STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO
I I - 1 -
Grafik 2.1 Luas Wilayah menurut Penggunaan Lahan Utama
Sumber: Hasil analisis
BAB I I KONDI SI LI NGKUNGAN HI DUP KECENDERNGANNYA
A. Lahan dan Hutan
Hutan dan atau lahan merupakan sumber daya alam yang mempunyai berbagai fungsi, baik ekologi, ekonomi, sosial maupun budaya, yang diperlukan untuk menunjang
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, karena itu perlu dilakukan pengendalian kerusakan dan atau pencemaran lingkungan hidup;
1. Lahan
Lahan adalah suatu hamparan ekosistem daratan yang peruntukannya untuk usaha dan atau kegiatan ladang dan atau kebun bagi masyarakat.
Secara garis besar lahan yang ada di Provinsi Gorontalo merupakan kawasan hutan hal ini ditunjukkan dari hasil analisis luas wilayah menurut penggunaan lahan utama tahun
2009 bahwa 36 lahan atau daratan di Gorontalo merupakan kawasan hutan itupun tidak termasuk Kabupaten Gorontalo Utara. Non pertanian sebesar 32 , Lahan kering sebesar
18 , Perkebunan sebesar 9 dan Sawah sebesar 2 serta pengunaan lahan lainnya sebesar 3 .
Berdasarkan hasil analisis luas lahan kritis yang ada di Provinsi Gorontalo seluas 1034,637 ha sedangkan dari perkiraan luas kerusakan hutan menurut penyebabnya seluas
6.956 yang terjadi di Kabupaten Bone Bolango. Untuk konversi hutan menurut peruntukan
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO
I I - 2 -
hanya terdapat di dua Kabupaten yaitu Kabupaten Pohuwato 120.060 ha dan Kabupaten Bone Bolango 2472,17 ha. Sedangkan luas hutan tanaman industry hanya terdapat di
Kabupaten Pohuwato sebesar 14673,68 ha. Dari seluruh luas lahan di Provinsi Gorontalo 1,02 juta Ha 282.295 ha merupakan
lahan pertanian yang sudah dimanfaatkan sebesar 115.884 Ha. Berdasarkan hasil analisis, Luas areal untuk perkebunan 86.831,02 Ha, yang tersebar di Kabupaten Gorontalo dan
Kabupaten Bone Bolango sebesar 38.228,07 Ha serta Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato sebesar 48.602,95 Ha. Dari areal tersebut yang sudah dimanfaatkan untuk
pengembangan 12 komoditi perkebunan, berupa komoditi kelapa Cocos nucifera yang
dikelola oleh 65.453 KK. Selain kelapa potensi tanaman perkebunan yang dikembangkan adalah : Kakao
Theobroma cacao, Jambu Mete, Kopi, Cassiavera, Pala, Vanili, Aren, Cengkeh, Lada, Tebu, Kemiri. Potensi kayu yang ada di Provinsi Gorontalo adalah 77,19
M³ Ha dan potensi rotan adalah 0,92 Ton Ha. Luas lahan kritis di Provinsi Gorontalo p ad a h ut an k on ser v asi seb esar 92. 353Ha
46, 74 , Hut an lin du n g 59. 434H 35, 91 , Hu t an p r od uk si 52. 915Ha 52, 56 , h u t an p r od uk si t er bat as 152. 200Ha 44, 44 , d an h ut an k on v er si seb esar
14. 683Ha 72, 80 . Sebaran jenis penutup lahan bila ditinjau dari kondisi lereng adalah sebagai berikut : hutan tersebar pada kondisi lahan berlereng 15 ; permukiman, tubuh
air, sawah, lahan terbuka berada pada lahan datar dengan lereng 8 ; sedang semak belukar dapat dijumpai pada lereng 8-45 , biasanya berupa lahan tandus yang kritis. Lahan
kritis dan terbuka tersebut dapat menjadi penyebab timbulnya banjir, seperti di Gorontalo bagian Utara, yang berdampak pada Daerah Danau Limboto. Kondisi DAS yang memiliki
hutan yang baik, dapat memperkecil resiko terjadinya banjir. Penebangan hutan pada fungsi hutan adalah sbb : pada hutan produksi sebesar 483,1 Ha, pada hutan lindung, 165,4 Ha,
dan pada hutan konservasi sebesar 197,6 Ha. Meluasnya lahan kritis di Gorontalo disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
Perambahan dan penebangan hutan secara illegal illegal logging
Konversi hutan menjadi lahan pertanian dan perkebunan
Perladangan berpindah
Pembakaran hutan dan lahan
Penambangan Emas tanpa I zin PETI di areal hutan.
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI GORONTALO
I I - 3 -
Dimana perluasan lahan kritis berdampak pada:
Terjadinya banjir dibeberapa lokasi.
Penurunan produktivitas lahan lahan.
Menurunnya keanekaragaman hayati ditandai berkurangnya populasi hewan endemic Gorontalo seperti babi rusa, anoa, ayam hutan dll.
Erosi tanah yang mengarah pada proses desertifikasi atau perubahan menjadi padang pasir.
Menurunnya kualitas air sungai.
2. Hutan