Penelitian terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu

Studi terdahulu mengenai kajian dampak lingkungan kegiatan penambangan pasir, kerikil dan koral cukup intensif dilakukan khususnya di dalam negeri, faktor penyebab tingginya tingkat bahaya erosi adalah karena penambangan pasir yang tidak megindahkan konservasi tanah dan lahan serta faktor geografis dan geologis daerah penelitian. Dugaan erosi yang terjadi pada lokasi penambangan pasir adalah total dugaan erosi yang terjadi 87.660,76 ton tahun Yudhistira, 2008. tingkat bahaya erosi berdasarkan Keputusan Ditjen Reboisasi dan Rehabilitasi Departemen Kehutanan No.041KptsV1998 adalah moderat dan ringan. Raden 2010 mengemukakan bahwa dampak penambangan batubara di Kutai Karta Negara menyimpulkan bahwa pertambangan batubara memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat disekitar perusahaan; yaitu meningkatkan pendapatan per bulan , memberikan peluang kerja dan peluang usaha sehingga dapat memperbaiki ekonomi masyarakat. Kegiatan penambangan pasir yang dilakukan menimbulkan dampak terhadap lingkungan yaitu dampak fisik dan dampak sosial ekonomi. Dampak fisik lingkungan yaitu adanya tebing-tebing bukit yang rawan longsor, kurangnya debit air permukaan mata air, rusaknya jalan, polusi udara. Dampak sosial ekonomi penyerapan tenaga kerja karena sebagian masyarakat bekerja menjadi tenaga kerja di penambangan pasir; adanya pemasukan bagi pemilik tanah yang dijual atau disewakan untuk diambil pasirnya dengan harga tinggi, banyaknya pendatang yang ikut menambang sehingga dapat menimbulkan Universitas Sumatera Utara konflik. Adanya ketakutan sebagian masyarakat karena penambangan pasir yang berpotensi longsor sehingga sewaktu-waktu bisa mengenai lahan dan pemukiman mereka, apalagi bila turun hujan. Rissamsu et al 2012 mengemukakan hasil penelitiannya tentang Pengelolaan penambangan bahan galian golongan C, menjelaskan secara garis besar dapat dibagi menjadi beberapa kegiatan yaitu; penentuan lokasi penambangan pasir, reklamasi rehabilitasi lahan pasca penambangan, pengendalian erosi. Tujuan akhir dari penambangan adalah mengatasi kerusakan lingkungan yang ada, mengendalikan laju erosi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 1. Pengelolaan penambangan bahan golongan C dilakukan dengan pemberian izin baik pada pengusaha maupun pemilik hak ulayat. Sosialisasi dilakukan tentang pentingnya izin penambangan untuk menekan kerusakan lingkungan terutama pada pengusaha penambangan yang rakyat tanpa izin yang tersebar. 2. Belum ada kawasan khusus untuk penambangan bahan galian golongan C karena belum ada inventarisasi wilayah penambangan, belum ada peraturan daerah, dan dinas terkait lebih fokus pada bidang energi. 3. Inventarisasi usaha di lokasi penambangan, pemberian izin, penambangan masih menitikberatkan pada unsur penerimaan pajak dan retribusi, Upaya Pengelolaan ingkungan UKL dan Upaya Pemantauan Lingkungan UPL belum menjadi syarat bagi pengusaha penambang. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan diantaranya adalah peraturan daerah belum ada, kemampuan SDM aparat, status ekonomi dan tingkat pendidikan. Universitas Sumatera Utara Hidayat 2011 menyatakan kegiatan penambangan pasir menimbulkan dampak terhadap lingkungan yaitu dampak fisik dan dampak sosial ekonomi. Dampak fisik lingkungan yaitu adanya tebing-tebing bukit yang rawan longsor, kurangnya debit air permukaan mata air, rusaknya jalan, polusi udara. Dampak sosial ekonomi penyerapan tenaga kerja karena sebagian masyarakat bekerja menjadi tenaga kerja di penambangan pasir, adanya pemasukan bagi pemilik tanah yang dijual atau disewakan untuk diambil pasirnya dengan harga tinggi, banyaknya pendatang yang ikut menambang sehingga dapat menimbulkan konflik. adanya ketakutan sebagian masyarakat karena penambangan pasir yang berpotensi longsor sehingga sewaktu-waktu bisa mengenai lahan dan pemukiman. Sedangkan Hasibuan, 2006 menjelaskan hasil penelitiannya tentang dampak Penambangan bahan galian C terhadap lingkungan , menjelaskan bahwa banyak usaha penambangan tidak memiliki izin yaitu dari jumlah data yang dimiliki sebanyak 53 usaha penambangan yang memiliki izin hanya 16 yang memiliki izin, oleh karena itu dapatlah diprediksi bagaimana pengusaha penambangan yang belum memiliki izin, seperti Surat izin Penambangan daerah tersebut melakukan usahanya tanpa menghirau untuk tetap memelihara lingkungan, maupun kewajiban untuk membayar pajak kepada pemerintah daerah. Sebelum penambangan dilakukan , maka permukaan tanah harus terlebih dahulu dilakukan lin clearing, Hasibuan, 2006 yaitu mengambil lapisan permukaan tanah lebih kurang 1 satu meter, untuk diasingkan atau disimpan dan apabila penambangan telah selesai, maka tanah yang diasingkan tersebut ditimbun kembali untuk menutupi bekas penambangan tetap dapat ditanami tanaman pertanian, hal ini penting diperhatikan sehubungangan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah No.150 tahun 2000 tentang Universitas Sumatera Utara pengendalian kerusakan tanah untuk produksi Biomasa terhadap bekas galian didarat yang menimbulkan lubang-lubang besar. Kegiatan Penambangan bahan galian C khusunya pasir, kerikil, batu, selain mempunyai dampak positif juga mempunyai dampak negatif, dampak negatif diantaranya : a. Lingkungan fisik sampai aktif mengalami perubahan b. Terjadinya perubahan permukaan lahan galian c. Rusaknya jalan yang menjadi sarana transportasi penduduk setempat yang akan terjadi pencemaran udara pada musim kemarau. Valuasi ekonomi lahan pertanian selain berfungsi sebagai penghasil jasa lingkungan juga menghasilkan komoditas pertanian. Nilai jasa lingkungan yang terdiri lahan sawah sebesar 85,4 dan lahan kering masing sebesar 72,1 dari nilai ekonomi totalnya Irawan, 2007. Hal ini menunjukkan sistem usahatani lahan sawah menghasilkan jasa lingkungan yang jauh lebih tinggi dari pada nilai padi yang dihasilkannya. Konversi lahan sawah akan lebih banyak mendatangkan kerugian dalam bentuk hilangnya berbagai manfaat jasa lingkungan daripada biaya untuk mengelolanya. Oleh karena itu konversi lahan pertanian untuk pembangunan sarana dan prasarana sebaiknya memprioritaskan lahan kering daripada lahan sawah.

2.2 Penambangan Galian C