Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator di SMPN 131

pengembangan sekolah yang kemudian di musyawarahkan bersama untuk pengambilan keputusan. Keempat, kepala sekolah mengadakan program kegiatan untuk meningkatkan kemampuan melalui penyetaraan latar belakang pendidikan guru dengan mengikuti beberapa program dari Depdiknas seperti : Penataran, Diklat dan Metode Pengajaran, Lokakarya atau sejenisnya, atau diluar Depdiknas seperti : mengikuti seminar, mengundang ahli dalam bidang tertentu kesekolah misalnya ahli bidang kurikulum yaitu untuk menjelaskan kurikulum 2013. Hal ini dilakukan kepala sekolah untuk memotivasi guru agar dapat meningkatkan kemampuannya melalui kegiatan yang dilakukan kepala sekolah. kegiatan tersebut akan dapat menambah pengetahuan kepada guru untuk dapat meningkatkan kinerjanya. Kelima, melakukan pengawasan yang berkelanjutan dan menyeluruh yaitu kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap guru dalam melaksanakan suatu kegiatan, juga material dalam pemenuhan kebutuhan, dan hambatan-hambatan yang terjadi. Pengawasan tersebut dilakukan agar kepala sekolah dapat mengetahui kesalahan, kekurangan dan hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan. Keenam, kepala sekolah melakukan evaluasi dengan cara melakukan penilaian kinerja terhadap seluruh guru di SMPN 131 Jakarta Selatan yang dilakukan setiap akhir semester. Kemudian memberikan masukan apabila terdapat kesalahan atau kekurangan sesuai dengan kriteria yang diharapkan dan memberikan solusi bila ada hambatan-hambatan yang dirasa oleh guru. Ketujuh, perbaikan suasana kerja. kepala sekolah senantiasa memperbaiki suasana kerja agar tetap terjaga suasana kerja yang baik dan harmonis yaitu dengan cara : 1. Kepala sekolah melakukan pendekatan tidak langsung dalam menciptakan motivasi, melalui suasana organisasi yang mendorong para tenaga kependidikan lebih produktif. 2. Menjadikan suasana organisasi yang membaik dalam artian suasana organisasi yang diciptakan berdasarkan keseragaman, tangung jawab, transparansi, penghargaan dan semangat kelompok dalam bekerja. 3. Memperbaiki kepercayaan di dalam organisasi yaitu kepala sekolah berusaha menciptakan suasana saling percaya untuk membangun hubungan yang lebih baik antara kepala sekolah dengan tenaga kependidikan dalam penyelesaian tugas. 13 Peran kepala sekolah sebagai motivator selama ini sudah cukup baik namun kepala sekolah masih belum melaksanakannya secara optimal. Yaitu masih ada sarana prasarana yang belum memadai dalam menunjang terlaksananya proses belajar mengajar seperti belum adanya ruang praktek dan alat praktek dalam pemenuhan mata pelajaran prakarya. 14 Dengan hal ini sedikit mempersulit guru mata pelajaran prakarya dalam memberikan materi pembelajaran. Adapun kekurangan lainnya yaitu tentang kedisiplinan guru dalam mengajar yaitu masih adanya guru yang telat datang kekelas ketika bel pergantian mata pelajaran dengan alasan yang berbeda-beda sehingga anak murid yang memanggil guru tersebut untuk mengajar. Meskipun guru selalu datang sebelum peserta didik hadir di sekolah, namun masih ada guru yang telat datang kekelas. Hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan dari kepala sekolah terhadap guru karena kepala sekolah jarang berada di tempat. Kurang optimalnya kepala sekolah terjadi karena kepala sekolah sering melimpahkan wewenang kepada wakilnya dalam penyelesaian tugas. Hal ini terjadi karena kondisi kepala sekolah yang jarang berada di tempat. Kondisi tersebut mulai dirasa oleh wakil kepala sekolah SMPN 131 Jakarta Selatan ketika kepala sekolah menjabat di dua tempat dengan jabatan yang sama yaitu menjadi kepala sekolah di SMP 239 daerah Tanjung Barat. Kondisi seperti ini 13 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Bpk. Djoko Towo, pada hari Kamis, tanggal 5 Juni 2014, Pukul 09.00-11.00 WIB. 14 Hasil Wawancara dengan ibu Rochwayuningsih guru PrakaryaTata Busana Kls. VII, pada hari Selasa., tanggal 5 Agustus 2014, pukul 09.30-10.30 WIB. ternyata baru terjadi selama 2 bulan. Terjadi karena kepala sekolah di SMP 239 pensiun dan belum mendapat kepala sekolah baru sebagai pengganti kepala sekolah lama. Kemudian menurut informasi dari wakil kepala sekolah ada kebijakan yang memperbolehkan bahwa bila belum ada kepala sekolah pengganti maka kepala sekolah yang terdekatlah yang ditunjuk untuk menjadi kepala sekolah sementara sebagai pelaksana tugas kepala sekolah lama di sekolah tersebut. Alasan kepala sekolah di SMPN 131 Jakarta Selatan ditunjuk sebagai pengganti kepala sekolah lama atau sebagai pelaksana di sekolah tersebut karena beliaulah yang menjadi ketua sanggar 032 Jakarta Selatan atau ketua MKKS Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan. 15 Dengan hal tersebutlah kiranya kepala sekolah menjadi sibuk diluar sekolah, akan tetapi kepala sekolah di SMPN 131 Jakarta Selatan mengaku selalu siap dengan kondisi demikian karena ketika dibutuhkan kepala sekolah selalu mengupayakan dirinya untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan wakil kepala sekolah pun tidak merasa keberatan, karena mereka sering mendiskusikan hal tersebut terkait dengan pembagian tugas dan waktu dalam penyelesaian tugasnya. Jadi menurut mereka hal tersebut tidak menjadi masalah besar yang harus dikhawatirkan selagi masih adanya komunikasi yang baik antara kepala sekolah dengan wakilnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya hasil dari upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dan juga wakilnya yaitu sudah dapat menghasilkan peningkatan yang baik pada kinerja guru, meskipun upaya tersebut sering dijalankan oleh wakil kepala sekolah dan ditambah dengan kesejahteraan guru yang baik. Karena hampir seluruh guru di SMPN 131 Jakarta Selatan sudah bersertifikat pendidik, sehingga menjadi pendukung kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai motivator untuk meningkatkan kinerja guru. Beban kerja yang diterima guru telah sesuai dengan kemampuan dan gaji yang diberikan sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja guru untuk mengoptimalkan kinerjanya. Dengan 15 Hasil Wawancara dengan Pracoyo Agus Sumbodo, S.Pd wakil kepala sekolah, pada hari Senin., tanggal 29 September 2014, pukul 09.30-10.30 WIB. terpenuhinya kesejahteraan guru tersebut, maka akan timbul motivasi dalam diri guru untuk giat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja. Sehingga guru akan terus meningkatkan kinerjanya. Dengan demikian guru di SMPN 131 Jakarta Selatan memiliki motivasi kenerja yang baik pada dirinya, meskipun kepala sekolah tidak secara langsung memberikan motivasi kepada guru di sekolah tersebut. Namun guru di SMPN 131 Jakarta Selatan tetap bersemangat dalam menjalankan tugasnya, hal ini terjadi karena terpenuhinya kebutuhan guru terutama kebutuhan pribadi yaitu kesejahteraannya.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat

Dalam menjalankan perannya sebagai motivator kepala sekolah menemukan beberapa faktor penghambat dan pendukung diantaranya yaitu: 1. Faktor Pendukung 1. Lingkungan kerja yang kondusif. 2. Sarana dan prasarana yang memadai. 3. Seluruh guru sudah sertifikasi. 4. Kesejahteraan yang baik. 2. Faktor Penghambat 1. Masih adanya guru yang malas dalam bekerja. Perpektif kepala sekolah : guru dalam bekerja biasanya terjadi karena status guru yang tidak lama lagi akan pensiun. 2. Minimnya kemauan guru untuk meningkatkan kinerjanya. Perspektif kepala sekolah : terkadang seseorang bekerja ada yang dari hati dan ada pula karena tuntutan hidup. Orang yang bekerja dari hati pasti berbeda dengan orang yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup saja. profesi guru adalah pekerjaan yang didasari oleh panggilan jiwa. Karena tugasnya bukan hanya mengajar anak tetapi juga mendidik anak. Oleh karenanya guru adalah pekerjaan yang paling mulia karena prosesnya adalah memanusiakan manusia lainnya. Perannya sebagai guru karena panggilan jiwa, pasti akan bekerja dengan penuh ketulusan hati dan semangat dalam mencapai suatu tujuan. Berbeda dengan guru yang hanya mengharapkan gaji. karena dia bekerja hanya untuk memenuhi suatu kebutuhan hidup dan hanya menggugurkan suatu kewajiban tanpa ada keinginan untuk meningkatkan kinerjanya. 16

3. Peningkatan Kinerja Guru di SMPN 131 Jakarta Selatan atas

Motivasi yang di berikan Kepala Sekolah Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi siswa karena gurulah yang sering turun langsung berhadapan dengan siswa. Oleh karena itu guru juga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas dan mutu sekolah. Dengan demikian rasanya peranan tersebut tidak lepas dari tugas yang begitu berat sehingga keberhasilan dalam penyelesaian tugas sangat tergantung pada kinerja guru tersebut. Maka dengan itu perlu adanya penggerak untuk meningkatkan kemauan pada guru, agar dapat bekerja dengan baik. Guru di SMPN 131 Jakarta selatan sudah melaksanakan pekerjaannya dengan baik walaupun belum di kerjakan secara maksimal. Kinerja yang baik adalah harapan bagi setiap sekolah untuk dapat menciptakan peningkatan di dalamnya. Untuk meningkatkan kinerja tersebut kepala sekolah telah memberikan motivasi sebagaimana perannya sebagai motivator, yang mana peran tersebut telah penulis paparkan pada alinea sebelumnya. Adapun peningkatan kinerja yang dirasa guru atas motivasi yang diberikan kepala sekolah berdasarkan hasil wawancara penulis kepada guru yaitu guru lebih giat dalam bekerja KBMKegiatan Belajar Mengajar yaitu dalam membuat perencanaan dan persiapan mengajar, penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa, pemberian metode 16 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Bpk. Djoko Towo, pada hari Selasa, tanggal 10 Juni 2014, Pukul 10.00-11.30 WIB. yang bervariasi, pemberian tugas-tugas kepada siswa, mengelola kelas, melakukan penilaian dan evaluasi serta dapat mengimplementasikan kurikulum 2013. 17 Hal tersebut dapat dibuktikan pada data evaluasi diri sekolah SMPN 131 Jakarta Selatan yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.7 Evaluasi Diri Sekolah SMPN 131 Jakarta Selatan Ringkasan Deskripsi Sekolah Menurut Indikator dan Berdasarkan Bukti Indikator Pencapaian Silabus  100 44 orang pendidik di SMPN 131 Jakarta Selatan memiliki silabus.  Silabus dikembangkan didasarkan pada standar isi, standar kompetensi lulusan, dan kurikulum tingkat sekolah.  Silabus mengarah pada pencapaian SKL.  Silabus selalu dikaji setiap tahun untuk disesuiakan dengan perubahan kebutuhan pembelajaran  Silabus sudah dikembangkan oleh sekolah dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah.  SMPN 131 Jakarta Selatan selalu mempertimbangkan kesesuaian antara mata pelajaran dan komponennya dalam penyusunan silabus.  Program dan kegiatan pembelajaran sudah relevan dengan tingkat usia dan minat peserta didik. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 17 Hasil Wawancara dengan 10 orang guru mata pelajaran.  100 42 orang pendidik di SMPN 131 Jakarta Selatan menyusun program semester dan program tahunan.  100 42 orang pendidik SMPN 131 Jakarta Selatan memiliki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP.  RPP dikajidireview setiap tahun.  RPP mencangkupmemuat identitas mata pelajaran, SK, KD, indikator pencapaian, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan sumber belajar  Guru-guru di sekolah SMPN 131 Jakarta Selatan membuat RPP berdasarkan Program tahunan PROTA, Program Semester PROSEM dan silabus.  Guru-guru di SMPN 131 Jakarta Selatan mempertimbangkan berbagai kebutuhan pembelajaran yang berbeda dan merencanakan pembelajaran berdasarkan kebutuhan tersebut.  Guru-guru di SMPN 131 Jakarta Selatan mengkaji ulang RPP setelah mengajar untuk membantu merencanakan pembelajaran selanjutnya. Pelaksanaan Proses Pembelajaran  Selain teks, pendidik di SMPN 131 Jakarta Selatan menggunakan sumber belajar lainnya yaitu panduan guru, buku pengayaan, buku referensi, dan buku sember belajar lainnya.  Guru di SMPN 131 Jakarta Selatan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber  Guru-guru di SMPN 131 Jakarta Selatan selalu menggunakan alat peraga dalam pembelajaran dan memperbaharuinya.  Beberapa sekitar 40 guru di SMPN 131 Jakarta Selatan cukup kreatif dalam memilih bahan yang sesuia.  Sebagian sekitar 70 besar belajar. guru di SMPN 131 Jakarta Selatan mendapatkan bahan penunjang pembelajaran dalam jumlah yang cukup.  Sebagaian besar sekitar 90 guru di SMPN 131 Jakarta Selatan memakai hasil karya peserta didik sebagai alat peraga dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan Pembelajaran  Kehadiran peserta didik 99 s.d 100 setiap harinya dan peserta didik memiliki motivasi dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.  Dalam proses pembelajaran 100 guru di SMPN 131 Jakarta Selatan menerapkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan eksploratif, kolaboratif, konfirmatif  100 guru di SMPN 131 Jakarat Selatan mengelola kelas dengan efektif, mengatur tempat duduk sesuai dengan karakter mata pelajaran, memajang hasil karya siswa.  Guru-guru di SMPN 131 Jakarta Selatan secara teratur menggunakan metode pembelajaran yang beragam.  Guru-guru di SMPN 131 Jakarta Selatan melaksanakan pembelajaran secara bertahap dan menarik.  Guru-guru di SMPN 131 Jakarta Selatan tidak hanya mengarahkan pembelajaran, tapi juga memberi kesempatan bagi peserta didik untuk menyampaikan pendapat dan terlibat secara aktif.  Sebagian besar sekitar 90 peserta didik memiliki motivasi dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Perencanaan Proses Pembelajaran Implementasi Proses Pembelajaran  Pada perencanaan proses belajar, pendidik dalam menyusun Rencana Pembelajaran memperhatikan segala perbedaan kebutuhan peserta didik.  Pada implementasi proses belajar, 100 pendidik di SMPN 131 Jakarta Selatan menggabungkan pendekatan tematis dan memperhatikan isu keanekaragaman dan lintas budaya.  100 pendidik di SMPN 131 Jakarta Selatan menawarkan bantuan atau penjelasan tambahan bagi sebagian peserta didik setelah jam sekolah.  100 pendidik di SMPN 131 Jakarta Selatan memberi respon positif terhadap pendapat yang dikemukakan peserta didik.  Guru-guru di sekolah kami memperhatikan perbedaan kemampuan peserta didik dan berusaha merencanakan pembelajaran yang sesuai.  Guru-guru di SMPN 131 Jakarta Selatan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang berkesinambungan, dan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.  Guru-guru di SMPN 131 Jakarta Selatan memiliki kebijakan dalam memberikan kesempatan yang sama kepada peserta didik dan menjamin pelaksanaannya. Pelaksanaan Pembelajaran  100 pendidik di SMPN 131 Jakarta Selatan dalam proses pembelajaran selalu menciptakan hubungan baik antara pendidik dan peserta  Guru-guru di SMPN 131 Jakarta Selatan secara konsisten memberikan penghargaan kepada pesera didik pada saat yang tepat, dan