Perkembangan Pengunjung yang datang ke Pemandian Air Panas Raja Berneh. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PDRB Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo.

5.7 Perkembangan Pengunjung yang datang ke Pemandian Air Panas Raja Berneh.

Menurut Damanik 2006:19-24, wisatawan pengunjung merupakan salah satu dari enam 6 pelaku pariwisata. Wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan pariwisata. Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel,dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah pengunjung yang datang ke objek wisata ini bervariasi. Hal ini menjadi salah satu bukti kedinamisan sektor pariwisata. Sejak diberlakukannya pengelolaan yang terkontrol oleh Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya yaitu pada pertengahan tahun 2005 jumlah pengunjung yang datang hingga tahun 2007 cukup signifikan. Namun pada tahun 2008 angka tersebut menurun. Dari beberapa keterangan yang di peroleh, ada banyak faktor yang mempengaruhi penurunan arus pengunjung tersebut. Beberapa diantaranya, adalah siatusi perekonomian masyarakat yang secara umum semakin sulit. Tingkat pendapatan masyarakat yang dirasakan semakin sulit mengakibatkan penurunan terhadap aktivitas kepariwisataan. Selain itu, promosi yang dilakukan selama ini sangat minim. Seperti keterangan Kepala Seksi Informasi dan Promosi Pariwisata, bahwa kegiatan promosi terkendala oleh karena keterbatasan dana, sebenarnya, pihak Pemda dapat juga melakukan promosi melalui pelaksanaan pergelaran seni dan budaya, misalnya Pesta Bunga dan Buah, mengingat lokasi pergelaran seni dan budaya sangat padat di kunjungi oleh wisatawan. Dengan mengorganisir berbagai kegiatan di pergelaran ini, secara tidak langsung akan memperkenalkan objek wisata Pemandian Air Panas Raja Berneh kepada setiap pengunjung yang datang. Universitas Sumatera Utara

5.8. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PDRB Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo.

Dalam usaha meningkatkan pendapatan daerah, pemerintah secara terus – menerus berusaha mengaktifkan dan mendorong semua sektor agar masing-masing sektor dapat memberikan masukan yang optimal. Salah satu sektor yang mendorong secara terus menerus adalah sektor pariwisata. Indonesia mengembangkan sektor ini sejak program pembangunan lima tahun tahap I. Dan dalam rencana pembangunan lima tahun tahap V, pemerintah telah menyelenggarakan program “ sadar wisata” yaitu : aman, tertib, segar, indah, bersih dan memberikan kenangan. Program ini diselenggarakan dalam rangka untuk mendukung faktor lain yang berhubungan dengan sektor industri pariwisata yaitu : investasi sektor pariwisata, jumlah wisatawan, dan lama tinggal wisatawan yang mampu memberi sumbangan untuk meningkatkan PDRB melelui sektor pariwisata. Pembangunan ekonomi dapat menumbuhkan kegiatan-kegiatan sektor lapangan usaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tidak terkecuali kegiatan lapangan usaha dari sektor pariwisata. Pada prinsipnya, pembangunan ekonomi itu sendiri merupakan rangkaian usaha yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarkat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pendapatan masyarakat dan peningkatan hubungan ekonomi regional dalam peningkatan investasi daerah, terutama investasi dalam hal pengembangan pariwisata sehingga dapat menggairahkan lapangan usaha dengan sektor-sektor ekonomi yanglain yang ada di Kabupaten Karo. Struktur dan perkembangan perekenomian Kabupaten Karo dari tahun 2004- 2009 dapat diketahui dari data distribusi Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga berlaku dan harga konstan Kabupaten Karo. Laju pertumbuhan PDRB Universitas Sumatera Utara Kabupaten Karo merupakan indikator pertumbuhan makro Kabupaten Karo yakni menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Indikator ini biasa digunakan sebagai parameter penilaian sampai sejauh mana keberhasilan pembangunan di suatu daerah dalam periode tertentu, sedangkan pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman laju pertumbuhan seluruh sektor ekonomi. Penyumbang terbesar PDRB Kabupaten Karo pada periode tahun 2004-2009 adalah sektor pertanian yakni berkisar antara 60 -66,2 , penyumbang terbesar kedua adalah sektor perdagangan, pariwisata, hotel, dan restoran antara 11 -13 . Penyumbang PDRB ketiga dan keempat berturut-turut adalah jasa 8-10 dan pengangkutan dan komunikasi 7-9 . Perkembangan PDRB dalam harga berlaku dari tahun 2004-2009 adalah rata-rata 11,84 pertahun, dimana pada tahun 2004 Rp. 2.104,4 milyar dan meningkat menjadi Rp. 3.683 milyar pada tahun 2009. Sementara itu perkembangan harga konstan tahun 2004 pada periode yang sama terjadi pertumbuhan rata-rata 4,32 , dimana pada tahun 2004 sebesar Rp. 2.104 milyar dan meningkat menjadi RP. 2.650,56 milyar pada tahun 2009. Sedangkan sasaran pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo pada periode tahun 2009-2014 ialah sebesar 6,43 atau meningkat 2,11 dari pertumbuhan ekonomi periode tahun 2004-2009, yakni sebesar 4,32 . Sasaran ini merupakan acuan proyeksi ekonomi, penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan kemasyarakatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kabupaten Karo periode tahun 2009-2014. Untuk mencapai target tersebut, maka pemerintah Kabupaten Karo akan mengerakkan seluruh sumber daya yang ada secara maksimal untuk melakukan upaya-upaya kerjasama dengan pihak luar dengan dasar saling menghargai dan saling menjaga Kondisi Estimasi Ekonomi Makro pada tahun 2009-2014. Dalam perencanaan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang telah ditentukan nantinya akan sangat Universitas Sumatera Utara dipengaruhi oleh kegiatan investasi. Memang, berdasarkan data yang diperoleh, sektor pertanian masih tetap sebagai penyumbang terbesar PDRB Kabupaten Karo. Begitu juga dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada periode tahun 2009-2014, bisa dipastikan sektor pertanian tetap sebagai penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Karo, hal ini dapat dilihat dari program intensifikasi pertanian melalui progran agropolitan yang dicanangkan Pemkab Karo. Yang diharapkan nantinya adalah bagaimana peningkatan perekonomian dari sektor pertanian ini juga menunjang sektor lainnya, khususnya sektor pariwisata. Dalam RPJMD itu juga disebutkan, akan dilakukan strategi pengembangan kepariwisataan secara berkesinambungan melalui penataan seluruh objek wisata yang ada di Kabupaten Karo secara maksimal beserta infrastrukturnya sehingga mampu menggerakan perekonomian Kabupaten Karo melalui restoran, hotel, perdagangan, dan jasa. Untuk periode tahun 2009-2014, pemerintah Kabupaten Karo menargetkan sumbangan dari sektor pariwisata, hotel, dan restoran untuk PDRB adalah sekitar 20 . Diatas disebutkan bahwa, untuk menumbuhkan perekonomian dari segala sektor, maka dibutuhkan kegiatan investasi, tidak terkecuali sektor pariwisata. Untuk menumbuhkembangkan kegiatan sektor pariwisata, maka dibutuhkan investasi atau dapat dikatakan tambahan modal untuk mendukungnya. Sebagai contoh, salah satu objek wisata di Kabupaten Karo yang terletak di Kecamatan Merek, mendapat investasi yang cukup besar dari investor asing yang berasal dari Singapura. Namun ke depan diharapkan, investasi juga diberikan ke objek wisata yang lain, seperti Objek Wisata Pemandian Air Panas di Desa Doulu,begitu juga dengan objek wisata lainnya. Ini merupakan salah satu langkah konkret atau strategi nyata yang strategis untuk bisa mengembangkan sektor pariwisata sehingga bisa menambah pemasukan ke kas daerah dalam bentuk PAD Pendapatan Asli Daerah. Universitas Sumatera Utara Salah satu kunci PDRB adalah pemerataan ekonomi rumah tangga yang ada di desa. Dengan kata lain, strategi pengembangan pariwisata yang dilakukan harus menyentuh seluruh aspek kehidupan masyarakat, khususnya aspek ekonomi. Sehingga diharapkan ke depan nantinya ada dampak langsung yang dirasakan masyarakat, seperti dapat meningkatkan produksi masyarakat setempat dan menciptakan pemerataan ekonomi rumah tangga sehingga dapat meningkatkan ekonomi desa sekaligus meningkatkan PDRB Kabupaten Karo. Pengembangan pariwisata juga diharapkan kedepannya bisa memberikan lapangan kerja bagi masyarakat Karo pada khususnya, tidak hanya pekerjaan yang berhubungan dengan pariwisata, juga menyentuh ke bidang lainnya, seperti perdagangan ataupun jasa. Untuk mengetahui apakah strategi pengembangan objek wisata di Kabupaten Karo bisa dikatakan berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD Kabupaten Karo bisa juga dapat dilihat melalui perbandingan PDRB Kabupaten Karo dengan PDRB secara nasional. Sebelumnya dikatakan bahwa PDRB Kabupaten Karo pada periode tahun 2004-2009 mengalami perkembangan pertahunnya yakni sebesar 11,84 pertahun, sedangkan pada periode yang sama PDRB secara nasional dalam harga berlaku ialah sebesar 10,03 , yang mencakup seluruh sektor ekonomi, seperti pengangkutan, komunikasi, perdagangan, jasa dan pariwisata. Sementara itu jika dilihat dari harga konstan PDRB Karo pada periode yang sama terjadi pertumbuhan rata-rata 4,32, sedangkan pada periode yang sama pula PDRB secara nasional 4,24 . Ini menunjukkan bahwa PDRB Kabupaten Karo sedikit lebih besar daripada PDRB secara nasional, yang mengindikasikan bahwa PDRB Karo seara umum konsisten mengalami peningkatan sehingga dapat dikatakan PAD Kabupaten Karo dari sektor pariwisata mempengaruhi besarnya PDRB Kabupaten Karo, walaupun pada periode ini sektor pariwisata beserta Universitas Sumatera Utara sektor perdagangan berada pada posisi kedua sebagai penyumbang PDRB Kabupaten Karo. Dari sisi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karo dapat dilihat berdasarkan indikator pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto PDRB untuk harga berlaku, dimana pada tahun 2004 sebesar Rp. 1.730,9 milyar atau meningkat 16,66 pertahun. Pendapatan per kapita Kabupaten Karo berdasarkan harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp. 7.671,41 juta pada tahun 2004 menjadi Rp. 12.615,02 juta pada tahun 2009 atau rata-rata kenaikan 12,35 pertahun. Pertumbuhan ekonomi sendiri meningkat pada periode ini yakni dari 5,35 pada tahun 2004 menjadi 5,71 pada tahun 2009, atau meningkat rata-rata 4,36 pertahun. Sedangkan bila ditinjau secara nasional, pertumbuhan ekonomi meningkat rata-rata 4,5 pertahun, yang terjadi pada semua sektor ekonomi. Namun pada periode yang sama ini, PDRB per kapita secara nasional jauh lebih besar dari pada PDRB per kapita Kabupaten Karo. PDRB per kapita nasional atas dasar harga berlaku pada tahun 2004 adalah sebesar Rp. 21,7 juta atau US2.269,9 mengalami peningkatan pada tahun 2009 yaitu Rp. 25,1 juta atau US 2.600,1. Sebagai catatan struktur perekonomian Indonesia secara konsisten dan kontinu pada periode tahun2004-2009 masih didominasi kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Sumatera. Pulau Jawa memberikan konstribusi 57,8 , diikuti Pulau Sumatera 23,6 , sedangkan beberapa persen lainnya berasal dari provinsi di pulau yang lain. Tidak bisa dipungkiri, sektor pariwisata di setiap daerah memberikan konstribusi yang besar bagi pendapatan daerah, sebagai contoh di Pulau Sumatera banyak objek wisata yang menjadi penyumbang kas daerah dan memang pemerintah daerah sendiri dan didukung masyarakat harus memberikan perhatian lebih terhadap sektor pariwisata Universitas Sumatera Utara karena setiap kegaitan pariwisata merupakan sebuah industri yang memiliki peran strategis dalam menunjang pembangunan perekonomian nasional. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN