62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan ini merupakan penelitian eksperimen semu yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan dengan
menerapkan metode pembelajaran inkuiri dalam pendekatan saintifik di kelas VII A. Penelitian ini terlaksana lima pertemuan untuk mempelajari materi segiempat
dengan proses pembelajaran yang terlaksana berdasarkan RPP. Keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama sebesar 87,5, pertemuan kedua sebesar
87,5, pertemuan ketiga sebesar 83,3, pertemuan keempat sebesar 87,5, dan pertemuan kelima sebesar 91,7. Rata-rata keterlaksanaan pembelajaran untuk lima
pertemuan sebesar 87,5. Data penelitian yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan tahapan sebagai berikut.
1. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian merupakan gambaran data yang diperoleh untuk mendukung pembahasan hasil penelitian. Data dalam penelitian ini
dibedakan menjadi dua yaitu data sebelum diberikan perlakuan penerapan metode pembelajaran inkuiri dalam pendekatan saintifik dan data sesudah
diberikan perlakuan penerapan metode pembelajaran inkuiri dalam pendekatan saintifik. Data sebelum diberikan perlakuan diperoleh dengan pretest dan
angket kepercayaan diri awal, sedangkan data sesudah diberikan perlakuan diperoleh dengan posttest dan angket kepercayaan diri akhir.
63
a. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar siswa diukur menggunakan instrumen berupa soal tes berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari 20 nomor. Tes prestasi belajar
diberikan kepada siswa sebanyak 2 kali, yaitu sebelum dan sesudah penerapan metode pembelajaran inkuiri dalam pendekatan saintifik. Data
hasil tes prestasi belajar siswa yang dideskripsikan terdiri atas data pretest dan data posttest. Pretest ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
siswa di awal penelitian ini. Posttest merupakan tes yang diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa di akhir penelitian ini. Kriteria
ketuntasan dalam penelitian ini berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM mata pelajaran Matematika yang ditentukan sekolah yaitu 75.
Tabel 4.1 berikut ini menyajikan statistik data pretest dan posttest prestasi belajar siswa kelas VII A yang dihitung dari data penelitian pada Lampiran
B.1 dan Lampiran B.2.
Tabel 4.1 Statistik Data Tes Prestasi Belajar Siswa Pretest
Posttest Jumlah Siswa
34 34
Rata-rata 55,74
81,18
Modus 70
85
Simpangan Baku
14,571 12,736
Jangkauan 60
50
Nilai Tertinggi 90
100
Nilai Terendah
30 50
Nilai minimal yang mungkin Nilai maksimal yang mungkin
100 100
Ketuntasan 11,76
88,24
64
Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Nilai rata-rata posttest siswa lebih besar dari nilai rata-rata
pretest . Persentase siswa yang mencapai KKM dengan nilai minimal 75
yaitu untuk pretest sebesar 11,76 dan untuk posttest sebesar 88,24. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran inkuiri dalam pendekatan
saintifik memiliki pengaruh yang baik terhadap pembelajaran matematika ditinjau dari prestasi belajar siswa.
Berikut ini disajikan tabel ketuntasan yang dicapai oleh masing- masing siswa pada nilai pretest dan posttest.
Tabel 4.2 Ketuntasan Nilai Pretest dan Posttest
No. Presensi
Nilai Pretest
Ketuntasan Nilai
Posttest Ketuntasan
1 50
Tidak Tuntas 85
Tuntas 2
50 Tidak Tuntas
80 Tuntas
3 35
Tidak Tuntas 95
Tuntas 4
50 Tidak Tuntas
95 Tuntas
5 30
Tidak Tuntas 75
Tuntas 6
75 Tuntas
100 Tuntas
7 70
Tidak Tuntas 80
Tuntas 8
75 Tuntas
95 Tuntas
9 60
Tidak Tuntas 80
Tuntas 10
55 Tidak Tuntas
75 Tuntas
11 40
Tidak Tuntas 75
Tuntas 12
70 Tidak Tuntas
75 Tuntas
13 45
Tidak Tuntas 50
Tidak Tuntas 14
45 Tidak Tuntas
50 Tidak Tuntas
15 40
Tidak Tuntas 90
Tuntas 16
70 Tidak Tuntas
80 Tuntas
17 45
Tidak Tuntas 75
Tuntas 18
65 Tidak Tuntas
90 Tuntas
19 70
Tidak Tuntas 100
Tuntas 20
40 Tidak Tuntas
55 Tidak Tuntas
65
No. Presensi
Nilai Pretest
Ketuntasan Nilai
Posttest Ketuntasan
21 55
Tidak Tuntas 85
Tuntas 22
65 Tidak Tuntas
80 Tuntas
23 70
Tidak Tuntas 90
Tuntas 24
45 Tidak Tuntas
95 Tuntas
25 40
Tidak Tuntas 75
Tuntas 26
80 Tuntas
85 Tuntas
27 70
Tidak Tuntas 85
Tuntas 28
55 Tidak Tuntas
85 Tuntas
29 45
Tidak Tuntas 80
Tuntas 30
50 Tidak Tuntas
85 Tuntas
31 50
Tidak Tuntas 60
Tidak Tuntas 32
60 Tidak Tuntas
85 Tuntas
33 90
Tuntas 95
Tuntas 34
40 Tidak Tuntas
75 Tuntas
Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa 30 siswa dari 34 siswa tidak tuntas pada pretest
tes prestasi belajar dan 4 siswa dari 34 siswa tidak tuntas pada posttest
tes prestasi belajar. Nilai terendah yang diperoleh siswa ketika pretest
adalah 30 dan ketika posttest adalah 50. Dari hasil ketuntasan nilai posttest
tersebut tampak bahwa sebagian besar siswa mencapai nilai lebih dari 75 setelah mengikuti pembelajaran matematika menggunakan metode
pembelajaran inkuiri dalam pendekatan saintifik. Berikut ini disajikan persentase ketuntasan yang diperoleh siswa dari hasil posttest.
Tabel 4.3 Persentase Ketuntasan Nilai Posttest
Kategori Persentase Nilai
Posttest Jumlah Siswa Tidak Tuntas
� �� 11,76
4
Tuntas � ��
88,24 30
Dengan memperhatikan Tabel 4.3 di atas, tampak bahwa persentase nilai posttest yang mencapai nilai minimal 75 adalah 88,24. Hal itu
66
berarti 30 siswa dari 34 siswa mencapai nilai minimal 75 pada posttest. Sedangkan persentase nilai posttest yang kurang dari 75 adalah 11,76.
Hal itu berarti 4 siswa dari 34 siswa tidak mencapai nilai minimal 75. Berikut ini disajikan tabel jumlah jawaban benar dan jumlah jawaban salah
siswa pada setiap butir soal.
Tabel 4.4 Hasil Posttest Siswa pada Setiap Butir Soal
No. Soal
Kisi-kisi Soal Jumlah Jawaban Siswa
Benar Salah
1. Sifat persegi panjang
31 3
2. Keliling persegi panjang
34 3.
Luas persegi panjang 32
2 4.
Luas persegi panjang dengan soal cerita
33 1
5. Luas persegi
31 4
6. Keliling persegi
27 7
7. Aplikasi
luas persegi
dalam kehidupan sehari-hari
21 13
8. Sifat trapesium
31 3
9. Keliling trapesium
33 1
10. Luas trapesium
30 4
11. Sifat jajargenjang
21 13
12. Keliling jajargenjang
15 19
13. Luas jajargenjang
23 11
14. Aplikasi luas jajargenjang dalam
kehidupan sehari-hari 29
5 15.
Sifat belah ketupat 19
15 16.
Keliling belah ketupat 20
14 17.
Luas belah ketupat 33
1 18.
Sifat layang-layang 31
3 19.
Keliling layang-layang 26
8 20.
Luas layang-layang dengan soal cerita 31
3
67
Berdasarkan Tabel 4.4, jika ditinjau per nomor, terdapat soal yang dijawab salah oleh lebih dari 50 siswa, yaitu pada soal nomor 12 tentang
keliling jajargenjang. Sebagian siswa merasa kesulitan pada bagian soal ini dikarenakan mereka belum paham tentang cara penggunaan rumus
Pythagoras . Rumus Pythagoras ini digunakan untuk mencari panjang sisi
miring dari jajargenjang agar semua sisi pada jajargenjang diketahui. Selain soal nomor 12, beberapa siswa juga masih salah mengerjakan
soal nomor 15 dan 16 tentang sifat dan keliling belah ketupat. Untuk nomor soal yang lain, kesalahan siswa kurang dari 50, bahkan ada butir soal
yang dijawab benar oleh seluruh siswa, yaitu butir soal nomor 2.
b. Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri siswa diukur menggunakan skala likert dengan 5 alternatif jawaban tidak pernah TP, jarang JR, kadang-kadang KD,
sering SR, selalu SL. Angket terdiri dari 12 butir pernyataan positif dan 12 butir pernyataan negatif. Angket diberikan siswa sebanyak 2 kali, yaitu
sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri dalam pendekatan saintifik. Rata-rata skor
maksimum yang mungkin diperoleh 5, sedangkan rata-rata skor minimum yang mungkin diperoleh 1. Tabel 4.4 berikut ini menyajikan statistik untuk
data kepercayaan diri angket awal dan angket akhir siswa kelas VII A yang dihitung dari data penelitian pada Lampiran B.3 dan Lampiran B.5.
68
Tabel 4.5 Data Statistik Kepercayaan Diri Siswa Angket Awal Angket Akhir
Jumlah siswa 34
34 Rata-rata skor
3,67 3,88
Standar deviasi 0,43
0,44 Skor terkecil
2,88 3,08
Skor terbesar 4,46
4,54 Skor minimal yang mungkin
1 1
Skor maksimal yang mungkin 5
5 Terlihat bahwa rata-rata skor kepercayaan diri siswa mengalami
peningkatan. Demikian halnya dengan skor terkecil dan skor terbesar juga mengalami peningkatan. Rata-rata skor angket awal sebesar 3,67 naik
menjadi 3,88 dari skor minimal yang mungkin 1 dan skor maksimal yang mungkin 5. Kenaikan rata-rata skor angket tersebut sebesar 0,21.
Peningkatan percaya diri siswa terjadi pada setiap indikator kepercayaan diri. Adapun hasil angket percaya diri setiap indikator
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.4 dan Lampiran B.6. Berikut ini disajikan beberapa tabel yang dapat digunakan untuk mengkaji butir-
butir pernyataan yang mengalami peningkatan dan penurunan ditinjau dari rata-rata skor yang diperoleh butir tersebut.
69
Tabel 4.6 Rata-rata Skor Kepercayaan Diri untuk Indikator Optimis
No. Pernyataan
Rata-rata Skor Angket
Awal Angket
Akhir
1. Saya mampu mengerjakan tugas atau PR
yang diberikan oleh guru dengan baik, tanpa bantuan orang lain.
3,53 3,68
2. Saya berani mengungkapkan pendapat
walaupun pendapat saya berbeda dengan teman.
3,32 3,5
4. Saya merasa ragu dengan jawaban saya jika
jawaban tersebut berbeda dengan teman. 3,18
3,35 8.
Saya menunggu jawaban dari teman ketika tidak bisa mengerjakan soal matematika.
3,59 3,88
11. Saya mampu mengerjakan soal-soal ulangan
matematika tanpa mencontek. 3,94
4,06 15.
Saya merasa semua soal matematika itu sulit.
3,59 3,88
17. Saya takut salah ketika mengungkapkan
pendapat selama pembelajaran berlangsung. 3,26
3,59 19.
Saya yakin dengan jawaban saya walaupun berbeda dengan teman.
4,06 3,97
Rata-rata Total 3,56
3,74 Terlihat bahwa rata-rata total skor percaya diri siswa untuk indikator
optimis mengalami peningkatan, yaitu sebesar 0,18. Butir 17 mengalami peningkatan tertinggi, yaitu sebesar 0,33, sedangkan peningkatan terendah
pada butir 11, yaitu sebesar 0,12. Butir 19 mengalami penurunan rata-rata skor sebesar 0,09.
70
Tabel 4.7 Rata-rata Skor Kepercayaan Diri untuk Indikator Objektif Realistis dalam Mengatasi Masalah
No. Pernyataan
Rata-rata Skor Angket
Awal Angket
Akhir
3. Saya tidak dapat bekerjasama dengan baik
dalam suatu kelompok diskusi. 3,88
4,21 5.
Saya merasa bingung menentukan langkah ketika diberikan soal matematika.
3,26 3,65
7. Saya dapat menggunakan matematika untuk
menyelesaikan permasalahan sehari-hari. 2,88
3,03 10.
Jika ada yang mengalami kesulitan mengerjakan matematika, saya hanya mau
membantu teman tertentu saja. 4,35
4,56 12.
Saya mampu menentukan langkah-langkah yang benar untuk menyelesaikan soal
matematika. 3,47
3,56 13.
Saya bersedia membantu teman yang kesulitan dalam mengerjakan soal
matematika tanpa membeda-bedakan. 4,09
4,15 16.
Saya bingung menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
3,47 3,65
18. Saya mau mengakui kekurangan saya, jika
memang teman saya lebih baik dalam pembelajaran matematika.
3,71 3,82
Rata-rata Total 3,64
3,83 Terlihat bahwa rata-rata total skor percaya diri siswa untuk indikator
objektif realistis dalam mengatasi masalah mengalami peningkatan sebesar 0,19. Peningkatan tertinggi terdapat pada butir 5, yaitu sebesar
0,39, sedangkan peningkatan terendah pada butir 13, yaitu sebesar 0,06.
71
Tabel 4.8 Rata-rata Skor Kepercayaan Diri untuk Indikator Bertanggung Jawab
No. Pernyataan
Rata-rata Skor Angket
Awal Angket
Akhir
6. Saya merasa malas ketika mengerjakan soal
matematika. 3,85
4,03 9.
Saya menunda-nunda mengerjakan PR matematika.
3,76 3,74
14. Saya tepat waktu mengumpulkan tugas
matematika yang diberikan guru. 3,82
4,12 20.
Saya bersungguh-sungguh ketika mengerjakan soal matematika yang
diberikan oleh guru. 4,32
4,35 21.
Saya mencontek ketika mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru.
4,24 4,24
22. Saya menyelesaikan semua soal yang ada di
LKS. 2,85
3,88 23.
Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik.
4,03 4,12
24. Saya malas merangkum materi yang telah
dipelajari. 3,65
4 Rata-rata Total
3,82 4,06
Terlihat bahwa rata-rata total skor percaya diri siswa untuk indikator bertanggung jawab mengalami peningkatan rata-rata skor sebesar 0,24.
Peningkatan tertinggi terdapat pada butir 22, yaitu sebesar 1,03, sedangkan peningkatan terendah terdapat pada butir 20, yaitu sebesar 0,03. Terdapat
butir yang mengalami penurunan rata-rata skor, yaitu pada butir 9 sebesar 0,02. Butir 21 tidak mengalami perubahan rata-rata skor.
72
Tabel 4.9 Klasifikasi Jumlah Skor Angket Awal dan Angket Akhir
No. Presensi Siswa
Angket Awal Angket Akhir
Rata-rata Skor
Klasifikasi Rata-rata
Skor Klasifikasi
1 3,58
Baik 3,42
Baik 2
4,00 Baik
4,17 Baik
3 4,04
Baik 4,29
Baik 4
3,63 Baik
3,96 Baik
5 4,17
Baik 4,54
Sangat Baik 6
4,33 Sangat Baik
4,42 Sangat Baik
7 3,21
Cukup 3,13
Cukup 8
3,25 Cukup
3,08 Cukup
9 3,38
Cukup 3,67
Baik 10
2,88 Cukup
3,08 Cukup
11 4,46
Sangat Baik 4,42
Sangat Baik 12
3,71 Baik
4,33 Sangat Baik
13 3,04
Cukup 3,46
Baik 14
3,50 Baik
3,67 Baik
15 3,13
Cukup 3,50
Baik 16
3,29 Cukup
3,46 Baik
17 3,88
Baik 3,88
Baik 18
3,92 Baik
4,33 Sangat Baik
19 3,88
Baik 3,92
Baik 20
3,92 Baik
4,04 Baik
21 3,88
Baik 4,17
Baik 22
3,21 Cukup
3,42 Baik
23 3,71
Baik 3,79
Baik 24
3,96 Baik
4,17 Baik
25 3,17
Cukup 3,50
Baik 26
3,96 Baik
3,88 Baik
27 3,67
Baik 4,21
Sangat Baik 28
4,21 Sangat Baik
4,38 Sangat Baik
29 3,83
Baik 4,00
Baik 30
3,13 Cukup
3,42 Baik
31 3,25
Cukup 3,46
Baik 32
4,46 Sangat Baik
4,46 Sangat Baik
33 4,00
Baik 4,46
Sangat Baik 34
3,25 Cukup
3,71 Baik
Rata-rata skor
3,67 Baik
3,88 Baik
73
Dari Tabel 4.8 di atas tampak bahwa rata-rata jumlah skor pada angket awal dan angket akhir termasuk dalam klasifikasi Baik. Namun demikian,
rata-rata jumlah skor pada angket akhir lebih besar daripada rata-rata jumlah skor pada angket awal. Untuk mengetahui lebih lanjut, persentase
siswa yang mencapai klasifikasi baik pada angket akhir ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4.10 Persentase Klasifikasi Angket Akhir Kepercayaan Diri
Klasifikasi Persentase Rata-rata
Angket Akhir Jumlah Siswa
Sangat Baik � ,
26,47 9
Baik , �
, 64,71
22 Cukup
, � ,
8,82 3
Dengan memperhatikan tabel persentase klasifikasi angket akhir tersebut, terlihat bahwa persentase siswa yang mencapai klasifikasi Baik
dan Sangat Baik sebesar 91,18. Hal itu berarti 31 dari 34 siswa mencapai klasifikasi minimal Baik pada angket akhir percaya diri. Sedangkan
persentase siswa yang mencapai klasifikasi Cukup sebesar 8,82. Hal itu berarti 3 siswa dari 34 siswa belum mencapai klasifikasi minimal Baik pada
angket akhir percaya diri.
2. Hasil Pengujian Hipotesis