D. Tinjauan Review Kajian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, penulis akan menyertakan beberapa hasil penilitian terdahulu sebagai perbandingan tinjauan
kajian materi yang akan dibahas, sebagai berikut: Skripsi yang disusun oleh Rizky Pramustiko Putera dari Universitas
Indonesia pada tahun 2012 dengan judul Analisis Kewenangan Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam Struktut Ketatanegaraan Republik Indonesia.
Skripsi ini menjelaskan tentang kedudukan dan fungsi KPAI sebagai lembaga negara bantu dalam sistem ketatanegaraan Indonesia serta hubungannya dengan
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Skripsi kedua yang disusun oleh Hilman Reza dari Universitas UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tahun 2014 dengan judul Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI dalam Mengatasi Kekerasan Seksual terhadap Anak.
Skripsi ini membahas mengenai peran KPAI sebagai lembaga pelindung anak khususnya dalam hal anak sebagai pelaku atau korban kekerasan seksual. Dalam
skripsinya penulis juga mengkritisi peran KPAI yang pasif dan sering tertinggal oleh Lembaga Swadaya Masyarakat lain dalam kasus-kasus kekerasan seksual
terhadap anak. Buku yang ditulis Jimly Asshiddiqie dengan judul
“Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi
” yang diterbitkan oleh Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI Tahun 2006. Buku tersebut
berisi tentang perkembangan lembaga negara secara universal dari waktu ke
waktu, konsep lembaga negara, kategorisasi lembaga negara di Indonesia ke dalam 34 kategori dan gambaran umum tentang State Auxiliary Organs.
Sebagai perbandingan sekaligus pembeda dari contoh skripsi yang ditulis oleh Rizky Pramustiko Putera, dalam skripsi ini penulis membahas mengenai
optimalisasi KPAI yang berarti akan membahas lebih mendalam terhadap kedudukannya dan efektivitasnya sebagai state auxiliary organs, tugas dan
wewenangnya serta lebih fokus pada penanganannya terhadap anak telantar. Sedangkan dibandingkan contoh skripsi kedua yang ditulis oleh Hilman
Reza yang membahas tentang peran KPAI dalam mengatasi kekerasan seksual terhadap anak, maka penulis lebih fokus pada peran KPAI dalam mengatasi anak
telantar. Selain itu, penulis juga akan membahas mengenai hambatan dan kendala KPAI dalam melaksnakan tugas dan fungsinya karena mengingat kedudukannya
sebagai lembaga negara independen, KPAI seharusnya mampu menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal.
Sebagai pembeda dengan buku yang ditulis oleh Jimly Asshiddiqie, penulis lebih fokus pada perkembangan State Auxiliary Organs di Indonesia, khususnya
lembaga Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Hal tersebut berkaitan dengan tugas dan wewenang KPAI pada penanganan terhadap anak telantar yang
akhirnya akan melihat seberapa jauh kontribusi KPAI sebagai salah satu State Auxiliary Organs di Indonesia.
E. Kerangka Teori dan Konseptual