Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi termasuk model pembelajaran, praktik, belajar, ujian dan seterusnya.
Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam
penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip dan tekanan utama
yang berbeda-beda. Walaupun demikian dalam prakteknya menurut Hasan 1996:43 model pembelajaran seperti apapun bisa dilakukan asalkan memenuhi prinsip-prinsip
sebagai berikut: 1.
Pembelajaran akan semakin baik jika upaya yang dilakukan guru semakin kecil dan aktivitas belajar siswa semakin besar.
2. Semakin sedikit waktu yang diperlukan oleh guru dalam
mengaktifkan siswa untuk belajar maka pembelajaran akan semakin baik. 3.
Sesuai dengan cara belajar yang dilakukan oleh siswa. 4.
Dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru. 5.
Sebenarnya tidak ada satupun metode yang sempurna yang paling sesuai dengan tujuan, jenis materi dan proses belajar yang ada.
B. Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Model Diskusi.
Diskusi dan diskursus merupakan komunikasi seseorang berbicara satu dengan yang lain, saling berbagi gagasan dan pendapat. Kamus bahasa mendefinisikan diskursus
6
dan diskusi hampir identik yaitu melibatkan saling tukar pendapat secara lisan, teratur, dan untuk mengekspresikan pikiran tentang pokok pembicaraan tertentu. Arends, 1997.
Sedang menurut Suryosubroto 1997:179, diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok, untuk saling bertukar
pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dari kebenaran atas suatu masalah.
Dalam pembelajaran diskusi mempunyai arti suatu situasi di mana guru dengan siswa atau siswa dengan siswa yang saling bertukar pendapat secara lisan, saling berbagi
gagasan dan pendapat. Pertanyaan yang ditujukan untuk membangkitkan diskusi berada pada tingkat kognitif lebih tinggi Arends, 1997.
Menurut Suryobroto 1997:181, bahwa diskusi oleh guru digunakan apabila hendak :
1. memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada dimiliki oleh siswa. 2. memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan kemampuannya
masing-masing. 3. memperoleh umpan balik dari siswa tentang apakah tujuan yang telah
dirumuskan telah tercapai. 4. membantu para siswa belajar berpikir teoritis dan praktis lewat berbagai mata
pelajaran dan kegiatan sekolah. 5. membantu para siswa menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun
teman-temannya orang lain. 6. membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah
yang di “lihat” baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah. 7. mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
7
Berdasarkan pengertian tersebut, pemanfaatan diskusi oleh guru mempunyai arti untuk memahami apa yang ada di dalam pemikiran siswa dan bagaimana memproses
gagasan dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung baik antar siswa maupun komunikasi guru dengan siswa.
Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial dimana guru dapat membantu siswa menganalisis proses berpikir mereka.
Salah satu aspek diskusi adalah kemampuan untuk mengembangkan pertumbuhan kognitif, aspek yang lain adalah kemampuan untuk menghubungkan dan
menyatukan aspek kognitif dan aspek social pembelajaran. Sesungguhnya, sistem diskusi merupakan sentral untuk menciptakan lingkungan belajar positif. Diskusi membantu
menetapkan pola partisipasi dan secara konsekuen, memiliki dampak besar terhadap manajemen kelas. Pembicaraan antara guru dan para siswanya menjadikan banyak ikatan
sosial sehingga kelas menjadi hidup bersama Arends, 1997 yang disadur Tjokrodihardjo, 2003.
Table 1 Langkah-Langkah Menyelenggarakan Diskusi
Tahapan Kegiatan Guru
Tahap 1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus
8
Menyampaikan tujuan dan mengatur setting
dan menyiapkan siswa untuk berpartisipasi. Tahap 2
Mengarahkan diskusi Guru mengarahkan fokus diskusi dengan
menguraikan aturan-aturan dasar, mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal, menyajikan situasi
yang tidak segera dijelaskan atau menyampaikan isu diskusi.
Tahap 3 Menyelenggarakan diskusi
Guru memonitor antar aksi, mengajukan pertanyaan, mendengarkan gagasan siswa,
menanggapi gagasan, melaksanakan aturan dasar, membuat catatan diskusi, menyampaikan gagasan
sendiri.
Tahap 4 Mengakhiri diskusi
Guru menutup diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna diskusi yang telah
diselenggarakan kepada siswa.
Tahap 5 Melakukan tanya jawab singkat
tentang proses diskusi itu. Guru menyuruh para siswa untuk memeriksa
proses diskusi dan berpikir siswa
Sumber : Tjokrodihardjo 2003 Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan tes
secara individual atau quiz, mengenai materi yang telah dipelajari dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan open-ended tasks. Pada penelitian ini tes individu dilakukan pada
akhir setiap pertemuan. Tujuannya agar siswa dapat menunjukkan pemahaman dari apa yang telah dipelajari sebelumnya. Skor yang diperoleh siswa per individu ini didata dan
diarsipkan sebagai bahan untuk perhitungan skor kelompok. Berikut contoh lembar skor.
Tabel 2 Lembar Skor Tes Untuk Diskusi
Haritgl Haritgl
9
Nama Siswa
Materi Tes Materi Tes
Skor Dasar
Skor Tes
Skor Peningkatan
Skor Dasar
Skor Tes
Skor Peningkatan
Ibrahim, et al.,2000 Nilai perkembangan inividu dihitung berdasarkan selisih perolehan skor tes awal
dan tes berikutnya, sehingga setiap anggota memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya. Kriteria sumbangan
individu terhadap kelompok dapat dilihat dalam tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3 Nilai Perkembangan individu
No Skor tes
Nilai Perkembangan
1 2
3 4
5 Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar
10 poin hingga 1 dibawah skor dasar Skor dasar sampai 10 poin di atasnya
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar Nilai sempurna tidak berdasarkan skor awal
5 10
20 30
40
Slavin, 1995:80
Skor kelompok dihitung berdasarkan rata-rata nilai perkembangan yang disumbangkan setiap kelompok. Berdasarkan rata-rata nilai perkembangan yang
ditetapkan penghargaan kelompok, yaitu:
Kelompok dengan rata-rata skor 15, kelompok cukup baik.
Kelompok dengan rata-rata skor 20, sebagai
kelompok baik.
10
Kelompok dengan rata-rata skor 30, sebagai
kelompok sangat baik. Rata-rata nilai perkembangan yang ditetapkan untuk penghargaan kelompok,
menggunakan tabel berikut ini:
Tabel 4 Lembaran penghargaan kelompok
Nama kelompok:
Anggota Kelompok Total
Total Nilai Kelompok Rata-rata kelompok
Penghargaan kelompok
Slavin, 1995:178. Rata-rata kelompok = Total Nilai kelompok : Jumlah anggota kelompok
11
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Tindakan Kelas