dilakukan di SMPN 131 Jakarta Selatan baik dalam ruangan atau luar ruangan sekolah. Data yang akan dikumpulkan melalui teknik observasi meliputi:
proses pemberian motivasi yang paling utama, letak geografis dan keadaan lingkungan, sarana prasarana, tata ruang kerja.
Pengumpulan data dengan teknik ini dimaksudkan agar penulis dapat melihat langsung kondisi yang ada pada SMPN 131 Jakarta Selatan yaitu
melihat bagaimana kepala sekolah berperan sebagai motivator dalam meningkatkan kinerja guru.
2. Wawancara
Metode ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai peran kepala sekolah sebagai motivator dalam meningkatkan kinerja guru di SMPN
131 Jakarta Selatan. Dalam hal ini peneliti akan mewawancarai pihak-pihak terkait yang dapat memberikan informasi, yakni kepala sekolah atau wakil
kepala sekolah serta beberapa guru. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada subjek-subjek yang
telah ditetapkan untuk mencari data-data yang dibutuhkan. Penulis menggunakan wawancara bebas terpimpin maksudnya wawancara ini
dilaksanakan dengan menggunakan kerangka pertanyaan yang sudah dipersiapkan penulis untuk diajukan kepada responden, akan tetapi cara
penyampaian pertanyaan tidak terlalu formal dan tidak kaku sekalipun sudah ada kerangka pertanyaan yang sudah disiapkan oleh penulis. Adapun kisi-kisi
wawancara, dapat dilihat pada tabel 3. 2.
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Dimensi Ditunjukkan
kepada Indikator
1. Peran kepala sekolah
sebagai motivator Kepala
Sekolah dan guru
Pengaturan lingkungan fisik
pengaturan suasana kerja
dan disiplin pemberian dorongan,
pemberian penghargaan
secara efektif
penyediaan berbagai sumber belajar melalui
pengembangan Pusat
Sumber Belajar
2. Upaya kepala sekolah
dalam meningkatkan motivasi kerja
Kepala Sekolah
upaya yang dilakukan kepala
sekolah dalam
meningkatkan motivasi
kerja guru. faktor pendukung dan
penghambat dalam
memotivasi guru. 3.
Kinerja guru kelas Kepala
Sekolah dan Guru
Merencanakan kegiatan pembelajaran KBM
Menilai hasil proses pembelajaran
3. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data tertulis seperti sejarah singkat, visi dan misi, letak geografis sekolah, Jumlah guru dan siswa, sarana
dan prasarana, rekapitulasi penilaian kinerja guru tahun 2013-2014, dan data- data lain yang dapat dipergunakan sebagai kelengkapan data dalam penelitian
ini.
E. Teknik Analisis Data
Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, tahap selanjutnya adalah tahap analisis. Pada tahap ini data diolah dan dianalisis
sehingga dapat menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian.
Pada penelitian ini kualitatif analisis data dilakukan secara induktif. Penelitian tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari fakta empiris.
Penelitian terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan.
67
Analisis data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data yang dibutuhkan dan
kemudian temuan penelitian di lapangan dibentuk ke dalam bangunan teori bukan dari teori yang telah ada, melainkan dikembangkan dari data lapangan.
Aktivitas analisis data yang penulis lakukan sejalan dengan Miles dan Hurberman yaitu mereduksi data, penyajian data dan verifikasi atau menarik
kesimpulan. Mereduksi data yaitu mengumpulkan data dari lapangan yang jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci, setelah
data direduksi selanjutnya yaitu menyajikan data untuk memahami dan memudahkan kerja selanjutnya, dan yang terakhir adalah verifikasi atau menarik
sebuah kesimpulan. Penarikan kesimpulan tidak lepas dari fenomena permasalahan yang diteliti.
1
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2007, Cet. 6, h. 38.
41
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya SMPN 131 Jakarta Selatan
SMPN 131 Ciganjur Jakarta Selatan, beralamat di Jl. RM. Kahfi I No. 50 Kel. Cipedak Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan dengan status sekolah
Negri dan nilai akreditas sekolah A baik. Didirikan pada tanggal 9 September tahun 1979. Pada tahun 1979-2000an sekolah 131 ini masih
terbilang kumuh dalam artian ruang kelas belum memadai, sarana pembelajaran belum lengkap, penataan lingkungan belum ada, disiplin
siswanya pun masih rendah dan kinerja guru belum maksimal. Kemudian mulai di rehab pada tahun 2000 s.d 2002. Tahun 2002 mulai menempati
gedung baru. Tahun 2002 s.d 2005 mulai penataan sekolah, 2005 s.d 2007 penataan semua komponen sekolah, kemudian meningkatnya prestasi
akademis dan non akademis, menjadi juara lomba – lomba ektrakurikuler
dan lomba mata pelajaran, dan pada tahun 2007 sekolah SMPN 131 Jakarta Selatan masuk menjadi Sekolah Rintisan SSN Standar Sekolah
Nasional. Sejak sekolah 131 berdiri sampai sekarang sudah mengalami
pergantian kepala sekolah sebanyak 8 kali yaitu : 1
Drs. AM. Salah Bintana 1979-1985