9 Definisi ini tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor
internal, tetapi juga mengakomodasikan kesempatan dan tanggung jawab. Definisi tersebut juga memadukan persyaratan-persyaratan signifikan yang
ada di Standar dan menangkap lingkup yang luas dari auditor internal modern yang lebih menekankan pada penambahan nilai dan semua hal
yang berkaitan dengan resiko, tata kelola dan kontrol.
2.1.1.2. Misi dan Peran Audit Internal
Auditor Internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor
internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta
efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan
perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha. Independensi merupakan kata kunci paling penting untuk menilai
peran Audit Internal. Banyak pihak mengartikan independensi ke dalam 2 pengertian:
1. Independensi = mengambil sikap netral,tidak memihak, dan bebas dari pengaruh.
2. Independensi = keberpihakan pada kepentingan yang lebih besarbernilai.
Bersikap netral pada hakikatnya merupakan hal yang mustahil. Ketika dihadapkan pada pilihan mana yang benar dan salah, antara
Universitas Sumatera Utara
10 kepentingan manfaat bisnis atau kepentingan orang banyak, atau antara
kebijakan internal dan regulasi pemerintah, mau tidak mau harus terjadi keberpihakan. Tetapi persepsi setiap orang terhadap kebenaran ternyata
bisa tidak sama. Selain itu, kepentingan yang dianggap lebih besar biasanya juga dipengaruhi oleh adu otoritas di antara mereka yang
memperjuangkan kepentingan itu. Keberpihakan audit internal pada kebenaran ditinjau dari:
1. Adanya bukti serta data material yang otentik, relevan, dan cukup. 2. Adanya praktek bisnis yang menunjang tinggi etikamoral serta
memperhatikan risiko terukur. 3. Adanya kapasitas tanggung jawab dan wewenang seseorang yang
terukur dalam organisasi bisnis. 4. Adanya administrasi dan pengendalian yang memadai serta
konsisten. Tiga peran yang ideal bagi audit internal:
1. Peran AnalisisPenelaah Data Berbasis Risiko Bisnis Kontribusi audit internal di sini setidaknya dalam beberapa aspek startegis,
seperti : a. Melakukan sosialisasi terhadap prinsip-prinsip Risk Management dan
mendeteksi berbagai Critical Risk Point yang secara potensial tersimpan di tengah bisnis korporasi.
b. Melakukan Risk-Based Data Analysis serta menyebarkan hasilnya secara teratur, yang merupakan contoh praktis Risk Management.
Universitas Sumatera Utara
11 c. Mengembangkan perspektif pengawasan berbasis Risiko Risk-based
Internal Auditing dengan memasukkan aspek pengukuran risiko pada setiap Audit Object.
d. Bila belum ada dan dirasa penting, merintis pembentukan unit kerja tersendiri yang berfokus pada penajaman Risk Management
keuangan dan operasi perusahaan. 2. Peran AkseleratorPendorong Terwujudnya Pengawasan Melekat
Built-in Control AcceleratorSinergizer Penetapan pengawasan melekat built-in control korporasi yang
kuat tidak mungkin hanya mengandalkan internal audit semata. Karena organisasi bisnis itu sendiri bersifat organic teridiri atas unit-unit kerja
yang mandiri sekaligus saling menunjang, maka idealnya jaringan pengendalian internal harus ditetapkan melalui pengembangan integrated
system aplikasi komputer,SOP,dsb untuk mengendalikan hubungan kerja antarunit. Namun, membangun sebuah sistem pengendalian perusahaan
yang kuat, pada hakikatnya sama saja membangun sebuah budaya pada setiap lini bisnis. Dengan memiliki akses ke semua unit kerja, audit
internal dapat mempercepat terwujudnya budaya tersebut dengan cara: a. Melakukan sosialisasi terhadap prinsip-prinsip administrasi
dan pengendalian yang baik, termasuk bila memungkinkan prinsip-prinsip itu dapat masuk ke dalam tatanan shared
valuecorporate culture perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
12 b. Menguji kecukupan Critical Control Point pada setiap sistem
yang ada aplikasi komputer,internal policy,dll baik sebelum diluncurkan maupun dalam bentuk evaluasi efektifitas sistem.
c. Mengamati komitmen unit kerjafungsi tugas terkait dalam menjalankan administrasi dan pengendalian sesuai dengan
sistem yang berlaku, melalui uji kepatuhan compliance test. d. Melakukan sinergi peran pengawasan dengan unit kerja lain
seperti Accounting,Finance,dll melalui penugasan audit atau fungsi pengawasan bersama joint controlling.
3. Peran PenyelarasPerekat Strategi Bisnis Business Strategy Integrator
Audit internal harus mampu menjadi alat senior management sebagai penyelaras dan perekat organisasi, hal ini dapat menunjang:
a. Audit internal dapat memperkaya perspektif bisnis setiap pemimpin unit kerja yang bisa berorientasi profit, target,
achievement dengan keberanian sebagai measured-risk taker, karena instink bisnis dan kapabilitas staretegic mereka
dilengkapi dengan kecakapan membaca data serta naluri antisipatif risk management, sebagai buah misi yang diusung
audit internal secara konsisten. b. Audit internal dapat menambah bobot kepemimpinan setiap
kepala unit kerja di mata para bawahan yang biasa melihat para atasannya sulit menyandingkan kedua peran: leadership
Universitas Sumatera Utara
13 dan managerial, karena para auditor dapat mendorong
pemahaman secara tuntas atas business process dan kecakapan di bidang organisasi, administrasi dan pengendalian, sebagai
dampak dari upaya pemantapan built-in control yang diemban oleh audit internal.
c. Audit internal dapat menjadi penerjemah yang efektif atas setiap arahan senior management ke seluruh staf di setiap unit
kerja, karena setiap berintekrasi dengan para auditee termasuk di level paling bawah mampu menawarkan value added bagi
peningkatan efektivitasefisiensi dan pencapaian kerja dengan high competence perspective, knowledge, dan skill di bidang
Risk Management serta Controlling.
2.1.1.3. Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal