Pembuatan Preparat Jaringan Organ Lambung Uji Pola Difraksi Sinar X

41 Tabel 3.2 Kelompok pengujian efek iritasi terhadap lambung kelinci dari dispersi padat yang mengandung aspirin Kelompok Nomor Kelinci Sediaan I 1-3 Dispersi padat aspirin 1:3 dengan dosis 80 mg dalam kapsul gelatin II 4-6 Dispersi padat aspirin 1:3 dengan dosis 80 mg dalam kapsul alginat Hewan percobaan dipuasakan terlebih dahulu selama 24 jam, kemudian hewan percobaan diberikan obat sesuai kelompoknya masing-masing selama 12 jam. Pengujian efek iritasi terhadap saluran cerna kelinci dilakukan dengan pengamatan secara makroskopik dan mikroskopik.

3.12 Pengamatan Secara Makroskopik

Semua kelompok kelinci dibunuh dengan menggunakan kloroform secara inhalasi dan dilakukan pembedahan untuk mengambil lambungnya. Kemudian lambungnya dibuka dan dicuci dengan larutan fisiologis, lalu difoto dengan kamera digital untuk melihat apakah ada luka pada lambung kelinci. Kemudian organ tersebut direndam dalam larutan formalin 10.

3.13 Pengamatan Secara Mikroskopik

Lambung kelinci yang telah diamati secara makroskopik, kemudian diamati secara mikroskopik secara histologi.

3.14 Pembuatan Preparat Jaringan Organ Lambung

Pembuatan preparat histopatologi sampai siap untuk dilihat secara mikroskopik terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut: 1. Difiksasi organ lambung dengan menggunakan larutan formalin 10 selama 1 jam. Universitas Sumatera Utara 42 2. Dehidrasi dengan merendam spesimen ke dalam etanol 70, 80, dan 96 masing-masing selama 1 jam 30 menit. Tahap dehidrasi bertujuan untuk mengeluarkan air dari jaringan yang telah difiksasi agar nantinya mudah dilakukan parafinisasi. 3. Penjernihan dengan merendam spesimen kedalam xilena selama 2 jam. Tahap penjernihan bertujuan untuk mengeluarkan alkohol dari jaringan. 4. Embending dengan menggunakan paraffin cair 56 C selama 2 jam. 5. Blocking pada casette dan didinginkan pada suhu 4 C beberapa saat. 6. Spesimen dipotong dengan menggunakan mikrotom Leica setebal 2-3 µm kemudian dimasukkan di atas kaca objek yang telah diolesi gliserin. 7. Dilakukan deparafinisasi dengan menggunakan xilol selama 15 menit. 8. Didehidrasi dengan menggunakan alkohol 96, 80, dan 50 masing- masing selama 15 menit. 9. Dibersihkan dengan menggunakan air mengalir kemudian diwarnai dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin rendam ke dalam zat warna Hematoxylin mayers selama 5 menit kemudian dicuci dengan air mengalir, setelah itu direndam ke dalam larutan eosin 1 selama 1 menit. 10. Didehidrasi dengan etanol 80, 96, dan absolut masing-masing 1 menit lalu dikeringkan. 11. Direndam dalam larutan xilene selama 1 menit, kemudian ditutup dengan kaca objek yang telah diberi Canada balsam. 12. Diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya. Universitas Sumatera Utara 43

3.15 Uji Pola Difraksi Sinar X

Pola difraksi sinar X serbuk aspirin, PVP K30, dan hasil dari proses dispersi padat direkam pada sistem difraksi sinar X menggunakan sumber pancaran radiasi Cu. Tegangan 40 KV dan arus 30 mA. Pengamatan dilakukan pada 2ө dan kecepatan skanning 0,800 per detik.

3.16 Uji Disolusi