PT. Bursa Efek Indonesia BEI Sejarah singkat PT. Astra Internasional Tbk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. PT. Bursa Efek Indonesia BEI

Penggabungan PT Bursa Efek Surabaya BES ke dalam PT Bursa Efek Jakarta BEJ yang kemudian menjadi PT Bursa Efek Indonesia BEI, telah efektif mulai tanggal 30 November 2007. Bursa hasil merger tersebut telah memulai operasional pertamanya pada tanggal 3 Desember 2007. Bursa saat ini memfasilitasi perdagangan ekuiti, surat utang, dan perdagangan derivatif. Hadirnya Bursa Efek Indonesia ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi industri Pasar Modal di Indonesia dan menambah daya tarik masyarakat untuk berinvestasi. Sinergi merger ini diharapkan akan semakin meningkatkan pertumbuhan Pasar Modal kita, baik dalam kapitalisasi pasar, jumlah emiten, dan jumlah investor baik lokal maupun asing. Harapan kedepan Pasar Modal Indonesia akan menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional. 50

4.1.2. Sejarah singkat PT. Astra Internasional Tbk.

PT Astra International Tbk “Perseroan” didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated, berdasarkan Akta Notaris Sie Khwan Djioe No. 67 tanggal 20 Februari 1957. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5535 tanggal 1 Juli 1957. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan seluruh anggaran dasar agar sesuai dengan Undang Undang Perseroan Terbatas No. 1 tahun 1995 dilakukan dengan Akta Notaris Benny Kristianto No. 61 tanggal 11 Juni 1997. Perubahan ini disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-6452HT.01.04.Th.97 tanggal 9 Juli 1997. Perubahan terakhir dilakukan dengan Akta Notaris P.S.A. Tampubolon, S.H. No. 30 tanggal 25 Maret 1999. Perubahan tersebut meliputi pemberian wewenang kepada direksi untuk melakukan penerbitan saham dan atau efek bersifat ekuitas tanpa memberikan hak untuk memesan terlebih dahulu kepada para pemegang saham dan atau pemegang efek bersifat ekuitas yang ada pada saat itu dengan ketentuan bahwa penerbitan saham dan atau efek bersifat ekuitas tersebut harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta dengan memenuhi peraturan pasar modal dan bursa efek yang berlaku. Perubahan. Anggaran Dasar ini telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia dan telah diterima dan dicatat berdasarkan Surat Keputusan No. C2-5625.HT.01.04.Th.99 tanggal 30 Maret 1999 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 4 September 1999 Tambahan No. 143. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah perdagangan umum, perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan, dan jasa konsultasi, sedangkan ruang lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat, pertambangan, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, dan teknologi informasi. Bulan November 1992, pemilik saham mayoritas, William Soeryadjaya menjual 100 juta saham perusahaan pada beberapa perusahaan dan perorangan seperti PT. Danareksa Fund Management, Oykel Limited, PT. Delta Mustika, Prajogo Pangestu and Henry Pribadi. Pada bulan Juni 1993, Oykel LTd menjual keseluruhan kepemilikan perusahaan motor Toyota jepang. Perusahaan adalah pemilik modal langsung dan 33 pemilik modal tidak langsung. Tahun 1996, perusahaan merencanakan untuk membangun sebuah pabrik geothermal di Palembang dengan biaya Rp. 350 juta. Perusahaan akan dibeli oleh PLN dan akan menghasilkan kapasitas sebesar 130 MW. Perusahaan akan dibangun oleh perusahaan afiliasi yaitu PT. Astrated Nusantara dan akan beroperasi tahun 1999.

4.1.3. Sejarah singkat PT. Astra Otoparts Tbk.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 135 69

Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio terhadap Nilai Perusahaan Sektor Otomotif dan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010 - 2012

8 159 67

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Shara Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2012

1 43 69

Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price/Earning Ratio (PER) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 63 94

Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 105 93

Analisis Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009.

0 47 93

Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Financial Leverage Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Food & Beverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

9 67 115

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 40 121

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di Indonesia

1 37 98

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 85 93