Uji Normalitas Uji Heteroskedastisitas

Sikap ditingkatkan pada karyawan PT Bank Sumut Cabang Tarutung maka dapat menaikkan Perilaku Kelompok sebesar 0.726. c. Standar error e menunjukkan tingkat kesalahan.

4.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik diggunakan untuk melihat atau menguji apakah suatu model layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.4.1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 0,05 maka asymp. Sig 2- tailed diatas nilai signifikansi 5 0,05 artinya variabel residual berdistribusi normal. Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Universitas Sumatera Utara 1. Pendekatan Histogram Pada gambar 4.3 terlihat bahwa residual data berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng dan tidak melenceng ke kiri atau ke kanan. Gambar 4.3 : Histogram Uji Normalitas Sumber : Hasil Pengelohan SPPS 2012 Universitas Sumatera Utara 2. Pendekatan Grafik Pada Gambar 4.4 Normal P-P Plot terlihat titik-titik yang mengikuti data di sepanjang garis normal, hal ini berarti residual data berdistribusi normal. 3. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik non-parametik Kolmogorv- Smirnov K-S. Gambar 4.4 : Normal P-P Plot Uji Normalitas Sumber : Hasil Pengelohan SPPS 2012 Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai asymp. Sig. 2-tailed adalah 0.773 dan diatas nilai signifikan 0,05, hal ini berarti residual data berdistribusi normal.

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 36 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 2.63947648 Most Extreme Differences Absolute .110 Positive .067 Negative -.110 Kolmogorov-Smirnov Z .662 Asymp. Sig. 2-tailed .773 a. Test distribution is Normal. Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas pendekatan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Agustus 2012 Universitas Sumatera Utara Untuk mengatasi kelemahan pengujian dengan grafik dapat menggunakan pendekatan statistik dengan uji glejser, heteroskedastisitas tidak akan terjadi apabila tidak satupun variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolut Ut absUt. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu: 1. Metode Pendekatan Grafik Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 4.5 Grafik scatterPlot terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi perilaku kelompok berdasarkan masukan variabel sikap dari karyawan. 2. Metode Pendekatan Statistik Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -5.299 5.835 -.908 .370 SIKAP .726 .082 .835 8.855 .000 a. Dependent Variable: PERILAKUKELOMPOK Gambar 4.5 : Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS 2012 Tabel 4.9 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Agustus 2012 Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.9 terlihat variabel Independent Sikap yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependent absolut Ut AbSut. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas X signifikannya 0.000 diatas tingkat kepercayaan 5 0,05, jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastiitas.

4.4.3 Uji Multikolinieritas