yang paling rendah adalah PT. Selamat Sempurna Tbk. Yaitu sebesar 525,00
Tinggi rendahnya harga saham disebakan oleh besar kecilnya permintaan atau transaksi yang terjadi di pasar saham. Jika permintaan
pasar tinggi tentu harga saham pun akan ikut naik, begitu pula sebaliknya jika permintaan menurun harga saham pun juga akan melemah. Selain itu
harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor fundamental, faktor teknis dan faktor – faktor lingkungan social, ekonomi dan politik.
Usman,1990 : 167
4.3. Uji Kualitas Data
4.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov
dengan menggunakan program SPSS Sumarsono, 2004: 40. Tabel. 5 adalah hasil dari pengujian normalitas.
Tabel. 4.3.1. Hasil Uji Normalitas
Harga saham
Y
EPS
X
1
PER X
2
N Kolmogorov
‐Smirnov Z Asymp.
Sig. 2‐tailed
40 1.837
0.002 40
1.535 0.018
40 1.291
0.071
Sumber: Lampiran 4 Berdasarkan tabel.4.3.1. hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-
Smirnov terhadap variabel penelitian pada regresi berganda menunjukkan bahwa distribusi data pada variabel harga saham Y tingkat signifikansi
yang dihasilkan 0,002 dan variabel EPS X1 sebesar 0,018 lebih kecil dari 0,05 yang berarti distribusi tidak normal, sedangkan distribusi data
pada PER X2 sebesar 0,071 lebih besar dari 0,05 yang berarti distribusi data normal.
Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk menormalkan suatu data adalah uji outlier. Suatu observasi dikatakan outlier jika
zscorenya lebih dari 1,96 dan kurang dari -1.96
Tabel 4.3.1.1 : Hasil uji outlier
Descriptive Statistics
40 -.64498
3.26137 .0000000
1.00000000 40
-.77081 3.47145
.0000000 1.00000000
40 -1.09734
3.92518 .0000000
1.00000000 40
Zscorey Zscorex1
Zscorex2 Valid N listwise
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
Sumber : lampiran 4 Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa pada variabel harga
saham Y, Earning Per Share X
1
, dan Price Earning Ratio X
2
,
terhadap outlier, karena nilai z-score yang dihasilkan lebih dari 1,96 dan kurang dari -1.96
Observasi yang dikategorikan sebagai outlier pada variabel harga saham Y, Earning Per Share X
1
, dan Price Earning Ratio X
2
adalah sebagai berikut :
1. Observasi ke-2 yaitu PT. Astra international Tbk. tahun 2006 pada
variabel harga saham dengan nilai zscore sebesar 2.3974. 2.
Observasi ke-3 yaitu PT Astra international Tbk. tahun 2007 pada variabel harga saham dan earning per share dengan nilai masing -
masing zscore sebesar 2.3325 dan 2.2296. 3.
Observasi ke-4 yaitu PT. Astra international Tbk. tahun 2008 pada variabel harga saham dan earning per share dengan nilai masing -
masing zscore sebesar 2.4217 dan 3.4714. 4.
Observasi ke-5 yaitu PT. Astra internasional Tbk. tahun 2009 pada variabel harga saham dan earning per share dengan nilai masing -
masing zscore sebesar 3.2614 dan 2.5014 5.
Observasi ke-17 yaitu PT. Intraco penta Tbk. tahun 2006 pada variabel price earning ratio
dengan nilai zscore sebesar 2.11650. 6.
Observasi ke-32 yaitu PT Tunas ridean Tbk. tahun 2006 pada variabel price earning ratio
dengan nilai zscore sebesar 3.92518
7. Observasi ke-1 yaitu PT. Astra international Tbk. tahun 2005 pada
variabel harga saham dan earning per share nilai masing – masing zscore sebesar 2.6221 dan 3.2506
8. Observasi ke-10 yaitu PT Astra otopart Tbk. tahun 2009 pada variabel
earning per share dengan nilai zscore sebesar 2.1522.
9. Observasi ke- 18 yaitu PT Intaco penta Tbk. tahun 2007 pada variabel
price earning ratio dengan nilai zscore sebesar 2.6989
10. Observasi ke-38 yaitu PT. United Tractor Tbk. tahun 2007 pada
variabel harga saham dengan nilai zscore sebesar 1.9625. 11.
Observasi ke-39 yaitu PT. United Tractor Tbk. tahun 2008 pada variabel harga saham dengan nilai zscore sebesar 2.4442.
12. Observasi ke-38 yaitu PT. United Tractor Tbk. tahun 2009 pada
variabel harga saham dengan nilai zscore sebesar 2.8061. Berdasarkan penjelasan tersebut, ditunjukkan bahwa banyaknya
data outlier yaitu 12 data atau observasi, sehingga jumlah observasi atau data yang digunakan untuk uji selanjutnya adalah sebanyak 40 – 12 = 28
data atau obsevasi. Setelah uji outlier, maka dilakukan uji normalitas lagi dan hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel : 4.3.1.2. hasil uji normalitas 2
Harga saham
EPS
X
1
PER X
2
Y
N Kolmogorov
‐Smirnov Z Asymp.
Sig. 2‐tailed
28 1.107
0.172 28
0.964 0.311
28 1.001
0.269
Berdasarkan table 4.3.1.2. di atas dapat ditunjukkan bahwa variabel Earning Per Share
X
1
, Price Earning Ratio X
2
, dan harga saham Y berdistribusi normal, karena tingkat signifikan lebih besar dari 0.05.
4.4. Uji