Teori Implementasi dan Program

7 defenisi dan proporsi, untuk menerangkan suatu fenomena social secara sistematis, dengan cara merumuskan hubungan antar konsep”.

1.5.1 Teori Implementasi dan Program

Implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting dari keseluruhan kebijakan. Van Meter dan Van Horn dalam Wahab, 1991:1 : “merumuskan proses implementasi sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu atau pejabat atau kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah digariskan dalam kebijakan”. Patton dan Sawichi dalam Tangkilisan,2003:29 : “menyebutkan bahwa implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk mengorganisir, menginterpretasikan, dan menerapkan kebijakan yang telah diseleksi”. Implementasi melibatkan usaha dari policy makers untuk mempengaruhi apa yang oleh Lipsky disebut “Street level bureaucrats” untuk memberikan pelayanan atau mengatur perilaku kelompok sasaran target group. Untuk kebijakan yang sederhana, implementasi hanya melibatkan satu badan yang berfungsi sebagai implementor, sebaliknya untuk kebijakan makro, usaha-usaha implementasi akan melibatkan berbagai institusi. Mengenai keterlibatan berbagai aktor dalam implementasi, randall B. Ripley dan Grace A. Franklin 1986:11 menulis sebagai berikut : “Implementatition process incolve many important actors holding diffuse and competing goals and expectatitions who work within a contexts of an increasingly large and complex mix of government programs that require participation from numerous layers and units of government and who are affected by powerful factors beyond their control”. Universitas Sumatera Utara 8 Kompleksitas implementasi bukan saja ditunjukkan oleh banyaknya aktor atau unit organisasi yang terlibat, tetapi juga dikarenakan proses implementasi dipengaruhi oleh berbagai variabel yang kompleks, baik variabel yang individual maupun variabel organisasional, dan masing – masing variabel pengaruh tersebut juga saling berinteraksi satu sama lain. Program merupakan unsur pertama yang harus ada demi terciptanya kegiatan implementasi. Program akan menunjang implementasi karena dalam program tersebut telah dimuat berbagai aspek, dimana dalam setiap program dijelaskan mengenai : 1. Tujuan yang akan dicapai, 2. Kegiatan-kegiatan yang harus diambil dalam mencapai tujuan itu, 3. Aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui, 4. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan, dan, 5. Strategi pelaksanaan. Dengan program ini, maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan. Program pada dasarnya merupakan kumpulan proyek- proyek yang bertujuan untuk mencapai keseluruhan sasaran kebijaksanaan. Menurut Charles O Jones 1991,296 : “pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan”. Unsur kedua yang harus dipenuhi dalam proses implementasi yaitu adanya kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program sehingga masyarakat tersebut akan menerima manfaat dari program yang dijalankan serta terjadinya perubahan dan peningkatan pada kehidupan. Tanpa memberikan manfaat kepada masyarakat, maka boleh dikatakan program tersebut telah gagal dilaksanakan. Universitas Sumatera Utara 9 Berhasil tidaknya suatu program diimplementasikan tergantung pada unsur pelaksanaanya. Dan unsur pelaksanaan ini merupakan unsur ketiga. Pelaksanaan penting artinya, karena pelaksanaan, baik itu organisasi maupun perorangan bertanggung jawab dalam pengelolaan maupun pengawasan dalam proses implementasi. Dari defenisi-defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk mengoperasikan sebuah program. Dimana ada tiga kegiatan daripada implementasi, yaitu : 1. Penafsiran Yaitu kegiatan yang menterjemahkan makna program kedalam pengaturan yang dapat diterima. 2. Organisasi Yaitu merupakan wadah untuk menempatkan program kedalam tujuan kebijakan. 3. Penerapan Yaitu dimana pelaksanaan program sesuai dengan perencanaan yang dilengkapi dengan prosedur kerja serta jadwal kegiatan dan disiplin. Kegagalan atau keberhasilan implementasi dapat dilihat dari kemampuan policy makers secara nyata dalam mengoperasionalkan progam-program. Agar tercapainya sesuai tujuan serta terpenuhinya misi program, diperlukan kemampuan yang tinggi pada organisasi pelaksananya. Kebijakan yang telah direkomendasikan untuk dipilih oleh policy makers bukanlah jaminan bahwa kebijakan tersebut pasti berhasil dalam implementasinya. Ada banyak variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan baik yang bersifat individual maupun kelompok atau institusi. Implementasi dari suatu program melibatkan Universitas Sumatera Utara 10 upaya-upaya policy makers untuk memengaruhi perilaku birokrat pelaksana agar bersedia memberikan pelayanan dan mengatur perilaku kelompok sasaran. Implementasi atau penerapan program dengan demikian telah menjadi suatu jaringan yang tidak kelihatan. Maka implementasi adalah kemampuan untuk membentuk hubungan-hubungan lebih lanjut dalam rangkaian sebab akibat yang menghubungkan tindakan dengan tujuan. kegagalan

1.5.2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan 1.