Kesejahteraan Masyarakat TINJAUAN PUSTAKA

maupun pembangunan ekonomi dan sering pula mengabaikan aspek lingkungan yang sustainable . Ekonomi Lingkungan merupakan kegiatan manusia dalam memanfaatkan lingkungan sedemikian rupa, sehingga fungsiperanan lingkungan dapat dipertahankan atau bahkan dapat ditingkatkan dalam penggunaannya untuk jangka panjang Suparmoko, et al. 2000. Perubahan penggunaan lahan dalam dekade terakhir ini sangat cepat, terutama dari pertanian menjadi non pertanian. Perubahan ini berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Pada sisi lain, perubahan ini berdampak pada perubahan manfaat yang dapat diperoleh oleh perorangan maupun masyarakat. Manfaat yang dapat diperoleh dari barang dan jasa lingkungan sangat terbatas karena adanya keterbatasan dalam nilai barang dan jasa lingkungan Bonnieux dan Goffe, 1997. Ini menjadi salah satu sebab fungsi lingkungan tidak dihitung dan diabaikan dalam pengambilan kebijakan. Menurut Soekartawi 1996, pembangunan seringkali diartikan pada pertumbuhan dan perubahan. Jadi, pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat tani dari yang kurang baik menjadi lebih baik.

2.7 Kesejahteraan Masyarakat

Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukkan bahwa ada Universitas Sumatera Utara warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya secara layak karena belum memperoleh pelayanan sosial dari negara. Akibatnya, masih ada warga negara yang mengalami hambatan pelaksanaan fungsi sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan bermartabat. Konsep kesejahteraan dapat dirumuskan sebagai padanan makna dari konsep martabat manusia yang dapat dilihat dari empaat indicator yaitu : 1 rasa aman security, 2 Kesejahteraan welfare, 3 Kebebasan freedom, dan 4 jati diri Identity. Nasikun, 1996. Kesejahteraan hidup sesorang dalam realitasnya memiliki banyak indikator keberhasilan yang dapat diukur. Dalam hal ini Thomas et al 2005 dalam Sugiarto, menjelaskan bahwa indikator kesejahteraan suatu negara diukur melalui, tingkat kemiskinan , angka buta huruf, emisi gas CO 2 Sugiarto 2007, mengatakan bahwa tingkat kesejahteraan seseorang sangat terkait dengan tingkat kepuasan Utility dan kesenangan pleasure yang dapat diraih dalam kehidupannya. Guna mencapai tingkat kesejahteraan yang didinginkan, maka dibutuhkan suatu perilaku behaviora yang dapat memaksimalkan tingkat kepuasannya sesuai dengan sumberdaya yang ada. , perusakan alam dan lingkungan hidup. Todaro2003, mengemukakan bahwa peningkatan pendapatan orang kaya golongan menengah keatas seperti tuan tanah, politis, pimpinan perusahaan, dan kaum elit lainnya akan digunakan untuk dibelanjakan pada barang-barang mewah, emas, perhiasan , rumah yang mahal , bepergian keluar negeri dan atau menyimpan kekayaannya diluar negeri dalam bentuk pelarian modal capital flight. Sementara golongan menengah kebawah yang memiliki karakteristik miskin, kesehatan, gizi dan pendidikan yang rendah, Universitas Sumatera Utara peningkatan pendapatan dapat meningkatkan dan memperbaiki kesejahteraan mereka, peningkatan pendapatan ini juga dapat meningkatkan produktifitas dan pendapatan seluruh perekonomian Kesejahteraan rakyat mempunyai aspek yang sangat kompleks dan tidak memungkinkan untuk menyajikan data yang mampu mengukur semua aspek kesejahteraan. Menurut Kolle 1974, kesejahteraan dapat diukur dari beberapa aspek kehidupan: 1 Dengan melihat kualitas hidup dari segi materi, seperti kualitas rumah, bahan pangan dan sebagianya; 2 Dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh, lingkungan alam, dan sebagainya; 3 Dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti fasilitas pendidikan, lingkungan budaya, dan sebagainya; 4 Dengan melihat kualitas hidup dari segi spiritual, seperti moral, etika, keserasian penyesuaian, dan sebagainya. Drewnoski 1974, mengemukakan bahwa konsep kesejahteraan dapat dilihat dari tiga aspek; 1 dengan melihat pada tingkat perkembangan fisik somatic status, seperti nutrisi, kesehatan, harapan hidup, dan sebagianya; 2 dengan melihat pada tingkat mentalnya, mentaleducational status seperti pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya; 3 dengan melihat pada integrasi dan kedudukansosial social status.

2.8 Pengertian ongkos produksi dalam jangka pendek