Tugas Profesional Kepala Sekolah sebagai EMASLIM

Dengan demikian diharapkan kepala sekolah mampu menjadi motivator yang baik dan mampu meningkatkan kemauan tenaga kependidikan dalam menjalankan serta menyelesaikan tugas dan fungsinya. Adapun peran kepala sekolah menurut Euis Karwati dalam meningkatkan motivasi kerja yaitu : a Menerapkan manajemen yang terbuka b Penerapan deskripsi pekerjaan dengan tugas dan fungsi yang jelas c Menerapkan hubungan vertikal kebawah d Pemetaan program dan kegiatan peningkatan motivasi kerja e Pengawasan yang berkelanjutan dan menyeluruh f Evaluasi. 9 Berbagai kegiatan tersebut diharapakan dapat meningkatkan motivasi, yang selanjutnya akan memberi dampak positif terhadap upaya dalam meningkatkan kinerja guru. Dengan demikian, kepala sekolah memiliki peran yang strategis dalam meningkatkan motivasi

B. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Menurut Isbandi Rukminto Adi yang dikutip oleh Hamzah B. Uno “Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat ”. 10 Maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan dalam diri individu tersebutlah yang menjadi pendorong dirinya untuk melakukan suatu kegitan tertentu dalam pencapaian tujuan. Hal ini biasa disebut sebagai motivasi instrinsik yaitu motivasi yang datang dari dalam diri individu sendiri. Menurut Wina Sanjaya, “motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan 9 Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, op. cit., h. 91. 10 Hamza B. Uno, loc. Cit. tertentu ” . 11 Ini berarti bahwa ada kondisi yang mendorong atau yang menyebabkan manusia melakukan tindakan dengan sadar. Kondisi yang demikian itu dapat diciptakan oleh pribadi manusia itu sendiri atau oleh manusia lain. Hal tersebut sejalan dengan pendapat J. Winardi, bahwa motivasi adalah “suatu kekuatan potensial yang ada di dalam diri seorang diri manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkannya oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan imbalan non moneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif ”. 12 Adapun menurut N. Manulang yang dikutip oleh Suhendra dan Murdiyah Hayati dalam bukunya manajemen sumber daya manusia mendefinisikan motivasi sebagai “pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan. Pemberian dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan karyawan agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki ”. 13 Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa motivasi adalah kekuatan atau dorongan yang timbul pada dalam diri seseorang sehingga orang tersebut bertindak atau berbuat sesuatu tertentu untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu pula dan motivasi ini juga dapat ditimbulkan oleh orang lain seperti kepala sekolah yaitu dengan memberika semangat dan inspirasi yang bertujuan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dengan kata lain motivasi merupakan sesuatu yang sangat pokok yang menjadi dorongan seseorang untuk bekerja. Inti pemberian motivasi adalah menumbuhkan kesadaran diri pada karyawan bahwa bekerja merupakan suatu kebutuhan. 11 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008, cet. 1, h. 250. 12 J. Winardi, Motivasi Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001, h. 6. 13 Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Lembaga Penelian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006, cet. 1, h. 91.

2. Teori Motivasi

Berikut dikemukakan beberapa teori tentang motivasi, antara lain : a. Teori Maslow Maslow merupakan tokoh yang mencetuskan teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow hierarki kebutuhan sesungguhnya dapat digunakan untuk mendeteksi motivasi manusia. Hierarki itu didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin bergeser ke tingkat yang lebih tinggi . Maslow mengemukakan lima tingkat kebutuhan yaitu : 1. Kebutuhan fisiologikal fisiological needs. Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi manusia. Contoh kebutuhan ini adalah kebutuhan akan sandang, pangan, papan, istirahat, rekreasi, tidur, dan hubungan seks. Untuk memenuhi kebutuhan ini manusia biasanya berusaha keras untuk mencari rezeki. 2. Kebutuhan keselamatan safety needs, security needs. Setelah kebutuhan fisiologikal terpenuhi, maka muncul kebutuhan baru yang diinginkan manusia, yaitu kebutuhan akan keselamatan atau rasa aman. Contoh kebutuhan ini antara lain menabung, mendapatkan tunjangan pensiun, memiliki ansuransi, memasang pagar, teralis pintu, dan jendela. 3. Kebutuhan berkelompok social needs, love needs, belonging needs, offection needs. Setelah kebutuhan keselamatan atau rasa aman terpenuhi maka muncul pula kebutuhan baru yang diinginkan manusia, yaitu kebutuhan hidup berkelompok, bergaul, bermasyarakat, ingin mencintai dan dicintai, serta ingin memiliki dan dimiliki. 4. Kebutuhan penghargaan esteem needs, egoistic needs, setelah kebutuhan berkelompok terpenuhi maka muncul kebutuhan baru yang diinginkan manusia, yaitu kebutuhan akan penghargaan atau ingin berprestasi 5. Kebutuhan aktualisasi diri self-actualization needs, self-realization needs, self-fulfillment needs, self-expression needs. Setelah kebutuhan penghargaan terpenuhi, maka muncul kebutuhan baru yang diinginkan manusia, yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri atau realisasi diri, atau