Pada tahap ini peneliti berusaha menginterpretasikan temuan-temuan penelitian berdasarkan kerangka teori yang dipilih dengan mengacu pada norma-
norma praktis yang disetujui atau instuisi guru itu sendiri yang menggambarkan pelajaran yang baik Hopkins, 1993. Hasil intepretasi ini diharapkan dapat
memberikan makna yang cukup berarti untuk kegiatan tindakan selanjutnya dan dapat mengembangkan model diskusi pada siswa SMA N Jatinangor.
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pada bagian ini akan dikemukakan temuan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sesuai dengan rangkaian tindakan yang telah dilakukan. Paparan data
temuan ini sebelumnya diawali dengan gambaran awal pembelajaran mata pelajaran IPS dan diakhiri dengan proses dan hasil pelaksanaan tindakan mengembangkan proses
pembelajaran.
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Profil Awal Pembelajaran IPS
Orientasi pertama yang peneliti lakukan di SMA N Jatinangor ini pada tanggal 18 Pebruari 2009 dengan melakukan wawancara dengan guru mitra. Setelah guru mitra
menyetujui untuk bekerja sama. Melakukan refleksi tidak ubahnya seperti berdiri di depan cermin untuk melihat
kembali bayangan kita atau memantulkan kembali kejadian yang perlu kita kaji Wardani, dkk, 2000:224. Dengan dibantu dengan hasil analisis data, guru mencoba
21
merenungkan mengapa satu kejadian berlangsung dan mengapa seperti itu terjadinya. Guru dibantu peneliti mencoba merenungkan mengapa satu usaha perbaikan berhasil dan
mengapa yang lainnya gagal. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, serta apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam
pembelajaran berikutnya. Pada hari Jumat, 20 Pebruari 2009 peneliti dan guru mitra melakukan refleksi
bersama di ruang guru untuk mendiskusikan beberapa temuan selama berlangsungnya proses pembelajaran dari tahun ke tahun. Beberapa temuan yang belum dapat
dikategorikan sebagai tindakan belajar yang baik adalah: 1. Selama memberikan penjelasan dengan metode ceramah dan tanya jawab, guru
hanya berada di sekitar papan tulis dan meja guru atau di area depan saja, idealnya untuk pengelolaan kelas, guru sesekali berjalan-jalan sambil mengecek, sejauh mana
siswa memperhatikan pelajarannya. 2. Guru mendominasi pembelajaran teacher centered dengan mendominasi sebagian
besar pembicaraan di kelas. Padahal dengan digabungkannya metode ceramah dan tanya jawab, bisa menggairahkan siswa dalam berinteraksi selama pembelajaran
berlangsung bukan malah sebaliknya, pembelajaran terasa monoton dan membosankan
3. Guru belum menggunakan alat peraga sebagai alat bantu selama proses pembelajaran berlangsung. Penggunaan alat peraga dapat membantu guru dalam memberikan
penjelasan kepada siswa sehingga siswa pun dapat lebih paham dan cepat menangkap maksud dan arah pembicaraan gurunya.
4. Guru tidak terlihat membawa buku paket, dan buku pegangan yang dipunyai siswa hanya LKS saja. Sebenarnya guru bisa membawa beberapa buku paket untuk
22
diperlihatkan kepada siswa sebagai bahan bacaan, daripada hanya mengandalkan LKS saja.
5. Sebagian besar siswa tidak mempunyai buku pegangan IPS. 6. Guru langsung menjawab pertanyaan siswa, mestinya guru melemparkan terlebih
dahulu pertanyaan tersebut kepada siswa yang lain dan memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk memberikan jawabannya. Selain itu pula guru dapat
memberikan pujian reward kepada siswa yang bertanya maupun yang menjawab. 7. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, dan tidak ditegur oleh gurunya. 8. Guru tidak membuat kesimpulan pada akhir pembelajaran. Jika guru membuat
kesimpulan bersama dengan siswa maka diharapkan ada materi yang “menempel” di benak siswa.
9. Guru tidak menegur dan mengingatkan siswa yang mencontek, sehingga memberikan peluang kepada siswa untuk melakukan hal yang sama mencontek pada tes-tes yang
berikutnya. Seharusnya guru menegur dan memberikan sangsi kepada siswa yang mencontek walaupun guru merasa bahwa kebiasaan mencontek tidak bisa dirubah.
10. Guru perlu merubah metode pembelajaran yang bisa menyenangkan siswa dan membuat proses belajar mengajar menyenangkan, tidak monoton dan tidak
membosankan.
2. Perencanaan untuk Tindakan Pertama