Karakteristik Responden HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

28.317.921,3 m 3

4.2. Karakteristik Responden

dan kondesat sebesar 1.719.814,8 barrel. Untuk lima tahun terahir yang dihasilkan oleh perusahaan yang mengekploitasi gas sudah menurun, seperti untuk tahun 2010 saja tingkat pengapalan mengalami penurunan dari beberapa tahun sebelumnya yaitu sebesar 34 kargo yang sebelumnya 37 kargo untuk LNG dan 7 kargo untuk kondensat. Penelitian ini membagikan kuesioner pada 96 orang respondeyang berada di sembilan Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara, khususnya yang berada di kecamatan Sawang, Kuta Makmur, Simpang Kramat, Langkahan, Tanah Luas, Nisam Antara, Cot Girek, Paya Bakong dan Nisam. Karakteristik responden dapat disajikan pada gambar 4.2 berikut ini . Gambar 4.2. Jenis kelamin responden sekitar penambangan galian C Berdasarkan data gambar yang disajikan pada Gambar 4.2. menunjukkan bahwa 70 persen 67orangrespondenmerupakan laki-laki, sedangkan sisanya 29 orang 30 persen merupakan responden perempuan. Dapat disimpulkan dari jumlah responden yang diambil menjadi sample dalam penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan, ini tidak terlepas dari para pekerja sektor galian C yang terbanyak adalah kaum laki-laki, sedangkan 70 Laki-Laki; 67; Perempuan; 29; 30 Universitas Sumatera Utara kaum perempuan juga banyak membantu kaum laki-laki dikebun dan sektor lainnya seperti kesawah menanam padi. Untuk katagori umur responden atau masyarakat dilokasi penambangan galian C,dibeberapakecamatan dalam kabupaten Aceh Utara sebagian besardalam usia produktif dalam menjalankan aktifitas kehidupannya sehari-hari; sehingga masyarakat yang potensial melaksanakan aktifitasnya sangat berkeinginan mencari penambahan diluar pendapatannya selama ini. Dapat dilihat pada sajian gambar 4.3 dibawah ini . Gambar 4.3. Struktur umur responden sekitar penambagan galian C Berdasarkan data yang disajikan pada Gambar 4.3. diatas , terlihat bahwa yangdominan untuk dijadikan responden dalam penelitian ini berumur antara 36-40 tahun berjumlah 20 orang dengan persentase 20,20 persen, dan yang paling rendah umur masyarakat yang menjadi responden yaitu 25 tahun dengan jumlah 12 orang dengan persentase 13persen. Dan untuk umur antara 26-30 tahun berjumlah 14 orang dengan persentase 14,15 persen, untuk umur 31 sampai dengan 35 Tahun berada pada posisi ke 25 Tahun; 12; 13 26-30 Tahun; 14; 15 31-35 Tahun; 17; 18 36-40 Tahun; 20; 20 41-45 Tahun; 14; 15 46 Tahun; 19; 19 Universitas Sumatera Utara tiga dengan persentase 17,18 persen. Dan juga umur 41-45 tahun berjumlah 14 orang dengan persentase 14,15 persen. Untuk umur diatas 46 tahun sebanyak 19 orang dengan persentasenya adalah 19, persen.Dari data yang diperoleh hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang dominan menjadi responden berumur 36-40 tahun ini tidak terlepas dari rata-rata umur tersebut telah mempunyai beban dalam menanggung kehidupan keluarga dan pekerjaan yang dikerjakan cocok untuk sebaya umurnya. Untuk melihat pekerjaan sebagian besar masyarakat yang menjadi responden di dalam 9kecamatandi kabupaten Aceh Utara pada penambangan galian C dalam penelitian ini adalah petani diikuti dengan wiraswasta . Hal ini menunjukkan bahwa penambangan galian C para pekerjanya dari sektor pertanian. Pekerjaan masyarakat yang berada disekitar penambangan galian C dari sembilan kecamatan di kabupaten Aceh Utara yang menjadi responden disajikan secara lengkap pada gambar 4.4dapat disajikan sebagai berikut : Gambar 4.4. Pekerjaan responden disekitar penambangan galian C Petani; 81; 85 Wiraswasta; 7; 7 PNS; 5; 5 Mahasiswa; 3; 3 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data yang disajikan pada Gambar 4.4, ada terdapat 81 orang 85 persenmasyarakat yang menjadi responden pada penambangan galian C, dikabupaten Aceh Utara yang pekerjaannya utamanya petani.Dan ada7 orang 7 persen merupakan pekerjaan di sektor wiraswasta, 5 persen 5 orang masyarakat yang menjadi responden pada penambangan galian Cyang pekerjaannya PNS. Serta sisanya 3 orang 3 persen yang menjadi responden pekerjaan penambangan galian Cdi kabupaten Aceh Utara adalah mahasiswa. Dari data tersebut menunjukkan bahwa responden rata-rata pekerjaanya bertani ini sesuai dengan lokasi penelitian dimana pengambilan galian C semuanya dipedalaman yaitu bertempat dimana masyarakat selamanya bekerja mengolah tanah pertaniannya. Pada gambar 4.5. Responden atau masyarakat yang banyak tinggal di sekitar penambangan galian C yang berpendidikan SMPsederajat yaitu 39 orang 40,6 . Ini berarti sebagaian besar masyarakat yang tinggal di lokasi Penambangan berpendapatan menengah kebawah, hal ini erat hubungannya dengan sering masyarakat bekerja berpindah pindah atau serabutan. Sedangkan masyarakat atau responden yang berpendidikan diploma dan S1 adalah sebanyak 3 orang yang tidak tinggal berdekatan dengan lokasi penambangan galian Cdengan kata lain mempunyai kesadaran akan bahaya sewaktu waktu menimpa mereka, serta mengetahui pentingnya menghindari dari debu dan kebisingan serta mencari pendapatan di perkotaan. Dan untuk tingkat SLTA berada pada posisi kedua dalam responden penelitian ini yaitu sebanyak 35 orang , untuk yang berpendidikan SLTP yang menjadi responden sebanyak 15 orang , serta yang berpendidikan tingkat diploma sebanyak 4 orang responden, itupun anak dari para petani yang telah mampu menyekolahkan anaknya. Dan data yang lebih rinci mengenai tingkat pendidikan masyarakat dilokasi penambangan galian C disajikan pada gambar 4.5 dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5. Tingkat Pendidikan responden disekitar penambangan galian C Dalam penelitian ini status perkawinan yang menjadi responden rata rata dalam penelitian ini atau masyarakat yang berada disekitarpenambangan galian C di kabupaten Aceh Utara,rata-rata sudah berkeluarga atau sudah mempunyai tanggungan keluarga dan juga masyarakat setempat khususnya anak perempuan rata-rata terlalu cepat berkeluarga, ini tidak terlepas dari faktor ekonomi yang mendera masyarakat dilokasi penambangan galian C, hal tersebut dapat dilihat pada sajian gambar 4.6 seperti berikut ini. Gambar 4.6. Status perkawinan responden di sekitar penambangan galian C SD; 15; 16 SMP; 39; 41 SMA; 35; 36 Diploma; 4; 4 Strata satu; 3; 3 Kawin; 73; 76 Belum Kawin; 23; 24 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.6 adalah 73,76 persen 73 orang responden merupakan orang yang sudah berkeluarga dan mempunyai tanggungan, sedangkan sisanya 23 orang 23,24 persen merupakan responden yang belum berkeluarga atau belum mempunyai tanggungan dalam hal keluarga. Untuk status perkawinan rata-rata ditengah masyarakat kita banyak yang sudah berkeluarga dengan alasan kekurangmampuaan orang tua dalam melanjutkan pendidikan sehingga banyak khususnya anak perempuan cepat dijodohkan dengan tujuan orang tua terlepas dari persoalan ekonomi. Untuk tingkat pendapatan masyarakat yang menjadi responden pada penambangan galian C diwilayah Aceh Utara rata-rata diatas UMR Aceh, ini disebabkan antara lain masyarakat yang mayoritas petani seperti kesawah, Ladang, berkebun sawit dan lainya dengan harga penjualan yang relatif tinggi apabila terjadi transaksi penjualan . Perincian mengenai pendapatan mresponden atau masyarakat yang bertempat tinggal disekitar penambangan galian C di Aceh Utara dapat dilihat pada sajian gambar 4.7. dibawah ini. Gambar 4.7. Tingkat pendapatan responden di penambangan galian C Rp.2000.000; 35; 36 Rp.3000.000; 41; 43 Rp.4000.000; 13; 14 Rp.5000.000; 5; 5 Tidak ada; 2; 2 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data yang disajikan pada gambar 4.7. diatas dapat dijelaskan Bahwayangdominan pendapatan melebihi UMR dengan jumlah 41 orang 41,43 persen sebesar dua juta sampai dengan tiga juta rupiah, berikutnya pendapatan responden atau masyarakat yang tinggal disekitar galian C yang berada diurutan kedua dalam penelitian ini adalah satu juta sampai dengan dua juta rupiah adalah sebanyak 35 orang dengan persentase 35,36 persen. Untuk pendapatan yang jumlahnya sekitar tiga juta sampai dengan empat juta rupiah yang tinggal disekitar penambangan galian C di kabupaten Aceh Utara berjumlah 13 orang atau dipersentasekan dengan 13,14 persen. Dan untuk yang berpendapatan empat juta sampai dengan lima juta berjumlah 5 orang dengan persentase 5, persen. Dan yang menjadi perhatian peneliti yang mengejutkan ada juga masyarakat di sekitar penambangan galian C di kabupaten Aceh Utara yang merupakan daerah yang terbanyak proyek raksasa seperti PT.Arun dan Exxon yang merupakan perusahaan eksploitasi minyak dan gas serta ada juga perusahaan yang bergerak dibidang Pupuk seperti PT.Pupuk Iskandar Muda, yang sangat mangagetkan dalam jawaban yang diberikan oleh responden saat wawancara dilapangan adanya responden yang tidak memeliki pendapatan tidak tetap atau dengan kata lain tidak ada pendapatan atau sangat miskin berjumlah 2 Orang atau2,2 Persen . Berikut ini kita dapat melihat masa kerja rata-rata responden atau masyarakat yang tinggal di seputaran penambangan galian C, dibeberapa kecamatan di kabupaten Aceh Utara yang paling lama antara enam tahun sampai dengan 10 tahun merupakan yang terlama bekerja pada sektor pertanian, galian C. Untuk bekerja diperkebunan Universitas Sumatera Utara lebih 26 tahun hanya berjumlah 2 orang ,seperti yang disajikan pada gambar 4.8 tentang masa kerja rata-rata responden atau masyarakat yang bertempat tinggal disekitar penambangan galian C dapat dilihat dengan sajian berikut ini . Gambar 4.8. Masa kerja rata-rata responden di penambangan galian C. Dari gambar 4.8. menunjukkan bahwa rata-rata lama bekerja masyarakat di sekitarpenambangan galian C baik sektor pertanian, perkebunan dan penambangan di kabupaten Aceh Utara yaitu umur 6 tahun sd 10 Tahun yang paling ramai dengan 32 Orang dengan persentase 34 persen, dan juga yang berumur antara 21 sd 25 tahun dengan persentase 24,0 Persen yang menduduki urutan ke dua dalam responden penelitian ini. Dan berikutnya umur antara 11 sd 15 tahun berjumlah 22 orang dengan persentase 23 persen, dan juga lama masa kerja 5 tahun keatas sebanyal 10 orang 10, 0 persen, dan ada juga masyarakat yang menjadi responden penelitian ini yang paling lama bekerja disektor pertanian dan penambangan dengan masa kerja 26 tahun cuma 2 orang dengan persentase 2,2 Persen. 5 Tahun; 10; 10 6-10 Tahun; 32; 34 11-15 Tahun; 22; 23 16-20 Tahun; 7; 7 21-25 Tahun; 23; 24 26 Tahun; 2; 2 Universitas Sumatera Utara Pengambilan galian C banyak dilakukan dengan tidak mempunyai standar yang jelastentang kuntur tanah misalnya, yaitu diambil didaerah kaki bukit sehingga akan berakibat pada cepat akan terjadi longsor sehingga dampaknya akan berakibat pada kesengsaraan masyarakat yang menerima resikonya seperti tertimbun atau jatunya bangunan rumah kedalam lokasi tempat pengambilan galian C bahkan adanya persawahan masyarakat yang amblas sawahnya ke dalam sungai lebih kurang 5 ha yang terjadi di sungai Sawuek kecamatan Buloh Blang Ara Aceh Utara, sehingga banyak masyarakat menuntut untuk dikembalikan bentuk sawah seperti semula dengan cara pengusaha membangun tanggul. Bahkan banyak juga lokasi pengambilan bahan galian dilakukan pada daerah aliran sungai sehingga menyebabkan bibir sungai mengalami pelebaran sehingga ada jembatan penyebrangan mengalami keruntuhan seperti yang terjadi pada jembatan sungai Sawang ; sehingga berakibat pada banyaknya wilayah pertanian masyarakat setempat seperti areal persawahan dan perkebunaan amblas ke dalam sungai bila terjadi banjir , hal tersebut. Seperti tampak dalam Gambar 4.9 berikut ini. Gambar 4.9. Pengambilan galian C di Saweuk Kecamatan Kuta Makmur. Universitas Sumatera Utara Lokasi Pengambilan galian C dibeberapa lokasi sangat mengganggu aktifitas masyarakat pengguna jalan lainnya seperti banyak jalan mengalami kerusakan bahkan harus antri setiap melewati jalan tersebut ini tidak terlepas dari dampak yang dilalui truk- truk pengangkut hasil tambang galian C, dan juga jalan gampong menjadi jalan umum sehingga biasanya menimbulkan protes dari warga masyarakat ini tidak terlepas dari banyak kekecewaan yang diterima oleh warga dikarena pengusaha yang bergerak dalam pengambilan bahan galian C cuma memberi janji-janji tentang jalan akan diperbaiki bila mengelami kerusakan; tapi pada kenyataannya tidak dilakukan perbaikan sehingga warga juga ada yang menutup jalan akses kelokasi penambangan dengan menanam pohon ditengah jalan untuk menghindari truk pengangkut bahan material tidak melewati jalan tersebut. seperti terlihat dalam Gambar 4.10. Gambar 4.10. Penutupan jalan oleh masyarakat disebabkan sering dilalui truk pengangkut material galian C. Universitas Sumatera Utara Kerusakan lingkungan seperti terabaikan dalam konsep pembangunan didaerah- daerah seperti kebanyakan perusahaan yang bergerak dibidang penambangan kurang peduli dalam menjaga lingkungan seperti masih banyaknya perizinan yang menyalahi aturan, izinnya untuk satu lokasi tapi yang dijalankan dilapangan untuk beberapa lokasi. Banyak produk peraturan Qanun yang tidak ketat dan sudah tidak mengikuti perkembangan zaman menyebabkan penambangan terus diekploitasi sehingga menimbulkan banyak kubangan-kubangan besar sehingga kerusakan dan dampaknya bagi kelangsungan kehidupan makluk hidup dimasa yang akan datang membahayakan seperti dalam Gambar 4.11. Gambar 4.11. Lahan penambangan galian C di alue Leuhop Kec Cot Girek Kabupaten Aceh Utara. Dalam menentukan baku mutu untuk katagori kerusakan lingkungan dipemukiman masyarakat yang dilewati truk pengangkut material , kebisingan yang ditimbulkan juga dari hasil truk dan alat-alat berat sebagai penggalian galian C, serta kekeruhan air sungai yang Universitas Sumatera Utara ditimbulkan dari hasil pengerukan oleh penambang dapat disajikan dalam tabel 4.1 dibawah ini. Dari hasil uji laboratorium tentang debu, kebisingan dan kekeruhan air dapat disajikan pada tabel dibawah ini sehingga dapat disimpulkan bahwa dilokasi penelitian baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah dengan hasil yang diperoleh hasil pengujian sampel rata-rata hasil melebih standar baku mutu yang ditetapkan sehingga dengan melebih baku mutu khusus debu, kebisingan dan kekeruhan air perlu diperhatikan dengan seksama oleh pemerintah daerah seperti memperketat kanun yang diterbitkan. Tabel 4.1 Hasil analisis debu, kebisingan dan kekeruhan air sungai No Parameter Lokasi Baku mutu Simpang Cibrek Cot Girek SawangSaweuk 1 2 3 Debu µgNM 3 Kebisingan dB A Kekeruhan air NTU 173,85 54,17 - - 55 50 - - - - 37 919 90 55 5 Sumber : Kantor Lingkungan hidup Aceh Utara 2012 Dari data yang ada menunjukkan bahwa debu diatas rata rata baku mutu yang ditetap sehingga dilokasi Simpang Cibrek banyak masyarakat yang mengeluh tentang banyaknya debu berterbangan saat truk yang membawa bahan galian C diwilayah mereka dan masyarakat setempat meminta perhatian pada pemerintah daerah untuk menyiram jalan yang dilewati oleh truk. Dari baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 90 µgNM 3 sesuai keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.481198 tidak boleh melebihi, tetapi hasil penelitian menunjukkan rata-rata diatas yang ditetapkan oleh pemerintah, hal Universitas Sumatera Utara tersebut akan berakibat menimbulkan segala penyakit khusunya peradangan tenggorokan dan pernafasan lainya. Untuk lokasi Sawang dan Saweuk tidak dilakukan pengujian debu dan kebisingan dikarena wilayah tersebut jauh dari perkampungan penduduk saat dilewati truk pembawa material galian C . Tapi di dua lokasi tersebut hanya di lakukan pengujian kekeruhan air sungai, untuk data yang diperoleh hasil pengujian kekeruhan air sangat jauh dari Baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah maka masyarakat setempat mengharapkan adanya peninjauan ulang dalam hal pengambilan tidak dengan menggunakan beko atau alat berat.

4.3. Analisis Valuasi Ekonomi di Lokasi Penambangan Galian C di Kabupaten