Frekuensi Menonton Sikap Nasabah Bank Terhadap Penggunaan Kartu ATM Pasca

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan n = 100 NO PEKERJAAN F 1 Pegawai negeri sipil 6 6 2 Pegawai swasta 20 20 3 TNI POLRI 4 Wiraswasta 29 29 5 Pelajar Mahasiswa 42 42 6 Ibu Rumah Tangga 3 3 JUMLAH 100 100 Sumber : kuesioner II.1 Dari hasil tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebagian responden yang menyaksikan pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi dengan pekerjaan pegawai negeri sipil sebanyak 6, pegawai swasta 20, pelajar mahasiswa 42, wiraswasta 29, dan pekerjaan lain-lain sebanyak 3 seperti ibu rumah tangga.

4.3 Frekuensi Menonton

Tayangan Pasca Pemberitaan Pembobolan ATM di Televisi. Frekuensi masyarakat Surabaya dalam menonton pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi ini terbagi menjadi empat kategori karena untuk mempermudahkan responden dalam menjawab pertanyaan tentang berapa kali dalam sebulan mereka menonton pemberitaan ini. Dari tabel ini dapat diketahui frekuensi responden dalam menonton pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi Tabel 4.4 Frekuensi Menonton Tayangan Pemberitaan Pembobolan ATM di Televisi n = 100 NO FREKUENSI MENONTON F 1 1 kali 2 2 kali 19 19 3 3 kali 38 38 4 4 kali 43 43 JUMLAH 100 100 Sumber : kuesioner II.2.. Dari hasil yang diperoleh dari tabel 4.4 diatas adalah kebanyakan responden pernah menonton pemberitaan pembobolan ATM di televisi lebih dari 4 kali dalam satu bulan yaitu sebanyak 43 responden 43, hal ini sangat membantu dalam penelitian ini karena terpaan yang berulang-ulang akan berpengaruh sendiri bagi responden, khususnya mengenai sikap responden pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi terhadap penggunaan ATM. Terpaan yang berulang-ulang nantinya akan menimbulkan ingatan yang kuat terhadap isi dari pemberitaan pembobolan ATM, sehingga responden nantinya akan lebih memahami daftar pertanyaan pada lembar kuesioner.

4.4. Aspek Kognitif

Aspek kognitif responden mengenai sikap masyarakat Surabaya terhadap pemberitaan pembobolan ATM di televisi diukur dengan 4 pertanyaan mengenai aspek kognitif yang diajukan agar responden memilih masing-masing 1 dari 4 kategori yang telah disusun dalam posisi berurutan pada masing-masing pertanyaan pada kuesioner. Kemudian pada masing-masing kategori diberikan skor dari yang tertinggi ke yang terendah secara berurutan. Diperoleh data, bahwa skor tertinggi adalah 20 dan skor terendah adalah 5.

4.4.1 Nasabah Bank Mencari Informasi Yang Berkaitan Dengan Pemberitaan Pembobolan ATM di Televisi.

Salah satu bagian yang paling mendominasi dalam informasi yang ditayangkan televisi adalah pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi. Untuk mengetahui Aspek kognitif para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Responden Mengetahui Tentang Pemberitaan Pembobolan ATM di Televisi n = 100 NO KETERANGAN JUMLAH 1 Sangat Tidak Tahu 2 Tidak Tahu 3 Tahu 54 54 4 Sangat Tahu 46 46 Total 100 100 Sumber : Kuesioner III.A.1 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan tahu akan mencari informasi yang berkaitan dengan pembobolan ATM sebanyak 54 responden dan yang menyatakan sangat tahu sebanyak 46 Hal ini dikarenakan para responden disini ingin mengetahui pemberitaan pembobolan ATM tidak hanya dalam media televisi saja melainkan juga dalam media cetak seperti koran, majalah bahkan sampai media online. Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mengetahui penggunaan ATM pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi sehingga responden berusaha mencari kebenaran dari berita tersebut. 4.4.2. Nasabah Bank Mencari Informasi Yang Berkaitan Modus-modus Pembobolan ATM Pasca Pemberitaan di Televisi Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner pada 100 responden, dapat diketahui frekuensi jawaban mengenai pernyataan bahwa melalui pasca pemberitaan dari televisi dapat diketahui tentang adanya modus- modus yang digunkan dalam pembobolan ATM. Untuk mengetahui Aspek kognitif para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Responden Mengetahui Beberapa Modus yang Dilakukan dalam Pembobolan ATM di Televisi n=100 NO KETERANGAN JUMLAH 1 Sangat Tidak Tahu 2 Tidak Tahu 1 1 3 Tahu 84 84 4 Sangat Tahu 15 15 Total 100 100 Sumber : Kuesioner III.A.2 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan sangat tahu jika mereka mengetahui mengenai adanya modus-modus dalam pembobolan ATM di televisi sebanyak 15 responden dan yang menyatakan tahu sebanyak 84 responden. Hal ini dikarenakan responden menonton pemberitaan adanya beberapa modus dalam pembobolan ATM di televisi seperti skimming, menambah alat pendeteksi di mulut ATM dan kamera tersembunyi. Sedangkan responden yang menyatakan tidak tahu dengan pernyataan mengenai modus-modus pembobolan ATM di televisi sebanyak 1 responden. Hal ini disebabkan karena responden tidak mengetahui adanya modus-modus tertentu dalam pembobolan ATM. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar repsonden dalam penelitian ini responden mengetahui beberapa modus pembobolan ATM pasca pemberitaan di Televisi. 4.4.3 Pengetahuan Nasabah Bank tentang Alat Skimmer sebagai Alat Pembobol ATM Pasca Pemberitaan di Televisi Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner pada 100 responden, dapat diketahui frekuensi jawaban mengenai pernyataan bahwa alat skimmer digunakan sebagai alat pembobol ATM. Untuk mengetahui Aspek kognitif para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Pengetahuan Responden tentang Alat Skimmer sebagai Alat Pembobol ATM Pasca Pemberitaan di Televisi n=100 NO KETERANGAN JUMLAH 1 Sangat Tidak Tahu 2 Tidak Tahu 26 26 3 Tahu 65 65 4 Sangat Tahu 9 9 Total 100 100 Sumber : Kuesioner III.A.3 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan tahu bahwa melalui tayangan televisi membuat mayarakat dapat mengetahui tentang alat skimmer sebagai alat pembobol ATM sebanyak 65 dan responden yang menyatakan sangat tahu sebanyak 9 responden. Hal ini dikarenakan responden mengetahui dengan jelas mengenai adanya alat skimmer yang digunakan dalam modus pemboolan ATM sehingga dapat meresahkan masyarakat. Sedangkan responden yang menyatakan tidak tahu sebanyak 26. Hal ini dikarenakan responden masih sulit untuk memahami adanya alat skimmer pada ATM pasca pemberitaan di televisi. Melalui data diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian responden mengetahui alat skimmer melalui tayangan televisi sehingga membuat masyarakat dapat membedakan adanya alat skimmer atau tidak pada ATM. Terbukti dengan banyaknya jumlah responden yang menyatakan tahu, yakni 65.

4.4.4. Pengetahuan Nasabah Bank Tentang Cara Bertransaksi yang Aman dalam Menggunakan Kartu ATM

Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner pada 100 responden, dapat diketahui frekuensi jawaban mengenai pernyataan bahwa dengan adanya beberapa cara bertransaksi yang aman di televisi. Untuk mengetahui Aspek kognitif para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Pengetahuan Responden Tentang Cara Bertransaksi yang Aman dalam Menggunakan Kartu ATM n=100 NO KETERANGAN JUMLAH 1 Sangat Tidak Tahu 1 1 2 Tidak Tahu 28 28 3 Tahu 61 61 4 Sangat Tahu 10 10 Total 100 100 Sumber : Kuesioner III.A.4 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan tahu tentang cara bertransaksi menggunakan ATM yang aman di televisi sebanyak 61 responden, yang menyatakan sangat tahu sebnayak 10. Hal ini dikarenakan responden mengetahui beberapa tips aman dalam bertransaksi menggunakan kartu ATM seperti menutupi saat memasukkan pin atau tidak mudah percaya dengan orang dalam memberikan bantan dalam pengoperasian ATM. Sedangkan responden yang menyatakan tidak tahu mengenai cara bertransaksi yang aman pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi sebanyak 28 responden dan yang menyatakan sangat tidak tahu sebanyak 1 responden. Hal ini disebabkan responden tidak mengikuti secara jelas dan terus-menerus tentang pemberitaan pembbolan ATM di televisi. Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berpendapat bahwa pasca pemberitaan di televisi masyarakat dapat mengetahui cara bertransaksi yang aman. Hal ini terbukti dengan besarnya jumlah responden yang menyatakan tahu dan sangat tahu akan pernyataan tersebut, yaitu sebanyak 71 responden.

4.4.5. Pengetahuan Nasabah Bank Mengenai Cara Mengganti Nomer PIN

secara Berkala dalam Menggunakan Kartu ATM Pasca Pemberitaan di Televisi Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui frekuensi jawaban mengenai pernyataan mengenai cara mengganti pin secara berkala dalam menggunakan ATM pasca pemberitaan di televisi dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Pengetahuan Responden Mengenai Cara Mengganti Nomer PIN secara Berkala dalam Menggunakan ATM Pasca Pemberitaan di Televisi NO KETERANGAN JUMLAH 1 SangatTidak Tahu 2 2 2 Tidak Tahu 37 37 3 Tahu 53 53 4 Sangat Tahu 14 14 Total 100 100 Sumber : Kuesioner III.A.5 Tabel diatas menunjukkan responden yang menyatakan tahu sebanyak 53 dan yang menyatakan sangat tahu sebanyak 14. Hal ini disebabkan responden mengetahui dengan jelas cara mengantipasi adanya pembobolan ATM melalui penggantian pin ATM secara berkala. Meskipun pihak Bank juga melakukan pencegahan-pencegahan agar tidak terjadi pembobolan. Sedangkan responden yang menyatakan tidak tahu sebanyak 37 dan yang menyatakan sangat tidak tahu 2. Hal ini di sebabkan responden tidak mempedulikan adanya pemberitaan tentang cara pengganian pin secara berkala untuk mencegah pembobolan kartu ATM. Tabel 4.10 Aspek Kognitif Responden dalam Penggunaan Kartu ATM Pasca Pemberitaan Pembobolan ATM Di Televisi n=100 NO KETERANGAN JUMLAH 1 Positif 60 60 2 Netral 40 40 3 Negatif Total 100 100 Sumber : Data yang diolah pada lampiran 2. Dari hasil tabel 4.10 menunjukkan bahwa 60 responden mempunyai sikap aspek kognitif positif, 40 responden mempunyai aspek kognitif netral. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat mengetahui dan memahami tentang kasus pembobolan ATM pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi. Aspek kognitif positif sebanyak 60 ini menandakan bahwa masyarakat sangat memahami sisi berita dari pembobolan ATM di televisi. Responden sangat mengetahui dan adanya kesadaran untuk memahami isi berita mengenai pembobolan ATM karena merasa bahwa berita tersebut sangat penting bagi responden. Sedangkan aspek kognitif netral sebanyak 40 menandakan masyarakat cukup mengetahui dari pemberitaan pembobolan ATM di televisi. Hal ini berarti masyarakat cukup tahu dan cukup mengerti akan berita mengenai pembobolan ATM. 4.5. Aspek Afektif Aspek Afektif responden mengenai sikap masyarakat Surabaya terhadap pemberitaan pembobolan ATM di televisi diukur dengan 4 pertanyaan mengenai aspek Afektif yang diajukan agar responden memilih masing-masing 1 dari 4 kategori yang telah disusun dalam posisi berurutan pada masing-masing pertanyaan pada kuesioner. Kemudian pada masing-masing kategori diberikan skor dari yang tertinggi ke yang terendah secara berurutan. Diperoleh data, bahwa skor tertinggi adalah 16 dan skor terendah adalah 4.

4.5.1. Perasaan Khawatir, Takut, dan Cemas dengan Adanya Pemberitaan

Pembobolan ATM di Surabaya Sebagai konsumen masyarakat surabaya sebagai responden merasa khawatir, takut dan cemas dengan adanya pemberitaan pembobolan ATM di televisi dikarenakan mayoritas masyarakat Surabaya pengguna aktif kartu ATM, dimana kartu ATM sudah menjadi barang wajib bagi masyarakat dalam kemudahan pengaturan keuangan, mengetahui Aspek afektif para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Perasaan Khawatir, Takut, dan Cemas dengan Adanya Pemberitaan Pembobolan ATM di Surabaya n=100 NO KETERANGAN JUMLAH 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 5 5 3 Setuju 41 41 4 Sangat Setuju 54 54 Total 100 100 Sumber : Kuesioner III.B.1 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan B.1 sebanyak 54 dan 41 responden untuk setuju. Hal ini dikarenakan responden merasakan kekhawatiran, ketakutan dan kecemasan akan keamanan kaatu ATM responden akan terancam pula pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi Sedangkan yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan kuesioner B.1, sebanyak 5 responden karena responden tetap percaya dengan keamanan dari Bank yang digunakan responden, selain itu responden juga selalu berhati-hati dalam penggunaan kartu ATM sehingga tidak khawatir, takut ataupun cemas pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi. Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa responden merasakan kekhawatiran, ketakutan dan kecemasan akan pemggunaan kartu ATM yang dimiliki pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi. Hal ini terbukti dengan 54 responden sangat setuju dengan pernyataan B.1.

4.5.2. Perasaan Aman Setelah Penangkapan Beberapa Pelaku Pembobol

ATM Bagaimanakah perasaan masyarakat Surabaya setelah terjadi penangkapan beberapa pelaku pembobolan ATM, merasa amankah mereka. Aspek afektif para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Perasaan Aman Setelah Penangkapan Beberapa Pelaku Pembobol ATM n=100 NO KETERANGAN JUMLAH 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 27 27 3 Setuju 55 55 4 Sangat Setuju 18 18 Total 100 100 Sumber : Kuesioner III.B.2 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan setuju dengan pernyataan aman setelah penangkapan pelaku pembobolan sebanyak 55 responden dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 18 responden. Hal ini membuktikan bahwa responden menjadi merasa aman seteleh adanya penangkapan beberapa pelaku pembobolan ATM. Sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan aman setelah penangkapan pelaku pembobolan sebanyak 27 responden. Hal ini berarti masyarakat masih ada keraguan keamanan kartu ATM meskipun beberapa pelaku sudah tertangkap. Responden masih membutuhkan jaminan keamanan yang lebih baik terlebih dahulu dlam penggunaan ATM. Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berpendapat bahwa masyarakat Surabaya merasa aman setelah mengetahui bahwa pihak berwajib telah menangkap beberapa pelaku pembobol ATM melalui pemberitaan di televisi pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi. Hal ini terbukti dengan banyaknya jumlah responden yang menyatakan setuju yaitu 55.

4.5.3. Perasaan Benci kepada Pelaku Pembobol ATM Pasca pemberitaan di

Televisi Secara Untuk mengetahui Aspek afektif para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.13. Tabel 4.13 Perasaan Benci kepada Pelaku Pembobol ATM Pasca pemberitaan di Televisi n=100 NO KETERANGAN JUMLAH 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 12 12 3 Setuju 44 44 4 Sangat Setuju 44 44 Total 100 100 Sumber : Kuesioner III.B.3 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa responden membenci pelaku pembobol ATM sebanyak 44 responden dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 44. Hal ini dikarenakan responden berpendapat bahwa pelaku sangat kejam dengan mengambil uang milik orang lain demi kepentingan sendiri sehingga dia mengorbankan orang lain. Sedangkan responden yang menyatakan tidak dengan pernyataan bahwa responden membenci pelaku pembobol ATM sebanyak 12. Responden berpendapat bahwa tidak perlu sampai membenci secara berlebihan karena sudah ada pihak berwajib yang akan menindak lanjuti sesuai hukum yang berlaku. Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa responden membenci pelaku pembobol ATM sebanyak 44 responden dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 44 dikarenakan pengaruh daripada media televisi pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi.

4.5.4. Kinerja Polisi Baik dalam Mengatasi Kasus Pembobolan ATM pada

Pemberitaan di Televisi Masih rendahnya pemahaman responden akan kinerja polisi dalam mengatasi masalah pembobolan ini di Indonesia dinilai dari sumber pemberitaan di televisi. Untuk mengetahui Aspek afektif para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.14. Tabel 4.14 Kinerja Polisi Baik dalam Mengatasi Kasus Pembobolan ATM pada Pemberitaan di Televisi n=100 NO KETERANGAN JUMLAH 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 16 16 3 Setuju 70 70 4 Sangat Setuju 14 14 Total 100 100 Sumber : Kuesioner III.B.4 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa kinerja polisi baik dalam mengatasi kasus pembobolan ATM sebanyak 70 responden dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 14. Hal ini berarti responden atau masyarakat berpendapat bahwa pihak berwajib atau polisi mempunyai kinerja yang baik dalam mengatasi kasus pembobolan ATM ini. Responden beralasan cepatnya pelaku yang tertangkap setelah kasus ini terkuak oleh media. Sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan bahwa kinerja polisi baik dalam mengatasi kasus pembobolan ATM karena dinilai dalam pemberitaan tersebut beberapa kali polisi masih lamban dalam prosesnya dan sebanyak 16 responden. Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa kinerja polisi dapat dikatakan baik dalam mengatasi kasus pembobolan ATM dinilai melalui pemberitaan di televisi. Responden memahami kinerja polisi untuk menangani kasus pembobolan ATM hingga pencegahannya. Dari beberapa tabel diatas, maka dapat disusun tabel mengenai sikap masyarakat Surabaya terhadap pemberitaan pembobolan ATM di televisi. Untuk mengetahui dapat dilihat pada tabel 4.15. Tabel 4.15 Aspek Afektif Responden dalam Penggunaan Kartu ATM Pasca Pemberitaan Pembobolan ATM Di Televisi n=100 NO KETERANGAN JUMLAH 1 Positif 87 87 2 Netral 13 13 3 Negatif Total 100 100 Sumber : Data yang diolah pada lampiran 3 Tabel diatas menunjukkan bahwa aspek afektif yang positif sebesar 87 responden mempunyai aspek afektif yang positif, dan sebesar 13 responden memiliki aspek afektif yang netral. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki aspek afektif yang positif terhadap kasus pembobolan ATM pasca pemberitaan di televisi. Hal ini dapat terjadi disebabkan responden mempunyai aspek afektif yang positif, yaitu responden mengambil sebuah sikap mengenai penggunaan ATM pasca menonton pemberitaan pembobolan ATM di televisi kemudian meningkat pada afektif responden. Sedangkan dari segi aspek afektif yang netral bahwa dalam konteksnya responden menyikapi penggunaan kartu ATM pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi mempunyai nilai ragu dalam mengambil sebuah sikap dikarenakan terpaan media yang di dapat oleh responden tidak dapat ditangkap oleh komunikan atau responden sebagai penerima pesan.

4.6. Aspek Behavioral

Aspek behavioral responden mengenai sikap masyarakat Surabaya terhadap penggunaan kartu ATM pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi diukur dengan 3 pertanyaan mengenai aspek behavioral yang diajukan agar responden memilih masing-masing 1 dari 4 kategori yang telah disusun dalam posisi berurutan pada masing-masing pertanyaan pada kuesioner. Kemudian pada masing-masing kategori diberikan skor dari yang tertinggi ke yang terendah secara berurutan. Diperoleh data, bahwa skor tertinggi adalah 12 dan skor terendah adalah 3. Dengan demikian jika dimasukkan kedalam tabel frekuensi dapat dilihat seperti tabel-tabel berikut ini :

4.6.1 Himbauan Kepada Orang lain untuk Waspada dalam Mengambil

Tunai Via ATM Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian, bahwa pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi masyarakat Surabaya menghimbau kepada orang lain untuk waspada dalam mengambil tunai via ATM . Untuk mengetahui Aspek behavioral para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.16. Tabel 4.16 Himbauan Kepada Orang lain untuk Waspada dalam Mengambil Tunai Via ATM n=100 NO KETERANGAN JUMLAH 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 3 3 Setuju 50 50 4 Sangat Setuju 47 47 Total 100 100 Sumber : Kuesioner III.C.1 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebesar 50 responden menyatakan setuju dan 47 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini dikarenakan responden tidak ingin sebagai sesama pengguna ATM dirugikan sebab, mencegah lebih baik daripada mengatasi suatu hal. Sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 3 dengan pernyataan bahwa responden tidak perlu mengimbau tentang kewaspadaan penggunaan ATM terhadap orang lain. Disini responden mendapat sebuah pengaruh daripada televisi sehingga responden mengambil kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju untuk menghimbau kepada orang lain agar waspada dalam menggunakan kartu ATM terutama saat mengambil tunai via ATM. Disini responden mendapat sebuah pengaruh daripada televisi sehingga responden mengambil kesimpulan.

4.6.2 Melaporkan pada Pihak Berwajib Ketika Mengetahui adanya Alat

Skimming atau Hidden Camera pada ATM Untuk mengetahui Aspek behavioral para responden mengenai pertanyataan ini, dapat dilihat pada tabel 4.17. Tabel 4.17 Melaporkan pada Pihak Berwajib Ketika Mengetahui adanya Alat Skimming atau Hidden Camera pada ATM n=100 NO KETERANGAN JUMLAH 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 4 4 3 Setuju 48 48 4 Sangat Setuju 48 48 Total 100 100 Sumber : Kuesioner III.C.2 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 48 responden dan yang menyatakan setuju sebanyak 48. Hal ini dikarenakan responden dapat mencegah terjadi kasus pembobolan ATM kembali. Sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan bahwa responden memilih diam ketika mengetahui adanya alat skimmer pada ATM sebanyak 4 responden. Hal ini disebabkan karena responden merasa takut untuk melaporkan ke pihak berwajib karena sebagian besar responden tidak ingin beurusan dengan pihak berwajib. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini setuju jika responden melaporkan kepada pihak yang berwajib pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi. Sehingga ikut menciptakan suasana aman dalam penggunaan kartu ATM.

4.6.3 Penggantian Kartu ATM dengan System Chip atau Menghentikan

Penggunaan ATM Berdasarkan hasil yang didapat selama penelitian, bahwa dengan adanya pemberitaan pembobolan ATM akan mengganti ATM dengan sistem chip atau menghentikan penggunaan pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi. Untuk mengetahui Aspek behavioral para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.18. Tabel 4.18 Penggantian Kartu ATM dengan System Chip atau Menghentikan Penggunaan ATM n=100 NO KETERANGAN JUMLAH 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 52 52 3 Setuju 39 39 4 Sangat Setuju 9 9 Total 100 100 Sumber : Kuesioner III.C.3 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 52 responden. Hal ini dikarenakan masyarakat masih membutuhkan kartu ATM dan telah terbiasa dalam penggunaan di kehidupan sehari-hari. Sedangkan responden yang menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa responden akan mengganti kartu ATM dengan sistem chip atau menghentikan penggunaan kartu ATM sebesar 27 dan sangat setuju sebesar 9. Responden beranggapan bahwa dengan menganti dengan sistem chip atau malah menghentikan penggunaan ATM merupakan salah satu antisipasi pencegahan agar tidak menjadi korban pembobolan ATM. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian responden dalam penelitian ini tidak setuju jika responden harus mengganti kartu ATM dengan sistem chip atau menghentikan penggunaan kartu ATM seteleh melihat pemberitaan di televisi sehingga responden tidak akan mengganti atau menghentikan penggunaan kartu ATM. Tabel 4.19 Aspek Behavioral Responden Surabaya dalam Penggunaan Kartu ATM Pasca Pemberitaan Pembobolan ATM Di Televisi n=100 NO KETERANGAN JUMLAH 1 Positif 77 77 2 Netral 23 23 3 Negatif Total 100 100 Sumber : Data yang diolah pada lampiran Tabel diatas menunjukkan sebesar 77 responden mempunyai aspek behavioral yang positif, sebesar 23 responden memiliki aspek behavioral yang netral dan 0 responden mempunyai aspek behavioral yang negatif. Hasil tersebut dapat disimpulkan sebagian besar responden memiliki aspek behavioral yang positif terhadap penggunaan kartu ATM pasca pemberitaan pembobolan ATM ditelevisi. Aspek behavioral positif disini menunjukkan bahwa masyarakat surabaya cenderung lebih berhati-hati dalam penggunaan kartu ATM pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi.

4.7 Sikap Nasabah Bank Terhadap Penggunaan Kartu ATM Pasca

Pemberitaan Pembobolan ATM di Televisi Dari keseluruhan data diperoleh bahwa poin yang didapatkan dari setiap aspek berbeda. Pada aspek kognitif mencapai 60 positif dikarenakan nasabah sangat mengetahui dan adanya kesadaran untuk memahami isi berita mengenai pembobolan ATM karena merasa bahwa berita tersebut sangat penting bagi nasabah bank. Sedangkan , 40 menyatakan netral karena mereka hanya cukup tau dan cukup megerti akan berita pembobolan ATM. Sedangkan aspek afektif mencapai 87 positif dikarenakan mereka akan mengambil sebuah sikap mengenai penggunaan ATM pasca menonton pemberitaan pembobolan ATM di televise dan sedangkan 13 responden menyatakan netral. Dari aspek behavioral mencapai 77 positif , ini menunjukkan bahwa nasabah bank di Surabaya cenderung berhati-hati dalam menggunakan ATM. Sedangkan, 23 menyatakan netral. Sikap nasabah bank di Surabaya pengguna kartu ATM terhadap pemberitaan pembobolan ATM di televisi diukur dari komponen masing-masing sikap yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek behavioral yang telah diolah dari jawaban responden yang berasal dari kuisoner. Skor tertinggi diperoleh dari data bahwa skor tertinggi adalah 48 dan skor terendah adalah 12. Perolehan dari perhitungan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Skor tertinggi diperoleh dengan menjumlahkan skor tertinggi dari aspek kognitif, aspek afektif, aspek konatif adalah sebagai berikut : 20+16+12 = 48 2. Skor terendah diperoleh dengan menjumlahkan skor terendah dari aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif adalah sebagai berikut: 5+4+3=12 Interval kelasnya : Maka perhitungan interval skornya adalah sebagai berikut : Range = diinginkan yang Jenjang terendah skor tertinggi Skor  = 3 12 48  = 3 36 = 12 SS = 4 x 12 = 48 nilai tertinggi S = 3 x 12 = 36 TS = 2 x 12 = 24 STS = 1 x 12 = 12 nilai terendah Jadi penetuan kategorinya adalah : 1. Sikap Negatif = 12 ‐ 23 Terendah 2. Sikap Netral = 24 ‐ 35 Sedang 3. Sikap Positif = 36 ‐ 48 Tertinggi Tabel 4.20 Sikap Nasabah Bank Pengguna ATM di Surabaya Terhadap Pemberitaan Pembobolan ATM di Televisi n = 100 Keterangan F Positif 72 72 Netral 28 28 Negatif ‐ ‐ Total 100 100 Sumber : kuesioner no. 9 – 26 sub.II Berdasarkan data diatas, 72 responden atau orang bersikap positif terhadap pemberitaan pembobolan ATM di televisi, dengan adanya pemberitaan ini diharapkan para nasabah bank di Surabaya dan masyarakat mendapatkan informasi tentang pemberitaan ini di Surabaya serta dapat lebih berhati hati dalam melakukan transaksi didalam penggunaan ATM. Sedangkan 28 atau 28 orang responden bersikap netral dengan adanya pemberitaan pembobolan ATM di televisi. Bersikap netral maksudnya mereka mau menerima segala informasi pemberitaan tentang pembobolan ATM di televisi tanpa mengambil tindakan apapun.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini yaitu Hasil penelitian diketahui bahwa sikap nasabah pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi adalah positif. Kenyataan ini dapat terjadi disebabkan masyarakat Surabaya mempunyai aspek kognitif yaitu pengetahuan yang positif mengenai Pemberitaan pembobolan ATM di televisi pengetahuan ini didapat melalui media cetak, media elektronik maupun online maupun elektronik disini televisi sebagai sebuah media. 1. Dalam penelitian ini sikap responden di Surabaya terkait aspek kognitif dapat dikategorikan positif terhadap penggunaan kartu ATM pasca pemberitaan pembobolan ATM Karena melalui pasca pemberitaan pembobolan ATM maka bertambahlah pengetahuan masyarakat khususnya surabaya yang menjadi objek penelitian mengerti bahwa tidak semua mesin ATM yang mereka gunakan itu aman untuk bertransaksi khususnya untuk para nasabah pengguna kartu ATM. 2. Kemudian aspek afektif, responden di surabaya mempunyai sikap positif terhadap penggunaan kartu ATM pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi Hal tersebut lebih dikarenakan mereka khawatir terhadap penggunaan mesin ATM karena adanya pengaruh 70

Dokumen yang terkait

Pengaruh Atribut Kartu ATM dalam Meningkatkan Penggunaan Kartu ATM di Bank Sumut Cabang Sibolga

2 39 91

ANALISIS KEPUASAN NASABAH DALAM PEMAKAIAN ATM (STUDI PADA ATM BCA DI WILAYAH KOTA MALANG)

0 3 1

Tinjauan Tingkat Kepuasan Nasabah Tabungan Terhadap Penggunaan Kartu ATM Pada PT BPD Sumatera Barat.

0 0 6

SIKAP ORANG TUA SIDOARJO TERHADAP PENGGUNAAN FACEBOOK PASCA PEMBERITAAN DI TELEVISI (Studi Deskriptif Sikap Orang Tua Terhadap Penggunaan facebook Pasca Pemberitaan Tentang Kenakalan Remaja Pengguna Facebook di Televisi).

0 0 89

SIKAP REMAJA SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN KONTEN MULTIMEDIA DI TELEVISI (Study Deskriptif Sikap Remaja Pengguna Internet Terhadap Pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di Televisi).

0 1 83

I. Pertanyaan Pendahuluan - Pengaruh Atribut Kartu ATM dalam Meningkatkan Penggunaan Kartu ATM di Bank Sumut Cabang Sibolga

0 0 14

PENGARUH ATRIBUT KARTU ATM DALAM MENINGKATKAN PENGGUNAAN KARTU ATM DI BANK SUMUT CABANG SIBOLGA

0 0 11

SIKAP NASABAH PASCA PEMBERITAAN PEMBOBOLAN ATM DI TELEVISI TERHADAP PENGGUNAAN ATM DI SURABAYA (Studi Deskriptif Sikap Nasabah Pasca Pemberitaan Pembobolan ATM di Televisi Terhadap Penggunaan Kartu ATM di Surabaya)

0 0 21

SIKAP ORANG TUA SIDOARJO TERHADAP PENGGUNAAN FACEBOOK PASCA PEMBERITAAN DI TELEVISI (Studi Deskriptif Sikap Orang Tua Terhadap Penggunaan facebook Pasca Pemberitaan Tentang Kenakalan Remaja Pengguna Facebook di Televisi)

0 0 21

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PENGGUNA ATM DALAM SISTEM HUKUM PERBANKAN DI INDONESIA. A. Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Menurut Kontrak Penerbitan Kartu ATM - IMPLEMENTASI KONTRAK PENERBITAN KARTU ATM DALAM MENYELESAIKAN KASUS TRANSAKSI ATM YANG

0 0 39