42
3.6 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data kuantitatif, dimana penggunaan data dalam bentuk angka. Sumber data menurut cara memperoleh
datanya menggunakan data sekunder dan merupakan kumpulan hasil data publikasi dari Bursa Efek Indonesia, jurnal, buku – buku referensi dan internet
berhubungan dengan variabel – variabel yang ada di dalam penelitian ini.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung literatur, jurnal-
jurnal, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder dari laporan keungan dan laporan
tahunan yang dapat diunduh dari situs Bursa Efek Indonesia.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi berganda multiple regression analysis. Sebelum
dilakukan analisis regresi untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan terlebih dahulu analisis statistik deskriptif. Selain itu, dilakukan pengujian
kelayakan untuk menilai model regresi. Berikut ini penjelasan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
43
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi masing-masing variabel yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, maksimum, dan
minimum Ghozali, 2013:19.
3.8.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda karena pada penelitian ini peneliti akan melihat ada atau tidak pengaruh antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Data penelitian yang telah dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan software SPSS Statistical Package and for
Social Science. Berikut ini adalah persamaan regresi yang digunakan:
Y = α + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+b
3
X
3
+b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ ε
Dimana: Y = Kebijakan Dividen Dividend Payout Ratio
α = Konstanta b
1
= koefisien regresi variabel X
1
b
2
= koefisien regresi variabel X
2
b
3
= koefisien regresi variabel X
3
b
4
= koefisien regresi variabel X
4
b
5
= koefisien regresi variabel X
5
Χ
1
= Kepemilikan manajerial X
2
= Kepemilikan institusional X
3
= Return on Asset X
4
= Debt to total Asset Ratio X
5
= Size
ε = term of error
Universitas Sumatera Utara
44
3.9 Pengujian Hipotesis
3.9.1 Uji Signifikasi Parsial Uji-t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas seperti kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional secara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu kebijakan dividen. Penelitian ini dilakukan dengan tingkat signifikansi sebesar 5 atau 0,05.
Dengan bentuk pengujian sebagai berikut : a. H
: b
1 =
b
2
= b
3
= b
4
= b
5
= 0, artinya variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
b. Ha : b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ b
4
≠ b
5
≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Untuk menguji hipotesis ini dilakukan dengan cara membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
dengan ketentuan sebagai berikut : Jika t
hitung
t
tabel
maka H diterima atau H
a
ditolak. Jika t
hitung
t
tabel
maka H
a
diterima atau H ditolak.
3.9.2 Uji Simultan Uji Statistik F
Pengujian uji F statistik merupakan pengujian regresi secara keseluruhan yang menunjukkan apakah variabel bebas secara keseluruhan mempunyai
pengaruh terhadap variabel terikat.
Hipotesis : a. H
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= b
5
= 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen secara simultan terhadap variabel dependennya.
b. Ha : b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ b
4
≠ b
5
≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen secara simultan terhadap variabel dependennya.
Universitas Sumatera Utara
45
Pada uji ini dilakukan uji satu sisi dengan tingkat signifikan sebesar 5 untuk mendapatkan nilai F
tabel
, sedangkan untuk menarik kesimpulan dari persamaan yang didapat digunakan pedoman sebagai berikut:
Jika F
hitung
F
tabel
, maka H
o
diterima atau H
a
ditolak. Jika F
hitung
F
tabel
, maka H ditolak dan H
a
diterima.
3.10 Uji Asumsi Klasik
Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, tentunya model tersebut harus bebas dari gejala asumsi klasik karena model yang baik harus
memenuhi kriteria BLUE Best Linier Unbiased Estimator. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan sebagai berikut:
3.10.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau nilai residual memiliki distribusi normal agar uji
statistik untuk jumlah sampel kecil hasilnya tetap valid Ghozali, 2013:160. Dalam mendeteksi apakah residual terdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji
statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Uji K-S dapat dilakukan dengan membuat hipotesis sebagai berikut:
H : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
3.10.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
46
Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas, yaitu keadaan ketika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas Ghozali, 2013:139.
Uji heterokedastisitas yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan grafik scatterplot yaitu dengan cara melihat Grafik Plot antara nilai
prediksi variabel terikat dependen yaitu SRESID dengan residualnya ZPRED. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang telah
di-studentized. Dasar analisisnya adalah jika ada pola tertentu membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Tetapi jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2013.
3.10.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya Ghozali, 2013:110. Dalam penelitian ini, untuk mendekteksi ada tidaknya autokorelasi dengan
menggunakan pengujian dari Durbin-Watson DW test. Pengujian dilakukan
Universitas Sumatera Utara
47
dengan tingkat signifikansi 5 . Uji ini mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen.
Tabel 3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesis 0 Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
0 d dl Tidak ada autokorelasi positif
No decision dl
≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi negatif
Tolak 4
− dl d 4 Tidak ada autokorelasi negatif
No decision 4
− du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif
atau negatif Terima
du d 4
–
du
3.10.4 Uji Multikoliniearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali, 2013:105. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model
regresi dalam penelitian ini dengan 1 nilai tolerance, dan 2 variance inflation factor VIF. Indikator untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika
besaran korelasi matrik antar variabel independen 0.90, nilai tolerance ≤ 0.10
atau sama dengan nilai VIF ≥10.
Universitas Sumatera Utara
48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Perusahaan 1.
PT Astra Internasional Tbk ASII
PT Astra Internasional Tbk didirikan pada tanggal 20 Februari 1957. Astra memulai bisnisnya sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama
PT Astra International Inc. Perusahaan ASII bergerak di bidang perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan
dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama entitas anak meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan
penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan teknologi informasi. Pada tahun 1990, ASII
memperoleh Pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ASII IPO kepada masyarakat sebanyak 30.000.000
saham dengan nominal Rp1.000,- per saham, dengan Harga Penawaran Perdana Rp14.850,- per saham.
2. PT Bank Central Asia Tbk BBCA
PT Bank BCA adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan pernah
merupakan bagian penting dari Salim Grup. Berdasarkan Anggaran Dasar Bank, Bank beroperasi sebagai bank umum. BBCA bergerak di bidang perbankan dan
jasa keuangan lainnya. Pada tanggal 11 Mei 2000, BBCA memperoleh pernyataan
Universitas Sumatera Utara
49
efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana BBCA IPO sebanyak 662.400.000 saham dengan jumlah nilai nominal Rp500,-
dengan harga penawaran Rp1.400,- per saham, yang merupakan 22 dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, sebagai bagian dari divestasi pemilikan
saham Republik Indonesia yang diwakili oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN. Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya pada tanggal 31 Mei 2000.
3. PT Bank Danamon Tbk BDMN
PT Bank Danamon Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 16 Juli 1956 dengan nama PT Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976 nama bank ini berubah
menjadi PT Bank Danamon Indonesia. Bank ini menjadi bank pertama yang memelopori pertukaran mata uang asing pada tahun 1976 dan tercatat sahamnya
di bursa sejak tahun 1989. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BDMN adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan
dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip Syariah. BDMN mulai melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah tersebut sejak tahun 2002
dan pada tahun 2004 mulai melakukan kegiatan usaha mikro dengan nama Danamon Simpan Pinjam. Pada tanggal 24 Oktober 1989, BDMN memperoleh
pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BDMN IPO kepada masyarakat sebanyak 12.000.000 dengan
nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp12.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada
tanggal 06 Desember 1989.
Universitas Sumatera Utara
50
4. PT Bank Mandiri Persero Tbk BMRI
PT Bank Mandiri Persero Tbk didirikan pada tanggal 02 Oktober 1998 dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999. Bank Mandiri didirikan
melalui penggabungan usaha PT Bank Bumi Daya Persero BBD, PT Bank Dagang Negara Persero BDN, PT Bank Ekspor Impor Indonesia Persero
Bank Exim dan PT Bank Pembangunan Indonesia Persero Bapindo. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BMRI adalah
melakukan usaha di bidang perbankan. Selain itu, Bank Mandiri juga menjalankan kegiatan usaha melalui anak usahanya. Pada tanggal 23 Juni 2003, BMRI
memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BMRI IPO kepada masyarakat sebanyak 4.000.000.000
saham Seri B dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp675,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
BEI pada tanggal 14 Juli 2003.
5. PT XL Axiata Tbk EXCL
PT XL Axiata Tbk dahulu PT Excelcomindo Pratama Tbk adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia yang didirikan tanggal 06
Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1996. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup kegiatan EXCL melakukan kegiatan dalam usaha penyelenggaraan jasa telekomunikasi danatau jaringan telekomunikasi danatau multimedia. Pada
tanggal 16 September 2005, EXCL memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-
Universitas Sumatera Utara
51
LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham EXCL IPO kepada masyarakat sebanyak 1.427.500.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham
dengan harga penawaran Rp2.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 29 September 2005.
6. PT Harum Energy Tbk HRUM
PT Harum Energy Tbk adalah sebuah perusahaan yang menghasilkan batu bara termal yang didirikan dengan nama PT Asia Antrasit tanggal 12 Oktober
1995 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2007. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan HRUM bergerak di bidang
pertambangan, perdagangan dan jasa. Pada tanggal 24 September 2010, HRUM memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham HRUM IPO kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran
Rp5.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 06 Oktober 2010.
7. PT Vale Indonesia Tbk INCO
PT Vale Indonesia Tbk dahulu PT International Nickel Indonesia Tbk didirikan tanggal 25 Juli 1968 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada
tahun 1978. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INCO adalah dalam eksplorasi dan penambangan, pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan dan pemasaran nikel beserta produk mineral terkait lainnya. Pada tahun 1990, INCO memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
Universitas Sumatera Utara
52
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INCO IPO kepada masyarakat sebanyak 49.681.694 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga
penawaran Rp9.800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 16 Mei 1990.
8. PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
PT Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 1990. Saat ini, Perusahaan memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia BEI, antara lain: PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk ICBP dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk SIMP. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDF antara lain terdiri dari
mendirikan dan menjalankan industri makanan olahan, bumbu penyedap, minuman ringan, kemasan, minyak goreng, penggilingan biji gandum dan tekstil
pembuatan karung terigu. Pada tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INDF
IPO kepada masyarakat sebanyak 21.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.200,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 14 Juli 1994.
9. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP
PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk didirikan tanggal 16 Januari 1985 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1985. Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INTP antara lain pabrikasi
Universitas Sumatera Utara
53
semen dan bahan-bahan bangunan, pertambangan, konstruksi dan perdagangan. Kelompok Usaha INTP bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi
pabrikasi dan penjualan semen sebagai usaha inti dan beton siap pakai, serta tambang agregat dan trass. Pada tahun 1989, INTP memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INTP IPO kepada masyarakat sebanyak 89.832.150 dengan nilai nominal Rp1.000,-
per saham dengan harga penawaran Rp10.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 05 Desember 1989.
10. PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG
PT Indo Tambangraya Megah Tbk didirikan pada tanggal 02 September 1987 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1988. Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ITMG adalah dalam bidang pertambangan, pembangunan, pengangkutan, perbengkelan, perdagangan,
perindustrian dan jasa. Kegiatan utama ITMG adalah bidang pertambangan dengan melakukan investasi pada anak usaha dan jasa pemasaran untuk pihak-
pihak berelasi. Anak usaha yang dimiliki ITMG bergerak dalam industri penambangan batubara, jasa kontraktor yang berkaitan dengan penambangan
batubara dan perdagangan batubara. Pada tanggal 07 Desember 2007, ITMG memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham ITMG IPO kepada masyarakat sebanyak 225.985.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp14.000,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 18 Desember 2007.
Universitas Sumatera Utara
54
11. PT Jasa Marga Persero Tbk JSMR
PT Jasa Marga Persero Tbk didirikan tanggal 01 Maret 1978 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1978. Berdasarkan Anggaran
Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan JSMR adalah turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan nasional pada umumnya, khususnya pembangunan dibidang pengusahaan jalan tol dengan sarana penunjangnya dengan menerapkan prinsip-
prinsip perusahaan terbatas. Pada tanggal 01 Nopember 2007, JSMR memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham JSMR IPO kepada masyarakat sebanyak 2.040.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.700,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 12 Nopember 2007.
12. PT Kalbe Farma Tbk KLBF
PT Kalbe Farma Tbk KLBF didirikan tanggal 10 September 1966 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966. Berdasarkan Anggaran
Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF terutama
bergerak dalam bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan farmasi, produk obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan dan minuman kesehatan
hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan kesehatan primer. Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham IPO KLBF kepada masyarakat sebanyak
Universitas Sumatera Utara
55
10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia BEI pada tanggal 30 Juli 1991.
13. PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk PGAS
PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk didirikan tahun 1859 dengan nama Firma L. J. N. Eindhoven Co. Gravenhage. Kemudian, pada tahun 1950,
pada saat diambil alih oleh Pemerintah Belanda, PGAS diberi nama NV. Netherland Indische Gaz Maatschapij NV. NIGM. Pada tahun 1958, saat
diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia, nama PGAS diganti menjadi Badan Pengambil Alih Perusahaan-Perusahaan Listrik dan Gas BP3LG yang
kemudian beralih status menjadi BPU-PLN pada tahun 1961. Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah, PGAS ditetapkan sebagai perusahaan
negara dan dikenal sebagai Perusahaan Negara Gas PN. Gas. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tahun 1984, PN. Gas diubah menjadi perusahaan umum
Perum dengan nama Perusahaan Umum Gas Negara. Perubahan terakhir berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 37 tahun 1994, PGAS diubah dari Perum
menjadi perusahaan perseroan terbatas yang dimiliki oleh negara Persero dan namanya berubah menjadi PT Perusahaan Gas Negara Persero. Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PGAS adalah melaksanakan perencanaan, pembangunan, pengelolaan dan usaha hilir bidang gas bumi yang
meliputi kegiatan pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga, perencanaan, pembangunan, pengembangan produksi, penyediaan, penyaluran
dan distribusi gas buatan atau usaha lain yang menunjang usaha. Saat ini, usaha
Universitas Sumatera Utara
56
utama PGAS adalah distribusi dan transmisi gas bumi ke pelanggan industri, komersial dan rumah tangga. Pada tanggal 05 Desember 2003, PGAS
memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PGAS IPO kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000
dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada
tanggal 15 Desember 2003.
14. PT Tambang Batubara Bukit Asam Persero Tbk PTBA
PT Bukit Asam Persero Tbk didirikan tanggal 02 Maret 1981. Pada tahun 1993, PTBA ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Satuan
Kerja Pengusahaan Briket. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PTBA adalah bergerak dalam bidang industri tambang batubara,
meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga
khusus batubara baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri ataupun pihak lain dan
memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada hubungannya dengan industri pertambangan batubara beserta hasil olahannya.
Pada tanggal 03 Desember 2002, PTBA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PTBA IPO
kepada masyarakat sebanyak 346.500.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp575,- per saham disertai Waran Seri I
Universitas Sumatera Utara
57
sebanyak 173.250.000. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 23 Desember 2002.
15. PT United Tractors Tbk UNTR
PT United Tractors Tbk didirikan di Indonesia pada tanggal 13 Oktober 1972 dengan nama PT Inter Astra Motor Works dan memulai kegiatan operasinya
pada tahun 1973. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha UNTR dan entitas anak meliputi penjualan dan penyewaan alat
berat mesin konstruksi beserta pelayanan purna jual, pertambangan dan kontraktor pertambangan. Termasuk didalam kontraktor pertambangan adalah jasa
kontraktor pertambangan terpadu. Pada tahun 1989, UNTR melalui Penawaran Umum Perdana Saham menawarkan 2.700.000 lembar sahamnya kepada
masyarakat dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham, dengan harga penawaran sebesar Rp7.250,- per saham.
16. PT Unilever Indonesia Tbk UNVR
PT Unilever Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 05 Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dan mulai beroperasi secara komersial
tahun 1933. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha UNVR meliputi bidang produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang
konsumsi yang meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk–produk kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari
buah. Pada tanggal 16 Nopember 1982, UNVR memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham UNVR
Universitas Sumatera Utara
58
IPO kepada masyarakat sebanyak 9.200.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp3.175,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 11 Januari 1982.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Deskriptif
Variabel dari penelitian ini terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional sebagai variabel independen. Kebijakan dividen sebagai variabel
dependen. Serta, debt to total asset ratio DAR, return on asset ROA, ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Penelitian dilakukan pada keuangan dan
laporan tahunan perusahaan tahun 2011-2013 dari sampel perusahaan yang terdaftar di LQ45.
Untuk memberikan gambaran dan informasi tentang data variabel–variabel penelitian, digunakanlah tabel statistik deskriptif. Data statistik deskriptif ini
meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi dapat dilihat dari Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
DPR 48
24.08 99.98
54.6454 18.78863
MAN 48
.001 1.760
.17754 .424029
INST 48
47.15 84.99
63.5598 10.57462
DAR 48
.04 1.21
.4840 .26255
ROA 48
1.69 71.51
13.9381 13.93233
SIZE 48
15.35 20.41
17.5040 1.37239
Valid N listwise 48
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
59
Berdasarkan data dari Tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa: 1. Variabel kebijakan dividen DPR memiliki nilai minimum sebesar 24,08 dan
nilai maksimum sebesar 99,98. Dengan rata-rata DPR sebesar 56,6454 dari jumlah sampel sebanyak 48.
2. Variabel kepemilikan manajerial MAN memiliki nilai minimum sebesar 0,001 dan nilai maksimum sebesar 1,760. Dengan rata-rata kepemilikan
manajerial sebesar 0,17754 dari jumlah sampel sebanyak 48. 3. Variabel kepemilikan institusional INST memiliki nilai minimum sebesar
47,15 dan nilai maksimum sebesar 84,99. Dengan rata-rata kepemilikan institusional sebesar 63,5598 dari jumlah sampel sebanyak 48.
4. Variabel leverage yang diukur dengan DAR memiliki nilai minimum 0,04 dan nilai maksimum sebesar 1,21. Dengan rata-rata 0,4840 dari jumlah
sampel sebanyak 48. 5. Variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar 1,69 dan nilai maksimum
sebesar 71,51. Dengan rata-rata ROA sebesar 13,938 dari jumlah sampel sebanyak 48.
6. Variabel SIZE memiliki nilai minimum sebesar 15,35 dan nilai maksimum sebanyak 20,41. Dengan rata-rata ukuran perusahaan sebesar 17,5040 dari
jumlah sampel sebanyak 48.
4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik
Berikut akan disajikan hasil pengujian asumsi klasik terhadap model regresi, yang meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji
multikoliniearitas. Berikut ini adalah hasil uji dari penelitian ini:
Universitas Sumatera Utara
60
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mempunyai distribusi normal atau tidak. Adapun metode yang digunakan untuk
menguji normalitas adalah menggunakan pendekatan histogram, pendekatan grafik, dan pendekatan Kolmogorov-Smirnov.
Pada pendekatan histogram, data dikatakan normal ketika distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Pada pendekatan grafik yang
menggunakan scatter plot, data dikatakan normal ketika terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Pendekatan kolmogorov-smirnov
untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal dengan melihat data residualnya. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka
data tersebut normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak normal.
Berikut ini adalah hasil dari uji normalitas yang dilakukan oleh peneliti:
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Universitas Sumatera Utara
61
Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini dikarenakan distribusi data tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan ke
tengah dengan bentuk lonceng.
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual
Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik pada scatterplot mengikuti data disepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan data berdistribusi normal.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
48
Normal Parameters
a,b
Mean
.0000000
Std, Deviation
11.35941337
Most Extreme Differences Absolute
.067
Positive
.067
Negative
-.055
Test Statistic
.067
Asymp, Sig, 2-tailed
.200
a, Test distribution is Normal, b, Calculated from data,
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
62 Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig 2-tailed adalah 0,200 lebih besar
dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti variabel residual berdistribusi normal.
4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Ada dua cara yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
pendekatan grafik dan uji Glejser.
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.2 Grafik Scatterplot
Berdasarkan Gambar scatterplot, terlihat titik-titik menyebar secara acak atau tidak teratur. Serta titik-titik yang menyebar secara acak di atas dan di bawah
angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Untuk lebih memastikan hasil uji scatterplot ini maka akan
dilakukan pendekatan statistic dengan uji glejser.
Universitas Sumatera Utara
63
Tabel 4.3 Hasil Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig,
Collinearity Statistics B
Std, Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
-20.371 36.826
-.553 .583
MAN
5.117 3.079
.311 1.662
.104 .599
1.668
INST
.240 .145
.364 1.658
.105 .435
2.298
DAR
-11.375 7.988
-.428 -1.424
.162 .232
4.306
ROA
.071 .113
.141 .625
.535 .410
2.442
SIZE
1.004 1.835
.197 .547
.587 .161
6.207
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Pada Tabel 4.3 diperoleh nilai signifikan variabel Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, DAR, ROA, dan Ukuran diatas atau lebih besar dari
tin gkat kepercayaan α = 5 atau 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi ini.
4.2.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya
.
Pada penelitian ini mennggunakan Durbin-Watson untuk menguji autokorelasi.
Tabel 4.4 Hasil Uji Durbin-Watson Test
Model R
R Square Adjusted R
Square Std, Error of the
Estimate Durbin-Watson
1
,797
a
,634 ,591
12,01656 2,238
a. Predictors: Constant, SIZE, MAN, INST, ROA, DAR b. Dependent Variable: DPR
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
64
Berdasarkan uji autokorelasi pada Tabel 4.4 diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2,238. Nilai d dibandingkan dengan nilai dL dan dU pada n = 48 dan k= 5
diperoleh nilai dU = 1,36192 dan dL = 1,72061. Maka persamaan autokorelasinya adalah:
dU d 4-dU 1,36192 2,238 2,63808
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku,uji ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif ataupun negatif.
4.2.2.4 Uji Multikoliniearitas
Uji multikoliniearitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Multikolinearitas dapat
dilihat dari nilai tolerance dan Variance inflation factor VIF. Data dapat dikatakan bebas dari masalah multikolinearitas ketika VIF tidak lebih dari 10 dan
nilai tolerance diatas 0,1.
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikoliniearitas
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
28.001 63.866
.438 .663
MAN
.578 5.339
.013 .108
.914 .599
1.668
INST
.520 .251
.293 2.071
.045 .435
2.298
DAR
-12.496 13.853
-.175 -.902
.372 .232
4.306
ROA
.794 .197
.588 4.037
.000 .410
2.442
SIZE
-.659 3.182
-.048 -.207
.837 .161
6.207
a. Dependent Variable: DPR
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
65
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada Tabel 4.5 diperoleh nilai VIF. Menurut hasil output SPSS Statistics untuk Kepemilikan Manajerial MAN
sebesar 1,668, Kepemilikan Institusional INST sebesar 2,298, DAR sebesar 4,306, ROA sebesar 2,442, dan Ukuran Perusahaan SIZE sebesar 6,207. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas karena kelima variabel memenuhi pedoman modal regresi yang bebas
multikolinearitas yaitu dibawah 10. Besarnya tolerance menurut hasil output SPSS Statistics untuk Kepemilikan
Manajerial MAN sebesar 0,599, Kepemilikan Institusional INST sebesar 0,435, DAR sebesar 0,232, ROA sebesar 0,410, dan Ukuran Perusahaan sebesar
0,161. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi multikolinearitas karena ketiganya memenuhi pedoman model regresi yang bebas
multikolinearitas yaitu mempunyai nilai tolerance diatas 0,1.
4.2.3 Analisis Persamaan Regresi
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut:
Y = α + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+b
3
X
3
+b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ ε
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS statistic diperoleh hasil pada Tabel 4.2 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
66
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficients
a Model
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant
28.001 63.866
.438 .663
MAN
.578 5.339
.013 .108
.914 .599
1.668
INST
.520 .251
.293 2.071
.045 .435
2.298
DAR
-12.496 13.853
-.175 -.902
.372 .232
4.306
ROA
.794 .197
.588 4.037
.000 .410
2.442
SIZE
-.659 3.182
-.048 -.207
.837 .161
6.207
a. Dependent Variable: DPR
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.6, model regresi linier berganda data tersebut adalah sebagai berikut:
Y = 28,001 + 0,578 X
1
+ 0,520 X
2
– 12,496 X
3
+ 0,794 X
4
– 0,659 X
5
+ ε
Dari persamaan regresi linier berganda maka, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 28,001 artinya apabila nilai variabel independen Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan DAR, ROA, SIZE
sebagai variabel kontrol bernilai nol, maka variabel dependen Kebijakan Dividen adalah sebesar 28,001.
2. Koefisien regresi Kepemilikan Manajerial sebesar 0,578 menunjukkan bahwa setiap perubahan kepemilikan manajerial sebesar satu satuan akan
memberikan dampak peningkatan sebesar 0,578 pada kebijakan dividen.
Universitas Sumatera Utara
67
3. Koefisien regresi Kepemilikan Institusional sebesar 0,520 menunjukkan bahwa setiap perubahan kepemilikan institusional sebesar satu satuan maka
akan menimbulkan dampak peningkatan kebijakan dividen sebesar 0,520. 4. Koefisien regresi DAR sebesar
−12,496 menunjukkan bahwa setiap perubahan DAR sebesar satu satuan maka akan menimbulkan dampak
penurunan kebijakan dividen sebesar 12,496. 5. Koefisien regresi ROA sebesar 0,794 menunjukkan bahwa setiap perubahan
ROA sebesar satu satuan maka akan menimbulkan dampak peningkatan kebijakan dividen sebesar 0,794.
6. Koefisien regresi SIZE sebesar −0,659 menunjukkan bahwa setiap perubahan
SIZE sebesar satu satuan maka akan menimbulkan dampak penurunan kebijakan dividen sebesar 0,659.
4.2.4 Pengujian Hipotesis
4.2.4.1 Uji Simultan Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen seperti kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan DAR,
ROA, ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu kebijakan dividen. Penelitian ini
dilakukan dengan tingkat signifikansi 5 atau 0.05. Adapun hipotesis untuk uji F ini adalah: Hipotesis : Kepemilikan Manajerial X1, Kepemilikan Institusional
X2, Debt to Total Asset X3, Return on Asset X4, dan Ukuran Perusahaan X5 berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen Y.
Universitas Sumatera Utara
68
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F dihitung dengan ketentuan:
Jika F
hitung
F
tabel
, maka H
o
diterima atau H
a
ditolak. Jika F
hitung
F
tabel
, maka H ditolak dan H
a
diterima. Setelah uji F dilakukan, maka diperoleh nilai F hitung dan nilai signifikansi.
Dasar pengambil keputusannya adalah jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
maka hipotesis nol diterima.
Tabel 4.7 Hasil Uji F F-Test
ANOVA
a
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
10526.889 5
2105.378 14.580
.000
b
Residual
6064.705 42
144.398
Total
16591.593 47
a. Dependent Variable: DPR b. Predictors: Constant, SIZE, MAN, INST, ROA, DAR
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Dari uji F yang telah dilakukan, diperoleh F
hitung
sebesar 14,580 sedangkan F
tabel
pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05 adalah 2,44. Dapat disimpulkan
bahwa berdasarkan hasil tersebut maka Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, DAR, ROA, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan secara
simultan terhadap kebijakan dividen F
hitung
F
tabel
14,580 2,44 dan signifikansi penelitian 0,05 0,000 0,05 dengan demikian Ha diterima.
Universitas Sumatera Utara
69
4.2.4.2 Uji Parsial Uji-t
Secara parsial pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi parsial uji-t. Uji-t dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen
berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen terikat dengan tingkat signifikansi 0,05. Adapun hipotesis untuk Uji t adalah:
a. H : b
i
= 0, artinya secara parsial kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, DAR, ROA, dan ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan
terhadap kebijakan dividen. b. Ha : b
i
≠ 0, artinya secara parsial kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, DAR, ROA, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t
hitung
dengan ketentuan: Jika t
hitung
t
tabel
maka H
a
ditolak. Jika t
hitung
t
tabel
maka H
a
diterima. Berikut ini tabel yang menunjukkan hasil uji t dan besarnya tabel pada
signifikansi dengan alpha 0,05.
Universitas Sumatera Utara
70
Tabel 4.8 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant
28.001 63.866
.438 .663
MAN
.578 5.339
.013 .108
.914
INST
.520 .251
.293 2.071
.045
DAR
-12.496 13.853
-.175 -.902
.372
ROA
.794 .197
.588 4.037
.000
SIZE
-.659 3.182
-.048 -.207
.837
a. Dependent Variable: DPR
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Dari hasil uji t pada Tabel 4.8 dapat diketahui: 1. Variabel Kepemilikan Manajerial bernilai positif dan mempunyai nilai
signifikansi sebesar 0,914 yang berarti ini lebih besar dari 0,05 0,914 0,05, sedangkan nilai t
hitung
0,108 dan nilai t
tabel
sebesar 1,6820. Berdasarkan nilai tersebut nilai t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
0,108 1,6820. Maka dapat disimpulkan bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap Kebijakan Dividen. 2. Variabel Kepemilikan Institusional bernilai positif dan mempunyai nilai
signifikansi sebesar 0,045 yang berarti ini lebih kecil dari 0,05 0,045 0,05, sedangkan nilai t
hitung
2,071 dan nilai t
tabel
sebesar 1,6820. Berdasarkan nilai tersebut bahwa nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
2,071 1,6820. Maka dapat disimpulkan bahwa Kepemilikan Institusional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kebijakan Dividen.
Universitas Sumatera Utara
71
Variabel Kontrol
1. Variabel Debt to Total Asset DAR bernilai negatif dan mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,372 yang berarti ini lebih besar dari 0,05 0,372
0,05, sedangkan nilai t
hitung
-0,902 dan nilai t
tabel
sebesar 1,6820. Berdasarkan nilai tersebut bahwa nilai t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
-0,902 1,6820. Maka dapat disimpulkan bahwa DAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Kebijakan Dividen. 2. Variabel Return on Asset ROA bernilai positif dan mempunyai nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang berarti ini lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05, sedangkan nilai t
hitung
4,037 dan nilai t
tabel
sebesar 1,6820. Berdasarkan nilai tersebut bahwa nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
4,037 1,6820. Maka dapat disimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kebijakan Dividen. 3. Variabel Ukuran Perusahaan SIZE bernilai negatif dan mempunyai nilai
signifikansi sebesar 0.837 yang berarti ini lebih besar dari 0,05 -0,837 0,05, sedangkan nilai t
hitung
-0,207 dan nilai t
tabel
sebesar 1,6820. Berdasarkan nilai tersebut bahwa nilai t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
-0,207 1,6820. Maka dapat disimpulkan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Kebijakan Dividen.
4.2.4.3 Koefisien Determinasi
Uji determinasi pada intinya mengukur proporsi atau presentase sumbangan variabel bebas yaitu Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan
DAR, ROA, Ukuran Perusahaan sebagai variabel kontrol terhadap variasi naik
Universitas Sumatera Utara
72
turunnya variabel terikat yaitu Kebijakan Dividen, dimana 0R21. R2 menunjukkan jika nilai R2 semakin dekat dengan 1, maka pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat semakin kuat. Jika nilai R2 semakin dekat pada 0, maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin lemah. Analisis
ini menggunakan uji goodness Fit Test.
Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1
.797
a
.634 .591
12.01656 a. Predictors: Constant, SIZE, MAN, INST, ROA, DAR
b. Dependent Variable: DPR
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0,797. Hal ini menunjukkan bahwa Kebijakan Dividen dengan Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, dan DAR, ROA, Ukuran Perusahaan sebagai variabel kontrol mempunyai hubungan yang cukup erat kaitannya sebesar 79,7.
Nilai Adjusted R square Square pada model regresi ini bernilai 0,591 berarti 59,1 faktor yang berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen dapat dijelaskan oleh
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan DAR, ROA, Ukuran Perusahaan sebagai variabel kontrol. Sedangkan sisanya sebesar 40,9 dapat
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan pengujian secara serempak diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 14,580 dengan nilai signifikansi 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Return on Asset,
Universitas Sumatera Utara
73
dan Ukuran Perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45.
Berdasarkan pengujian parsial diketahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas, dan variabel kontrol terhadap variabel terikat sebagai berikut:
1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh bahwa hasil variabel Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi 0,914 0,05 dan nilai t
hitung
0,108 t
tabel
1,6820. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Stouraitis 2004 dan Nuringsih 2005 yang menyatakan bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen. Tanda
koefisien positif variabel kepemilikan manajerial menunjukkan bahwa semakin besar keterlibatan manajer dalam managerial ownership menyebabkan aset yang
dimiliki tidak terdiversifikasi secara optimal sehingga dividen yang dibagikan semakin besar. Semakin besar kepemilikan manajerial maka semakin besar
informasi yang dimiliki manajemen sekaligus sebagai pemilik perusahaan, sehingga hal tersebut mengakibatkan biaya keagenan semakin kecil, karena
pemilik merangkap sebagai manajemen sehingga biaya pengawasan berkurang.
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh bahwa hasil variabel Kepemilikan Institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan
Universitas Sumatera Utara
74
Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi 0,045 0,05 dan nilai t
hitung
2,071 t
tabel
1,6820. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Stouraitis 2004, Pribadi dan Djoko 2012, yang menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
Kepemilikan institusional yang tinggi berdampak pada semakin baiknya kinerja manajemen guna meningkatkan laba perusahaan karena dilakukan
pengawasan secara optimal oleh institutional ownership sehingga juga dapat berdampak langsung pada peningkatan kemakmuran pemegang saham.
3. Pengaruh Leverage Terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh bahwa hasil variabel leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen
pada perusahaan yang terdaftar di LQ45. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi 0,372 0,05 dan nilai t
hitung
-0,902 t
tabel
1,6820. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Afza
2010 dan Rizqia 2013 yang menyatakan leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.
Hubungan leverage dengan kebijakan dividen didasarkan pada teori keagenan, di mana upaya perusahaan untuk meminimalkan masalah keagenan
dapat dilakukan dengan mekanisme ikatan yang meningkatkan jumlah utang atau meningkatkan dividen Jensen and Meckling, 1976. Namun, leverage tidak
berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak menggunakan mekanisme ikatan untuk mengurangi masalah keagenan.
Universitas Sumatera Utara
75
4. Pengaruh Return on Asset Terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh bahwa hasil variabel Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada
perusahaan yang terdaftar di LQ45. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi 0,000 0,05 dan nilai t
hitung
4,037 t
tabel
1,6820. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Pribadi
dan Djoko 2012 yang menyatakan bahwa ROA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen.
Dengan semakin besarnya ROA maka menunjukkan semakin baiknya tingkat profitabilitas perusahaan tersebut, yang ditunjukkan dengan tingkat
pengembalian investasi yang besar terkait dengan kinerja perusahaan yang semakin baik.
5. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh bahwa hasil variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan
Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi 0,837 0,05 dan nilai t
hitung
-0,207 t
tabel
1,6820. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuringsih
2005 dan Rizqia 2013 yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen. Pada
perusahaan beraset besar apabila melakukan ekspansi akan didanai dengan menambah utang atau saham. Untuk menjaga reputasi, perusahaan cenderung
Universitas Sumatera Utara
76
mempertahankan pembayaran dividen. Hasil ini dalam menetapkan kebijakan dividen perusahaan tidak terlalu mempertimbangkan total asetnya.
Berdasarkan uji koefisien determinasi diketahui bahwa nilai R sebesar 0,797 yang berarti hubungan antara Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
leverage, Return on Asset, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen sebesar 79,7. Adjusted R Square sebesar 0,591 berarti 59,1 faktor yang
berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen dapat dijelaskan oleh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional sebagai variabel bebas, dan leverage,
Return on Asset, Ukuran Perusahaan sebagai variabel kontrol. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 40,9 dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh
penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukan sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Secara simultan, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Leverage, Return on Asset, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45.
2. Secara parsial, Kepemilikan Institusional berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45. Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan
Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45. Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada
perusahaan yang terdaftar di LQ45. Leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di
LQ45. Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45, dan
yang memiliki pengaruh dominan terhadap kebijakan dividen adalah Return on Asset.
5.2 Saran