Pendidikan dan Pelatihan Pelaksanaan Wawancara

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa dana yang disediakan untuk kegiatan promosi untuk tahun 2010 hanya dengan pencetakan buklet. Beliau berharap semoga tahun berikutnya anggaran diberikan kepada Seksi Informasi dan Promosi Pariwisata dapat meningkat sehingga kegiatan promosi juga dapat dilakukan sebaik mungkin. Sebagai pertanyaan penutup tentang promosi, penulis ingin mengetahui tentang permasalahan yang dihadapi oleh Kasi Informasi dan Promosi Pariwisata dalam upaya mempromosikan objek wisata di Kabupaten Karo dan bagaimana mereka menanganinya. Untuk itu penulis kembali bertanya kembali kepada beliau dengan pertanyaan : Apa masalah yang dihadapi oleh Seksi Informasi dan Promosi sendiri dalam mempromosikan objek wisata di Kabupaten Karo ? Bagaimana pula cara menanganinya ? Beliau menjawab : “ Masalah yang paling besar adalah masalah dana atau anggaran. Semua kegiatan harus kembali kepada ketersediaan dana anggaran yang diberikan. Dana yang sangat minim kami memanfaatkan sebaik mungkin untuk melaksanakan kegiatan promosi. Kegiatan promosi harus kami tekan supaya dana tadi cukup.” Keterangan tersebut menjelaskan bahwa masalah dana atau anggaran merupakan masalah yang paling besar yang dihadapi oleh Kasi Informasi dan Promosi. Kondisi keuangan yang sangat minim mengakibatkan kegiatan promosi harus ditekan dan disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada.

4.2.4. Pendidikan dan Pelatihan

Objek wisata pemandian air panas Doulu merupakan objek wisata yang dikelola pemerintah Kabupaten Karo yang dibantu oleh penduduk setempat di Doulu. Sehingga dalam pengembangan objek wisata itu sendiri merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat yang dalam hal ini merupakan wewenang Dinas Pariwisata, Seni dan Universitas Sumatera Utara Budaya Kabupaten Karo. Pengelola kawasan wisata alam tersebut adalah pegawai dari Dinas ditambah dengan beberapa tenaga kerja yang diambil ari masyarakat sekitar sebagai tenaga honorer. Oleh karena itu, dalam upaya pengembangannya faktor Sumber Daya Manusia patut dipertimbangkan. Untuk memperoleh informasi tentang SDM yang ada di Dinas tersebut, penulis bertanya kepada Kepala Bidang Bina Objk dan Data Tarik Wisata Ibu Eva Angela S. SS, MM. Pertanyaan yang diajukan adalah : Dari segi kualitas dan kuantitas, apakah personalia yang ada telah memadai dan memiliki kompetensi dalam mengupayakan pengembagan objek wisata pemandian air panas ini ? Apakah ada program kerja khusus yang mengaruh kepada pendidikan dan pelatihan bagi pegawai sehingga kualitas dan kinerjanya lebih meningkat ? Beliau menjawab : “ Belum, kami sangat terbatas dalam hal ketenagaan dan teknis. Jumlah personalia yang ada kurang. Apalagi untuk menangani kawasan wisata pemandian air panas yang cukup luas, hanya dengan tenaga kebersihan dan penataan, non PNS yang berjumlah 23 orang, rasanya berat sekali. Kalau dari segi kompetensi, perlu adanya peningkatan SDM. Selama ini langkah yang pernah dilakukan adalah memberikan diklat kepada mereka, supaya kualitas mereka meningkat. Pernah juga mereka dibawa studi banding ke Pantai Cermin.” Dari informasi diatas diketahui bahwa dari segi kualitas dan kuantitas, tenaga personalia yang ada di Dinas tidak memadai. Jumlah pegawai di Doulu yang hanya berjumlah 23 orang dinilai tidak maksimal untuk mengembangkan potensi wisata pemandian air panas di Karo. Selain itu, pengetahuan yang dimiliki pegawai sangat terbatas. Adapun solusi yang ditempuh untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut adalah dengan memberikan pendidikan dan pelatihan diklat kepada tenaga pegawai di kawasan wisata tersebut. Selanjutnya adalah dengan melaksanakan studi banding ke daerah tujuan wisata seperti Pantai Cermin. Universitas Sumatera Utara Untuk menambah informasi mengenai SDM di objek wisata alam ini, penulis juga mengajukan pertanyaan yang sama kepada Staff Khusus Pengelola Objek Wisata Pemandian Air Panas Doulu yaitu Bapak Edison Barus. Beliau menjawab : “ Personalia yang ada belum memadai. Dari segi pendidikan juga masih minim, ada yang tamat SD, SLTP dan SLTA. Sesungguhnya pendidikan di bidang pariwisata yang diberikan juga dapat dikatakan belum ada. Yang kami tempuh hanya berupa penyuluhan tentang pariwisata, dulunya dari Kadis sebelumnya. Kalau dari Pemda pernah dilakukan studi banding ke Pantai Cermin. Jadi, pegawai dibawa ke sana dengan tujuan untuk menambah pengetahuan mereka tentang kepariwisataan.” Berdasarkan informasi tersebut diketahui bahwa kuantitas personalia yang tersedia saat ini masih sangat kurang. Dari segi kualitas, tenaga pegawai yang ada masih rendah dengan tingkat pendidikan mulai dari SD, SLTP dan SLTA. Pendidikan dan pelatihan yang pernah diberikan kepada tenaga pegawai yang bekerja di lokasi wisata adalah berupa penyuluhan tentang kepariwisataan dan memberikan kesempatan untuk mengikuti studi banding ke Pantai Cermin.

4.2.5. Program Perancangan Strategi Pengembangan