37 usaha agribisnis bagi masyarakat desa. Belajar dari beberapa program Departemen
Pertanian yang berhasil, pendampingan ternyata menjadi salah satu yang menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Pengalaman menunjukkan apabila tidak dilakukan
pendampingan, pelaksanaan kegiatan pada umumnya tidak fokus, tidak ada rasa memiliki, pelaksanaan kegiatan apa adanya, dan rawan penyimpangan.
Perlu adanya dilakukan identifikasi dan pemetaan program-program yang dilakukan oleh Departemen Pertanian dan Departemen.institusi lain yang terkait dengan
pembangunan pedesaan, agar kehadiran program PUAP dapat memperkuat bukan memperlemah program yang telah ada sebelumnya tersebut.
Pada akhirnya, satu yang perlu kita pahami bersama bahwa keberhasilan suatu program dalam pelaksanaannya membutuhkan proses dan waktu yang cukup panjang.
Seringkali kita terjebak atau terkesima dengan keberhasilan suatu program yang sebenarnya dibangun dalam kurun yang cukup lama, dingin mengembangkan dengan skala
yang lebih luas dan dalam waktu yang singkat. Keinginan membangun dengan semangat serba cepat dan instan, seringkali menjadi bomerang dalam pelaksanaannya.
1.5.5. Peranan Pemerintah Desa
Dalam topik ini yang dimaksud dengan pemerintah desa adalah yang dinamakan kepala desa.
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan hukum yang mempunyai organisasi
pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indoensia.
Universitas Sumatera Utara
38 Mengingat situasi di pedesaan, di mana tingkat pendidikan dan taraf hidup yang
rendah, maka pada umumnya masyarakat desa dihinggapi suatu mentalitas “cargo cult” yaitu suatu kepercayaan bahwa seorang pemimpin yang kharismatis bisa mendatangkan
kesejahteraan. Dalam diri masyarakat tertanam dan nampak suatu keyakinan bahwa usaha peningkatan taraf hidup mereka sebagian besar di tangan dan ditentukan oleh kepala desa.
Dalam masyarakat masih nampak keinginan untuk senantiasa dibimbing dan didorong dengan instruksi serta memerlukan pimpinan yang kuat dan disegani. Berpangkal pada
mentalitas di atas, posisi kepala desa menjadi kuat, sebab di samping secara formal kepala desa mempunyai wewenang mengatur dan memimpin desa, secara informal diterima
menjadi pemimpin mereka. Bagi masyarakat desa kepala desa bukan semata-mata sebagai kepala pemerintahan
desa namun sekaligus sebagai “bapak” bagi seluruh penduduk desa yang dipimpinnya. Melihat sikap masyarakat tersebut, dapat dimengerti pendapat yang mengatakan bahwa
berhasil-tidaknya pembangunan di pedesaan sangat ditentukan oleh peranan seorang kepala desa atau tanggung jawab pembangunan pedesaan terutama terletak di atas pundak kepala
desa, hal ini disebabkan : 1.
Kepala desa dikebanyakan daerah di Indonesia mempunyai wewenang yang betul-betul nyata. Bahkan dapat dikatakan mereka merupakan raja-raja kecil di daerahnya,
ditambah dengan sikap “nerimo” dari penduduk desa, hubungan antara kepala desa dengan rakyatnya tampak sebagai hubungan patrimonial.
2. kepala desa mempunyai posisi yang kuat sebagai wakil pemerintah di desa.
Keterlibatannya sebagai pemimpin formal tampak lebih nyata bila dilihat mekanisme lain yang lebih memperkuat lagi ikatan kepala desa pada pemerintah, yaitu bahwa
Universitas Sumatera Utara
39 walaupun seorang kepala desa terpilih dalam pemilihan langsung, tetapi Bupatilah yang
akan membuat keputusan terakhir dan membuat surat pengangkatan. Melihat posisi kepala desa di atas sebenarnya pemikiran yang paling perlu atau
utama diberikan adalah bagaimana membuat supaya kepala desa dapat melaksanakan pembangunan desanya sebaik-baiknya dan secepat mungkin.
1.5.5.1 Mempercepat Daya Gerak Pembangunan di Pedesaan
Mengingat kepala desa sebagai pembangunan di pedesaan, sudah tentu membutuhkan landasan ilmu yang cukup dalam bidangnya. Sebaliknya mereka yang akan
diangkat jadi kepala desa mempunyai pengetahuan atau diberi pengetahuan sebelumnya tentang teori-teori kepemimpinan, pengetahuan tentang pemerintahan desa dan mengerti
ilmu Management, supaya mereka mampu menggerakkan dan mengendalikan usaha pembangunan di pedesaan sebaik mungkin. Pembangunan pedesaan adalah oleh dan dari
serta untuk rakyat, karena itu setiap kepala desa harus sadar atau disadarkan bahwa berhasil tidaknya usaha pembangunan yang diadakan sebagian besar tergantung dari pada ada
tidaknya partisipasi masyarakat. Partisipasi aktif dari masyarakat desa baru dapat diperoleh jika dilaksanakan pola kepemimpinan yang partisipasif atau terbuka. Dalam ilmu
menagement disebut pola partisipatif atau open management, dimana, unsur dari partisipatif atau open management adalah :
a. Ikut sertanya yang dipimpin dalam pengurusan social partisipation.
b. Adanya pertanggungjawaban dari pada pimpinan terhadap yang dipimpin Social
Responsibility. c.
Adanya dukungan daripada yang dipimpin terhadap pimpinan Social Support.
Universitas Sumatera Utara
40 d.
Adanya pengawasan yang dilakukan oleh yang dipimpin terhadap pimpinan Social Controll
Dari uraian di atas nampak bahwa sebenarnya menjadi seorang kepala desa bukanlah pekerjaan mudah. Di samping dituntut pengetahuan yang luas tentang masyarakat
desa dan cara-cara kepemimpinan, dituntut keahlian dan kemampuan untuk menyusun suatu rencana kerja yang terpadu dan menyeluruh, daripadanya dituntut lagi sifat-sifat :
a. Bisa ngemong mengasuh, artinya mempunyai penduduk desa dengan baik selaku
seorang “bapak yang bijaksana”. b.
Mampu ngomong berbicara, artinya mempunyai kemampuan dan kemauan untuk berbicara serta menjelaskan sesuatu masalah, baik ke bawah kepada penduduk
desanya maupun kepada pihak atas desa Camat, Bupati, Gubernur mengenai persoalan-persoalan yang menyangkut kepentingan desa dan warga desa.
c. Bersedia diomong-omongkan dibicarakan atau dipergunjingkan, artinya siap sedia
dan berhati lapang dalam menerima kritik serta saran, baik yang diberikan oleh pemuka-pemuka desa para pemimpin informal di desa maupun yang datang dari
penduduk desa sendiri atas segala pelaksanaan tugas-tugas dan kewajiban yang dibebankan kepadanya selaku pemimpin desa. Kalau semua ini dapat dimilikinya,
seorang kepala desa akan berhasil dalam melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai alat pemerintah maupun “juru bicara” masyarakat desa. Baru pada saat itu akan tampak
seni seorang kepala desa, sanggup melaksanakan kehendak pemerintah, tetapi tak lupa pula memenuhi keinginan rakyat desanya.
Universitas Sumatera Utara
41
1.6 Defenisi Konsep