Program Perancangan Strategi Pengembangan

Untuk menambah informasi mengenai SDM di objek wisata alam ini, penulis juga mengajukan pertanyaan yang sama kepada Staff Khusus Pengelola Objek Wisata Pemandian Air Panas Doulu yaitu Bapak Edison Barus. Beliau menjawab : “ Personalia yang ada belum memadai. Dari segi pendidikan juga masih minim, ada yang tamat SD, SLTP dan SLTA. Sesungguhnya pendidikan di bidang pariwisata yang diberikan juga dapat dikatakan belum ada. Yang kami tempuh hanya berupa penyuluhan tentang pariwisata, dulunya dari Kadis sebelumnya. Kalau dari Pemda pernah dilakukan studi banding ke Pantai Cermin. Jadi, pegawai dibawa ke sana dengan tujuan untuk menambah pengetahuan mereka tentang kepariwisataan.” Berdasarkan informasi tersebut diketahui bahwa kuantitas personalia yang tersedia saat ini masih sangat kurang. Dari segi kualitas, tenaga pegawai yang ada masih rendah dengan tingkat pendidikan mulai dari SD, SLTP dan SLTA. Pendidikan dan pelatihan yang pernah diberikan kepada tenaga pegawai yang bekerja di lokasi wisata adalah berupa penyuluhan tentang kepariwisataan dan memberikan kesempatan untuk mengikuti studi banding ke Pantai Cermin.

4.2.5. Program Perancangan Strategi Pengembangan

Seperti diketahui bahwa kepariwisataan merupakan sektor yang dinamis, dimana perlu dilakukan pembenahan dan pengembangan sesuai dengan kebutuhan dan perubahan-perubahan yang terjadi di kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, untuk mempertahankan dan meningkatkan daya tarik suatu objek wisata, sudah sepatutnya dibuat program perancangan strategi pengembangan untuk masa mendatang. Untuk mengetaui tentang program perancangan strategis pengembangan yang akan dilakukan oleh Dinas terhadap objek wista pemandian air panas Raja Berneh Doulu, penulis bertanya kepada Kepala Bidang Bina Objek dan Data Tarik Wisata Ibu Era Angela S, SS. MM. Pertanyaan yang diajukan adalah : Bagaimana perspektif objek wisata ini di masa mendatang ? Apa yang menjadi harapan pemerintah terhadap kesinambungan Universitas Sumatera Utara fungsi objek wisata pemandian air panas Doulu ini secara khusus dan pariwisata di Karo secara umum ? Beliau menjawab : “ Untuk selanjutnya, Pemda harus melakukan tindak lanjut terhadap pengembangan objek wisata ini, pemandian air panas Raja Berneh kan merupakan aset yang cukup besar yang dimiliki oleh Karo. Untuk mengharapkan PAD dari objek wisata ini, Pemda harus juga berani melakukan terobosan-terobosan dan gebrakan baru, supaya objek wisata ini tidak kehilangan peminat. Saya akin, jika semua pihak memberikan perhatian yang serius untuk objek wisata ini, pendapatan yang akan diperoleh dari objek wisata ini akan sangat meningkat. Saat ini saja penerimaan yang diperoleh sudah besar, apalagi kalau dikelola lebih baik, pasti meningkat pesat.” Dari jawaban tersebut dapat diketahui bahwa pihak Dinas yakin bahwa pengembangan objek wisata air panas Doulu harus ditingkatkan dan ditindaklanjuti. Pemerintah Daerah diharapkan terus melakukan terobasan-terobasan baru untuk mengembangkan objek wisata yang ada di desa Doulu ini. Dijelaskan bahwa saat ini, objek wisata pemandian air panas Doulu telah berhasil menghasilkan penerimaan cukup besar bagi daerah. Dinas yakin jika semua pihak memberikan perhatian yang serius terhadap pengembangan kawasan wisata ini, dipastikan bahwa penerimaan daerah di masa mendatang akan meningkat pesat. Selanjutnya penulis ingin mengetahui lebih mendalam tentang program perancangan strategi pengembangan yang akan dilakukan oleh Pemda terhadap objek wisata di kawasan Doulu ini. Oleh karena itu, penulis juga bertanya kepada salah seorang Staff Khusus Pengelola Objek Wisata Pemandian Air Panas Raja Berneh Doulu yaitu Bapak Antoni Ginting. Adapun pertanyaan yang diajukan adalah : Apa yang menjadi harapan Bapak terhadap pengembangan objek wisata ini dimasa mendatang sehingga objek wisata ini dapat menjadi salah satu sumber andalan dalam meningkatkan PAD Kabupaten Karo ? Kebijakan seperti apa yang seharusnya dilakukan oleh Pemda lebih lanjut ? Universitas Sumatera Utara Beliau menjawab : “ Di masa mendatang, fasilitas di lokasi wisata alam ini harus ditambah. Menurut saya, perlu direncanakan untuk membuat lapangan parkir yang lain di lokasi wisata selain yang telah ada saat ini. Bagaimanapun perkembangan jumlah penduduk akan mempengaruhi jumlah pengunjung ke objek wisata pemandian air panas. Kadang kala, di saat libur, areal parkir yang tidak cukup untuk menampung kendaraan pengunjung. Dari segi kebijakan, promosi harus ditingkatkan lagi supaya objek wisata ini semakin dikenal di seluruh wilayah Indonesia.” Berdasarkan informasi diatas, dapat diketahui bahwa perlu dilakukan program strategi pengembangan selanjutnya terhadap objek wisata alam di Doulu ini. Menurut informan, perlu adanya penambahan areal parkir karena areal parkir yang ada pada saat ini tidak cukup menampung kendaraan pengunjung yang datang. Diperkirakan, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka jumlah pengunjung yang akan berkunjung ke Doulu juga bertambah. Program selanjutnya adalah dengan meningkatkan promosi sehingga objek wisata ini lebih dikenal di seluruh kawasan di Indonesia. Pertanyaan yang sama penulis ajukan juga kepada Kepala Seksi pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata yaitu Bapak Musa Ginting, SH. Beliau menjawab : “ Harus ada tindak lanjut yang serius terhadap pengembangan objek wisata pemandian air panas. Di masa mendatang direncanakan pengembangan kawasan wisata ini akan diiringi dengan pengembangan budaya dan seni daerah. Artinya, kawasan wisata ini akan dilengkapi dengan ornamen-ornamen budaya Karo. Program tersebut direncanakan akan mulai diusulkan tahun depan. Untuk mendukung hal tersebut, akan dibuat juga program pentas seni daerah di lokasi wisata ini. Jadi, budaya kita semakin berkembang dan tetap terpelihara.” Berdasarkan informasi tersebut diketahui bahwa Pemda telah merancang program strategi pengembangan untuk objek wisata di Doulu ini, yaitu program pengembangan yang diiringi dengan pengembangan budaya dan seni daerah. Beberapa diantaranya adalah dengan memperlengkapi kawasan wisata tersebut dengan ornamen- Universitas Sumatera Utara ornamen budaya Karo, dan rencana pelaksanaan pentas seni budaya di lokasi wisata ini. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelestarian budaya Karo. Program perancangan tersebut akan mulai diusulkan tahun depan. Untuk menambah informasi tentang hal tersebut, penulis juga bertanya kepada salah satu anggota Dewan Kabupaten Karo yaitu Bapak Robert Sinuhaji, dengan pertanyaan : Menurut pendapat Bapak, seperti apa langkah pengembangan yang perlu dilakukan ke depan untuk memaksimalkan fungsi objek wisata ini, sehingga kebedaraannya dapat diandalkan menjadi salah satu sumber PAD ? Apakah ada strategi tertentu ? Beliau menjawab : “ Yang pertama sekali harus dilakukan Pemda adalah dengan memberikan perhatian yang lebih serius terhadap objek wisata ini. Artinya, objek wisata pemandian air panas yang ada di Doulu yang merupakan asset besar bagi daerah harus diperhatikan, supaya semakin dikenal dan diminati banyak orang. Selain itu, dari sisi anggaran, harus ditingkatkan. Perda untuk pengelolaan pariwisata harus dbuat supaya pengelolaannya semakin terarah. Pemda juga harus lebih terbuka dengan masyarakat luas dan pelaku bisnis, seperti pihak hotel atau penginapan, restoran, dan lain-lain, sehingga objek wisata ini lebih menarik dan memberikan banyak fasilitas kepada setiap pengunjung, jadi pengunjung merasa nyaman dan akan tinggal lebih lama. Hal ini juga akan meringankan beban Pemda dalam hal keterbatasan dana. Dengan mengundang pihak luar, masalah dana dapat diminimalisir. Pihak-pihak tersebut dengan sendirinya akan membuka dan mengupayakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan, namun tentunya terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari pemerintah. Pengembangan selanjutnya secara operasional dilakukan oleh Dinas Pariwisata dengan memperhatikan sarana dan prasarana yang masih kurang disana.” Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa menurut beliau, Pamda harus memberikan perhatian yang lebih serius terhadap pengembangan kawasan wisata alam ini mengingat kawasan wisata ini merupakan salah satu asset yang berarti bagi daerah. Pengembangan akan berhasil jika ketersediaan dana dan kerjasama dengan berbagai pihak diupayakan dengan baik. Beliau berpendapat bahwa dengan mengadakan kerjasama dengan pemerintah provinsi dan pusat, pihak swasta dan masyarakat pelaku Universitas Sumatera Utara bisnis, pengembangan objek wisata ini akan maksimal. Pihak-pihak tersebut akan membantu Pemda dalam mengatasi keterbatasan dana yang dianggarkan untuk objek wisata ini. Namun, tentu saja kerjasama tersebut harus sesuai dengan ketetapan pemerintah. Dengan demikian fasilitas-fasilitas yang masih kurang dapat dilengkapi sehingga kebutuhan para pengunjung dapat dipenuhi. Jika hal ini terwujud, maka arus pengunjung akan semakin meningkat dan pengunjung merasa betah untuk tinggal lebih lama di objek wisata tersebut. Selanjutnya penulis menanyakan tentang hal-hal apa yang menjadi harap Dinas terhadap objek wisata pemandian air panas Doulu di masa mendatang. Penulis bertanya kepada Kepala Seksi Informasi dan Promosi Pariwisata Ibu Pintamuli Pinem dengan pertanyaan : Apa harapan Ibu atau apa yang harus dilakukan di masa mendatang perilah keberadaan objek wisata yang ada di kawasan Doulu ini sehingga semakin baik ? Beliau menjawab : “ Menurut saya program pengembangan yang perlu dipikirkan terlebih dahulu adalah dari SDM. Para pegawai di kawasan wisata, tidak terkecuali di objek wisata pemandian air panas harus diberikan pelatihan tentang pariwisata. Dengan modal pengetahuan berwawasan wisata, setiap karyawan dapat memberikan pelayanan prima kepada setiap pengunjung. Dengan begitu, para pengunjung nyaman dan merasa betah untuk tinggal lebih lama. Hal lain yang menurut saya paling penting adalah perihal promosi. Saya berharap promosi harus lebih giat lagi terutama ke daerah-daerah yang sudah maju. Bagaimanapun, akan sangat baik kita kita dapat mencontoh strategi keberhasilan yang dilakukan oleh daerah-daerah wisata yang telah maju. Promosi melalui media, baik massa maupun elektronik sebaiknya ditingkatkan.”. Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa beliau mengharapkan dilakukannya pelatihan dan pengetahuan tentang kepariwisataan kepada tenaga pekerja pegawai di lokasi wisata. Dengan pengetahuan yang cukup, para pegawai dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada setiap pengunjung. Selain itu, beliau berharap supaya kegiatan promosi baik melalui media massa maupun elektronik lebih ditingkatkan lagi terutama kedaerah-daerah wisata yang telah maju. Menurut beliau, Universitas Sumatera Utara adalah sangat baik jika Karo dapat mencontoh strategi yang dilakukan oleh daerah- daerah yang telah maju sektor pariwisatanya. Untuk memperkaya informasi tentang hal diatas, pada kesempatan yang berbada, penulis juga mengajukan pertanyaan yang sama kepada salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Kabupaten Karo, yaitu Bapak Robert Sinuhaji. Adapun pertanyaan yang diajukan adalah : Apa harapan Bapak terhadap kesinambungan fungsi objek wisata pemandian air panas ini dimasa mendatang ? Beliau menjawab : “ Sebenarnya, tidak hanya kawasan wisata pemandian air panas Raja Berneh saja. Sudah seharusnya potensi yang kita miliki harus dimaksimalkan untuk kepentingan rakyat. Secara khusus untuk objek wisata pemandian air panas sendiri, harus dikembangkan secara berkelanjutan karena keberadaannya yang sudah cukup lama sekaligus karena objek wisata ini merupakan asset yang cukup potensial. Perhatian Pemda terhadap objek wisata ini harus dilanjutkan lebih intensif ke tingkat provinsi dan pusat, sehingga anggarandana untuk mengembangkan kawasan wisata ini dapat dilobi. Dengan adanya komunikasi yang baik dengan instansipihak lain, saya rasa akan lebih baik, kalau bisa diupayakan supaya pada pencairan dana khusus untuk pengembangan objek wisata ini. Pihak Pemda juga maunya membuka diri dengan pihak-pihak LSM dan pihak swasta. Dengan demikian, pengembangan objek wisata ini dapat maksimal.” Dari jawaban di atas diketauhi bahwa anggota DPRD sebagai wakil rakyat Kabupaten Karo, mengharapkan agar semua potensi yang dimiliki oleh daerah dapat dikembangkan untuk kepentingan masyarakat. Beliau mengharapkan dilakukannya pengembangan secara berkelanjutan, terutama untuk objek wisata pemandian air panas yang merupakan salah satu asset yang cukup berarti bagi daerah. Pemda harus memberikan perhatian yang lebih serius untuk pengembangan objek wisata ini. Beliau menambahkan bahwa promosi objek wisata pemandian air panas harus semakin ditingkatkan terutama melalui lobi dengan Pemerintah Provinsi atau Pusat, dalam hal ini instansi terkaita. Beliau berpendapat, jika Pemda dapat mengadakan komunikasi yang baik dengan tingkat provinsi dan pusat, maka anggaran untuk pengembangan objek wisata tersebut akan lebih mudah didapatkan. Selain itu, beliau juga mengharapkan agar Universitas Sumatera Utara pihak Pemda lebih “membuka diri” artinya menerima masukan-masukan dan mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak luar seperti LSM dan swasta. Dengan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak tersebut, maka pengembangan terhadap objek wisata ini akan lebih mudah.

4.2.6. Retribusi dari Objek Wisata Pemandian Air Panas Doulu