efek – efek dari penerimaan pesan yang terjadi pada komunikan antara lain mengubah opini, kognisi, afeksi, dan konasi.
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang kemudian melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan
menerimanya, maka terjadilah kesediaan komunikan untuk mengubah sikap. Effendy,2003
Maka sesuai dengan teori yang telah dijelaskan diatas, stimulus dalam penelitian ini adalah program berita di televisi yang menyampaikan pesan
mengenai pemberitaan pembobolan ATM meresahkan masyarakat indonesia yang menggunakan ATM selama ini untuk transaksi. Organism dalam penelitian ini
adalah masyarakat surabaya yang berusia 18 – 40 tahun, sedangkan response yang akan diteliti pada penelitian ini adalah efek kognitif yang mengalami perubahan
kognisi atau pengetahuan komunikan mengenai suatu pesan.
2.9 Teori Sikap
Teori sikap Standpoint Theory memberikan kerangka untuk memahami system kekuasaan. Kerangka ini dibangun atas dasar pengetahuan yang dihasilkan
dari kehidupan sehari-hari orang, mengakui bahwa individu-individu adalah konsumen aktif dari realitas mereka sendiri dan bahwa perspektif individu-
individu itu sendiri merupakan sumber informasi yang paling penting mengenai pengalaman mereka West and Turner 2008 : 178.
Teori ini mengklaim bahwa pengalaman, pengetahuan, dan perilaku komunikasi orang dibentuk sebagian besarnya oleh kelompok sosial, kesamaan
latar belakang, atau kesamaan nasib. Sikap menunjuk pada permasalahan dalam tatanan social dan juga menyiratkan cara-cara baru untuk mengatur kehidupan
social sehingga menjadi setara dan adil. Dalam hal ini teori sikap termasuk dalam kelompok teori yang disebut sebagai teori sikap.
Teori sikap memiliki beberapa asumsi dari beberapa ahli. Salah satunya adalah asumsi epistemologis dan ontologis dari pendekatan sikap menyiratkan
bahwa baik yang layak untuk dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Adapun asumsi epstemologis dan ontologisnya adalah :
1. Pengetahuan bukan konsep yang objektif melainkan dibentuk secara
subjektif oleh yang mengetahuinya. Pendekatan terhadap mengetahui yang berbeda dengan apa yang ditunjukkan oleh keyakinan dalam
kebenaran objektif. 2.
Perbedaan lokasi sosial yang membentuk persepsi dan pengalaman berbeda meskipun mempunyai latar belakang yang sama.
3. Teori sikap menyingkirkan sikap yang dominant dengan sikap yang
berasal dari luar mainstream budaya. Dalam memulai pemikiran dari perspektif kehidupan.
4. Menbicarakan pengalaman dan kemudian menginterpretasikan. Teori
sikap berusaha untuk memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh lokasi tertentu terhadap pandangan urang terhadap dunia dan
komunikasi mereka. Teori sikap menenjukkan cara lain dalam memandang posisi, pengalaman,
dan komunikasi yang relative dari berbagai kelompok sosial. Teori ini memiliki kecondongan politis dan kritis yang jelas dan teori ini menunjukkan kekuasaan
dalam kehidupan sosial. Teori sikap menunjukkanperbedaan dalam perilaku komunikasi dari kelompok-kelompok sosial yang berbeda West and Turner 2008
: 191.
3.0. Kerangka berpikir
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah pemberitaan media massa, baik cetak maupun elektronik tentang ATM mempengaruhi pola konsumtif masyarakat
khususnya nasabah terhadap penggunaan ATM di Surabaya. Adapun kerangka berpikirnya sebagai berikut :
Masyarakat khususnya nasabah mendapat terpaan dari pemberitaan televisi tentang pembobolan ATM. Sebelum adanya pemberitaan ini masyarakat
khususnya nasabah tidak ada masalah dalam menggunakan ATM untuk bertransaksi. Bahkan ATM merupakan salah satu alat bantu transaksi keuangan
bagi masyarakat khususnya nasabah. Tapi setelah televisi mempublikasikan tentang pembobolan ATM yang kemudian membawa perubahan yang cukup
signifikan terhadap kecemasan masyarakat khususnya nasabah dalam penggunaan ATM.
Pemberitaan di televisi tentang pembobolan ATM membuat masyarakat Surabaya khususnya para nasabah cemas akan keamanan finansial mereka.
Mengingat dirampoknya ATM dengan system skimming yang hanya di perlukan waktu paling lama 5 menit membuat masyarakat merasa resah. Secara sistematis,
kerangka berpikir dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2
Bagan kerangka berpikir diatas menggambarkan hubungan terpaan pemberitaan di televisi dengan sikap nasabah di Surabaya tentang pembobolan ATM.
Sikap nasabah Surabaya
a.kognitif b.afektif
c.behavioral Terpaan
pemberitaan Televisi tentang
pembobolan ATM
Masyarakat Surabaya yang
mendapat terpaan
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran variabel
Pengertian variabel adalah sebuah konsep dalam bentuk kongkret atau konsep operasional yang acuannya lebih nyata dan secara relatif akan lebih mudah
diidentifikasikan dan diobservasi serta dengan mudah untuk diklarifikasikan Bungin, 2001:77.
3.1.1 Sikap
Sikap sebagai perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkunganya. Dalam
hal ini sikap nasabah pasca pemberitaan pembobolan ATM di televisi terhadap penggunaan kartu ATM di Surabaya
Sikap Nasabah Bank Pengguna ATM di Surabaya Terhadap Pemberitaan Pembobolan ATM Di Televisi .
Sikap nasabah Bank Surabaya pasca pemberitaan di Televisi terhadap penggunaan kartu ATM merupakan bentuk dari kecenderungan berpikir, merasa dan
bertindak dalam menghadapi obyek, ide dan situasi berupa tayangan atau pemberitaan pembobolan ATM Televisi.
30