BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan unsur penting di dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah
penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan Hadi, 2002. Berikut akan dibahas mengenai metode penelitian yang akan digunakan, definisi operasional,
populasi dan sampel, alat ukur yang digunakan, prosedur penelitian dan metode analisis data
A. METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan menggunakan analisis statistik untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa.
Menurut Azwar 2010 pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data- data numerikal angka yang diolah dengan metode statistika.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan dari metode deskriptif adalah untuk mendeskripsikan atau menjelaskan
sesuatu hal seperti apa adanya pada saat penelitian dilakukan Sugiyono, 2006. Metode ini dipilih karena bermaksud mendeskripsikan mengenai motivasi belajar
bahasa Mandarin.
B. DEFINISI OPERASIONAL
1. Motivasi Belajar Bahasa Mandarin
Motivasi belajar bahasa Mandarin adalah dorongan yang menyebabkan seseorang mau berusaha mempelajari bahasa Mandarin dengan sebaik-baiknya
Universitas Sumatera Utara
dan mampu mengatasi kesulitan belajar serta mengarahkan kegiatan belajar kepada suatu tujuan tertentu yaitu mampu berbahasa Mandarin dengan baik.
Motivasi belajar ini diukur dengan menggunakan skala motivasi belajar yang disusun oleh peneliti berdasarkan ciri-ciri motivasi belajar yang tinggi
menurut Sardiman 2007 yakni : 1 Tekun menghadapi tugas; 2 Ulet menghadapi kesulitan belajar tidak lekas putus asa; 3 Menunjukkan minat
terhadap pelajaran; 4 Lebih senang bekerja Mandiri; 5 Dapat mempertahankan pendapatnya; 6 Senang mencari dan memecahkan masalah; 7 Tidak mudah
melepaskan hal yang diyakini. Tinggi - rendahnya motivasi belajar yang dialami siswa dapat dilihat melalui tinggi rendahnya skor yang diperoleh pada skala
motivasi belajar. Semakin tinggi skor yang diperoleh akan menunjukkan bahwa subjek memiliki motivasi belajar yang tinggi, begitu pula sebaliknya.
C. POPULASI SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah objek, gejala, atau kejadian yang diselidiki. Terdiri dari semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel
penelitian akan digeneralisasikan Hadi, 2002. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Methodist 2 Medan yang terdiri dari kelas 1, kelas 2, dan kelas
3. Adapun jumlah keseluruhan populasi adalah sebanyak 1402 siswa. Tabel 1 menunjukkan gambaran jumlah pupulasi siswa SMA Methodist 2 Medan:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Gambaran Jumlah Populasi Penelitian Kelas
Jurusan IPA
IPS
X
X IPA I 38
X IPS 1 40
X IPA 2 40
X IPS 2 32
X IPA 3 35
X IPS 3 30
X IPA 4 32
X IPS 4 30
X IPA 5 42
X IPS 5 26
X IPA 6 38
X IPS 6 32
X IPA 7 40
X IPS 7 30
XI
XI IPA 1 50
XI IPS 1 42
XI IPA 2 42
XI IPS 2 50
XI IPA 3 40
XI IPS 3 45
XI IPA 4 35
XI IPS 4 38
XI IPA 5 52
- -
XI IPA 6 42
- -
XI IPA 7 42
- -
XII
XII IPA 1 40
XII IPS 1 42
XII IPA 2 45
XII IPS 2 28
XII IPA 3 37
XII IPS 3 35
XII IPA 4 40
XII IPS 4 30
XII IPA 5 42
XII IPS 5 26
XII IPA 6 41
- -
XII IPA 7 35
- -
TOTAL 1402
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi untuk dijadikan sebagian bahan penelaah dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut dapat
mewakili representatif terhadap populasinya Supangat, 2007. Mengingat keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti
hanya meneliti sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian Hadi, 2002. Sugiarto 2003 berpendapat bahwa untuk penelitian yang
akan menggunakan analisa dengan statistik, besar sampel yang paling kecil adalah 30 subjek, walaupun ia juga mengakui bahwa sampel sebesar 100 merupakan
Universitas Sumatera Utara
jumlah yang minimum. Menurut Azwar 2010, secara tradisional statistika jumlah sampel yang lebih dari 60 subjek dianggap sudah cukup banyak. Kekuatan
tes akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah sampel, maka jumlah sampel yang direncanakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 300 orang siswa-
siswi SMA Methodist 2 Medan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah kombinasi teknik quota
sampling. Menurut Siregar 2012 quota sampling merupakan metode penetapan sampling dengan menentukan quota terlebih dahulu pada masing-masing
kelompok, sebelum quota masing-masing kelompok terpenuhi maka penelitian belum dianggap selesai. Tabel 2 menunjukkan gambaran jumlah sampel penelitian
:
Tabel 2. Gambaran Jumlah Sampel Penelitian Kelas
Jurusan Jumlah
IPA IPS
X 50
50 100
XI 50
50 100
XII 50
50 100
Total 300
Pada penelitian ini secara kebetulan peneliti berkesempatan untuk memasuki beberapa kelas untuk bertemu dengan beberapa sampel yang sesuai
dengan kriteria dari penelitian. Jumlah sampel yang terdapat pada satu kelas tertentu belum tentu memenuhi jumlah quota yang diinginkan oleh peneliti.
Berdasarkan prinsip quota sampling maka penelitian belum dianggap selesai jika quota yang diinginkan belum tercapai. Untuk itu, peneliti kembali meminta
Universitas Sumatera Utara
bantuan dari pihak sekolah untuk memasuki beberapa kelas yang sesuai dengan kriteria, sampai jumlah quota yang ditetapkan oleh peneliti bisa tercapai. Dalam
hal pemilihan sampel maka subjek yang secara kebetulan pertama sekali mendapatkan skala sesuai dengan nomor urut skala yang telah ditentukan oleh
peneliti adalah subjek yang berkesempatan untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Teknik pengambilan sampel ini hampir mirip dengan teknik accidental sampling Menurut Sugiyono 2006 accidental sampling adalah mengambil
responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang
yang kebetulan ditemui cocok dengan kriteria utamanya. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling juga merupakan teknik
pengambilan sampel yang dapat dilakukan sewaktu-waktu sampai jumlah sampel quota yang diinginkan terpenuhi. Siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu
dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik, maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel.
Universitas Sumatera Utara
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Alat ukur yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil dan diukur Hadi, 2002. Data penelitian ini
diperoleh dengan menggunakan metode skala. Skala adalah suatu prosedur
pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur aspek afektif yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu
Azwar, 2000. Model skala yang digunakan adalah penskalaan model likert yang dimodifikasi yang terdiri atas beberapa aitem sebelum uji coba dengan
menggunakan 5 kategori jawaban yaitu : Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS. Bentuk pernyataan dari setiap butir
terdiri dari aitem yang favourable dan aitem yang unfavourable. Aitem yang favourable adalah aitem yang bersifat mendukung pernyataan, sedangkan aitem
unfavourable bersifat kebalikannya. Penilaian yang diberikan kepada masing- masing jawaban responden pada tiap-tiap aitem dalam skala ditentukan oleh sifat
aitemnya. Penilaian aitem yang favourable diberikan untuk tiap jawaban SS adalah 4, untuk jawaban S adalah 3, untuk jawaban TS adalah 2, dan 1 untuk
jawaban STS. Sedangkan untuk aitem yang unfavourable, subjek yang menjawab SS dinilai 1, S dinilai 2, TS dinilai 3, dan nilai 4 untuk jawaban STS. Tabel 3
menunjukkan blue print skala motivasi belajar bahasa Mandarin yang digunakan dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Blue Print Skala Motivasi Belajar Bahasa Mandarin
Variabel Indikator Perilaku
Item Jumlah
F avour
able unfavo
urable
Motivasi Belajar
Bahasa Mandarin
a Tekun dalam menghadapi tugas
4 4
8 b Ulet menghadapi kesulitan
4 4
8 c Menunjukkan minat
4 4
8 d Senang bekerja mandiri
4 4
8 e Cepat bosan dengan tugas
rutin 3
3 6
f Dapat mempertahankan pendapatnya
3 3
6 g Tidak mudah melepas hal
yang diyakini 3
3 6
h Senang mencari dan memecahkan soal
4 4
8
Total 58
E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR