Defenisi Operasional Implementasi Kelompok Usaha Bersama (Kube) Tani Di Dusun III Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

41

1.6 Defenisi Konsep

Singarimbun, 1995:37 : “Konsep merupakan istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak, kejadian, kelompok atau individu, yang menjadi pusat perhatian ilmu social”. Agar memperoleh batasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti, maka penulis mengemukakan defenisi dari beberapa konsep yang digunakan : 1. Implementasi program adalah kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan program, dimana pada posisi ini, eksekutif mengatur cara-cara untuk mengorganisir, menginterpretasikan, dan menerapakan kebijakan yang telah diseleksi. Dimana, gagal atau berhasilnya implementasi, dapat dilihat dari kemampuannya secara nyata dalam mengoperasionalkan program-program, dimana agar tercapainya sesuai tujuan, serta terpenuhinya misi program, diperlukan kemampuan yang tinggi pada organisasi- organisasi pelaksananya. 2. Kelompok Usaha Bersama KUBE tani merupakan kelompok – kelompok petani yang dirancang Pemerintah dalam satu paket khusus, di bawah naungan dan koordinasi departemen Pertanian, sebagai bentuk usaha pemerintah dalam memperbaiki taraf hidup kelompok tani, dari petani yang prasejahtera menjadi petani yang sejahtera melalui peningkatan hasil produksi panen.

1.7 Defenisi Operasional

Singarimbun, 1995:46 : “Defenisi operasional adalah suatu batasan yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau mempersiapkan, memberikan suatu petunjuk operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel-variabel tertentu”. Universitas Sumatera Utara 42 Berikut ini akan diuraikan variabel yang diteliti beserta indikator-indikator yang dipakai sebagai alat pengukurnya, yang terdiri dari. Implementasi, dengan indicator :

1. Komunikasi

a. Transmisi Mentransmisikan perintah-perintah implementasi dari keputusan yang telah dibuat oleh pemerintah. b. Kejelasan Petunjuk implementasi bukan saja diterima, melainkan juga harus jelas. c. Konsistensi Aturan implementasi harus konsisten, sebagaimana juga jelas jika implementasi kebijakan adalah untuk efektif, dimana semakin besar jumlah kepentingan bersaing yang ingin mempengaruhi implementasi sebuah kebijakan, semakin besar kesempatan berbagai perintah implementasi tidak konsisten. 2. Sumber Daya a. Staf Tidak hanya cukup dengan adanya jumlah implementator yang memadai untuk menjalankan sebuah kebijakan bila tidak dibarengi dengan ketrampilan yang sesuai dengan kualifikasi standar yang diharuskan. b. Informasi Informasi berupa petunjuk dalam melaksanakan kebijakan dan data untuk menyesuaikan antara implementasi dengan kebijakan dari pemerintah. Universitas Sumatera Utara 43 c. Kewenanganotoritas hak untuk mengeluarkan jaminan, membawa kasus ke pengadilan, mengeluarkan perintah untuk pejabat lain, menarik dana dari sebuah program, memberikan dana, bantuan teknik, membeli barang dan jasa, serta mengeluarkan cek untuk para warga. d. Fasilitas Berbagai fasilitas fisik, seperti kurangnya bangunan, perlengkapan persediaan yang esensial bisa menunda Implementasi kebijakan.

3. Disposisi

Merupakan watak dan karakteristik yang harus dimiliki oleh implementator, seperti komitmen, kejujuran, transparansi, dan sifat demokratis.

4. Struktur Birokrasi

Prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks, akan menyebabkan aktifitas birokrasi yang tidak fleksibel.

1.8 Sistematika Penulisan