BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran variabel
Pengertian variabel adalah sebuah konsep dalam bentuk kongkret atau konsep operasional yang acuannya lebih nyata dan secara relatif akan lebih mudah
diidentifikasikan dan diobservasi serta dengan mudah untuk diklarifikasikan Bungin, 2001:77.
3.1.1 Sikap
Sikap sebagai perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkunganya. Dalam
hal ini sikap nasabah pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi terhadap penggunaan kartu ATM di Surabaya
Sikap Nasabah Bank Pengguna ATM di Surabaya Terhadap Pemberitaan Pembobolan ATM Di Televisi .
Sikap nasabah Bank Surabaya pasca pemberitaan di Televisi terhadap penggunaan kartu ATM merupakan bentuk dari kecenderungan berpikir, merasa dan
bertindak dalam menghadapi obyek, ide dan situasi berupa tayangan atau pemberitaan pembobolan ATM Televisi.
30
Seperti yang sudah dibahas pada Bab II, bahwa perubahan sikap yang timbul diakibatkan oleh stimulus yang diterima organism pemirsa sehingga sikap nasabah
ini dapat dilihat dalam tiga komponen, yaitu : Aspek kognitif, aspek afektif dan aspek behavioral.
1. Aspek Kognitif
Aspek kognitif terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak.aspek ini berkaitan dengan transmisi
pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan, atau informasi. Aspek kognitif ini bisa dikaitkan dengan proses berpikir dimana organism akan menggunakan
rasionalistis dan logika mereka untuk mengetahui sebuah obyek sikap. Dalam hal ini obyek sikapnya adalah pemberitaan pembobolan ATM di media
massa. Dimensi kognitif sikap nasabah Surabaya terhadap pemberitaan mengenai pembobolan ATM yakni meliputi :
a. Pemahaman responden tentang berita pembobolan ATM.
b. Pemahaman responden terhadap modus-modus pembobol ATM.
c. Pengetahuan responden terhadap alat skimmer.
d. Pengetahuan responden tentang cara bertransaksi secara aman dengan
menggunakan kartu ATM. e.
Pengetahuan responden tentang pengantian Pin secara berkala. Perhitungan dan pengkategoriannya sebagai berikut :
1. Skor tertinggi diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan
skor jawaban tertinggi responden, yaitu 4 x 5 = 20 2.
Skor terendah diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan skor jawaban terendah, yaitu 1 x 5 = 5
Jenjang yang diinginkan Maka perhitungan interval skornya adalah sebagai berikut :
Range = Skor tertinggi - Skor terendah
3 = 20 – 5
= 5 Jadi penentuan kategorinya adalah sebagai berikut :
1. Aspek Kognitif Negatif = 5 - 9
2. Aspek Kognitif Netral = 10 - 14
3.
Aspek Kognitif Positif = 15 - 20
2. Aspek Afektif
Aspek afektif timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Aspek ini ada hubungannya dengan emosi,
sikap, atau nilai. Jadi sifatnya evaluatif sehingga mereka akan mulai mengerti tentang informasi tentang pembobolan ATM melalui tayanganpemberitaan di
televisi. Dimensi Afektif sikap nasabah Surabaya terhadap pemberitaan mengenai pembobolan ATM yakni meliputi :
a. Perasaan khawatir pasca pemberitaan pembobolan di televisi
terhadap pengguna ATM di Surabaya b.
Perasaan aman setelah Polisi melakukan penangkapan beberapa pelaku pembobolan ATM
c. Perasaan untuk membenci dan mengutuk pembobol ATM
d. Polisi telah bekerja dengan baik untuk mengatasi kejahatan
pembobolan ATM Perhitungan dan pengkategoriannya sebagai berikut :
1. Skor tertinggi diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan
skor jawaban tertinggi responden, yaitu 4 x 4 = 16 2.
Skor terendah diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan skor jawaban terendah, yaitu 1 x 4 = 4
Jenjang yang diinginkan Maka perhitungan interval skornya adalah sebagai berikut:
Range = = Skor tertinggi - Skor terendah
3 = 16 - 4
= 4
Jadi penentuan kategorinya adalah sebagai berikut : 1.
Aspek Afektif Negatif = 4 - 7 2.
Aspek Afektif Netral = 8 - 11 3.
Aspek Afektif Positif = 12 - 16 3.
Aspek Behavioral Aspek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati
yang meliputi pola – pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan perilaku dan bertindak yang berhubungan dengan informasi yang didapat dalam
pemberitaan pembobolan ATM di televisi. Jalludin Rakmat, 2003 Dimensi Behavioral sikap nasabah Surabaya terhadap pengguna ATM pasca
pemberitaan pembobolan ATM di Televisi meliputi :
a Adanya kecenderungan responden untuk menyebarkan berita ini kepada khalayak
b. Adanya kecenderungan responden melaporkan ke polisi apabila
responden mengetahui atau mengalami kasus serupa c.
Adanya kecenderungan responden untuk mengganti ATM dengan sistem chip atau menghentikan penggunaan ATM
Perhitungan dan pengkategoriannya sebagai berikut : 1.
Skor tertinggi diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan skor jawaban tertinggi responden, yaitu 4 x 3 = 12
2. Skor terendah diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan
skor jawaban terendah, yaitu 1 x 3 = 3
Jenjang yang diinginkan Hasil dari penelitian ini dapat dihitung dengan 3 efek yaitu efek kognitif,
afektif, abehavioral maka perhitungan interval skornya adalah
Range = Skor tertinggi - Skor terendah
= 12 – 3 3
= 3
Jadi penentuan kategorinya adalah sebagai berikut : 1.
Aspek Behavioral Negatif = 3 - 5 2.
Aspek Behavioral Netral = 6 - 8 3.
Aspek Behavioral Positif = 9 – 12 Setelah kognitf, afektif dan behavioral telah selesai perhitungan kumulatif interval
kelasnya adalah sebagai berikut : Skor tertinggi - Skor terendah
Range = Jenjang yang diinginkan
= 48 - 12 3
= 12 Jadi pengkategoriannya adalah :
1. Kategori Negatif jika skor yang diperoleh 12 - 23
2. Kategori Netral jika skor yang diperoleh
24 - 35 3.
Kategori Positif jika skor yang diperoleh 36 – 48
Sedangkan tolak ukur terjadinya pengaruh terhadap sikap nasabah, dapat diketahui melalui sikap yang dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu :
a. Sikap negatif, jika responden akan menggambil sikap menghentikan
penggunaan kartu ATM. b.
Sikap netral, jika responden tidak menggambil tindakan apapun atau acuh terhadap pemberitaan pembobolan ATM.
c. Respon positif, jika responden tetap menggunakan kartu ATM dan
cenderung lebih bersikap hati-hati.
3.1.2 Pembobolan ATM