Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nomor 2 Tahun 2003 tentang

2012 Undang-Undang No 2 Tahun 2012 merupakan undang-undang yang ditunggu tunggu, peraturan perundang-undangan yang sebelumnya dianggap belum memenuhi rasa keadilan bagi pihak yang kehilangan tanahnya. Undang- undang ini diharapakan pelaksanaannya dapat memenuhi rasa keadilan setiap orang yang tanahnya direlakan atau wajib diserahkan bagi pembangunan. Pengertian Pengadaan Tanah menurut Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012 adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak. 6 Dilihat dari isi pasal tersebut diketahui bahwa dalam hal pengadaan tanah oleh pemerintah harus dengan cara memberi ganti kerugian yang layak. Dalam pasal 11 disebutkan “Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 wajib diselenggarakan oleh Pemerintah dan tanahnya selanjutnya dimiliki Pemerintah atau Pemerintah Daerah Dalam hal Instansi yang memerlukan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 adalah Badan Usaha Milik Negara, tanahnya menjadi milik Badan Usaha Milik Negara”. 7 dari pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa pengadaan tanah ini hanya boleh dilakukan oleh pemerintah dan tanahnya juga dimiliki oleh pemerintah. Mekanisme pengadaan tanah menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 dibagi atas beberapa tahapan yakni : 6 Pasal 1 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012. 7 Pasal 11 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012. a. Perencanaan Perencanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 1 disusun dalam bentuk dokumen perencanaan Pengadaan Tanah, yang paling sedikit memuat: 8 1 Maksud dan tujuan rencana pembangunan; 2 Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Pembangunan Nasional dan Daerah; 3 Letak tanah; 4 Luas tanah yang dibutuhkan; 5 Gambaran umum status tanah; 6 Perkiraan waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah; 7 Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan; 8 Perkiraan nilai tanah; dan 9 Rencana penganggaran. b. Persiapan Instansi yang memerlukan tanah bersama pemerintah provinsi berdasarkan dokumen perencanaan Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 melaksanakan: 9 1 Pemberitahuan rencana pembangunan; 2 Pendataan awal lokasi rencana pembangunan; dan 3 Konsultasi Publik rencana pembangunan Pemberitahuan rencana 4 pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a disampaikan kepada masyarakat pada rencana lokasi pembangunan untuk Kepentingan Umum, baik langsung maupun tidak langsung. c. Pelaksanaan 8 Pasal 14 ayat 1 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012. 9 Pasal 14 ayat 1 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012. Berdasarkan penetapan lokasi pembangunan untuk Kepentingan Umum, Instansi yang memerlukan tanah mengajukan pelaksanaan Pengadaan Tanah kepada Lembaga Pertanahan. Pelaksanaan Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud diatas meliputi: 1 Inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah yakni berisi tentang pengukuran dan pemetaan bidang per bidang tanah serta pengumpulan data Pihak yang Berhak dan Objek Pengadaan Tanah. 10 2 Penilaian Ganti Kerugian, Dalam hal penilaian ganti kerugian, lembaga pertanahan menetapkan penilai sesuai undang-undang yang berlaku. Penilai ini bertugas untuk melakukan penilaian besaran ganti kerugian bidang per bidang tanah yang meliputi : 11 a Tanah; b Ruang atas tanah dan bawah tanah; c Bangunan; d Tanaman; e Benda yang berkaitan dengan tanah; danatau f Kerugian lain yang dapat dinilai. 3 Musyawarah penetapan Ganti Kerugian Lembaga Pertanahan melakukan musyawarah dengan Pihak yang Berhak dalam waktu paling lama 30 tiga puluh hari kerja sejak hasil penilaian dari Penilai disampaikan kepada Lembaga 10 Pasal 28 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012. 11 Pasal 33 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012. Pertanahan untuk menetapkan bentuk danatau besarnya Ganti Kerugian. 12 Dalam hal tidak terjadi kesepakatan mengenai bentuk danatau besarnya Ganti Kerugian, Pihak yang Berhak dapat mengajukan keberatan kepada pengadilan negeri setempat dalam waktu paling lama 14 empat belas hari kerja setelah musyawarah penetapan Ganti Kerugian. 13 4 Pemberian Ganti Kerugian Pada saat pemberian Ganti Kerugian Pihak yang Berhak menerima Ganti Kerugian wajib: 14 a Melakukan pelepasan hak; dan b Menyerahkan bukti penguasaan atau kepemilikan Objek Pengadaan Tanah kepada Instansi yang memerlukan tanah melalui Lembaga Pertanahan. 5 Pelepasan tanah Instansi. Pelepasan Objek Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum yang dikuasai oleh pemerintah atau dikuasaidimiliki oleh Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Daerah tidak diberikan Ganti Kerugian, kecuali: 15 12 Pasal 37 ayat 1 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012. 13 Pasal 38 ayat 1 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012. 14 Pasal 41 ayat 2 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012. 15 Pasal 46 ayat 1 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012. a Objek Pengadaan Tanah yang telah berdiri bangunan yang dipergunakan secara aktif untuk penyelenggaraan tugas pemerintahan; b Objek Pengadaan Tanah yang dimilikidikuasai oleh Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Daerah; danatau c Objek Pengadaan Tanah kas desa. d. Penyerahan hasil. Lembaga Pertanahan menyerahkan hasil Pengadaan Tanah kepada Instansi yang memerlukan tanah setelah: 16 1 Pemberian Ganti Kerugian kepada Pihak yang Berhak dan Pelepasan Hak telah dilaksanakan; danatau 2 Pemberian Ganti Kerugian telah dititipkan di pengadilan negeri. Instansi yang memerlukan tanah dapat mulai melaksanakan kegiatan pembangunan setelah dilakukan serah terima hasil Pengadaan Tanah. 2. Mekanisme Konsinyasi Ganti Rugi Tanah Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Konsinyasi Tanah menurut Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012 yakni penitipan uang ke pengadilan negeri setempat. Penitipan uang dapat dilakukan oleh pemerintahpemerintah daerah jika memenuhi beberapa syarat yakni : a. Adanya pihak pemilik hak tanah yang menolak bentuk danatau 16 Pasal 48 ayat 1 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012. besarnya Ganti Kerugian berdasarkan hasil musyawarah atau putusan pengadilan negeriMahkamah Agung. 17 b. Pihak pemilik hak yang menerima Ganti Kerugian tidak diketahui keberadaannya; 18 c. Objek Pengadaan Tanah yang akan diberikan Ganti Kerugian sedang menjadi objek perkara di pengadilan dan masih dipersengketakan kepemilikannya; d. Objek Pengadaan Tanah diletakkan sita oleh pejabat yang berwenang; atau e. Objek Pengadaan Tanah menjadi jaminan di bank.

C. Prosedur pengadaan tanah dalam Pembangunan pelebaran jalan Ciater-

Rawa Mekar Jaya sudah sesuai dengan Undang – Undang No.2 Tahun 2012 serta Peraturan Presiden No 99 Tahun 2014 Untuk menunjang pembangunan yang semakin kompleks, diperlukan jaringan transportasi yang memadai, sehingga pembangunan dapat merata ke semua daerah di seluruh Indonesia. Salah satu jaringan transportasi tersebut adalah pelebaran jalan Ciater-Rawa Mekar Jaya. Pembangunan pelebaran jalan Ciater-Rawa Mekar Jaya dimaksudkan untuk meningkatkan mobilitas kendaraan dalam perjalanan menuju ke pusat pemerintahan Kota Tangerang Selatan yang sebelumnya hampir setiap saat menimbulkan kemacetan dan sangat parah pada jam pergi dan pulang kerja. Selain meningkatkan akses ke pusat pemerintahan, pelebaran jalan Ciater-Rawa Mekar Jaya ini 17 Pasal 42 ayat 1 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012. 18 Pasal 42 ayat 2 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2012. dimaksudkan untuk menjadikan Kota Tangerang Selatan menjadi salah satu Kota mandiri dengan kegiatan ekonomi yang maju. Prosedur pengadaan tanah adalah sebagai berikut: 1. Pemberitahuansosialisasi Dalam rangka memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai maksud dan tujuan dilaksanakannya Pembangunan pelebaran jalan Ciater-Rawa Mekar Jaya, telah dilakukan kegiatan pemberitahuan sosialisasi di sepanjang jalan yang mengaitkan 2 desa yaitu Desa Ciater dan Desa Rawa Mekar Jaya; 2. Pengukuran dan penentuan batas-batas jalan Untuk menentukan luas lahan yang direncanakan akan dibangun sebagai pelebaran jalan Ciater-Rawa Mekar Jaya, telah dilakukan pengukuran dan penentuan batas-batas jalan oleh kantor Bina Pertanahan Kota Tangerang Selatan; 3. Pendataan Untuk mengetahui secara jelas dan terperinci terkait dengan kepemilikan tanah, bangunan dan tanaman yang terkena Pembangunan pelebaran jalan Ciater-Rawa Mekar Jaya, dilakukan pendataan dengan melibatkan: a. Petugas dari Kantor Bina Pertanahan Kota Tangerang Selatan yang mendata tanah yang terkena pelebaran pembangunan jalan; b. Petugas dari Dinas Tata Kota Kota Tangerang Selatan yang mendata bangunan- bangunan yang terkena pelebaran pembangunan jalan.

Dokumen yang terkait

Hambatan Pelaksanaan Ganti Rugi Tanah Untuk Pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Aceh Timur

1 85 153

Gugatan Ganti Rugi Terhadap Pelaku Pembajakan Karya Cipta Lagu dan Musik (Studi Kasus No. 76/Hak Cipta/2008/PN.Niaga.Jkt.Pst)

4 80 117

Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen

5 40 148

Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum (Studi Mengenai Ganti Rugi Pengadaan Tanah Proyek Kanal...

1 26 5

GANTI RUGI TANAH YANG TIDAK TERCAPAI KESEPAKATAN ANTARA PEMILIK DAN PANITIA PELAKSANA Ganti Rugi Tanah Yang Tidak Tercapai Kesepakatan Antara Pemilik Dan Panitia Pelaksana. (Studi Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Proyek Jalan Tol Solo-Kertosono di Kabu

0 4 16

PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH DAN PEMBERIAN GANTI RUGI DALAM RANGKA PEMBANGUNAN Pelaksanaan Pengadaan Tanah Dan Pemberian Ganti Rugi Dalam Rangka Pembangunan Jalan Tol Pejagan-Pemalang Wilayah Kabupaten Tegal (Studi Kasus Putusan No.36/Pdt.G/2015/PN.Slw).

0 2 16

PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH DAN PEMBERIAN GANTI RUGI DALAM RANGKA PEMBANGUNAN Pelaksanaan Pengadaan Tanah Dan Pemberian Ganti Rugi Dalam Rangka Pembangunan Jalan Tol Pejagan-Pemalang Wilayah Kabupaten Tegal (Studi Kasus Putusan No.36/Pdt.G/2015/PN.Slw)

0 2 14

Pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Jalan Pantai Purus oleh Pemerintah Kota Padang.

0 0 6

Aspek Ganti Rugi dalam Pengadaan Tanah.

0 0 2

PROSES GANTI RUGI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN JALAN TOL SERPONG-CINERE DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM.

0 1 1