Pengaruh Kelompok Terhadap Perilaku

sebagai alasan sah tetapi sebetulnya hanya merupakan alasan untuk tidak masuk kerja b. Perputaran tenaga kerja turnover terjadi saat karyawan berhenti dari pekerjaan mereka. Sebuah organisasi biasanya menanggung biaya karena harus mengganti individu yang telah berhenti, apabila jika perputaran tenaga kerja melibatkan individu-individu yang sangat produktif, biayanya bahkan lebih tinggi. Turnover tampaknya disebabkan oleh beberapa faktor, dan pengaruh keluarga. 3 Keanggotaan organisasi Keanggotaan organisasi organizational citizenship adalah perilaku individu yang memberikan kontribusi yang positif bagi organisasi.

I. Pengaruh Kelompok Terhadap Perilaku

Menurut Mowen dan Minor dalam Suryani: 2008 terdapat lima faktor penting yang dapat menjelaskan mengapa kelompok dapat mempengaruhi perilaku individu: 1. Melalui norma, nilai dan informasi Kelompok yang menyadari pentingnya pencapaian tujuan bersama akan mengembangkan norma-norma guna mengatur dan mengontrol perilaku anggotanya. Oleh karena itu mau tidak mau individu yang ada di dalam kelompok berusaha menyesuaikan perilaku, kebiasaannya dengan apa yang ditentukan oleh kelompok. Semakin kuat kelompok memegang teguh norma, semakin besar pengaruhnya pada perilaku individu. Universitas Sumatera Utara 2. Faktor peran dalam kelompok Agar kelompok dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan mencapai tujuan bersama yang telah disepakati, maka kelompok akan menjunjuk individu-individu tertentu sesuai dengan peran yang dibutuhkan dalam kelompok itu. Ada yang berperan sebagai ketua, sekretaris, bendahara dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan kelompok. Individu yang mempunyai peran diharapkan oleh anggota lainnya untuk dapat melakukan tindakan, tugas sesuai dengan status perannya. 3. Tuntutan untuk menyesuaikan dengan kelompok Ketika individu masuk dalam suatu kelompok tentu ingin mendapatkan penerimaan dari kelompok. Individu akan tersiksa jika menjadi orang yang tidak terima atau kurang yang diterima di dalam suatu kelompok yang menjadi kebutuhannya. Oleh karena itu untuk mendapatkan penerimaan ini individu berusaha menyesuaikan dirinya dengan aturan dan kebiasaan serta perilaku kelompoknya. 4. Proses perbandingan sosial Dalam interaksi dalam kelompok, secara psikologis individu akan membandingkan dirinya dengan orang lain yang ”tingkatannya” sama dan juga membandingkan antara dirinya saat ini dengan diri yang ideal. Melalui proses seperti inilah individu yang ada dalam kelompok akan mengevaluasi sikap dan perilakunya serta berusaha mengubah perilakunya sesuai dengan diri yang diharapkan atau agar tidak berbeda dengan yang lain. Universitas Sumatera Utara 5. Polarisasi kelompok Di dalam suatu kelompok keputusan-keputusan penting sering harus dibuat. Biasanya kelompok cenderung lebih berani dalam mengambil risiko dibandingkan kalau keputusan itu dilakukan secara individual. Fenomena polarisasi juga dapat terjadi, individu sering dapat dengan mudah terpengaruh atau mengubah keputusannya sendiri dan menyesuaikan dengan keputusan kelompok.

2.2 Penelitian Terdahulu

Melani 2011 melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Sikap dan Kepribadian Karyawan Terhadap Kerjasama Tim Pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri Hijau”. Hasil penelitian diperoleh adalah hasil uji F dengan kondisi F-hitung lebih besar dari F-tabel 103,2083,10 dengan nilai Sig lebih kecil dari Alpha 0,000,05, maka kesimpulan dapat diambil adalah menolak H yang berarti koefisien korelasi signifikan secara statistik, sikap dan kepribadian karyawan secara bersama-sama berpengaruh terhadap tim. Hasil uji signifikan t Uji t menyatakan bahwa variabel sikap berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kerja sama tim, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,992 lebih besar dari 0,05. Nilai t hitung 0,098 t tabel 1,986 artinya, jika ditingkatkan variabel sikap sebesar satu satuan maka kerjasama tim akan meningkat sebesar 0,010. Sementara variabel kepribadian berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kerjasama Universitas Sumatera Utara