11
2.1.2 Kebijakan Dividen
Menurut Weston dan Copeland 2005:122, “Dividen adalah keuntungan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang diberikan kepada pemegang
saham”. Besar kecilnya dividen akan sangat bergantung pada besar kecilnya laba yang diperoleh serta proporsi laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham.
Adapun jenis-jenis dividen yang dapat dibayarkan kepada pemegang saham, yaitu:
1. Dividen tunai cash dividend yaitu dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Pada umumnya dividen tunai lebih disukai para pemegang saham
dan pembagian dividen tunai ini sering dilakukan oleh perusahaan perseroan. 2. Dividen saham stock dividend yaitu dividen yang dibayarkan kepada
pemegang saham berupa saham, bukan dalam bentuk uang tunai. 3. Dividen kekayaan property dividend yaitu pembayaran dividen dengan
bentuk barang aset selain kas. Barang yang dibagi adalah barang yang dapat dibagi-bagi atau bagian-bagian yang homogeny serta penyerahannya kepada
pemegang saham tidak mengganggu keberlangsungan operasi perusahaan. 4. Scrip dividend yaitu pembayaran dividen dalam bentuk surat scrip janji
hutang. Pembayaran akan dilakukan perusahaan sesuai dengan perjanjian yang tercantum pada surat tersebut.
5. Liquidating dividend yaitu pembayaran dividen dengan mengurangi modal perusahaan, bukan berdasarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
12
Kebijakan dividen perusahaan ditentukan oleh manajemen perusahaan. Setiap perusahaan memiliki keputusan yang berbeda-beda. Kebijakan dividen
dividend policy adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam
bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang. Besar kecilnya dividen sangat tergantung besar kecilnya laba yang diperoleh dan proporsi laba
yang dibagikan dalam bentuk dividen atau dividend payout ratio Sartono 2010:73. Perubahan dividen diartikan sebagai sinyal bagi prospek perusahaan di
masa datang. Dengan demikian dividen diartikan oleh pasar sebagai sinyal positif dan sebaliknya pengurangan dividen digunakan sebagai sinyal negatif bagi
prospek perusahaan Wijayaningtyas, 2009. Menurut Sutrisno 2000:322, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham, yaitu:
1.
Posisi Solvabilitas perusahaan Apabila perusahaan dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya kurang
menguntungkan, biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki
posisi struktur modal.
2.
Posisi likuiditas perusahaan Bagi perusahaan yang kondisi likuiditasnya kurang baik, biasanya dividend
payout ratio kecil, karena sebagian besar laba digunakan untuk menambah likuiditas.
Universitas Sumatera Utara
13
3.
Kebutuhan untuk melunasi hutang Semakin banyak hutang yang harus dibayar semakin besar dana yang harus
disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham.
4.
Rencana perluasan Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya
pertumbuhan perusahaan, dan hal ini dapat dilihat dari perluasan yang dilakukan perusahaan. Konsekuensinya akan semakin besar kebutuhan dana
untuk membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dana dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi baik dari hutang, menambah modal sendiri yang
berasal dari pemilik, dan salah satunya dapat diperoleh dari laba yang ditahan perusahaan. Dengan demikian, semakin pesat perluasan yang dilakukan
perusahaan semakin kecil dividend payout ratio.
5.
Kesempatan investasi Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya
dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi semakin kecil dividen yang dibayarkan karena dananya digunakan untuk memperoleh
kesempatan investasi.
6.
Stabilitas pendapatan Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan
kepada pemegang saham lebih besar dibanding dengan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil.
Universitas Sumatera Utara
14
7.
Pengawasan terhadap perusahaan Kekhawatiran berkurangnya kekuasaan pemilik dalam mengendalikan
perusahaan cenderung mendorong perusahaan untuk memperbesar laba ditahan demi keperluan ekspansinya, yang berarti akan memperkecil
pembayaran dividen.
Keputusan mengenai kebijakan dividen adalah keputusan yang menyangkut bagaimana cara dan dalam bentuk apa dividen yang dibayarkan. Ada beberapa
bentuk pemberian dividen secara tunai cash dividend yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham Sutrisno 2000:323. Bentuk kebijakan
dividen tersebut, adalah: 1. Kebijakan pemberian dividen stabil
Kebijakan pemberian dividen yang stabil ini artinya dividen akan diberikan secara tetap per lembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang
diperoleh perusahaan berfluktuasi. Kebijakan pemberian yang stabil ini dilakukan untuk dapat memberikan kesan kepada para investor bahwa
perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. 2. Kebijakan dividen yang meningkat
Dengan kebijakan ini, perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan
yang stabil. 3. Kebijakan dividen dengan rasio yang konstan
Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh semakin besar
Universitas Sumatera Utara
15
dividen yang dibayarkan, dan sebaliknya apabila laba kecil dividen yang dibayarkan juga kecil.
4. Kebijakan pemberian dividen regular yang rendah ditambah ekstra Kebijakan pemberian dividen dengan cara ini, perusahaan menentukan
jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah
tertentu. Dalam perkembangannya muncul beberapa teori tentang kebijakan dividen.
Menurut Sartono 2010:282, terdapat beberapa teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam membuat kebijakan yang tepat bagi perusahaan.
1.
Dividend Irrelevance Theory ketidakrelevanan dividen Teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak
mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Modigliani-Miller MM menyimpulkan bahwa nilai perusahaan saat ini tidak
dipengaruhi oleh kebijakan dividen. Keuntungan yang diperoleh atas kenaikan harga saham akibat pembayaran dividen akan diimbangi dengan
penurunan harga saham karena adanya penjualan saham baru. Oleh karenanya pemegang saham dapat menerima kas dari perusahaan saat ini dalam bentuk
pembayaran dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham.
2.
The Bird in The Hand Theory Myron Gordon dan John Lintner berpendapat bahwa investor lebih merasa
aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen daripada
Universitas Sumatera Utara
16
menunggu capital gain. Sementara itu MM berpendapat dan telah dibuktikan secara matematis bahwa investor merasa sama saja apakah menerima dividen
saat ini atau menerima capital gain di masa yang akan datang. Gordon dan Lintner beranggapan bahwa investor memandang satu burung di tangan lebih
berharga daripada seribu burung di udara. Sementara itu MM berpendapat bahwa tidak semua investor berkeinginan untuk menginvestasikan kembali
dividen mereka di perusahaan yang sama atau sejenis dengan memiliki risiko yang sama, oleh sebab itu tingkat risiko pendapatan mereka di masa datang
bukannya ditentukan oleh kebijakan dividen, tetapi ditentukan oleh tingkat risiko investasi baru.
3.
Tax Preference Theory Investor menghendaki perusahaan untuk menahan laba setelah pajak dan
dipergunakan untuk pembiayaan investasi daripada pembayaran dividen dalam bentuk kas. Oleh karenanya perusahaan sebaiknya menentukan
dividend payout ratio yang rendah atau bahkan tidak membagikan dividen. Karena dividen cenderung dikenaka pajak yang lebih tinggi dibandingkan
dengan capital gain, maka investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk saham dengan dividend yield yang tinggi.
Selain teori diatas terdapat beberapa teori lain mengenai kebijakan dividen, yaitu: a. Information Content Hypothesis
Teori ini menyatakan bahwa investor menganggap perubahan dividen sebagai isyarat dari prakiraan manajemen atas laba. Modigliani-Miller yang
menyatakan bahwa kenaikan dividen merupakan suatu sinyal kepada para
Universitas Sumatera Utara
17
investor bahwa manajemen meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa datang. MM berkesimpulan bahwa reaksi investor terhadap perubahan
dividen tidak berarti sebagai indikasi bahwa investor lebih menyukai dividen dibanding dengan laba ditahan. Kenyataan bahwa harga saham berubah
mengikuti perubahan dividen semata-mata karena adanya information content dalam pengumuman dividen.
b. Clientile Effect Terdapat banyak kelompok investor dengan berbagai kepentingan. Ada
investor yang lebih menyukai memperoleh pendapatan saat ini dalam bentuk dividen seperti halnya individu yang sudah pensiun sehingga investor ini
menghendaki perusahaan untuk membayar dividen yang tinggi. Tetapi ada pula investor yang lebih menyukai untuk menginvestasikan kembali
pendapatan mereka, karena kelompok investor ini berada dalam tarif pajak yang cukup tinggi.
2.1.3 Struktur Kepemilikan Ownership Structure