B. Bentuk-Bentuk Tindakan yang Dapat Dikategorikan Penelantaran Anak
Anak sebagai seseorang yang masih dapat dikatakan rentan baik karena faktor psikologis yang belum matang atau karena fisiknya yang lemah sangat
membutuhkan bantuan dari orang dewasa disekitarnya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Namun, sangat disayangkan sering pula orang dewasa yang
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dasar anak agar dapat tumbuh dan berkembang malah melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai sehingga
menyebabkan anak menjadi telantar. Pengertian penelantaran anak adalah sikap dan perlakuan orang tua yang
tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak, misalnya anak dikucilkan, diasingkan dari keluarga atau tidak diberikan
pendidikan dan kesehatan yang layak.
11
Banyak kasus kekerasan terhadap anak diawali dari tindakan penelantaran terhadap anak, sehingga penting untuk
mengenali tindakan-tindakan apa saja yang tergolong tindakan penelantaran terhadap anak agar kasus-kasus kekerasan terhadap anak yang sering muncul
sebagai tindak lanjut dari tindakan penelantaran dapat diantisipasi. Bentuk penelantaran anak pada umumnya dilakukan dengan cara
membiarkan dalam situasi gizi buruk, kurang gizi, tidak mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai, memaksa anak menjadi pengemis atau pengamen, anak
jalanan, buruh pabrik, pembantu rumah tangga PRT, pemulung dan jenis pekerjaan lain yang membahayakan pertumbuhan dan perkembangan anak.
12
11
Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap Anak, Bandung : Nuansa, 2006, h. 37
12
Abu Hurairah, Kekerasan Terhadap Anak, h. 55
Penelantaran anak termasuk penyiksaan secara pasif, yaitu segala keadaan perhatian yang tidak memadai, baik fisik, emosi maupun sosial. Penelantaran anak
adalah di mana orang dewasa yang bertanggung jawab gagal untuk menyediakan kebutuhan memadai untuk berbagai keperluan, termasuk fisik kegagalan untuk
menyediakan makanan yang cukup, pakaian, atau kebersihan, emosional kegagalan utnuk memberikan pengasuhan atau kasih sayang, pendidikan
kegagalan untuk mendaftarkan anak di sekolah, atau medis kegagalan untuk mengobati anak atau membawa anak ke dokter.
13
Orang dewasa yang dimaksud diantaranya orang tua sebagai pemegang tanggung jawab utama dan pertama
terhadap anak, lingkungan sekitar dan termasuk juga pemerintah melalui lembaga-lembaga negaranya.
Sedangkan menurut undang-undang, yang termasuk tindakan penelantaran yaitu :
a. Tindakan yang mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan anak secara
wajar, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial Pasal 1 butir 6 Undang-undang Perlindungan Anak.
b. Tindakan atau perbuatan mengabaikan dengan sengaja kewajiban untuk
memelihara, merawat, atau mengurus anak sebagaimana mestinya Pasal 13 ayat 1 huruf c Undang-undang Perlindungan Anak.
c. Tindakan yang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya,
padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan
13
Dewi Hapriyanti, Jurnal Ilmah, Penelantaran Anak oleh Orang Tua Ditinjau Dari KUHP dan Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindunga Anak, Universitas
Mataram, 2013, h. 3.
kepada orang tersebut Pasal 9 ayat 1 Undang-undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
d. Tindakan yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara
membatasi danatau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada dibawah kendali orang tersebut Pasal 9 ayat
2 Undang-undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Selain bentuk-bentuk tindakan di atas, ciri-ciri yang menandai seorang
anak dikategorikan telantar adalah: pertama, mereka biasanya berusia 5-18 tahun, dan merupakan anak yatim, piatu, atau anak yatim piatu. Kedua, anak yang
telantar acap kali adalah anak yang lahir dari hubungan seks di luar nikah dan kemudian mereka tidak ada yang mengurus karena orang tuanya tidak siap secara
psikologis maupun ekonomi untuk memelihara anak yang dilahirkannya. Ketiga,
anak yang kelahirannya tidak direncanakan atau tidak diinginkan oleh kedua orang tuanya atau keluarga besarnya, sehingga rawan diperlakukan salah.
Keempat, meski kemiskinan bukan satu-satunya penyebab anak ditelantarkan dan
tidak selalu pula keluarga miskin akan menelantarkan anaknya. Tetapi, bagaimanapun harus diakui bahwa tekanan kemiskinan dan kerentanan ekonomi
keluarga akan menyebabkan kemampuan mereka memberikan fasilitas dan
memenuhi hak anaknya menjadi sangat terbatas. Kelima, anak yang berasal dari
keluarga yang broken home, korban perceraian orang tuanya, anak yang hidup di tengah kondisi keluarga yang bermasalah, pemabuk, kasar, korban PHK, terlibat
narkotika, dan sebagainya.
14
14
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, h. 216
C. Faktor Penyebab Penelantaran Anak