Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berpendapat bahwa masyarakat Surabaya merasa aman
setelah mengetahui bahwa pihak berwajib telah menangkap beberapa pelaku pembobol ATM melalui pemberitaan di televisi pasca pemberitaan pembobolan
ATM di televisi. Hal ini terbukti dengan banyaknya jumlah responden yang menyatakan setuju yaitu 55.
4.5.3. Perasaan Benci kepada Pelaku Pembobol ATM Pasca pemberitaan di
Televisi
Secara Untuk mengetahui Aspek afektif para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Perasaan Benci kepada Pelaku Pembobol ATM Pasca pemberitaan di
Televisi n=100
NO KETERANGAN JUMLAH
1 Sangat Tidak Setuju
2 Tidak Setuju
12 12
3 Setuju 44
44 4 Sangat
Setuju 44
44 Total
100 100
Sumber : Kuesioner III.B.3
Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa responden membenci pelaku pembobol ATM sebanyak
44 responden dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 44. Hal ini dikarenakan responden berpendapat bahwa pelaku sangat kejam dengan
mengambil uang milik orang lain demi kepentingan sendiri sehingga dia mengorbankan orang lain.
Sedangkan responden yang menyatakan tidak dengan pernyataan bahwa responden membenci pelaku pembobol ATM sebanyak 12. Responden
berpendapat bahwa tidak perlu sampai membenci secara berlebihan karena sudah ada pihak berwajib yang akan menindak lanjuti sesuai hukum yang berlaku.
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa responden membenci pelaku
pembobol ATM sebanyak 44 responden dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 44 dikarenakan pengaruh daripada media televisi pasca pemberitaan
pembobolan ATM di televisi.
4.5.4. Kinerja Polisi Baik dalam Mengatasi Kasus Pembobolan ATM pada
Pemberitaan di Televisi
Masih rendahnya pemahaman responden akan kinerja polisi dalam mengatasi masalah pembobolan ini di Indonesia dinilai dari sumber pemberitaan
di televisi. Untuk mengetahui Aspek afektif para responden mengenai pertanyaan ini, dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14 Kinerja Polisi Baik dalam Mengatasi Kasus Pembobolan ATM pada
Pemberitaan di Televisi n=100
NO KETERANGAN JUMLAH
1 Sangat Tidak Setuju
2 Tidak Setuju
16 16
3 Setuju 70
70 4 Sangat
Setuju 14
14 Total
100 100
Sumber : Kuesioner III.B.4
Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa kinerja polisi baik dalam mengatasi kasus pembobolan
ATM sebanyak 70 responden dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 14. Hal ini berarti responden atau masyarakat berpendapat bahwa pihak
berwajib atau polisi mempunyai kinerja yang baik dalam mengatasi kasus pembobolan ATM ini. Responden beralasan cepatnya pelaku yang tertangkap
setelah kasus ini terkuak oleh media. Sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan
bahwa kinerja polisi baik dalam mengatasi kasus pembobolan ATM karena dinilai dalam pemberitaan tersebut beberapa kali polisi masih lamban dalam prosesnya
dan sebanyak 16 responden. Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa kinerja polisi dapat dikatakan baik dalam mengatasi kasus pembobolan ATM dinilai melalui pemberitaan di televisi. Responden
memahami kinerja polisi untuk menangani kasus pembobolan ATM hingga pencegahannya.
Dari beberapa tabel diatas, maka dapat disusun tabel mengenai sikap masyarakat Surabaya terhadap pemberitaan pembobolan ATM di televisi. Untuk
mengetahui dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tabel 4.15 Aspek Afektif Responden dalam Penggunaan Kartu ATM Pasca
Pemberitaan Pembobolan ATM Di Televisi n=100
NO KETERANGAN JUMLAH
1 Positif 87
87 2 Netral
13 13
3 Negatif Total
100 100
Sumber : Data yang diolah pada lampiran 3 Tabel diatas menunjukkan bahwa aspek afektif yang positif sebesar 87
responden mempunyai aspek afektif yang positif, dan sebesar 13 responden memiliki aspek afektif yang netral.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki aspek afektif yang positif terhadap kasus pembobolan ATM pasca
pemberitaan di televisi. Hal ini dapat terjadi disebabkan responden mempunyai aspek afektif yang positif, yaitu responden mengambil sebuah sikap mengenai
penggunaan ATM pasca menonton pemberitaan pembobolan ATM di televisi kemudian meningkat pada afektif responden.
Sedangkan dari segi aspek afektif yang netral bahwa dalam konteksnya responden menyikapi penggunaan kartu ATM pasca pemberitaan pembobolan
ATM di televisi mempunyai nilai ragu dalam mengambil sebuah sikap dikarenakan terpaan media yang di dapat oleh responden tidak dapat ditangkap
oleh komunikan atau responden sebagai penerima pesan.
4.6. Aspek Behavioral