33 2. Setiap biaya yang keluar dari kas GAPOKTAN ditetapkan berdasarkan persetujuan dari
pengurus 3. Pengurus diwajibkan membuat laporan tentang perhitungan dan pertanggung jawaban
mengenai keuangan, inventarisasi peralatan, keanggotaan dan hal lain yang dianggap perlu.
j. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan melalui musyawarah anggota GAPOKTAN.
k. Anggaran Rumah Tangga
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga 2.
Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan Angaran dasar
l. Penutup
Anggaran Dasar disyahkan dalam pertemuan GAPOKTAN dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
1.5.4 Pertanian Mendukung Pembangunan Berawal dari Desa A.
Pembangunan Pedesaan dan Pembangunan Pertanian
Pembangunan pedesaan tidak selalu identik dengan pembangunan pertanian. Persepsi bahwa pedesaan identik dengan pertanian lebih disebabkan karena hingga saat ini
lebih dari 50 rumah tangga di pedesaan, pendapatan utamanya masih bergantung pada sektor pertanian. Persepsi tersebut harus diluruskan agar semua kalangan, khususnya para
pengambil kebijakan, sepaham bahwa pembangunan pedesaan mencakup semua aspek pembangunan, seperti pendidikan, infrastruktur publik, kesehatan, perhubungan, dan lain
Universitas Sumatera Utara
34 sebagainya. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pembangunan pertanian hanya
merupakan salah satu bagian dari pembangunan pedesaaan. Perlunya kesepahaman tersebut di atas, dilandasi oleh munculnya berbagai
permasalahan yang terkait dengan pembangunan pedesaan.
Pertama, belum adanya koordinasi antar berbagai institusi dan pelaksana pembangunan
lainnya. Akibatnya pembangunan pedesaan dalam arti yang sebenarnya tidak pernah terwujud dengan baik. Keberhasilan program atau proyek tidak lebih
dari keberhasilan potongan-potongan kegiatan pada suatu kelompok masyarakat desa.
Kedua, nuansa ego sektoral dalam perencaan maupun pelaksanaan program atau proyek
masih sangat kenta. Akibatnya, potensi sumberdaya, khususnya dana, yang apabila disinergikan cukup besar potensinya menjadi tidak optimal dalam
pemanfaatannya.
Ketiga, masih kentalnya kesan masyarakat pedesaan terhadap program atau proyek, yang
identik dengan “bantuan pemerintah.” Kondisi tersebut semakin diperparah oleh beragamnya variasi pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan suatu program
atau proyek, namun dalam implementasinya kesan “bantuan pemerintah” tetap ada. Akibatnya, upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan secara serius
oleh suatu institusi, seringkali mengalami kegagalan karena pada saat yang bersamaan pada lokasi dan waktu yang sama, ada institusi lain yang melaksanakan
kegiatan dengan pendekatan “bantuan pemerintah.”
Universitas Sumatera Utara
35
Keempat, desain keberlajutan suatu program atau proyek masih belum banyak dilakukan
secaa serius oleh institusi pelaksana. Akibatnya, banyak program atau proyek yang berakhir seiring dengan berakhirnya program atau proyek tersebut.
Akibat lebih lanjut dari permasalahan-permasalahan tersebut, secara umum telah menjadikan kondisi pedesaan menjadi sebagai berikut : a mutu dan ketersediaan
infrastruktur publik menurun; b menurunnya kapasitas kolektif masyarakat desa; c meningkatnya potensi konflik akibat tidak meratanya pelaksanaan program atau proyek; d
keterlibatan pemerintah desa dalam pelaksanaan program atau proyek masih belum optimal; e akses masyarakat terhadap pendidikan, akses masyarakat terhadap informasi
pertanian juga semakin memburuk. Belajar dari pengalamam di atas, telah diidentifikasi beberapa faktor kunci yang
diyakini dapat mendorong keberhasilan pelaksanaan kegiatan suatu program atau proyek, yaitu : a perencanaan dan persiapan harus dibuat dengan baik, terukur dan akurat; b
lakukan identifikasi potensi desa, baik sumberdaya alam, SDM, infrastruktur dan sosial ekonominya, dengan melibatkan semua komponen masyarakat setempat; c menyusun
rancangan kegiatan berikut dengan tahapan pelaksanaannya, sesuai dengan hasil identifikasi potensi desa, d mengintegrasikan berbagai program yang akan dilaksanakan
dalam suatu desa wilayah dengan tetap memperhatikan rancangan dan tahapan pelaksanaan yang telah disusun; dan e melakukan pendampingan dan penyediaan
supervisi secara intensif terhadap pelaksanaan program atau proyek. Pada wilayah pemberdayaan yang berbasis pertanian, ketersediaanya teknologi program,
khususnya berbagai program dari lingkup Departemen Pertanian.
Universitas Sumatera Utara
36
B. Saran Pembelajaran untuk Pelaksanaan PUAP
Pada tahun 2008, Departemen Pertanian akan melaksanakan program pembangunan pedesaan, yaitu Peningkatan Usaha Agribisnis Pedesaan PUAP. Program ini akan
dilaksanakan di 10.000 desa di seluruh Indonesia. Program ini pada intinya merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri, melalui
peningkatan kemampuannya untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang usaha agribisnis di pedesaan. Di dalam program ini direncanakan disediakan dana Rp. 100 juta
untuk setiap desa sebagai sumber modal usaha bagi para petani yang mengembangkan agribisnis di pedesaaan. Desain program ini merupakan kelanjutan, pendalaman, dan
penyempurnaan dari program-program pembangunan serupa yang telah dilakukan. Agar program PUAP dapat terlaksana dan berhasil dengan baik, faktor kunci
keberhasilan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang telah diuraikan di atas butir 4, hendaknya dapat diacu. Apabila langkah persiapan dan perencanaan telah
dilakukan dengan baik, mengumpulkan dan menganalisis informasi dasar tentang potensi desa merupakan langkah berikutnya yang sangat penting; karena dari langkah ini akan
diperoleh informasi potensi desa yang mempunyai prospek untuk dikembangkan. Terkait dengan langkah ini, upaya mensinergikan progam PUAP dengan berbagai program yang
telah dan sedang dilakukan, menjadi perlu dilakukan. Dengan melakukan sinergi tersebut, penggalian informasi dasar tidak perlu dilakukan lagi cukup dengan memanfaatkan data
base yang telah ada, sehingga terjadi efisiensi dalam pelaksanaannya. Salah satu faktor kunci yang perlu diimplementasikan pada program PUAP adalah
pendampingan dan penyeliaan supervisi yang intensif. Pendampingan hendaknya dilakukan oleh penyuluh atau tenaga lapang yang nantinya diarahkan menjadi konsultan
Universitas Sumatera Utara
37 usaha agribisnis bagi masyarakat desa. Belajar dari beberapa program Departemen
Pertanian yang berhasil, pendampingan ternyata menjadi salah satu yang menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Pengalaman menunjukkan apabila tidak dilakukan
pendampingan, pelaksanaan kegiatan pada umumnya tidak fokus, tidak ada rasa memiliki, pelaksanaan kegiatan apa adanya, dan rawan penyimpangan.
Perlu adanya dilakukan identifikasi dan pemetaan program-program yang dilakukan oleh Departemen Pertanian dan Departemen.institusi lain yang terkait dengan
pembangunan pedesaan, agar kehadiran program PUAP dapat memperkuat bukan memperlemah program yang telah ada sebelumnya tersebut.
Pada akhirnya, satu yang perlu kita pahami bersama bahwa keberhasilan suatu program dalam pelaksanaannya membutuhkan proses dan waktu yang cukup panjang.
Seringkali kita terjebak atau terkesima dengan keberhasilan suatu program yang sebenarnya dibangun dalam kurun yang cukup lama, dingin mengembangkan dengan skala
yang lebih luas dan dalam waktu yang singkat. Keinginan membangun dengan semangat serba cepat dan instan, seringkali menjadi bomerang dalam pelaksanaannya.
1.5.5. Peranan Pemerintah Desa