57
2 Hasil belajar posttest. Kelas kontrol diperoleh nilai posttest tertinggi
77,00 dan terendah 60,00. Nilai mean adalah 70,51 dengan standar deviasi sebesar 4,29. Data statistik hasil belajar posttest kelas kontrol
dirangkum dalam Tabel 22. Tabel 22. Statistik Posttest Kelas Kontrol
N Mean
Median Mode
Std. Deviation
Min Max
Sum Valid
Missing 31
70,51 71,00
74,00 4,29
60,00 77,00
2186 Berikut merupakan diagram batang frekuensi nilai posttest kelas
kontrol yang diperoleh dari Tabel 22.
Gambar 9. Diagram Batang Frekuensi Posttest Kelas Kontrol Diagram batang terbagi menjadi 6 kelompok interval dengan
panjang 3. Diagram batang menunjukkan bahwa frekuensi terbesar hasil posttest kelas kontrol adalah 29 9 siswa berada pada interval
72-74. Frekuensi terkecil adalah 3,2 1 siswa berada pada interval 60-62.
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
60-62 63-65
66-68 69-71
72-74 75-77
Ju m
la h
S is
w a
Interval Nilai
58 Berdasarkan hasil posttest kelas kontrol menunjukkan nilai
rerata sebesar 70,51. Rerata ini masih belum mencapai niai KKM yaitu ≥ 75 pada Mata Pelajaran Instalasi Penerangan. Hasil belajar posttest
kelas kontrol dapat dikategorikan ke dalam 2 kualifikasi, yaitu belum kompeten dan kompeten. Apabila nilai hasil belajar 75 maka siswa
masuk dalam kategori belum kompeten, sedangkan apabila nilai hasil belajar ≥ 75 maka siswa masuk dalam kategori kompeten.
Berdasarkan kualifikasi tersebut siswa yang belum kompeten sebesar 83,8 26 siswa, sedangkan siswa yang kompeten 16,2 5 siswa.
Hasil pengualifikasian tersebut dapat dilihat dalam Tabel 23. Tabel 23. Hasil Belajar Posttest Kelas Kontrol
No Standar Nilai
Frekuensi Persentase
Kualifikasi 1
X ≥ 75 5
16,2 Kompeten
2 X 75
26 83,8
Belum Kompeten Total
31 100
Pada kelas kontrol acuan pembuatan skor ideal yang dijadikan dasar kategori nilai posttest didapat dari data perhitungan analisis butir
posttest. Data dirangkum dalam Tabel 24. Tabel 24. Distribusi Kategori Nilai Posttest Kelas Kontrol
No Interval
Kategori Jumlah Siswa
Persentase 1
X 65,67 Rendah
4 12,9
2 68,5 X ≥ 65,67
Kurang 6
19,4 3
71,33 X ≥ 68,5 Cukup
7 22,6
4 X ≥ 71,33
Tinggi 14
45,2 Total
31 100
Nilai posttest yang ditunjukkan pada Tabel 24 menyatakan 45,2 pada kategori tinggi, 22,6 pada kategori cukup, 19,8 pada
kategori kurang, dan 12,9 pada kategori rendah. Berdasarkan data
59 tersebut dapat disimpulkan bahwa rerata nilai posttest pada kelas
kontrol yaitu 70,51 yang masuk dikategori cukup.
3 Hasil skor gain. Peningkatan hasil belajar dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional dapat dilihat dengan melakukan perhitungan skor gain. Berikut rangkuman perhitungan skor gain pada
kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 25 dan diagram batang dalam Gambar 10.
Tabel 25. Skor Gain Kelas Kontrol No
Nilai Gain Kategori
Jumlah Siswa Presentase
1 g ≤ 0,3
Rendah 22
71 2
0,3 g ≤ 0,7 Sedang
9 29
3 g 0,7
Tinggi -
- Jumlah
31 100
Gambar 10. Diagram Batang Frekuensi Skor Gain Kelas Kontrol Pada Tabel 25 menunjukkan tidak terdapat nilai siswa dengan skor
gain berada pada kategori tinggi, terdapat 22 siswa berada di kategori
5 10
15 20
25
g 0,3 0,3 g 0,7
g 0,7 Ju
m la
h S
is w
a
Nilai Gain
60 rendah, dan 9 siswa berada di kategori sedang. Rerata skor gain pada
kelas kontrol termasuk dalam kategori rendah yaitu 0,2.
b. Ranah Psikomotor
Pada ranah psikomotor diperoleh data hasil penelitian dari kelas kontrol melalui hasil pengerjaan LKS yang berupa jobsheet dan checklist
observasi. Dilakukannya penilaian psikomotor bertujuan untuk menilai keterampilan siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Dari data hasil
penelitian nilai psikomotor tertinggi pada kelas kontrol adalah 92,00 dan nilai terendah sebesar 54,00. Nilai mean sebesar 74,41 dengan standar
deviasi 9,67. Data hasil penelitian pada ranah psikomotor dirangkum dalam Tabel 26.
Tabel 26. Statistik Psikomotor Kelas Kontrol. N
Mean Median
Mode Std.
Deviation Min
Max Sum
Valid Missing
31 74,41
74,27 71,00
9,67 54,00
92,00 2307
Berikut merupakan diagram batang frekuensi nilai psikomotor kelas kontrol yang diperoleh dari Tabel 26.
61 Gambar 11. Diagram Batang Frekuensi Psikomotor Kelas Kontrol
Diagram batang terbagi menjadi 6 kelompok interval dengan panjang 7. Diagram batang menunjukkan bahwa frekuensi terbesar nilai
psikomotor kelas kontrol adalah 29 9 siswa berada pada interval 75- 81. Frekuensi terkecil adalah 3,2 1 siswa berada pada interval 89-95.
Pada kelas kontrol acuan pembuatan skor ideal yang dijadikan dasar kategori nilai psikomotor didapat dari data perhitungan analisis butir
rubrik. Data dirangkum dalam Tabel 27. Tabel 27. Distribusi Kategori Nilai Psikomotor Kelas Kontrol
No Interval
Kategori Jumlah Siswa
Persentase 1
X 66,67 Rendah
5 16,1
2 73 X ≥ 66,67
Kurang 9
29,0 3
79,33 X ≥ 73 Cukup
9 29,0
4 X ≥ 79,33
Tinggi 8
25,8 Total
31 100
Nilai psikomotor yang ditunjukkan pada Tabel 27 menyatakan 25,8 pada kategori tinggi, 29,0 pada kategori cukup, 29,0 pada
kategori kurang, dan 16,1 pada kategori rendah. Berdasarkan data
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
54-60 61-67
68-74 75-81
82-88 89-95
Ju m
la h
S is
w a
Interval Nilai
62 tersebut dapat disimpulkan bahwa rerata nilai psikomotor pada kelas
kontrol yaitu 74,41 yang masuk dikategori cukup.
c. Ranah Afektif
Pada ranah afektif diperoleh data hasil penelitian dari kelas kontrol melalui angket. Dari data hasil penelitian nilai afektif tertinggi pada kelas
kontrol adalah 96,00 dan nilai terendah sebesar 46,00. Nilai mean sebesar 79,96 dengan standar deviasi 8,73. Data hasil penelitian pada
ranah afektif dirangkum dalam Tabel 28. Tabel 28. Statistik Afektif Kelas Kontrol.
N Mean
Median Mode
Std. Deviation
Min Max
Sum Valid
Missing 31
79,96 79,40
75,00 8,73
46,00 96,00
2479 Berikut merupakan diagram batang frekuensi nilai afektif kelas kontrol
yang diperoleh dari Tabel 28.
Gambar 12. Diagram Batang Frekuensi Afektif Kelas Kontrol
2 4
6 8
10 12
14 16
18
46-54 64-72
73-81 82-90
91-99 Ju
m la
h S
is w
a
Interval Nilai
63 Diagram batang terbagi menjadi 5 kelompok interval dengan
panjang 9. Diagram batang menunjukkan bahwa frekuensi terbesar nilai afektif kelas kontrol adalah 54,8 17 siswa berada pada interval 73-81.
Frekuensi terkecil adalah 3,2 1 siswa berada pada interval 46-54 dan 64-72.
Pada kelas kontrol acuan pembuatan skor ideal yang dijadikan dasar kategori nilai afektif didapat dari data perhitungan analisis butir
angket. Data dirangkum dalam Tabel 29. Tabel 29. Distribusi Kategori Nilai Afektif Kelas Kontrol
No Interval
Kategori Jumlah Siswa
Persentase 1
X 62,67 Rendah
1 3,2
2 71 X ≥ 62,67
Kurang 1
3,2 3
79,33 X ≥ 71 Cukup
14 45,2
4 X ≥ 79,33
Tinggi 15
48,4 Total
31 100
Nilai afektif yang ditunjukkan pada Tabel 29 menyatakan 48,4 pada kategori tinggi, 45,2 pada kategori cukup, 3,2 pada kategori
kurang, dan 3,2 pada kategori rendah. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa rerata nilai afektif pada kelas kontrol yaitu 79,96 yang
masuk dikategori tinggi.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis. Pengujian prasyarat terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.
Untuk mengetahui normal tidaknya data hasil penelitian dilakukan uji normalitas. Untuk mengetahui data memiliki varian yang sama homogen atau
tidak dilakukan uji homogenitas.