitas Sumatera Utara
1. Current Ratio
Current ratio merupakan kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Dari hasil perhitungan pada tabel 4.4 dapat dilihat
bahwa pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 current ratio perusahaan tergolong sangat rendah dengan rata-rata rasio 21,6 dimana current ratio yang
tergolong baik adalah 100-200. Pada tahun 2001 current ratio perusahaan 0,195 yang berarti setiap satu rupiah kewajiban dijamin dengan 0,195 rupiah
aktiva lancar. Rendahnya current ratio ini pada perusahaan disebabkan nilai hutang lancar sangat tinggi jauh melebihi aktiva lancar perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar aktiva tetap perusahaan dibiayai oleh hutang lancar dan perusahaan sangat menggantungkan dirinya pada hutang lancar.
Hutang lancar perusahaan yang terlalu tinggi menunjukkan perusahaan beresiko tinggi yaitu terganggunya likuiditas dan modal kerja yang minim.
2 Quick Ratio
Quick ratio merupakan aktiva lancar dikurangi persediaan untuk membayar hutang lancar. Penghilangan persediaan ini karena persediaan memerlukan jangka
waktu yang agak lama untuk dikonversi menjadi kas. Dari perhitungan rasio pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa quick ratio perusahaan tergolong sangat rendah
dengan rata-rata rasio 22,68. Pada tahun 2001 nilai quick ratio perusahaan 18,9 yang berarti setiap satu rupiah hutang lancar dijamin dengan 0,19 rupiah
aktiva yang cepat diuangkan. Sama dengan current ratio, rendahnya rasio ini disebabkan oleh tingginya hutang perusahaan. Dari perhitungan juga dapat dilihat
bahwa nilai dari aktiva lancar sebagian besar tertanam pada kas dan piutang
Universitas Sumatera Utara
65
karena PDAM sendiri tidak memiliki persediaan produk yang dihasilkan, yaitu air bersih. Persediaaan hanya dalam bentuk alat tulis kantor dan bahan ilmiah.
3 Net Working Capital NWC
Rasio modal kerja bersih digunakan untuk mengetahui rasio modal bersih. Rasio modal kerja bersih adalah sebesar besar modal kerja bersih yang dimiliki
perusahaan dibandingkan dengan kewajiban lancar. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa nilai net working capital perusahaan bernilai negatif yang
disebabkan oleh jumlah kewajiban lancar yang lebih besar dari aktiva lancar yang menghasilkan nilai modal kerja negatif. Kondisi ini menggambarkan resiko yang
tinggi yaitu rendahnya kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya. 4
Cash Ratio Rasio ini menunjukkan kemampuan untuk membayar hutang yang hasrus segera
dibayar dengan kas yang tersedia. Dari hasil perhitungan dapat dilihat rata-rata cash ratio masih rendah yaitu 3,9 dimana cash rastio yang tergolong baik
adalah antara 5-10. Pada tahun 2001 cash ratio perusahaan 6,8 yang berarti setiap satu rupiah hutang lancar dijamin dengan 0,068 rupiah kas. Pada tahun
2001 dan 2003 nilai cash ratio perusahaan baik namun pada tahun 2002, 2004, dan 2005 mengalami penurunan disebabkan nilai kas perusahaan semakin rendah
sementara hutang perusahaan semakin tinggi.
Universitas Sumatera Utara
66
Tabel 4.4 Perubahan Rasio Likuiditas
dalam persen
Tahun Current Ratio
Quick Ratio NWC
Cash Ratio 2001
19,5 18,9
80,4 6,8
2002 20,4
19,8 79,6
2,9 2003
31,3 30,9
68,7 4,9
2004 17,9
27,2 82,1
2,9 2005
16,7 16,6
83,3 2,0
Sumber: Laporan Keuangan PDAM Tirtauli
10 20
30 40
50 60
70 80
90
2001 2002
2003 2004
2005 Current Ratio
Quick Ratio NWC
Cash Ratio
Gambar 4.1. Perubahan Rasio Likuiditas Sumber : Diolah dari laporan kleuangan PDAM Tirtauli Pematangsiantar
Universitas Sumatera Utara
67
b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini juga mengukur sejauh mana
perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio solvabilitas memberikan ukuran atas dana yang disediakan pemilik dibandingkan dengan keuangan yang diberikan kreditur
perusahaan. Berikut ini adalah Perhitungan Rasio Solvabilitas pada PDAM Tirtauli untuk
periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2005:
Universitas Sumatera Utara
68
Tabel 4.5 Perhitungan Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas 2001
2002 2003
1. Debt to Assets Ratio
=
Aktiva Total
Kewajiban Total
593 .
662 .
806 .
18 332
. 982
. 333
. 24
= 1,294 = 129,4
575 .
151 .
656 .
19 026
. 392
. 415
. 27
= 1,395 = 139,5
310 .
547 .
045 .
23 424
. 950
. 140
. 30
= 1,308 = 130,8
2. Debt to Equity Ratio
=
ekuitas Total
Kewajiban Total
689 .
818 .
866 .
7 332
. 982
. 333
. 24
= 3,093 = -309,3
401 .
739 .
098 .
10 026
. 392
. 415
. 27
= 2,715 = -271,5
064 .
902 .
434 .
9 424
. 950
. 140
. 30
= 3,195 = -319,5
3. Long Term Debt to Equity Ratio
= Sendiri
Modal Panjang
Jangka Hutang
689 .
818 .
866 .
7 841
3.746.444.
= 0,476 = -47,6
401 .
739 .
098 .
10 220
3.110.720.
= 0,308 = -30,8
064 .
902 .
434 .
9 532
2.706.099.
= 0,287 = -28,7
Universitas Sumatera Utara
69
Rasio Solvabilitas 2004
2005
1. Debt Total Assets Ratio
=
Aktiva Total
Kewajiban Total
897 .
772 .
272 .
26 615
. 270
. 704
. 34
= 1,321 = 132,1
526 .
094 .
371 .
25 392
. 554
. 570
. 37
= 1,608 = 160,8
2. Debt to Equity Ratio
=
ekuitas Total
Kewajiban Total
668 .
996 .
770 .
10 615
. 270
. 704
. 34
= 3,501 = -350.1
816 .
958 .
538 .
14 392
. 554
. 570
. 37
= 2,584 = -258.4
3. Long Term Debt to Equity Ratio
= Sendiri
Modal Panjang
Jangka Hutang
689 .
818 .
866 .
7 844
2.301.478.
= 0,293 = -29,3
689 .
818 .
866 .
7 154
1.896.858.
= 0,241 = -24,1
Sumber : Diolah dari laporan keuangan PDAM Tirtauli Pematangsiantar
Universitas Sumatera Utara
70
1 Debt to Assets Ratio DAR
Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Pada tahun 2001 debt to
asset ratio perusahaan adalah sebesar 129,4 yang berarti bahwa untuk tahun 2003 persentase aktiva yang didanai dari hutang adalah sebesar 129,4. Dari hasil
perhitungan rasio pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai dari DAR secara keseluruhan nilai DAR perusahaan masih terlalu tinggi yaitu dengan rata-rata
138,52 dimana nilai ideal dari rasio ini adalah 50, yang artinya hutang perusahaan melebihi aktiva perusahaan. Hutang perusahaan yang terlalu besar
sangat berbahaya bagi perusahaan, karena hutang yang besar menunjukkan resiko yang besar.
2 Debt to Equity Ratio DER
Rasio ini menunjukkan persentase dana oleh pemegang saham terhadap pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan itu
sendiri. Dari hasil perhitungan rasio solvabilitas pada tabel 4.4 DER perusahaan bernilai negatif karena ekuitas atau modal perusahaan bernilai negatif. Ekuitas
perusahaan bernilai negatif disebabkan oleh kerugian yang terus-menerus dialami perusahaan dari tahun ke tahun. Yang menjadi penyebab kerugian ini, antara lain
tingginya tingkat kehilangan air, tarif yang tidak sesuai, dan penurunan penjualan air akibat penghematan pemakaian air oleh pelanggan.
Disamping itu dapat dilihat bahwa nilai negatif DER perusahaan sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh tingginya hutang perusahaan apabila dibandingkan
dengan modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
71
3 Long Term Debt to Equity Ratio
Hutang jangka panjang didefenisikan sebagai hutang masa jatuh tempo pembayarannya diatas 1 tahun umumnya 5 tahun atau lebih. Dari hasil
perhitungan dapat dilihat bahwa rasio ini bernilai negatif yang disebabkan oleh modal sendiri perusahaan bernilai negatif. Ekuitas perusahaan bernilai negatif
disebabkan oleh kerugian yang terus-menerus dialami perusahaan dari tahun ke tahun.
Tabel 4.6 Perubahan Rasio Solvabilitas
dalam persen
Tahun DAR
DER LTDER
2001 125,3
-299,6 -0,476
2002 135,4
-263,6 -0,308
2003 127,2
-310,6 -0,287
2004 128,8
-314,1 -0,293
2005 138,6
-242,0 -0,241
Sumber: Laporan Keuangan PDAM Tirtauli
Universitas Sumatera Utara
72
-350 -300
-250 -200
-150 -100
-50 50
100 150
200
2001 2002
2003 2004
2005
DAR DER
LTDER
Gambar 4.2. Perubahan Rasio Solvabilitas Sumber : Diolah dari laporan kleuangan PDAM Tirtauli Pematangsiantar
c. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,
kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya Harahap, 2006:304.
Berikut ini adalah Perhitungan Rasio Profitabilitas pada PDAM Tirtauli untuk periode 2001 smpai dengan tahun 2005:
Universitas Sumatera Utara
73
Tabel 4.7 Perhitungan Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas 2001
2002 2003
1. Gross Profit Margin
=
Bersih Penjualan
Kotor Laba
975 .
232 .
086 .
9 566
. 786
. 107
. 4
= 0,452 = 45,2
275 .
234 .
175 .
13 984
. 180
. 736
. 7
= 0,587 = 58,7
338 .
557 .
123 .
20 143
. 627
. 810
. 12
= 0,636 = 63,6
2. Net Profit Margin
= Bersih
Penjualan Bersih
Laba
975 .
232 .
086 .
9 993
. 532
. 824
. 3
= 0,421 = -42,1
275 .
234 .
175 .
13 962
. 106
. 320
. 2
= 0,176 = -17,6
338 .
557 .
123 .
20 766
. 426
. 346
= 0,017 = 1,7
3. Return On Assets ROA
=
Akiva Total
Bersih Laba
593 .
662 .
806 .
18 993
. 532
. 824
. 3
= 0,203 = -20,3
575 .
151 .
656 .
19 962
. 106
. 320
. 2
= 0,118 = -11,8
310 .
547 .
045 .
23 766
. 426
. 346
= 0,015 = 1,5
4. Return on Equity ROE
=
Ekuitas Rata
- Rata
Bersih Laba
120 .
083 .
542 .
10 993
. 532
. 824
. 3
= 0,363 = 36,3
120 .
083 .
542 .
10 962
. 106
. 320
. 2
= 0,220 = 22
120 .
083 .
542 .
10 766
. 426
. 346
= 0,033 = -3,3
Universitas Sumatera Utara
74
Rasio Profitabilitas 2004
2005
1. Gross Profit Margin
=
Bersih Penjualan
Kotor Laba
855 .
642 .
833 .
20 744
. 423
. 334
. 13
= 0,640 = 64
100 .
533 .
170 .
20 282
. 400
. 632
. 12
= 0,626 = 62,6
2. Net Profit Margin
= Bersih
Penjualan Bersih
Laba
855 .
642 .
833 .
20 373
. 568
. 952
= 0,046 = -4,6
100 .
533 .
170 .
20 148
. 962
. 767
. 3
= 0,187 = -18,7
3. Return On Assets ROA
=
Akiva Total
Bersih Laba
897 .
772 .
272 .
26 373
. 568
. 952
= 0,036 = -3,6
526 .
094 .
371 .
25 148
. 962
. 767
. 3
= 0,148 = -14,8
4. Return on Equity
=
Ekuitas Rata
- Rata
Bersih Laba
120 .
083 .
542 .
10 373
. 568
. 952
= 0,090 = 9
120 .
083 .
542 .
10 148
. 962
. 767
. 3
= 0,357 = 35,7
Sumber : Diolah dari laporan keuangan PDAM Tirtauli Pematangsiantar
Universitas Sumatera Utara
75
1 Gross Profit Margin Ratio GPM
Gross Profit Margin adalah penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dibagi penjualan bersih. Rasio ini berguna untuk mengetahui keuntungan kotor
perusahaan dari setiap barang yang dijual. Jadi, dengan mengetahui rasio ini, kita bisa mengetahui bahwa untuk setiap satu barang yang terjual, perusahaan
memperolah keuntungan kotor sebesar x rupiah. Dari hasil perhitungan rasio profitabilitas pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai GPM perusahaan cenderung
meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan laba kotor dan penjualan bersih perusahaan. Peningkatan dalam margin keuntungan
kotor berarti ada peningkatan manajemen dalam menghasilkan margin penjualan. Pada tahun 2001, saat laba kotor Rp.4.107.786.566, besar GPM adalah 45,2
yang berarti bahwa untuk setiap satu rupiah penjualan, perusahaan mendapatkan margin kotor sebesar 0,45 rupiah. margin penjualan.
Peningkatan dalam margin keuntungan kotor berarti ada peningkatan manajemen dalam menghasilkan lanjut terhadap rasio ini, kita harus melihat struktur biaya
penjualan, biaya administrasi, dan biaya lain-lain yang akan berpengaruh terhadap keuntungan bersih.
2 Net Profit Margin NPM
Rasio ini menunjukkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan. Rasio ini menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh
perusahaan untuk setiap penjualan karena memasukkan semua unsur pendapatan dan biaya. Semakin tinggi angka rasio yang diperoleh akan semakin baik. Dari
tahun 2001 sampai tahun 2005 kecuali tahun 2005 kecuali tahun 2003, nilai dari
Universitas Sumatera Utara
76
rasio ini bernilai negatif disebabkan oleh perusahaan mengalami kerugian pada tahun tersebut.
Dari hasil perhitungan pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa NPM perusahaan cenderung meningkat dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 bernilai negatif
yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001 saat perusahaan merugi sebesar Rp.3.824.532.993, nilai NPM
perusahaan adalah -42,1, yang berarti setiap seratus rupiah penjualan perusahaan merugi sebesar 42 rupiah. Kerugian perusahaan diakibatkan oleh
peningkatan biaya terutama biaya administrasi dan umum perusahaan yang cukup besar. Walaupun perusahaan berhasil memperolah laba pada tahun 2003, laba ini
masih sangat kecil hanya sebesar 1,7 dari penjualan bersih. 3
Return on Assets ROA Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dari setiap rupiah aset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya
dalam kegiatan operasional perusahaan. Semakin tinggi angka ROA yang diperoleh akan semakin baik pula. Dari tahun 2001 sampai tahun 2005, kecuali
tahun 2003 rasio ini bernilai negatif yang disebabkan perusahaan merugi pada tahun tersebut. Nilai rasio yang negatif menggambarkan perusahaan tidak mampu
menghasilkan laba secara efektif.
Universitas Sumatera Utara
77
4 Return on Equity ROE
Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang diperoleh oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Dari hasil perhitungan pada
tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai ROE perusahaan dari tahun 2001 sampai tahun 2005 kecuali tahun 2003 bernilai positif. Nilai positif ini diperoleh karena baik
laba maupun ekuitas perusahaan sama-sama bernilai negatif. Sedangkan pada tahun 2003 ROE bernilai negatif karena perusahaan memperoleh laba sementara
ekuitas perusahaan negatif. Jadi, nilai positif ini bukan berarti baik bagi perusahaan.
Tabel 4.8 Perubahan Rasio Profitabilitas
dalam persen
Tahun GPM
NPM ROA
ROE 2001
45,2 -42,1
-20,3 36,3
2002 58,7
-17,6 -11,8
22 2003
63,6 1,7
01,5 -3,3
2004 64
-4,6 -3,6
9 2005
62,6 -18,7
-14,8 35,7
Sumber: Laporan Keuangan PDAM Tirtauli
Universitas Sumatera Utara
78
-60 -40
-20 20
40 60
80
2001 2002
2003 2004
2005
GPM NPM
ROA ROE
Gambar 4.3. Perubahan Rasio Profitabilitas Sumber : Diolah dari laporan kleuangan PDAM Tirtauli Pematangsiantar
d. Rasio Aktvitas
Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan pembelian, dan kegiatan
lainnya. Rasio ini digunakan dengan membandingkan penjualan denagn berbagai investasi
dalam aktiva sehingga dapat mengetahui seberapa lancar jalannya kegiatan operasional perusahaan sehari-hari.
Berikut ini adalah Perhitungan Rasio Aktivitas pada PDAM Tirtauli untuk periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2005:
Universitas Sumatera Utara
79
Tabel 4.9 Perhitungan Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas 2001
2002 2003
1. Receivable Turnover
= Dagang
Piutang Rata
Rata Bersih
Penjualan −
248 .
807 .
497 .
3 975
. 232
. 089
. 9
= 2,599 kali
248 .
807 .
497 .
3 275
. 234
. 175
. 13
= 3,767 kali
248 .
807 .
497 .
3 338
. 557
. 123
. 20
= 5,753 kali 2.
Rata-rata Penerimaaan Piutang =
Turnover Receivable
365
599 ,
2 365
= 140 hari 767
, 3
365
= 97 hari 753
, 5
365
= 63 hari 3.
Total Assets Turnover =
Aktiva Rata
Rata Bersih
Penjualan −
780 .
445 .
630 .
22 975
. 232
. 089
. 9
= 0,402 kali
780 .
445 .
630 .
22 275
. 234
. 175
. 13
= 0,582 kali
780 .
445 .
630 .
22 338
. 557
. 123
. 20
= 0,889 kali
Universitas Sumatera Utara
80
Rasio Aktivitas 2004
2005
1. Receivable Turnover
= Dagang
Piutang Rata
Rata Bersih
Penjualan −
248 .
807 .
497 .
3 855
. 642
. 833
. 20
= 5,956 kali
248 .
807 .
497 .
3 100
. 533
. 170
. 20
= 5,767 kali 2.
Rata-rata Penerimaaan Piutang =
Turnover Receivable
365
956 ,
5 365
= 61 hari 767
, 5
365
= 63 hari 3.
Total Assets Turnover =
Aktiva Rata
Rata Bersih
Penjualan −
780 .
445 .
630 .
22 855
. 642
. 833
. 20
= 0,921 kali
780 .
445 .
630 .
22 100
. 533
. 170
. 20
= 0,891 kali
Sumber : Diolah dari laporan keuangan PDAM Tirtauli Pematangsiantar
Universitas Sumatera Utara
81
1 Receivable Turnover
Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini akan semakin
baik kemampuan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki. Dari hasil perhitungan rasio aktivitas pada tabel 4.9, receivable turnover
perusahaan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan penjualan bersih perusahaan. Pada tahun 2002 nilai rasio ini
adalah 2,599 kali yang berarti dalam satu tahun perusahaan mampu mengkonversi piutang menjadi kas sebesar 2,599 kali. Demikian pula untuk tahun-tahun
selanjutnya. 2
Rata-rata Penerimaan Piutang Dengan melihat rasio ini, kita bisa melihat dalam jangka waktu berapa hari
piutang akan bisa diubah menjadi kas atau ditagih. Dari hsil perhitungan pada tabel 4.9 rata-rata penerimaan piutang dari tahun ke
tahun censerung menurun, dimana rata-rata penerimaan piutang pada tahun 2001 sampai tahun 2005 berturut-turut adalah 140 hari, 97 hari, 63 hari, 61 hari, dan 63
hari. Semakin cepat kinerja perusahaan dalam mengelola piutang akan semakin baik
kinerja perusahaan dalam mengelola piutang. Rata-rata penerimaan piutang yang ideal maximal adalah 60 hari.
Universitas Sumatera Utara
82
3 Total Assets Turnover
Kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan digambarkan dalam rasio ini. Dengan melihat rasio ini
kita bisa mengetahui efektivitas penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Dari hasil perhitungan pada tabel 4.9 TAT perusahaan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kenaikan ini sejalan dengan peningkatan penjualan bersih
perusahaan. Pada tahun 2001 diperoleh rasio TAT sebesar 0,402 kali yang berarti untuk setiap
satu rupiah aktiva, perusahaan menghasilkan 0,402 rupiah penjualan, demikian pula tahun-tahun selanjutanya. Namun nilai dari rasio ini sangat rendah dimana
TAT bagi perusahaan yang produktif harus diatas 1. Rendahnya nilai rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan kurang mampu memanfaatkan aktivanya secara
efektif dalam menghasilkan ataupun meningkatkan penjualan.
Tabel 4.10 Perubahan Rasio Aktivitas
Tahun RT
kali RPP
hari TAT
kali 2001
2,599 140
0,402 2002
3,767 97
0,582 2003
5,753 63
0,889 2004
5,956 61
0,921 2005
5,767 63
0,891
Sumber: Laporan Keuangan PDAM Tirtauli
Universitas Sumatera Utara
83
1 2
3 4
5 6
7
2001 2002
2003 2004
2005 RT kali
TAT kali
RPP hari
50 100
150
2001 2002
2003 2004
2005 RPP hari
Gambar 4.4. Perubahan Rasio Aktivitas Sumber : Diolah dari laporan kleuangan PDAM Tirtauli Pematangsiantar
Universitas Sumatera Utara
84
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan penulis, dapat dikatakan bahwa likuiditas perusahaan buruk, solvabilitasnya buruk,
profitabilitasnya dalam hal margin baik, tapi dalam ROA-nya buruk, sedangkan aktivitas perusahaan dapat dikatakan baik. Likuiditas yang baik terkadang dapat
membuat profitabilitas menjadi buruk karena ada kemungkinan terdapat aset yang menganggur, sehingga tidak maksimal dalam menghasilkan keuntungan. Pada
PDM Tirtauli karena likuiditas yang sudah terlalu buruk, hutang melebihi aset menyebabkan profitabilitas buruk. Aktivitas yang baik dapat membuat
profitabilitas perusahaan menjadi baik, karena bila aktivitas baik berarti perputaran aktiva baik dalam menghasilkan profit. Dalam hal ini PDAM Tirtauli
rasio aktivitasnya baik dalam perputaran piutang, tapi tidak pada perputaran aktivanya sehingga profitabilitasnyapun buruk. Solvabilitas baik pada perusahaan
juga dapat membuat profitabilitas perusahaan baik. Dalam hal ini solvabilitas PDAM Tirtauli sangat buruk, dimana hutang pengusaha sangat tinggi dan
melebihi aktivanya yang berarti perusahaan sangat tergantung pada hutang.
Universitas Sumatera Utara
85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN