Iklan dan Tagline 1. Definisi Iklan
11
Iklan adalah metode penjualan nonpersonal yakni dengan sasaran massa publik. Menurut The definition Committe of The American
Associaton Advertising dalam Sriyadi, 2004: 185 bahwa iklan adalah
segala bentuk presentasi nonpersonal dan prososi ide-ide, barang-barang, atau jasa yang dibiayai oleh sponsor tertentu, sedangkan menurut Peter
dan Olson 2000: 181 iklan adalah penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, brand, perusahaan, atau toko yang dilakukan
dengan bayaran tertentu. Iklan ditujukan untuk memengaruhi afeksi, kognisi, perasaan, pengetahuaan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra
yang berkaitan dengan produk dan brand. Peter dan Olson 2000: 181-182 menyatakan pada prakteknya
iklan telah dianggap sebagai image management manajemen citra yakni menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam benak
konsumen. Walaupun pertama-tama iklan akan memengaruhi afeksi dan kognisi, tujuannya yang paling utama adalah bagaimana memengaruhi
perilaku pembelian konsumen. Tantangan besar yang dihadapi iklan dalam mengembangkan pesaninformasi dalam iklan adalah menangkap
perhatian mereka dan menciptakan pemahaman yang tepat. Jadi iklan adalah sarana komunikasi antara produsen dengan
konsumennya, melalui iklan ini produsen menawarkan produk baik itu barang maupun jasa kepada konsumennya, atau dengan kata lain iklan
adalah setiap bentuk presentasi gagasan, barang, atau jasa yang bukan perorangan dan dibayar oleh sponsor yang dikenal atau iklan juga bisa
12
diartikan sebagai kegiatan memuat dan menyebarluaskan pesan dalam media yang bersifat umum tentang perusahaan, organisasi dan atau
tentang produknya, jasanya, atau gagasan yang terkandung di dalamnya.
2. Model Persuasi Iklan Iklan yang efektif harus memiliki strategi pendekatan tertentu
agar komunikasi yang disampaikan sesuai sasaran, untuk mencapai eksekusi, iklan harus memiliki sebuah pendekatan tertentu sehingga
tepat sasaran yakni mampu menciptakan penjualan dan memelihara loyalitas komsumen. Pendekatan tersebut harus mampu mencapai tujuan
iklan yaitu persuasi. Peter dan Olson 2000: 197 menyatakan bahwa persuasi yaitu perubahan atas kepercayan, sikap, dan keinginan
berperilaku yang disebabkan oleh suatu komunikasi promosi. Persuasi melalui iklan dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut:
13
Jalur sentral menuju persuasi
Jalur periferal menuju persuasi
gambar 2.1
Eksposur terhadap komunikasi persuasif Sumber: Peter dan Olson 2000: 198
Dalam pendekatan jalur sentral menuju persuasi konsumen memiliki tingkat keterlibatan yang lebih tinggi pada produk atau pesan
promosi termotivasi untuk memerhatikan informasi sentral yang Keterlibatan
yang lebih tinggi pada
produk PERHATIAN
Fokus pada informasi
“sentral” yang berkaitan
dengan produk PEMAHAMAN
• pemikiran yang lebih dalam
tentang ciri-ciri produk
• Rincian yang lebih dalam
PERSUASI • kepercayaan
produk • sikap merek
• keinginan membeli
Eksposure terhadap
persuasi iklan yang
memiliki tagline
Keterlibatan yang lebih
rendah pada produk
PERHATIAN Fokus pada
“peripheral” informasi non
produk PEMAHAMAN
• pemikiran yang dangkal tentang
informasi non produk
• Rincian dangkal
PERSUASI • kepercayaan
non produk • sikap
terhadap iklan • sikap merek
• keinginan membeli
Melibatkan Persepsi
Melibatkan Persepsi
14
berkaitan dengan produk serta memahaminya dalam tingkat yang lebih mendalam dan terinci Peter dan Olson, 2000: 197. Sedangkan dalam
pendekatan jalur periferal menuju persuasi, konsumen dengan tingkat keterlibatan yang rendah pada pesan produk mereka memiliki motivasi
yang kecil untuk msuk dan memahami informasi sentral produk yang ada dalam iklan. Oleh karena itu persuasi langsung menjadi randah
karena konsumen membangun tingkat kepercayaan yang rendah terhadap brand dan cenderung tidak akan membentuk sikap terhadap
brand maupun keinginan untuk membeli Peter dan Olson, 2000: 198.
Rewoldt dkk. 1995: 12-13 menyatakan bahwa iklan produk dapat digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:
a. Mempromosikan penjualan suatu brand melalui pengecer-pengecer dengan:
1. mendapatkan pelanggan-pelanggan baru, 2. membuat pelanggan lama membeli lebih banyak lagi produk dari
pada sebelumnya. b. Membantu penjualan suatu produk bermerek dengan memberikan
kepada konsumen nama dan alamat dari para pengecer terpilih yang menyedikan produk tersebut.
c. Jika produk tersebut dijual dari rumah ke rumah, maka iklan produk itu akan membantu menjual brand, dengan:
1. meratakan jalan untuk para salesman, 2. memberikan tuntunan bagi salesman untuk diikuti
15
d. Membantu mendapatkan distribusi untuk suatu produk baru, atau mempeluas distribusi dari suatu produk lama, dengan:
1. merangsang permintaan pada toko-toko pengecer melalui iklan konsumen, dan
2. membangkitkan minat para pengecer terhadap produk itu melalui iklan yang ditujukan kepada mereka.
e. Mendorong para pengecer untuk mengadakan pameran, iklan dan menjual secara aktif produk tersebut, 1 dengan mengatakan kepada
mereka melalui iklan dan kesempatan untuk meningkatkan laba mereka melalui aktivitas-aktivitas tersebut, dan 2 dengan
menginformasikan kepada mereka rencana-rencana promosi perusahaan dan mendorong mereka untuk menghimpun usaha-usaha
tersebut melalui promosi didalam tie-in. f. Memperluas penjualan suatu industri, atau untuk menangkis tren
penjualan yang buruk. Iklan dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut, hal yang perlu
diperhatikan adalah bahwa iklan dapat ditujukan kepada 1 konsumen akhir atau untuk pemakaian industri dan 2 para perantara yang terlibat
dalam distribusi produk tersebut. Apabila kita analisis kampanye iklan itu dalam menentukan tujuannnya, maka kita akan mendapatkanbahwa iklan
tersebut dapat diklasifikasikan dalam 2 tipe adasar, bergantung apda sifat daya tarik yang dipakai. Pada satu pihak adalah iklan yang dibuat untuk
mendorong permintaan primer primay demand, yaitu permintaan tipe
16
umum generic dari produk tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, dalam iklan dipakai daya tarik primer, yaitu daya tarik yang diharapkan dapat
membangkitkan keinginan akan suatu tipe tertentu dari produk, bukan brand
tertentu. Jenis iklan yang lain adalah bertujuan untuk merangsang permintaan yang selektif selective demand, yaitu permintaan terhadap
brand tertentu. Iklan ini tidak ditujukan untuk meningkatkan permintaan
terhadap tipe produk, namun ditujukan ntuk meningkatkan permintaan terhadap brand agar terjual sebanyak mungkin. Metode yang lazim dipakai
adalah menunjukkan bahwa brand yang diiklankan akan memenuhi keinginan tertentu secara lebih efektif dibandingkan brand-brand lainnya.
Ini dicapai dengan mengemukakan kualitas-kualitas yang unggul atau sifat-sifat yang unik dari brand yang membuat brand ini lebih baik dalam
memenuhi kebutuhan konsumen dari pada brand-brand lainnya. Daya tarik semacam ini disebut daya tarik selektif selective appeals, karena
bertujuan agar konsumen hanya membeli brand yang diiklankan tersebut Rewoldt dkk. 1995: 14.
Pendekatan untuk memanfaatkan kesempatan dan merangsang permintaan yang selektif melalui iklan, ada beberapa hal yang perlu ntuk
diperhatikan, yaitu: a. Iklan mungkin lebih efektif jika perusahaan mengikuti trend
permintaan primer dan bukan sebaliknya. b. Kondisi
yang menentukan
kesempatan perusahaan
untuk memengaruhi permintaan adalah adanya kesempatan yang luas
17
dalam mengembangkan diferensiasi produk, jika produk cukup dapat dideferensiasi, maka besar kemungkinan iklan tersebut akan efektif.
Kondisi sebaliknya, iklan tidak banyak manfaatnya jika terdapat kecenderungan berbagai produsen menghasilkan produk yang sama.
c. Kondisi yang ketiga adalah peranan relatif dari kualitas yang tersembunyi dari produk tersebut terhadap konsumen. kualitas yang
tersembunyi adalah lawan dari kualitas yang dapat dilihat dan dinilai. Jika kualitas yang tersembunyi itu ada, maka konsumen
cenderung memercayai brand tersebut, dan iklan dapat digunakan untuk mengasosiasikan adanay kualitas tersebut dengan brand-nya,
sebaliknya jika ciri-ciri suatu produk yang penting bagi konsumen dapat dinilai pada waktu pembelian, maka brand tersebut cenderung
kehilangan sebagian maknanya, dan iklan tidak dibutuhkan untuk membangkitkan asosiasi mental mengenai ciri-ciri ini.
d. Motif pembelian emosional yang kuat dapat dipakai sebagai himbauan iklan kepada konsumen, sebaliknya, jika daya tarik yang
kuat tersebut tidak dapat dipakai secara efektif, maka kesempatan iklan itu tidak begitu bermanfaat.
e. Apakah kegiatan perusahaan itu memberikan banyak hal bagi iklan dan promosi produknya untuk mencapai pasar yang hendak
dijangkau. Iklan haruslah dilaksanakan dalam skala yang cukup besar untuk membuat kesan yang efektif terhadap pasarnya.
Besarnya margin sangat bergantung pada efektivitas iklan dalam
18
memengaruhi penilaian konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh iklan ini pada gilirannya bergantung pada luasnya dan pentingnya
diferensiasi produk dan pada kekuatan yang berbeda itu. Besarnya margin yang tersedia untuk usaha penjualan yang agresif bergantung
pula pada keadaan persaingan dalam industri itu, artinya apakah persaingan tersebut berlangsung dalam bentuk harga atau non harga.
Rewoldt dkk. 1995: 16 menyatakan bahwa iklan sebaiknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Jika penilaian menunjukkan bahwa kondisi sangat baik untuk memengaruhi penilaian konsumen dan untuk menciptakan tindakan
pembelian yang cepat melalui iklan. b. Jika analisis membawa pada simpulan kewira niagaan tidak penting
dalam pemasaran yang menguntungkan bagi produk ini. c. Jika usaha promosi dealer dan metode-metode penjulan lainnya, jika
dipakai sendirian ternyata kurang memberikan harapan dalam meningkatkan penjulan dibandingkan iklan.
Rewoldt dkk. 1995: 31-32 menyatakan ada beberapa kondisi yang menjelaskan mengapa etalase dan pemeran interior dapat
meningkatkan penjualan eceran dari brand-brand yang bahkan paling tanggap terhadap daya tarik iklan:
a. Efektifitas iklan yang bertujuan untuk merangsang diskriminasi suatu brand
itu ditingkatkan oleh etalase dan pemeran toko yang
19
memperkuat pesan iklan, merupakan suatu pengingat reminderi akan suatu kebutuhan, dan merangsang pembelian yang segera.
b. Jika sutau produk dibeli hanya sekali-sekali infrequentlyi, iklan brand
akan sangat bergantung pada etalase dan pameran toko untuk membangkitkan kembali recreate dorongan membeli yang telah
terlelap dormanti untuk mengingatkannya akan suatu kebutuhan, dan untuk mendorong tindakan yang segera.
c. Di mana sebagian besar pelanggan berbelanja untuk produk umum generic procut di sebuah toko swalayan, maka pameran yang
menonjol di tempat pembelian itu dapat merangsang penjulan. d. Kenyataan bahwa sebagian besar mereka yang mendatangi toko
swalayan tidak datang dengan membawa daftar belanjaan, maka pameran di tempat pembelian itu dapat mengingatkan mereka apa
yang mereka butuhkan. e. Setiap brand yang dibeli berdasarkan impuls gerak hati seketika
oleh sebagian pembeli akan dapat memperoleh manfaat dari pameran di tempat pembelian. Iklan eceran dapat meningkatkan
efektivitas iklan brand secara manufaktur, memberikan rangsangan tambahan yang mungkin dibutuhkan untuk dapat mengubah rasa
suka terhadap brand menjadi dorongan untuk membeli. Iklan ini menambah penetrasi dari pesan dalam suatu pasar lokal dan menjadi
pengingat reminder akan suatu kebutuhan Rewoldt dkk. 1995: 32.
20
Jadi dalam iklan yang efektif harus terdapat strategi pendekatan tertentu agar komunikasi yang disampaikan sesuai sasaran, untuk
mencapai eksekusi, yakni mampu menciptakan penjualan dan memelihara loyalitas komsumen. Pendekatan tersebut harus memiliki
nilai persuasi, yaitu yaitu perubahan atas kepercayan, sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan oleh suatu komunikasi promosi.
3. Tagline a. Definisi Tagline
Tagline merupakan bagian dari iklan yang bertujuan agar
iklan tersebut mudah diingat oleh konsumen. Tagline dalam suatu iklan memegang peranan penting. Menurut Nuradi dkk. 1996: 56
tagline adalah kalimat singkat sebagai penutup teks inti yang
menyimpulkan secara singkat tujuan komunikasi suatu iklan. Tagline
ini merupakan suatu ungkapan pendek berisi pesan yang padat dan mudah diingat. Tagline ini bisa disamakan dengan slogan,
atau jargon dalam iklan. Penggunaan tagline ini adalah untuk memperkuat kemampuan iklan dalam mengeksekusi mencapai
sasarannya yaitu mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produk yang diiklankan.
Menurut Ismiati, 2000 : 230 peran tagline dalam sebuah iklan merupakan sebuah hal yang teramat penting untuk dapat
membantu menanamkan sebuah produk yang diiklankan ke dalam benak konsumen. Dengan adanya slogan atau tagline
21
dalam sebuah iklan, maka akan sangat membantu masyarakat untuk mengingat merek dari produk yang ditawarkan. Jadi,
sebuah slogan atau tagline merupakan sederetan kalimat atau ungkapan kreatif yang mudah diingat dan mampu
mempresentasikan keseluruhan pesan iklan dari produsen kepada konsumen, yang meliputi merek dan karakter produknya, dalam
rangka proses penanaman konsep terhadap produk secara positif ke dalam benak masyarakat.
Tagline dapat
digunakan untuk
membantu mengomunikasikan titik pembeda dari pesaing. Susanto dan
Wijanarko. 2004: 86. Tagline ini bisa berubah sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi, maupun sebagai strategi agar
konsumen tidak bosan Mix, September 2006: 58. Pengenalan tagline
baru biasanya dilakukan melalui program above the line ATL berupa penayangan iklan diberbagai media massa cetak dan
elektronik. Seperti yang dilakukan oleh Coca-cola dari tagline sebelumnya yaitu “Kapan Saja dan Dimana Saja Coca-Cola”, diganti
dengan tagline “Positif dan Semangat di Hidup Ala Coca-Cola”. Hal ini merupakan kebijakan lokal perusahaan Coca-cola Indonesia
dalam mengingatkan kembali reminding terhadap Coca-cola sebagai minuman karbonasi yang paling menyegarkan. Perubahan
tersebut juga dimaksudkan supaya konsumen tidak merasa bosan boring terhadap tagline Coca-cola sebelumnya Mix, September
22
2006: 58. Bahkan untuk saat ini Coca-cola mengganti tagline-nya menjadi positif dan gembira di “ buka semangat baru”.
Definisi-definisi di atas dapat ditarik simpulan bahwa tagline adalah bagian dari iklan yang biasa digunakan sebagai penutup
pesan agar konsumen mudah mengingat isi pesan iklan dan mempunyai daya pembeda dari iklan-iklan pesaingnya.
b. Tagline yang Efektif Tagline
yang efektif adalah yang mampu meningkatkan brand awareness
, sesuai dengan tujuan iklan untuk mengenalkan atau meningkatkan pengetahuan konsumen tentang brand yang
diiklankan tersebut. Iklan mrupakan bagian dari strategi pemasaran yang harus dinamis. Ia harus mampu memupuk loyalitas konsumen
terhadap brand tersebut, sehingga ia bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan eksistensi brand tersebut. Mengingat
persaingan dengan produk lain yang sejenis maupun dengan produk substitusinya merupakan suatu keniscayaan dalam dunia
bisnisperdagangan. Iklan yang efektif mampu mempengaruhi afeksi dan kognisi
serta perilaku konsumen, dengan iklan konsumen mengenal produk. Kampanye iklan yang intensif dan berkelanjutan ditujukan
untuk membangun awareness konsumen. Jadi tagline yang efektif adalah tagline yang mampu
meningkatkan brand awareness, sesuai dengan tujuan iklan untuk
23
mengenalkan atau meningkatkan pengetahuan konsumen tentang brand
yang diiklankan tersebut, serta mampu mempengaruhi afeksi dan kognisi serta perilaku konsumen.