Jenis Data Metode Pengumpulan Data 99.98 84.99 71.51 Pembahasan

42

3.6 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data kuantitatif, dimana penggunaan data dalam bentuk angka. Sumber data menurut cara memperoleh datanya menggunakan data sekunder dan merupakan kumpulan hasil data publikasi dari Bursa Efek Indonesia, jurnal, buku – buku referensi dan internet berhubungan dengan variabel – variabel yang ada di dalam penelitian ini.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung literatur, jurnal- jurnal, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder dari laporan keungan dan laporan tahunan yang dapat diunduh dari situs Bursa Efek Indonesia.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi berganda multiple regression analysis. Sebelum dilakukan analisis regresi untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan terlebih dahulu analisis statistik deskriptif. Selain itu, dilakukan pengujian kelayakan untuk menilai model regresi. Berikut ini penjelasan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 43

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi masing-masing variabel yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, maksimum, dan minimum Ghozali, 2013:19.

3.8.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda karena pada penelitian ini peneliti akan melihat ada atau tidak pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Data penelitian yang telah dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan software SPSS Statistical Package and for Social Science. Berikut ini adalah persamaan regresi yang digunakan: Y = α + b 1 X 1 + b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 + b 5 X 5 + ε Dimana: Y = Kebijakan Dividen Dividend Payout Ratio α = Konstanta b 1 = koefisien regresi variabel X 1 b 2 = koefisien regresi variabel X 2 b 3 = koefisien regresi variabel X 3 b 4 = koefisien regresi variabel X 4 b 5 = koefisien regresi variabel X 5 Χ 1 = Kepemilikan manajerial X 2 = Kepemilikan institusional X 3 = Return on Asset X 4 = Debt to total Asset Ratio X 5 = Size ε = term of error Universitas Sumatera Utara 44

3.9 Pengujian Hipotesis

3.9.1 Uji Signifikasi Parsial Uji-t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas seperti kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu kebijakan dividen. Penelitian ini dilakukan dengan tingkat signifikansi sebesar 5 atau 0,05. Dengan bentuk pengujian sebagai berikut : a. H : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = b 5 = 0, artinya variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. b. Ha : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ b 4 ≠ b 5 ≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Untuk menguji hipotesis ini dilakukan dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut : Jika t hitung t tabel maka H diterima atau H a ditolak. Jika t hitung t tabel maka H a diterima atau H ditolak.

3.9.2 Uji Simultan Uji Statistik F

Pengujian uji F statistik merupakan pengujian regresi secara keseluruhan yang menunjukkan apakah variabel bebas secara keseluruhan mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Hipotesis : a. H : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = b 5 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen secara simultan terhadap variabel dependennya. b. Ha : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ b 4 ≠ b 5 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen secara simultan terhadap variabel dependennya. Universitas Sumatera Utara 45 Pada uji ini dilakukan uji satu sisi dengan tingkat signifikan sebesar 5 untuk mendapatkan nilai F tabel , sedangkan untuk menarik kesimpulan dari persamaan yang didapat digunakan pedoman sebagai berikut: Jika F hitung F tabel , maka H o diterima atau H a ditolak. Jika F hitung F tabel , maka H ditolak dan H a diterima.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, tentunya model tersebut harus bebas dari gejala asumsi klasik karena model yang baik harus memenuhi kriteria BLUE Best Linier Unbiased Estimator. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan sebagai berikut:

3.10.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau nilai residual memiliki distribusi normal agar uji statistik untuk jumlah sampel kecil hasilnya tetap valid Ghozali, 2013:160. Dalam mendeteksi apakah residual terdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Uji K-S dapat dilakukan dengan membuat hipotesis sebagai berikut: H : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

3.10.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Universitas Sumatera Utara 46 Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas, yaitu keadaan ketika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas Ghozali, 2013:139. Uji heterokedastisitas yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan grafik scatterplot yaitu dengan cara melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu SRESID dengan residualnya ZPRED. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang telah di-studentized. Dasar analisisnya adalah jika ada pola tertentu membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2013.

3.10.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya Ghozali, 2013:110. Dalam penelitian ini, untuk mendekteksi ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan pengujian dari Durbin-Watson DW test. Pengujian dilakukan Universitas Sumatera Utara 47 dengan tingkat signifikansi 5 . Uji ini mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen. Tabel 3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi Hipotesis 0 Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 − dl d 4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 − du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Terima du d 4 – du

3.10.4 Uji Multikoliniearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali, 2013:105. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dalam penelitian ini dengan 1 nilai tolerance, dan 2 variance inflation factor VIF. Indikator untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika besaran korelasi matrik antar variabel independen 0.90, nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥10. Universitas Sumatera Utara 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 1. PT Astra Internasional Tbk ASII PT Astra Internasional Tbk didirikan pada tanggal 20 Februari 1957. Astra memulai bisnisnya sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama PT Astra International Inc. Perusahaan ASII bergerak di bidang perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama entitas anak meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan teknologi informasi. Pada tahun 1990, ASII memperoleh Pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ASII IPO kepada masyarakat sebanyak 30.000.000 saham dengan nominal Rp1.000,- per saham, dengan Harga Penawaran Perdana Rp14.850,- per saham.

2. PT Bank Central Asia Tbk BBCA

PT Bank BCA adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan pernah merupakan bagian penting dari Salim Grup. Berdasarkan Anggaran Dasar Bank, Bank beroperasi sebagai bank umum. BBCA bergerak di bidang perbankan dan jasa keuangan lainnya. Pada tanggal 11 Mei 2000, BBCA memperoleh pernyataan Universitas Sumatera Utara 49 efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana BBCA IPO sebanyak 662.400.000 saham dengan jumlah nilai nominal Rp500,- dengan harga penawaran Rp1.400,- per saham, yang merupakan 22 dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, sebagai bagian dari divestasi pemilikan saham Republik Indonesia yang diwakili oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN. Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 31 Mei 2000.

3. PT Bank Danamon Tbk BDMN

PT Bank Danamon Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 16 Juli 1956 dengan nama PT Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976 nama bank ini berubah menjadi PT Bank Danamon Indonesia. Bank ini menjadi bank pertama yang memelopori pertukaran mata uang asing pada tahun 1976 dan tercatat sahamnya di bursa sejak tahun 1989. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BDMN adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip Syariah. BDMN mulai melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah tersebut sejak tahun 2002 dan pada tahun 2004 mulai melakukan kegiatan usaha mikro dengan nama Danamon Simpan Pinjam. Pada tanggal 24 Oktober 1989, BDMN memperoleh pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BDMN IPO kepada masyarakat sebanyak 12.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp12.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 06 Desember 1989. Universitas Sumatera Utara 50

4. PT Bank Mandiri Persero Tbk BMRI

PT Bank Mandiri Persero Tbk didirikan pada tanggal 02 Oktober 1998 dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999. Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank Bumi Daya Persero BBD, PT Bank Dagang Negara Persero BDN, PT Bank Ekspor Impor Indonesia Persero Bank Exim dan PT Bank Pembangunan Indonesia Persero Bapindo. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BMRI adalah melakukan usaha di bidang perbankan. Selain itu, Bank Mandiri juga menjalankan kegiatan usaha melalui anak usahanya. Pada tanggal 23 Juni 2003, BMRI memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BMRI IPO kepada masyarakat sebanyak 4.000.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp675,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 14 Juli 2003.

5. PT XL Axiata Tbk EXCL

PT XL Axiata Tbk dahulu PT Excelcomindo Pratama Tbk adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia yang didirikan tanggal 06 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1996. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan EXCL melakukan kegiatan dalam usaha penyelenggaraan jasa telekomunikasi danatau jaringan telekomunikasi danatau multimedia. Pada tanggal 16 September 2005, EXCL memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam- Universitas Sumatera Utara 51 LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham EXCL IPO kepada masyarakat sebanyak 1.427.500.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp2.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 29 September 2005.

6. PT Harum Energy Tbk HRUM

PT Harum Energy Tbk adalah sebuah perusahaan yang menghasilkan batu bara termal yang didirikan dengan nama PT Asia Antrasit tanggal 12 Oktober 1995 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2007. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan HRUM bergerak di bidang pertambangan, perdagangan dan jasa. Pada tanggal 24 September 2010, HRUM memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham HRUM IPO kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp5.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 06 Oktober 2010.

7. PT Vale Indonesia Tbk INCO

PT Vale Indonesia Tbk dahulu PT International Nickel Indonesia Tbk didirikan tanggal 25 Juli 1968 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1978. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INCO adalah dalam eksplorasi dan penambangan, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan dan pemasaran nikel beserta produk mineral terkait lainnya. Pada tahun 1990, INCO memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk Universitas Sumatera Utara 52 melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INCO IPO kepada masyarakat sebanyak 49.681.694 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp9.800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 16 Mei 1990.

8. PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

PT Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Saat ini, Perusahaan memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia BEI, antara lain: PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk SIMP. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDF antara lain terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri makanan olahan, bumbu penyedap, minuman ringan, kemasan, minyak goreng, penggilingan biji gandum dan tekstil pembuatan karung terigu. Pada tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INDF IPO kepada masyarakat sebanyak 21.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 14 Juli 1994.

9. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP

PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk didirikan tanggal 16 Januari 1985 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1985. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INTP antara lain pabrikasi Universitas Sumatera Utara 53 semen dan bahan-bahan bangunan, pertambangan, konstruksi dan perdagangan. Kelompok Usaha INTP bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen sebagai usaha inti dan beton siap pakai, serta tambang agregat dan trass. Pada tahun 1989, INTP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INTP IPO kepada masyarakat sebanyak 89.832.150 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp10.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 05 Desember 1989.

10. PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG

PT Indo Tambangraya Megah Tbk didirikan pada tanggal 02 September 1987 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1988. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ITMG adalah dalam bidang pertambangan, pembangunan, pengangkutan, perbengkelan, perdagangan, perindustrian dan jasa. Kegiatan utama ITMG adalah bidang pertambangan dengan melakukan investasi pada anak usaha dan jasa pemasaran untuk pihak- pihak berelasi. Anak usaha yang dimiliki ITMG bergerak dalam industri penambangan batubara, jasa kontraktor yang berkaitan dengan penambangan batubara dan perdagangan batubara. Pada tanggal 07 Desember 2007, ITMG memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ITMG IPO kepada masyarakat sebanyak 225.985.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp14.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 18 Desember 2007. Universitas Sumatera Utara 54

11. PT Jasa Marga Persero Tbk JSMR

PT Jasa Marga Persero Tbk didirikan tanggal 01 Maret 1978 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1978. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan JSMR adalah turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya pembangunan dibidang pengusahaan jalan tol dengan sarana penunjangnya dengan menerapkan prinsip- prinsip perusahaan terbatas. Pada tanggal 01 Nopember 2007, JSMR memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham JSMR IPO kepada masyarakat sebanyak 2.040.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.700,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 12 Nopember 2007.

12. PT Kalbe Farma Tbk KLBF

PT Kalbe Farma Tbk KLBF didirikan tanggal 10 September 1966 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF terutama bergerak dalam bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan farmasi, produk obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan dan minuman kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan kesehatan primer. Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IPO KLBF kepada masyarakat sebanyak Universitas Sumatera Utara 55 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 30 Juli 1991.

13. PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk PGAS

PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk didirikan tahun 1859 dengan nama Firma L. J. N. Eindhoven Co. Gravenhage. Kemudian, pada tahun 1950, pada saat diambil alih oleh Pemerintah Belanda, PGAS diberi nama NV. Netherland Indische Gaz Maatschapij NV. NIGM. Pada tahun 1958, saat diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia, nama PGAS diganti menjadi Badan Pengambil Alih Perusahaan-Perusahaan Listrik dan Gas BP3LG yang kemudian beralih status menjadi BPU-PLN pada tahun 1961. Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah, PGAS ditetapkan sebagai perusahaan negara dan dikenal sebagai Perusahaan Negara Gas PN. Gas. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tahun 1984, PN. Gas diubah menjadi perusahaan umum Perum dengan nama Perusahaan Umum Gas Negara. Perubahan terakhir berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 37 tahun 1994, PGAS diubah dari Perum menjadi perusahaan perseroan terbatas yang dimiliki oleh negara Persero dan namanya berubah menjadi PT Perusahaan Gas Negara Persero. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PGAS adalah melaksanakan perencanaan, pembangunan, pengelolaan dan usaha hilir bidang gas bumi yang meliputi kegiatan pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga, perencanaan, pembangunan, pengembangan produksi, penyediaan, penyaluran dan distribusi gas buatan atau usaha lain yang menunjang usaha. Saat ini, usaha Universitas Sumatera Utara 56 utama PGAS adalah distribusi dan transmisi gas bumi ke pelanggan industri, komersial dan rumah tangga. Pada tanggal 05 Desember 2003, PGAS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PGAS IPO kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 15 Desember 2003.

14. PT Tambang Batubara Bukit Asam Persero Tbk PTBA

PT Bukit Asam Persero Tbk didirikan tanggal 02 Maret 1981. Pada tahun 1993, PTBA ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Satuan Kerja Pengusahaan Briket. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PTBA adalah bergerak dalam bidang industri tambang batubara, meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga khusus batubara baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri ataupun pihak lain dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada hubungannya dengan industri pertambangan batubara beserta hasil olahannya. Pada tanggal 03 Desember 2002, PTBA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PTBA IPO kepada masyarakat sebanyak 346.500.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp575,- per saham disertai Waran Seri I Universitas Sumatera Utara 57 sebanyak 173.250.000. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 23 Desember 2002.

15. PT United Tractors Tbk UNTR

PT United Tractors Tbk didirikan di Indonesia pada tanggal 13 Oktober 1972 dengan nama PT Inter Astra Motor Works dan memulai kegiatan operasinya pada tahun 1973. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha UNTR dan entitas anak meliputi penjualan dan penyewaan alat berat mesin konstruksi beserta pelayanan purna jual, pertambangan dan kontraktor pertambangan. Termasuk didalam kontraktor pertambangan adalah jasa kontraktor pertambangan terpadu. Pada tahun 1989, UNTR melalui Penawaran Umum Perdana Saham menawarkan 2.700.000 lembar sahamnya kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham, dengan harga penawaran sebesar Rp7.250,- per saham.

16. PT Unilever Indonesia Tbk UNVR

PT Unilever Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 05 Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dan mulai beroperasi secara komersial tahun 1933. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha UNVR meliputi bidang produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk–produk kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah. Pada tanggal 16 Nopember 1982, UNVR memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham UNVR Universitas Sumatera Utara 58 IPO kepada masyarakat sebanyak 9.200.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp3.175,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 11 Januari 1982.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif

Variabel dari penelitian ini terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional sebagai variabel independen. Kebijakan dividen sebagai variabel dependen. Serta, debt to total asset ratio DAR, return on asset ROA, ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Penelitian dilakukan pada keuangan dan laporan tahunan perusahaan tahun 2011-2013 dari sampel perusahaan yang terdaftar di LQ45. Untuk memberikan gambaran dan informasi tentang data variabel–variabel penelitian, digunakanlah tabel statistik deskriptif. Data statistik deskriptif ini meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi dapat dilihat dari Tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DPR 48

24.08 99.98

54.6454 18.78863 MAN 48 .001 1.760 .17754 .424029 INST 48

47.15 84.99

63.5598 10.57462 DAR 48 .04 1.21 .4840 .26255 ROA 48

1.69 71.51

13.9381 13.93233 SIZE 48

15.35 20.41

17.5040 1.37239 Valid N listwise 48 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Universitas Sumatera Utara 59 Berdasarkan data dari Tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa: 1. Variabel kebijakan dividen DPR memiliki nilai minimum sebesar 24,08 dan nilai maksimum sebesar 99,98. Dengan rata-rata DPR sebesar 56,6454 dari jumlah sampel sebanyak 48. 2. Variabel kepemilikan manajerial MAN memiliki nilai minimum sebesar 0,001 dan nilai maksimum sebesar 1,760. Dengan rata-rata kepemilikan manajerial sebesar 0,17754 dari jumlah sampel sebanyak 48. 3. Variabel kepemilikan institusional INST memiliki nilai minimum sebesar 47,15 dan nilai maksimum sebesar 84,99. Dengan rata-rata kepemilikan institusional sebesar 63,5598 dari jumlah sampel sebanyak 48. 4. Variabel leverage yang diukur dengan DAR memiliki nilai minimum 0,04 dan nilai maksimum sebesar 1,21. Dengan rata-rata 0,4840 dari jumlah sampel sebanyak 48. 5. Variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar 1,69 dan nilai maksimum sebesar 71,51. Dengan rata-rata ROA sebesar 13,938 dari jumlah sampel sebanyak 48. 6. Variabel SIZE memiliki nilai minimum sebesar 15,35 dan nilai maksimum sebanyak 20,41. Dengan rata-rata ukuran perusahaan sebesar 17,5040 dari jumlah sampel sebanyak 48.

4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik

Berikut akan disajikan hasil pengujian asumsi klasik terhadap model regresi, yang meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji multikoliniearitas. Berikut ini adalah hasil uji dari penelitian ini: Universitas Sumatera Utara 60

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mempunyai distribusi normal atau tidak. Adapun metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah menggunakan pendekatan histogram, pendekatan grafik, dan pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Pada pendekatan histogram, data dikatakan normal ketika distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Pada pendekatan grafik yang menggunakan scatter plot, data dikatakan normal ketika terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Pendekatan kolmogorov-smirnov untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal dengan melihat data residualnya. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak normal. Berikut ini adalah hasil dari uji normalitas yang dilakukan oleh peneliti: Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Gambar 4.1 Grafik Histogram Universitas Sumatera Utara 61 Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini dikarenakan distribusi data tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan ke tengah dengan bentuk lonceng. Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik pada scatterplot mengikuti data disepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan data berdistribusi normal. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 48 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std, Deviation 11.35941337 Most Extreme Differences Absolute .067 Positive .067 Negative -.055 Test Statistic .067 Asymp, Sig, 2-tailed .200 a, Test distribution is Normal, b, Calculated from data, Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Universitas Sumatera Utara 62 Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig 2-tailed adalah 0,200 lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti variabel residual berdistribusi normal.

4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Ada dua cara yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan grafik dan uji Glejser. Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Berdasarkan Gambar scatterplot, terlihat titik-titik menyebar secara acak atau tidak teratur. Serta titik-titik yang menyebar secara acak di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Untuk lebih memastikan hasil uji scatterplot ini maka akan dilakukan pendekatan statistic dengan uji glejser. Universitas Sumatera Utara 63 Tabel 4.3 Hasil Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig, Collinearity Statistics B Std, Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -20.371 36.826 -.553 .583 MAN 5.117 3.079 .311 1.662 .104 .599 1.668 INST .240 .145 .364 1.658 .105 .435 2.298 DAR -11.375 7.988 -.428 -1.424 .162 .232 4.306 ROA .071 .113 .141 .625 .535 .410 2.442 SIZE 1.004 1.835 .197 .547 .587 .161 6.207 a. Dependent Variable: RES2 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Pada Tabel 4.3 diperoleh nilai signifikan variabel Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, DAR, ROA, dan Ukuran diatas atau lebih besar dari tin gkat kepercayaan α = 5 atau 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi ini.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya . Pada penelitian ini mennggunakan Durbin-Watson untuk menguji autokorelasi. Tabel 4.4 Hasil Uji Durbin-Watson Test Model R R Square Adjusted R Square Std, Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,797 a ,634 ,591 12,01656 2,238 a. Predictors: Constant, SIZE, MAN, INST, ROA, DAR b. Dependent Variable: DPR Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Universitas Sumatera Utara 64 Berdasarkan uji autokorelasi pada Tabel 4.4 diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2,238. Nilai d dibandingkan dengan nilai dL dan dU pada n = 48 dan k= 5 diperoleh nilai dU = 1,36192 dan dL = 1,72061. Maka persamaan autokorelasinya adalah: dU d 4-dU 1,36192 2,238 2,63808 Sesuai dengan ketentuan yang berlaku,uji ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif ataupun negatif.

4.2.2.4 Uji Multikoliniearitas

Uji multikoliniearitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance inflation factor VIF. Data dapat dikatakan bebas dari masalah multikolinearitas ketika VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance diatas 0,1. Tabel 4.5 Hasil Uji Multikoliniearitas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 28.001 63.866 .438 .663 MAN .578 5.339 .013 .108 .914 .599 1.668 INST .520 .251 .293 2.071 .045 .435 2.298 DAR -12.496 13.853 -.175 -.902 .372 .232 4.306 ROA .794 .197 .588 4.037 .000 .410 2.442 SIZE -.659 3.182 -.048 -.207 .837 .161 6.207 a. Dependent Variable: DPR Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Universitas Sumatera Utara 65 Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada Tabel 4.5 diperoleh nilai VIF. Menurut hasil output SPSS Statistics untuk Kepemilikan Manajerial MAN sebesar 1,668, Kepemilikan Institusional INST sebesar 2,298, DAR sebesar 4,306, ROA sebesar 2,442, dan Ukuran Perusahaan SIZE sebesar 6,207. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas karena kelima variabel memenuhi pedoman modal regresi yang bebas multikolinearitas yaitu dibawah 10. Besarnya tolerance menurut hasil output SPSS Statistics untuk Kepemilikan Manajerial MAN sebesar 0,599, Kepemilikan Institusional INST sebesar 0,435, DAR sebesar 0,232, ROA sebesar 0,410, dan Ukuran Perusahaan sebesar 0,161. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi multikolinearitas karena ketiganya memenuhi pedoman model regresi yang bebas multikolinearitas yaitu mempunyai nilai tolerance diatas 0,1.

4.2.3 Analisis Persamaan Regresi

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut: Y = α + b 1 X 1 + b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 + b 5 X 5 + ε Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS statistic diperoleh hasil pada Tabel 4.2 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 66 Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 28.001 63.866 .438 .663 MAN .578 5.339 .013 .108 .914 .599 1.668 INST .520 .251 .293 2.071 .045 .435 2.298 DAR -12.496 13.853 -.175 -.902 .372 .232 4.306 ROA .794 .197 .588 4.037 .000 .410 2.442 SIZE -.659 3.182 -.048 -.207 .837 .161 6.207 a. Dependent Variable: DPR Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.6, model regresi linier berganda data tersebut adalah sebagai berikut: Y = 28,001 + 0,578 X 1 + 0,520 X 2 – 12,496 X 3 + 0,794 X 4 – 0,659 X 5 + ε Dari persamaan regresi linier berganda maka, dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Nilai konstanta sebesar 28,001 artinya apabila nilai variabel independen Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan DAR, ROA, SIZE sebagai variabel kontrol bernilai nol, maka variabel dependen Kebijakan Dividen adalah sebesar 28,001. 2. Koefisien regresi Kepemilikan Manajerial sebesar 0,578 menunjukkan bahwa setiap perubahan kepemilikan manajerial sebesar satu satuan akan memberikan dampak peningkatan sebesar 0,578 pada kebijakan dividen. Universitas Sumatera Utara 67 3. Koefisien regresi Kepemilikan Institusional sebesar 0,520 menunjukkan bahwa setiap perubahan kepemilikan institusional sebesar satu satuan maka akan menimbulkan dampak peningkatan kebijakan dividen sebesar 0,520. 4. Koefisien regresi DAR sebesar −12,496 menunjukkan bahwa setiap perubahan DAR sebesar satu satuan maka akan menimbulkan dampak penurunan kebijakan dividen sebesar 12,496. 5. Koefisien regresi ROA sebesar 0,794 menunjukkan bahwa setiap perubahan ROA sebesar satu satuan maka akan menimbulkan dampak peningkatan kebijakan dividen sebesar 0,794. 6. Koefisien regresi SIZE sebesar −0,659 menunjukkan bahwa setiap perubahan SIZE sebesar satu satuan maka akan menimbulkan dampak penurunan kebijakan dividen sebesar 0,659.

4.2.4 Pengujian Hipotesis

4.2.4.1 Uji Simultan Uji F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen seperti kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan DAR, ROA, ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu kebijakan dividen. Penelitian ini dilakukan dengan tingkat signifikansi 5 atau 0.05. Adapun hipotesis untuk uji F ini adalah: Hipotesis : Kepemilikan Manajerial X1, Kepemilikan Institusional X2, Debt to Total Asset X3, Return on Asset X4, dan Ukuran Perusahaan X5 berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen Y. Universitas Sumatera Utara 68 Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F dihitung dengan ketentuan: Jika F hitung F tabel , maka H o diterima atau H a ditolak. Jika F hitung F tabel , maka H ditolak dan H a diterima. Setelah uji F dilakukan, maka diperoleh nilai F hitung dan nilai signifikansi. Dasar pengambil keputusannya adalah jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol diterima. Tabel 4.7 Hasil Uji F F-Test ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 10526.889 5 2105.378 14.580 .000 b Residual 6064.705 42 144.398 Total 16591.593 47 a. Dependent Variable: DPR b. Predictors: Constant, SIZE, MAN, INST, ROA, DAR Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Dari uji F yang telah dilakukan, diperoleh F hitung sebesar 14,580 sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05 adalah 2,44. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil tersebut maka Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, DAR, ROA, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kebijakan dividen F hitung F tabel 14,580 2,44 dan signifikansi penelitian 0,05 0,000 0,05 dengan demikian Ha diterima. Universitas Sumatera Utara 69

4.2.4.2 Uji Parsial Uji-t

Secara parsial pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi parsial uji-t. Uji-t dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen terikat dengan tingkat signifikansi 0,05. Adapun hipotesis untuk Uji t adalah: a. H : b i = 0, artinya secara parsial kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, DAR, ROA, dan ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. b. Ha : b i ≠ 0, artinya secara parsial kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, DAR, ROA, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan: Jika t hitung t tabel maka H a ditolak. Jika t hitung t tabel maka H a diterima. Berikut ini tabel yang menunjukkan hasil uji t dan besarnya tabel pada signifikansi dengan alpha 0,05. Universitas Sumatera Utara 70 Tabel 4.8 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 28.001 63.866 .438 .663 MAN .578 5.339 .013 .108 .914 INST .520 .251 .293 2.071 .045 DAR -12.496 13.853 -.175 -.902 .372 ROA .794 .197 .588 4.037 .000 SIZE -.659 3.182 -.048 -.207 .837 a. Dependent Variable: DPR Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Dari hasil uji t pada Tabel 4.8 dapat diketahui: 1. Variabel Kepemilikan Manajerial bernilai positif dan mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,914 yang berarti ini lebih besar dari 0,05 0,914 0,05, sedangkan nilai t hitung 0,108 dan nilai t tabel sebesar 1,6820. Berdasarkan nilai tersebut nilai t hitung lebih kecil dari t tabel 0,108 1,6820. Maka dapat disimpulkan bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen. 2. Variabel Kepemilikan Institusional bernilai positif dan mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,045 yang berarti ini lebih kecil dari 0,05 0,045 0,05, sedangkan nilai t hitung 2,071 dan nilai t tabel sebesar 1,6820. Berdasarkan nilai tersebut bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel 2,071 1,6820. Maka dapat disimpulkan bahwa Kepemilikan Institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen. Universitas Sumatera Utara 71 Variabel Kontrol 1. Variabel Debt to Total Asset DAR bernilai negatif dan mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,372 yang berarti ini lebih besar dari 0,05 0,372 0,05, sedangkan nilai t hitung -0,902 dan nilai t tabel sebesar 1,6820. Berdasarkan nilai tersebut bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t tabel -0,902 1,6820. Maka dapat disimpulkan bahwa DAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen. 2. Variabel Return on Asset ROA bernilai positif dan mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti ini lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05, sedangkan nilai t hitung 4,037 dan nilai t tabel sebesar 1,6820. Berdasarkan nilai tersebut bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel 4,037 1,6820. Maka dapat disimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen. 3. Variabel Ukuran Perusahaan SIZE bernilai negatif dan mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.837 yang berarti ini lebih besar dari 0,05 -0,837 0,05, sedangkan nilai t hitung -0,207 dan nilai t tabel sebesar 1,6820. Berdasarkan nilai tersebut bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t tabel -0,207 1,6820. Maka dapat disimpulkan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen.

4.2.4.3 Koefisien Determinasi

Uji determinasi pada intinya mengukur proporsi atau presentase sumbangan variabel bebas yaitu Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan DAR, ROA, Ukuran Perusahaan sebagai variabel kontrol terhadap variasi naik Universitas Sumatera Utara 72 turunnya variabel terikat yaitu Kebijakan Dividen, dimana 0R21. R2 menunjukkan jika nilai R2 semakin dekat dengan 1, maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kuat. Jika nilai R2 semakin dekat pada 0, maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin lemah. Analisis ini menggunakan uji goodness Fit Test. Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .797 a .634 .591 12.01656 a. Predictors: Constant, SIZE, MAN, INST, ROA, DAR b. Dependent Variable: DPR Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0,797. Hal ini menunjukkan bahwa Kebijakan Dividen dengan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan DAR, ROA, Ukuran Perusahaan sebagai variabel kontrol mempunyai hubungan yang cukup erat kaitannya sebesar 79,7. Nilai Adjusted R square Square pada model regresi ini bernilai 0,591 berarti 59,1 faktor yang berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen dapat dijelaskan oleh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan DAR, ROA, Ukuran Perusahaan sebagai variabel kontrol. Sedangkan sisanya sebesar 40,9 dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan pengujian secara serempak diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 14,580 dengan nilai signifikansi 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Return on Asset, Universitas Sumatera Utara 73 dan Ukuran Perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45. Berdasarkan pengujian parsial diketahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas, dan variabel kontrol terhadap variabel terikat sebagai berikut:

1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Dividen

Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh bahwa hasil variabel Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi 0,914 0,05 dan nilai t hitung 0,108 t tabel 1,6820. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Stouraitis 2004 dan Nuringsih 2005 yang menyatakan bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen. Tanda koefisien positif variabel kepemilikan manajerial menunjukkan bahwa semakin besar keterlibatan manajer dalam managerial ownership menyebabkan aset yang dimiliki tidak terdiversifikasi secara optimal sehingga dividen yang dibagikan semakin besar. Semakin besar kepemilikan manajerial maka semakin besar informasi yang dimiliki manajemen sekaligus sebagai pemilik perusahaan, sehingga hal tersebut mengakibatkan biaya keagenan semakin kecil, karena pemilik merangkap sebagai manajemen sehingga biaya pengawasan berkurang.

2. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Dividen

Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh bahwa hasil variabel Kepemilikan Institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Universitas Sumatera Utara 74 Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi 0,045 0,05 dan nilai t hitung 2,071 t tabel 1,6820. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Stouraitis 2004, Pribadi dan Djoko 2012, yang menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan institusional yang tinggi berdampak pada semakin baiknya kinerja manajemen guna meningkatkan laba perusahaan karena dilakukan pengawasan secara optimal oleh institutional ownership sehingga juga dapat berdampak langsung pada peningkatan kemakmuran pemegang saham.

3. Pengaruh Leverage Terhadap Kebijakan Dividen

Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh bahwa hasil variabel leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi 0,372 0,05 dan nilai t hitung -0,902 t tabel 1,6820. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Afza 2010 dan Rizqia 2013 yang menyatakan leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Hubungan leverage dengan kebijakan dividen didasarkan pada teori keagenan, di mana upaya perusahaan untuk meminimalkan masalah keagenan dapat dilakukan dengan mekanisme ikatan yang meningkatkan jumlah utang atau meningkatkan dividen Jensen and Meckling, 1976. Namun, leverage tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak menggunakan mekanisme ikatan untuk mengurangi masalah keagenan. Universitas Sumatera Utara 75

4. Pengaruh Return on Asset Terhadap Kebijakan Dividen

Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh bahwa hasil variabel Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi 0,000 0,05 dan nilai t hitung 4,037 t tabel 1,6820. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Pribadi dan Djoko 2012 yang menyatakan bahwa ROA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen. Dengan semakin besarnya ROA maka menunjukkan semakin baiknya tingkat profitabilitas perusahaan tersebut, yang ditunjukkan dengan tingkat pengembalian investasi yang besar terkait dengan kinerja perusahaan yang semakin baik.

5. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen

Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh bahwa hasil variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi 0,837 0,05 dan nilai t hitung -0,207 t tabel 1,6820. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuringsih 2005 dan Rizqia 2013 yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen. Pada perusahaan beraset besar apabila melakukan ekspansi akan didanai dengan menambah utang atau saham. Untuk menjaga reputasi, perusahaan cenderung Universitas Sumatera Utara 76 mempertahankan pembayaran dividen. Hasil ini dalam menetapkan kebijakan dividen perusahaan tidak terlalu mempertimbangkan total asetnya. Berdasarkan uji koefisien determinasi diketahui bahwa nilai R sebesar 0,797 yang berarti hubungan antara Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, leverage, Return on Asset, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen sebesar 79,7. Adjusted R Square sebesar 0,591 berarti 59,1 faktor yang berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen dapat dijelaskan oleh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional sebagai variabel bebas, dan leverage, Return on Asset, Ukuran Perusahaan sebagai variabel kontrol. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 40,9 dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukan sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Secara simultan, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Return on Asset, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45. 2. Secara parsial, Kepemilikan Institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45. Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45. Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45. Leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45. Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di LQ45, dan yang memiliki pengaruh dominan terhadap kebijakan dividen adalah Return on Asset.

5.2 Saran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

3 69 98

Pengaruh struktur kepemilikan saham, kebijakan dividen dan kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan (studi pada perusahaan yang terdaftar di bei)

0 5 16

Pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Utang dengan Menggunakan Perusahaan Pembentuk Indeks LQ45 sebagai Variabel Moderating.

0 0 21

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 0 104

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI).

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Agency Theory - Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan yang Terdaftar Di LQ45

0 0 26

Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan yang Terdaftar Di LQ45

0 0 15

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN KEBIJAKAN UTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI SKRIPSI

0 0 22

KEBIJAKAN DIVIDEN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 17