Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal

13 dan managerial, karena para auditor dapat mendorong pemahaman secara tuntas atas business process dan kecakapan di bidang organisasi, administrasi dan pengendalian, sebagai dampak dari upaya pemantapan built-in control yang diemban oleh audit internal. c. Audit internal dapat menjadi penerjemah yang efektif atas setiap arahan senior management ke seluruh staf di setiap unit kerja, karena setiap berintekrasi dengan para auditee termasuk di level paling bawah mampu menawarkan value added bagi peningkatan efektivitasefisiensi dan pencapaian kerja dengan high competence perspective, knowledge, dan skill di bidang Risk Management serta Controlling.

2.1.1.3. Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal

Penelaahan internal atas kontrol-kontrol di bidang akuntansi merupakan hal yang penting, dan auditor internal haruslah terlibat dalam hal ini, namun itu bukanlah misi utama mereka. Kerugian akibat proses produksi yang salah, perekayasaaan, pemasaran, atau pengelolaan persediaan bisa jadi lebih besar dibandingkan kergian akibat kelemahan di bidang keuangan. Kontrol manajemen atas aktivitas keuangan telah semakin kuat selama beberapa tahun ini, namun masih ada beberapa hal yang mengandung kelemahan. Penggelapan dapat merugikan perusahaan, kesalahan manajemen dalam mengelola sumber daya dapat membuat perusahaan bangkrut. Dari sini terlihat perbedaan mendasar antara audit Universitas Sumatera Utara 14 internal dan audit eksternal modern. Audit eksternal memiliki fokus yang sempit, sementara audit internal memiliki ruang lingkup yang komprehensif. Auditor eksternal tidak terlalu memerhatikan kecurangan atau pemborosan yang tidak memiliki dampak yang signifikan, atau tidak material, terhadap laporan keuangan. Di lain pihak, auditor internal sangat memerhatikan pemborosan dan kecurangan, dari mana pun sumbernya dan sekecil apapun jumlahnya. Perhatian ini bukanlah berasal dari pentingnya memeriksa setiap penyimpangan yang kecil, namun lebih disebabkan oleh pemahaman bahwa penyimpangan-penyimpangan kecil bisa menjadi besar sehingga dapat menggoyahkan pilar-pilar perusahaan. Perbedaan utama antara auditor internal dan auditor eksternal disarikan pada tabel berikut ini. Posisi dan fokus perhatian dari auditor internal modern dibandingkan dengan auditor eksternal yang berorientasi pada aspek keuangan: Tabel 2.1 Perbedaan auditor internal dan auditor eksternal Auditor Internal Merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas independen. Melayani kebutuhan organisasi, meskipun fungsinya harus dikelola oleh perusahaan. Fokus pada kejadian-kejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan Auditor Eksternal Merupakan orang yang independen di luar perusahaan. Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang dapat diandalkan. Fokus pada ketetapan dan kemudahan pemahaman dari kejadian-kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan keuangan. Universitas Sumatera Utara 15 pencapaian tujuan organisasi. Langsung berkaitan dengan pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang di telaah. Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua tingkatan manajemen. Menelaah aktivitas secara- menerus. Sekali-sekali memerhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan memengaruhi laporan keuangan secara material. Independen terhadap manajemen dan dewan direksi baik dalam kenyataan maupun secara mental. Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara periodik yang biasanya sekali setahun. Auditor internal dan auditor eksternal haruslah berkoordinasi. Teknik-teknik yang digunakan dalam audit keuangan, baik yang dilakukan auditor eksternal maupun internal bisa jadi serupa; namun tujuan dan hasil yang diharapkan bisa berbeda. Mereka mencerminkan dua profesi yang berlainan yang harus saling menghargai satu sama lain dan memnafaatkan kelebihan masing-masing. 2.1.1.4. Teknik-Teknik Audit Internal 1. Penentuan resiko Penentuan resiko risk assesment merupakan hal penting bagi manajemen dan auditor internal. Hukum federal mensyaratkan penentuan resiko tahunan untuk bank-bank tertentu, dan prinsip-prinsip manajemen yang baik mendorong penerapannya Universitas Sumatera Utara 16 di industri dan sektor-sektor lain. Auditor internal harus memiliki pemahaman mengenai proses penentua resiko dan sarana yang digunakan untuk melakukannya. Auditor internal harus memasukkan hasil penentuan resiko ke dalam program audit untuk memastikan bahwa kontrol-kontrol yang dibutuhkan memang diterapkan untuk mengurangi resiko. Resiko audit terdiri atas: a. Risiko Bawaan inharent risk adalah kerentanan suatu asersi atas terjadinya salah saji yang material, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada kebijakan atau prosedur struktur kontrol internal terkait yang ditetapkan. b. Risiko Kontrol control risk adalah risiko bahwa salah saji material yang bisa terjadi pada suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan, atau prosedur kontrol internal suatu entitas. Beberapa risiko kontrol akan tetap ada karena adanya keterbatasan yang melekat pada struktur kontrol internal. c. Risiko Deteksi detection risk adalah risiki bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat pada suatu asersi. Risiko deteksi dapat terjadi karena seorang auditor memutuskan tidak memeriksa 100 persen saldo atau transaksi atau karena ketidakpastian lainnya. Universitas Sumatera Utara 17 2. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan dapat menjadi senjata terbaik bagi auditor untuk memperoleh pemahaman, informasi, dan perspektif yang dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan audit. Survei pendahuluan yang baik akan menghasilkan program audit yg tepat, dan program audit yang tepat akan menunjang keberhasilan audit. Jadi, keberhasilan atau kegagalan audit bisa jadi sangat tergantung pada survei. Jika survei pendahuluan direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, maka survei tersebut akan menjadi lebih dari sekedar cara untuk mendapatkan pemahaman yang efektif; melainkan juga menjadi penentu keberhasilan audit. Audit internal sebaiknya melakukan survei dalam tujuh langkah dasar, yaitu: a. Melakukan Studi Awal Studi awal yang dilakukan auditor mencakup penelaahan atas kertas kerja tahun sebelumnya, temuan-temuan audit, bagan organisasi, dan dokumen-dokumen lain yang akan membantu untuk lebih memahami subjek audit. b. Pendokumentasian Pendokumentasian documenting mencakup beberapalangkah yang akan mengarah pada pertemuan awal antara auditor dengan manajer klien. Pembuatan daftar pengingat dan daftar isi awal untuk kertas kerja merupakan beberapa hal yang dilakukan pada Universitas Sumatera Utara 18 saat pendokumentasian. Auditor juga membuat kuesioner yang akan digunakan dalam wawancara dan diskusi dengan manajer klien dan yang lainnya. c. Bertemu Klien Pertemuan auditor internal dengan klien meberi peluang bagu auditor untuk menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang akan dilakukan. d. Mengumpulkan Bahan Bukti Survei pendahuluan akan berlangsung dengan lancar dan sistematis jika auditor internal memiliki pandangan yang jelas mengenai apa yang ingin dicapai. Dalam kebanyakan audit, informasi penting dapat diklasifikasikan ke dalam empat fungsi dasar manajemen: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan kontrol. e. Mengamati Pengamatan terus dilakukan selama survei pendahuluan. f. Membuat Bagan Alir Bagan alir memotret suatu proses. Meskipun pembuatan bagan alir mencakup hal-hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan seni, namun umumnya lebih bsersifat seni. Seperti kebanyakan dokumen lain, pembuatan bagan alir memerlukan waktu yang lama. Bagan alir memberikan gambaran sistem dan Universitas Sumatera Utara 19 merupakan sarana untuk menganalisis operasi yang kompleks- analisis yang tidak selalu bisa dicapai dengan narasi yang rinci. g. Pelaporan Kebanyakan auditor internal merasa perlu menerbitkan laporan audit walaupun hanya survei yang dilakukan. 3. Program Audit Program audit internal merupakan pedoman bagi auditor dan merupakan satu kesatuan dengan supervisi audit dalam pengambilan langkah-langkah audit tertentu. Langkah-langkah audit dirancang untuk mengumpulkan bahan bukti audit dan untuk memungkinkan auditor internal mengemukakan pendapat mengenai efisiensi, keekonomisan, dan efektifitas aktivitas yang akan diperiksa. Program tersebut berisi arahan- arahan pemeriksaan dan evaluasi informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan audit dalam ruang lingkup penugasan audit. 4. Pekerjaan Lapangan Pekerjaan lapangan field work merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya, dan melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan mencapai tujuan- tujuan yang telah ditetapkan dan menyediakan informasi untuk Universitas Sumatera Utara 20 pengambilan keputusan oleh manajemen. Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian keyakinan dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sesuai tujuan audit yang ingin dicapai. 5. Temuan Audit Selama pelaksanaan pekerjaan mereka, auditor internal mengidentifikasi kondisi-kondisi yang membutuhkan tindakan perbaikan. Penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma atau kriteria yang dapat diterima disebut temuan audit audit fundings. 6. Kertas kerja Kertas kerja working paper mendokumentasikan audit. Kertas kerja berisi catatan informasi yang diperoleh dan analisis yang dilakukan selama proses audit. Kertas kerja disiapkan sejak saat auditor pertama kali memulai penugasannya hingga mereka menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit. Kertas kerja berisi dokumentasi atas langkah-langkah berikut ini dalam proses audit: a. Rencana audit, termasuk program audit. b. Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem kontrol internal c. Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai. Universitas Sumatera Utara 21 d. Penelaahan kertas kerja oleh penyelia. e. Laporan audit. f. Tindak lanju dari tindakan perbaikan. Auditor internal harus menyiapkan kertas kerja yang akurat, jelas, terorganisasi, dan profesional, dengan mempertimbangkan hal-hal berikut ini: a. Pendokumentasian, termasuk kertas kerja b. Ringkasan, termasuk catatan temuan audit c. Pemberian indeks dan referensi silang d. Kertas kerja pro forma e. Penelaahan kertas kerja oleh penyelia f. Kepemilikan dan kontrol atas kertas kerja g. Kriteria kertas kerja yang ideal h. Penulisan kertas kerja sejalan dengan kemajuan audit penyimpanan kertas kerja

2.1.1.5. Peran Auditor Internal yang Mengacu Pada Kriteria GCG

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Pelaksanaan Audit INternal

0 11 1

Fungsi audit internal dalam pengendalian internal dan pelaksanaan good corporate governance pada Bank BUMN

1 6 48

PENGAKOM Pengaruh Audit Internal, Pengendalian Internal, Dan Komite Audit Terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Study Empiris Pada Bumn Di Kota Surakarta).

0 3 16

PENGARUH AUDIT INTERNAL, PENGENDALIAN INTERNAL, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE Pengaruh Audit Internal, Pengendalian Internal, Dan Komite Audit Terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Study Empiris Pada Bumn Di Kota Surakarta).

1 4 19

PENDAHULUAN Pengaruh Audit Internal, Pengendalian Internal, Dan Komite Audit Terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Study Empiris Pada Bumn Di Kota Surakarta).

0 3 7

Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Studi Kasus di PT. PINDAD (Persero) Bandung).

5 20 20

Hubungan Antara Audit Internal dengan Penerapan Good Corporate Governance.

0 1 22

Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance pada PDAM Tirtanadi Medan

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Audit Internal 2.1.1.1. Definisi Audit Internal - Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance pada PDAM Tirtanadi Medan

0 1 35

ABSTRAK PENGARUH AUDIT INTERNAL DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PDAM TIRTANADI MEDAN

0 1 11