47
3.7.2. Uji Reliabilitas
Menurut Ade Fatma Lubis et al 2007:54, Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal
yang berkaitan dengan konstruk-kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel yang disusun dalam suatu bentuk kuesioner.
Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki Cronbach’s Alpha dari 0,60.
Langkah-langkah melakukan uji reliabilitas terhadap suatu konstruk variabel sama dengan pada saat pengujian validitas masing-
masing pertanyaan.
3.8. Teknik Analisis Data
Data yang siap diolah akan dilakukan pengujian statistik dengan menggunakan program SPSS versi 20.0. Untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan, maka dalam penelitian ini digunakan metode analisis data sebagai berikut:
3.8.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berfungsi sebagai penganalisis data dengan menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan. Penelitian ini menjabarkan
jumlah data, rata-rata, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi.
3.8.2. Uji Asumsi Klasik
Hasil analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik untuk menghasilkan suatu model yang baik. Uji asusmsi klasik digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
48 mengetahui ada tidak nya multikolinearitas, dan heteroskedastisitas dalam model
regresi.
3.8.2.1. Uji Normalitas
Uji Normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam sebuah model regresi, variabel penggangu atau residual mempunyai distribusi normal
atau tidak. Dalam penelitian ini normalitas menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, bila nilai signifikan semua variabel lebih dari 0,05
maka variabel tersebut telah terdistribusi normal.
3.8.2.2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas artinya antarvariabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna
koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna diantara variable
bebasnya. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah koefisen korelasi variable tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga.
Ada beberapa metode uji multikolinearitas, yaitu: 1. Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual r
2
dengan nilai determinasi secara serentak R
2
. 2. Dengan melihat nilai tolerance atau variance inflation factor VIF pada
model regresi. Batas tolerance adalah 0,10 atau nilai VIF adalah 10. Jika VIF 10 dan nilai
tolerance 0,10, maka terjadi multikolinearitas tinggi antar variable bebas dengan variable bebas lainnya.
Universitas Sumatera Utara
49
3.8.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Dalam penelitian pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola titik-titik pada grafik regresi antara nilai prediksi variable terikat deepnden
yaitu ZPRED Standardized Predicted Value dengan residualnya SRESID
Studentized Residual. Uji yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisiitas
Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana
sumbu Y adalah residual Y prediksi –Y sesungguhnya yang telah di studentized.
Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemedian menyempit, maka mengindikasi telah terjadi
heteroskedasitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada
penelitian ini akan di uji dengan melihat pola titik-titik pada grafik regresi. 3.8.3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional antara variabel independen dan variabel
dependen. Adapun bentuk model regresi yang digunakan sebagai dasar adalah bentuk fungsi linear yakni:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e
Universitas Sumatera Utara
50 dimana:
a = Konstanta Y = Good Corporate Governance
X1 = Audit Internal X2 = Pengendalian Internal
b
1..
b
2..
= koefisien regresi masing-masing variabel independen e = faktor penggangu
3.8.4. Uji Hipotesis 3.8.4.1. Uji Parsial Uji-t
Uji t merupakan uji signifikan pengaruh setiap variabel antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan demikian, melalui uji t akan
diketahui bagaimana pengaruh variabel independen secara parsial terhadap GCG. 1. Jika
–t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
maka H diterima yang artinya tidak ada pengaruh
antara variabel bebas dengan variabel terikat. 2. Jika
–t
tabel
– t
hitung
atau t
tabel
t
hitung
maka H ditolak yang artinya ada
pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. 3.8.4.2. Uji Simultan Uji F
Uji F adalah menguji variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, yang ditempuh
melalui dua pendekatan, yaitu: membandingkan angka F hitung dengan F tabel.
1. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho di terima,
2. Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak.
Universitas Sumatera Utara
51
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data
4.1.1 Analisis Deskriptif
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar kuesioner. Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 31 butir pernyataan, yakni 10 pernyataan
untuk variabel Audit Internal X1, 11 pernyataan untuk Pengendalian Internal X2 dan 10 butir untuk variabel dependen yakni Good Corporate Governance
Y.
1. Analisis Deskriptif Responden
Berdasarkan data pada kuesioner yang telah disebar oleh peneliti kepada 30 orang sampel, telah diperoleh data mengenai gambaran umum responden
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Karakteristik Responden
Karakteristik Frekuensi
Orang
Jenis Kelamin Laki-Laki
16 53.3
Perempuan 14
46.7 Usia
21-30 Tahun 10
33.3 31-40 Tahun
10 33.3
41-50 Tahun 7
23.3 50 Tahun
3 10.0
Masa Kerja 0-5 Tahun
5 16.7
6-10 Tahun 14
46.7 11-15 Tahun
8 26.7
15 Tahun 3
10.0 Pendidikan
Diploma 3
10.0 S1
27 90.0
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis Mei 2015
Universitas Sumatera Utara