Kompetensi Guru Kinerja Guru

Dalam membawa sebuah keberhasilan tentunya kepala sekolah harus menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Adapun 7 tugas dan fungsi kepala sekolah yaitu sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator dan motivator. Kepala sekolah sebagai motivator harus memberikan semangat dan motivasi kepada guru dalam meningkatkan kinerja guru. Motivasi yang diberikan kepala sekolah sangatlah penting bagi guru karena menjadi penggerak yang dapat mengarahkan kepada suatu hasil tujuan. Kepala sekolah harus mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, suasana kerja yang baik dan harmonis agar dapat merangsang guru untuk semangat dalam bekerja sehingga tujuan pendidikan yang dikehendaki dapat tercapai dan terlaksana sesuai visi dan misi bersama. Sebaliknya jika kepala sekolah sebagai motivator tidak berperan aktif dan efektif, maka semangat guru dalam bekerja akan menurun. Menurunnya semangat kerja guru akan berdampak pada prestasi siswa karena guru merupakan satu- satunya orang yang mentransferkan ilmu pada siswa, terjadinya proses belajar mengajar dikelas digerakkan oleh guru. Sehingga gurulah yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas siswanya untuk dapat pula meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya. Dalam hal ini kepala sekolah, harus dapat membina hubungan baik dengan para guru. Peran kepala sekolah sebagai motivator adalah salah satu alat untuk meningkatkan kinerja guru, dengan pemberian motivasi yang baik oleh kepala sekolah diharapkan guru akan meningkatkan kinerjanya secara maksimal sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai dengan baik. Adapun gambar kerangka berfikir yang dapat memberi gambaran mengenai permasalahan tersebut yaitu dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini sebagai berikut. Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Input Proses Output Feedback Kondisi awal  Kepala sekolah jarang berada di sekolah.  Kurangnya komunikasi antara guru dan kepala sekolah.  Kurangnya arahan dari kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru.  Kurangnya motivasi yang diberikan kepala sekolah  Guru enggan meningkatkan kinerjanya. Masalah Rendah- nya motivasi kerja guru Strategi  Mengatur lingkungan fisik agar tercipta lingkungan yang kondusif.  Mengatur suasana kerja yang baik dan harmonis  Menanamkan kedisiplinan  Memberikan dorongan  Memberikan penghargaan atas dasar prestasi kerja yang baik.  Penyediaan sumber belajar yang memadai Tujuan Akhir Meningkat -nya kinerja guru. 36

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 131 Jakarta Selatan yang beralamat di Jl. RM. Kahfi I Kel. Cipedak Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut : Tabel 3. 1 Pelaksanaan Penelitian No Jenis Kegiatan Bulan 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Pemilihan Judul 2. Konsultasi 3. Pendekatan ke sekolah 4. Meminta izin ke sekolah 5. Pengumpulan data 6. Pengelolaan data

B. Metodelogi Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis melalui penelitian lapangan, yaitu mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya sehingga memberi gambaran yang jelas tentang situasi-situasi di lapangan. Alasan penulis memilih pendekatan penelitian ini karena menurut penulis pendekatan kualitatif ini dapat lebih mudah menjawab permasalahan yang timbul. Karena penelitian ini akan langsung masuk ke obyek, melakukan penjelajahan dengan grant question, sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan jelas.

C. Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian tentang peran kepala sekolah sebagai motivator dalam meningkatkan kinerja guru di SMPN 131 Jakarta Selatan ini, sumber datanya yaitu : Kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan 10 orang guru sebagai sample yang dipandang cukup mewakili dari 42 guru yang ada di SMPN 131 Jakarta Selatan. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis memerlukan beberapa teknik. Adapun teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah :

1. Observasi pengamatan

Dalam tahap ini, penulis tidak ambil bagian dalam kegiatan belajar mengajar. Metode ini dilakukan untuk mengetahui proses interaksi antara kepala sekolah dengan guru di SMPN 131 Jakarta Selatan. Pengamatan