Pengaruh Iklan Coca-Cola Versi “Buka Coca-Cola Buka Semangat Baru” Terhadap Brand Awareness Konsumen Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-I MEDAN

PENGARUH IKLAN COCA-COLA VERSI “BUKA COCA-COLA BUKA SEMANGAT BARU” TERHADAP BRAND AWARENESS KONSUMEN

MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH:

ACHMAD FACHRIZ 060502025 MANAJEMEN

Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Achmad Fachriz, 2010. Pengaruh Iklan Telvisi Cola Versi “Buka Coca-Cola Buka Semangat Baru” Terhadapa Brand Awareness Konsumen Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, di bawah bimbingan Beby Karina Fawzeea, Ritha F. Dalimunthe (Ketua Departemen), Yeni Absah (Penguji I) dan Lucy Anna (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan Coca-Cola versi “Buka Coca-Cola Buka Semangat Baru” pada konsumen mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas sumatera Utara yang masih terdaftar dan aktif dan juga pernah melihat iklan Cola “Buka Coca-Cola Buka Semangat Baru”. analisis statistik yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas, yaitu variabel-variabel yang terdapat pada Iklan coca-cola antara lain musik (music/X1), figur (figure/X2), dan tampilan gambar (picture/X3) secara simultan berpengaruh terhadap terbentuknya brand awareness (Y). Secara parsial, variabel music berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap terbentuknya brand awareness sedangkan variabel figure dan picture berpengaruh positif dan signifikan terhadap

brand awareness konsumen mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara.


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah karena berkat dan rahmat ALLAH SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan rasa terima kasih rasanya tidak cukup jika dibandingkan dengan rahmat dan bantuan ALLAH SWT selama pengerjaan skripsi ini.

Penulis pada awalnya menghadapi kesulitan dalam menentukan topik yang akan diajukan sebagai materi skripsi. Untuk itu penulis berupaya mencari sebanyak mungkin topik yang benar-benar fenomenal. Salah satu topik yang ada berasal dari teman penulis yang akhirnya penulis ajukan sebagai judul penelitian. Adapun topik penelitiannya adalah pengaruh iklan terhadap brand awareness. Pada waktu itu Coca-Cola baru mengeluarkan iklan terbaru mereka yang cukup menarik. Dengan dukungan teori dan iklan Coca-Cola tersebut, maka penulis meberanikan diri untuk memulai penelitian berjudul: Pengaruh Iklan Telvisi Coca-Cola Versi “Buka Coca-Cola Buka Semangat Baru” Terhadap Brand

Awareness konsumen mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara.

Penelitian ini penulis harapkan dapat menambah informasi bagi pembaca mengenai pengaruh iklan terhadap kesadaran merek (brand awareness) konsumen. Brand awareness merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sehingga perlu diketahui bagaimana cara memperoleh brand awareness tersebut.


(4)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tercipta berkat dorongan, bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis dengan tulus menucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. John Tafbu ritonga. M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan perhatian dan saran demi perbaikan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Beby Karina Fauzeea,SE,MM, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan dorongan dan bimbingan yang penulis sangat butuhkan. Penulis merasa beruntung telah dibimbing oleh beliau karena beliau selalu sabar dan penuh perhatian terhadap penulis.

5. Ibu Dr. Yeni Absah,SE,MSi selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan bagi penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih baik dan lebih sempurna.

6. Ibu Dra. Lucy Anna,MS selaku Dosen Penguji II yang juga telah memberikan masukan dan mencari lebih banyak informasi untul penelitian ini. Penulis sangat berterima kasih kepada beliau yang telah bersedia menjadi Dosen Penguji.

7. Para dosen Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Manajemen antara lain: Dra. Lisa Marlina MSi, Dr. Isfenti Sadalia ME, Syafrizal Helmi


(5)

Situmorang SE,MSi, dan seluruh dosen lainnya yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah memberi kesempatan dan kepercayaan bagi penulis selama masa perkuliahan

8. Para pegawai Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Manajemen antara lain: Bang Jumadi, Kak Dani, Kak Vina dan Kak Susi. Mereka selalu ada di garis terdepan untuk membantu penulis dalam mengurus perkuliahan sekaligus juga tempat yang baik untuk bertanya.

9. Ayahanda penulis, Drs. Suchrawardy Muis dan Ibunda Elfiani Nasution yang dengan senantiasa mencintai dan memberi kasih sayang yang tiada habisnya bagi penulis.

10. Andi dan Tia, saudara kandung penulis yang selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Thanks Bro and Sis.

11. Teman penulis Prasita yang telah memberikan ide untuk skripsi ini. Tanpa dia, mungkin skripsi ini tidak akan pernah ada.Thank you

12. Afy, Malvin, Indah, Eka, para teman yang selalu ada untuk mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas bantuannya selama ini.

13. Para sepupu penulis: Bang Lutfi, Kak Kity, Bang Awin, Bang Reza, Kak Wita, Bang Ndit, Kak Ayu, Nisa, Asri, Azmi. Terima kasih atas dukungan dan semangatnya yang mengingatkan penulis bahwa penulis tidak sendiri. 14. Teman-Teman seperjuangan penulis yang selama ini senantiasa bersama

penulis dalam melewati banyak waktu: Rizki Abdillah, SE, Febri Yudi Lutfi, SE, Mikral Renaldi, Yosep Egen, Prima Jaya, Syawaluddin,


(6)

M.Hendrik, Joko, Elwin Royen, Andri Akbari, Junaidi, Arjuna Wijaya, Boyke Piay, Budi Harto, Adriansyah ngok, Januar Samuelson, Boy. Mustaqim, M.Faisal Reza, Ledi Sofi, Dewi Novianti, SE, Jessica C.T, SE, Vina Maria, SE, Atika Wilantari, Rizky Amelia, Khairani, Widya Rahyuni, dan teman-teman lainnya yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

15. Seluruh teman yang penulis tidak dapat sebutkan sati persatu senantiasa berjalan bersama penulis selam perkuliahan.

Akhir kata, penulis kembali mengucapkan terima kasih secara khusus kepada ALLAH SWT, yang telah memberi nafas kehidupan dan senantiasa memberi kesempatan bagi penulis untuk hidup lebih baik. Alhamdulillah.

Medan, Agustus 2010 Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah C. Kerangka Konseptual D. Hipotesis

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

2. Manfaat Penelitian F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

2. Definisi Operasional Variabel 3. Skala Pengukuran Variabel 4. Lokasi dan Waktu Penelitian 5. Populasi dan Sampel

a. Populasi b. Sampel

6. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer

b. Data Sekunder

7. Teknik Pengumpulan Data 8. Uji Validitas dan Reliabilitas 9. Metode Analisis Data


(8)

b. Metode Analisis Statistik 1. Analisis Regresi Berganda 2. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) 3. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) 4. Uji Koefisien Determinan (R2) BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu B. Iklan

C. Brand

1. Definisi Merek 2. Ekuitas Merek

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan

B. Karakteristik Produk

C. Produksi, Area Marketing, Sistem Distribusi Coca-Cola Serta Hubungan Dengan Masyarakat

D. Kepedulian Coca-Cola Bottling Indonesia Terhadap Lingkungan E. Inovasi Produk Coca-Cola

F. Sistem Informasi Coca-Cola BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

2. Uji Reliabilitas B. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

b. Uji Heteroskedastisitas c. Uji Multikolinearitas

3. Analisis Regresi Linear Berganda 4. Pengujian Hipotesis


(9)

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

c. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Tabel 1.1 Operasional Variabel Tabel 1.2 Daftar Populasi Tabel 4.1 Uji Validitas I Tabel 4.2 Uji Validitas II Tabel 4.3 Uji validitas III Tabel 4.4 Uji Reliabilitas

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa/I Tabel 4.6 Karakteristik responden Berdasarkan Durasi Menonton Televisi Tabel 4.7 Pendapat Responden Terhadap Variabel Music/X1

Tabel 4.8 Pendapat Responden Terhadap Variabel Figure/X2 Tabel 4.9 Pendapat Responden Terhadap Variabel Picture/X3

Tabel 4.10 Pendapat Responden Terhadap Variabel Brand Awareness/Y Tabel 4.11 Kolmogorov-Smirnov Test

Tabel 4.12 Uji Glejser

Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas

Tabel 4.14 Korelasi Antarvariabel Independen Tabel 4.15 Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 4.16 Uji F

Tabel 4.17 Uji t

Tabel 4.18 Variabel Entered/Remove


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness Gambar 2.2 Nilai-Nilai Kesadaran Merek Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas Gambar 4.2 Plot Uji Normalitas Gambar 4.3 Scatter Plot


(12)

ABSTRAK

Achmad Fachriz, 2010. Pengaruh Iklan Telvisi Cola Versi “Buka Coca-Cola Buka Semangat Baru” Terhadapa Brand Awareness Konsumen Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, di bawah bimbingan Beby Karina Fawzeea, Ritha F. Dalimunthe (Ketua Departemen), Yeni Absah (Penguji I) dan Lucy Anna (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan Coca-Cola versi “Buka Coca-Cola Buka Semangat Baru” pada konsumen mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas sumatera Utara yang masih terdaftar dan aktif dan juga pernah melihat iklan Cola “Buka Coca-Cola Buka Semangat Baru”. analisis statistik yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas, yaitu variabel-variabel yang terdapat pada Iklan coca-cola antara lain musik (music/X1), figur (figure/X2), dan tampilan gambar (picture/X3) secara simultan berpengaruh terhadap terbentuknya brand awareness (Y). Secara parsial, variabel music berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap terbentuknya brand awareness sedangkan variabel figure dan picture berpengaruh positif dan signifikan terhadap

brand awareness konsumen mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Brand Awareness (kesadaran merek) merupakan kemampuan seorang

konsumen untuk mengidentifikasi suatu merek (baik mengenal maupun mengingatnya) dengan ditail tertentu (simbol, suara, gambar, dan lain-lain) dalam melakukan pembelian. Kesadaran merek tidak menuntut seorang konsumen untuk mengingat nama dari suatu merek, tetatpi hanya untuk mengingat ditail-ditail kecil dari suatu merek, misalnya berupa lambang, simbol, suara, warna dan lain sebagainya. Kesadaran merek (brand awareness) berperan dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Konsumen akan memilih suatu produk yang lebih dikenalnya (diketahuinya) dibandingkan dengan membeli suatu produk yang belum pernah dikenalnya sama sekali.

Dengan kesadaran merek yang tinggi, memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan penjualan atas produk mereka. Oleh sebab itu meraih kesadaran konsumen merupakan salah satu sasaran pemasaran yang perlu dibidik oleh perusahaan. Untuk menimbulkan kesadaran merek pada konsumen dibutuhkan suatu stimulus atau hal-hal yang dapat merangsang munculnya kesadaran merek tersebut. Salah satu cara untuk mendapatkan kesadaran merek konsumen yaitu dengan melakukan kegiatan promosi.


(14)

Promosi merupakan aspek yang sangat penting di dalam pemasaran. Tanpa adanya promosi, kegiatan pemasaran akan mengalami hambatan yang akan merugikan perusahaan. Pentingnya promosi berkaitan dengan fungsinya sebagai media komunikasi yang menghubungkan antara perusahaan dengan calon pelanggannya. Aktifitas promosi ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, baik yang disadari maupun yang tidak disadari mulai dari baliho yang dipasang dipinggir jalan, selebaran-selebaran yang dilekatkan pada pohon atau dinding,

salesman yang menjual produknya dari pintu ke pintu, word of mouth, iklan

televisi yang semakin kreatif dari hari ke hari, dan masih banyak hal lain menyangkut promosi tersebar di sekeliing kita. Kondisi tersebut menyebabkan manusia saat ini dibanjiri oleh banyaknya produk dan juga promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa persaingan saat ini semakin sulit dan perusahaan harus mampu mengkomunikasikan produknya dengan baik untuk dapat menghadapi persaingan atau bahkan memenangkan persaingan tersebut.

Promosi juga memiliki peran yang tidak dapat dipisahkan dalam bauran pemasaran. Oleh sebab itu, setiap perusahaan melakukan promosi untuk mempublikasikan produk tersebut agar pasar tahu mengenai keberadaan produk tersebut. Namun mempromosikan suatu produk bukan hal yang mudah, banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan mulai dari biaya, sasaran dari promosi, saluran yang akan digunakan, cara promosi pesaing dan berbagai hal lainnya. Perusahaan harus mempertimbangkan berbagai hal tersebut agar kegiatan


(15)

promosi yang mereka lakukan tidak berakhir dengan sia-sia. Adapun salah satu bentuk promosi yang paling sering digunakan saat ini adalah iklan.

Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling sering digunakan untuk menarik perhatian konsumen. Iklan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mailing (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Saat ini banyak perusahaan yang mengiklankan produknya melalui berbagai media mulai dari media cetak hingga elektronik. Namun berdasarkan hasil survey, banyak perusahaan yang mengiklankan produknya melalui media televisi. Pada tahun 2009, belanja iklan perusahaan mencapai Rp48,5 triliun yang mana didominasi media televisi dengan share sebesar 62% dan untuk tahun 2010 diperkirakan akan naik sebesar 16%. Besarnya share televisi sebagai media iklan yang paling banyak digunakan adalah dikarenakan sifatnya audiovisual. Kelebihan televisi berupa sifatnya yang audiovisual menyebabkan iklan yang ditayangkan menjadi lebih menarik karena tidak hanya suara atau gambar saja, tetapi kedua-duanya. Bukan hanya itu, tetapi kondisi tersebut juga memberikan kesempatan yang lebih besar kepada perusahaan untuk merancang iklan yang kreatif dan juga inovatif.

Terdapat tiga tujuan utama dari iklan, yaitu menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan (Setiadi, 2008:253). Suatu iklan dikatakan berhasil jika iklan dapat mencapai tiga tujuan tersebut. Keberhasilan suatu iklan ditentukan oleh daya tarik dan kemampuannya dalam mengkomunikasikan suatu produk. Tanpa


(16)

kedua hal tersebut akan sulit bagi suatu iklan untuk dapat menarik perhatian konsumen. Suatu iklan harus memiliki daya tarik agar konsumen tertarik untuk melihatnya dan harus bisa memberikan informasi mengenai produk sehubungan dengan tujuan iklan tersebut sebagai sarana promosi perusahaan. Untuk itu, diperlukan iklan yang kreatif dan inovatif agar iklan tersebut dapat memenuhi tujuannya.

Kondisi periklanan televisi di Indonesia sudah semakin berkembang. Setiap bulannya selalu ada iklan-iklan yang kreatif dan juga sangat menarik untuk dilihat. Mulai dari produk A hingga produk Z masing-masing mengiklankan produknya dengan sangat baik sehingga bukan tidak mungkin kesemuanya memperoleh awareness konsumen. Hal ini menjadikan persaingan di dalam periklanan itu sendiri menjadi sangat ketat dan sangat sulit. Meskipun iklan-iklan tersebut mendapatkan awareness konsumen, hanya akan ada satu yang memperoleh top of mind awareness dari konsumen. Untuk itu, mendisain iklan yang lebih baik daripada pesaing merupakan suatu keharusan untuk menghadapi kondisi yang terjadi pada saat ini.

Coca-Cola merupakan perusahan yang telah lama bergerak dibidang industri minuman ringan. Brand Coca-Cola sendiri telah lama dikenal di Indonesia dan telah menjadi market leader untuk waktu yang cukup lama. Munculnya pesaing menjadikan Coca-Cola harus terus mencoba untuk memasarkan produknya dengan lebih baik sehingga posisinya sebagai nomor satu tidak direbut oleh pesaingnya. Dapat dilihat beberapa tahun ini, para pesaing Coca-Cola terus berupaya mengiklankan produknya dengan iklan-iklan yang


(17)

menarik yang bertujuan untuk mencuri awareness konsumen terhadap Coca-Cola. Untuk itu Coca-Cola juga berusaha menghadapi pesaing tersebut dengan mengeluarkan iklan-iklan yang menarik yang salah satunya adalah iklan televisi dengan tema “Buka Coca-Cola Buka Semangat Baru”.

Pada bulan Desember Tahun 2009, Coca-Cola mengeluarkan salah satu iklan terbaru mereka yang diberi tema “buka Coca-Cola , buka semangat baru”. Iklan tersebut dibintangi oleh beberapa musisi terkenal seperti Ello, Ipank, Lala, dan Barry Saint Loco. Keempat musisi tersebut yang memiliki warna suara dan aliran musik berbeda bersama-sama menyanyikan lagu yang berjudul “Buka Semangat Baru”. Seperti biasa, Coca-Cola mendisain iklan mereka dengan warna ciri khasnya yaitu warna merah dan didukung dengan efek animasi yang bagus. Iklan ini ditayangkan oleh beberapa stasiun televisi swasta seperti TRANS TV, RCTI, GLOBAL TV, dan SCTV. Durasi iklan ini kurang dari satu menit dan ditayangkan pada waktu pagi hingga sore hari.

Setiap iklan memiliki stimuli atau rangsangan yang dapat mempengaruhi kesadaran seseorang akan suatu merek. Ada enam hal yang merupakan stimuli di dalam sebuah iklan (Rossiter, 1997:197) yaitu heard and sound effect, music,

words, pictures, colors dan movements. Secara umum, keenam variabel tersebut

merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kesadaran konsumen terhadap suatu merek. Namun, setelah melihat tayangan iklan Coca-Cola versi “Buka Coca-Cola Buka Semangat Baru” peneliti mengambil dua variabel dari enam variabel stimulus iklan tersebut yaitu variabel music dan picture dan menambahkan satu variabel lain yaitu figure. Ketiga variabel tersebut oleh peneliti dianggap mampu


(18)

unutk menjelaskan pengaruh iklan Coca-Cola terhadap brand awareness konsumen dikarenakan ketiganya merupakan variabel yang paling menonjol yang dapat dilihat pada iklan tersebut.

Iklan Coca-Cola versi “buka Coca-Cola Buka Semangat Baru" telah ditayangkan melalui media televisi beberapa bulan yang lalu dan telah dilihat oleh banyak khalayak. Namun apakah iklan tersebut mampu membentuk kesadaran setiap orang yang melihat iklan tersebut terhadap brand Coca-Cola, jika kita lihat pada kondisi seperti sekarang ini dimana banyak perusahaan memunculkan iklan-iklan yang mungkin sama menariknya dengan iklan-iklan Coca-Cola?. Lalu apakah elemen-elemen yang terdapat pada iklan Coca-Cola sedikit banyaknya telah memberikan konstribusi dalam mempengaruhi awareness konsumen?

Untuk menjawab beberapa pertanyaan tersebut, peneliti akan melakukan suatu penelitian yeng berhubungan dengan iklan Coca-Cola tersebut yang mana bertujuan untuk memperoleh jawaban yang pasti dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Untuk itu peneliti memilih kampus Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebagai objek penelitian karena peneliti berasumsi bahwasanya mahasiswa/i Fakultas Kedokteran dapat menggambarkan konsumen Coca-Cola yang rata-rata merupakan kawula muda.

Berkaitan dengan keseluruhan fenomena di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “ Pengaruh Iklan Coca-Cola versi “Buka Coca-Cola Buka Semangat Baru” Terhadap Brand Awareness Konsumen Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.”


(19)

B. Perumusan Masalah

Iklan merupakan salah satu sarana promosi yang paling sering digunakan untuk mengkomunikasikan produk. Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi iklan telah menjadi senjata bagi tiap perusahaan untuk memenangkan persaingan yang ada. Untuk itu, disain iklan menjadi hal yang sangat penting untuk menciptakan suatu iklan yang bagus dan efektif yang dapat menarik

Awareness konsumen terhadap brand atau produk yang perusahaan miliki.

Perusahaan harus mengetahui apa-apa saja yang diperlukan pada iklan mereka agar iklan yang mereka ciptakan tersebut dapat mencapai sasaran dan tujuannya. Untuk itu, adapaun masalah yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah variabel-variabel iklan televisi seperti music, figure dan picture berpengaruh terhadap terbentuknya awareness konsumen mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap brand Coca-Cola?

C. Kerangka Konseptual

Iklan adalah segala macam bentuk komunikasi yang dibayar di mana sponsor maupun perusahaan diidentifikasi. Pada dasarnya tujuan iklan adalah mengubah atau mempengaruhi sikap-sikap khalayak, dalam hal ini tentunya adalah sikap-sikap konsumen. Peranan periklanan dalam pemasaran adalah untuk membangun awareness terhadap produk yang ditawarkan (Lupiyoadi, 2001:108).


(20)

Iklan di televisi memiliki keunggulan dibandingkan media iklan lainnya berupa sifatnya yang audiovisual. Tentu dengan melihat dan mendengar suatu iklan akan memberikan dampak yang besar di dalam benak konsumen. Jika iklan dapat tersimpan di dalam benak konsumen dengan baik, maka setiap perilaku konsumen akan beruabah sesuai dengan apa yang diharapkan dari iklan tersebut. Rossiter dan Percy (1997:197) menyatakan, ”Processing responses are made to

stimulus details (elements) contained in the advertisement. These elements or stimuli, depending on the advertising medium, can be pictures (still or video), words (seen or heard), music or other special effects, that comprise the various details of the ad.” Dari pernyataan tersebut, ada beberapa elemen yang digunakan

sebagai stimuli untuk mempengaruhi perilaku konsumen.

Dalam penelitian ini elemen yang akan dipakai adalah music, figure dan

picture. Untuk lebih jelasnya, kerangka konseptual akan digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Rossiter dan Percy (1997), Kotler dan Amstrong (2001), Lamb dkk (2001) diolah

Brand Awareness (Y)

Iklan TV (X)

Music (X1)

Figure (X2)


(21)

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang ada dan akan diuji kebenarannya secara ilmiah. Dari permasalahan yang dikemukakan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Variabel music, figure, dan picture pada iklan televisi Coca-Cola mempengaruhi terbentuknya brand awareness konsumen mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahn, maka penulis menetapkan tujuan penelitian ini: untuk mengetahui pengaruh iklan televisi Coca-Cola versi “Buka Coca-Cola Buka Semangat Baru” terhadap Brand Awareness mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan referensi jika perusahaan ingin mengetahui apa saja yang penting untuk diperhatikan dalam menciptakan sebuah iklan televisi yang baik.

b. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai sarana untuk latihan berpikir secara logis dan sistematis.


(22)

c. Bagi Peneliti lain

Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian di bidang yang sama.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel independent pada penelitian ini adalah stimuli dalam iklan televisi yaitu music (X1), figure (X2), picture (X3).

b. Variabel dependent pada penelitian ini adalah brand awareness (Y) 2. Defenisi Operasional

Defenisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Definisi

operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut: a. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2001:33). Variabel bebas penelitian ini adalah stimuli dalam iklan televisi, yaitu

music (X1) ,figure (X2), picture (X3). Definisi untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:


(23)

1. Music (X1) merupakan persepsi pemirsa terhadap irama atau lagu yang diperdengarkan pada saat iklan Coca-Cola ditayangkan di televisi.

2. Figure (X2) merupakan persepsi pemirsa terhadap seorang selebriti, perwakilan perusahaan, atau konsumen tertentu yang tampil pada saat iklan Coca-Cola ditayangkan di televisi.

3. Picture (X3) merupakan persepsi pemirsa terhadap tampilan iklan mulai dari warna dan disain pada saat iklan Coca-Cola ditayangkan di televisi.

b. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2001:33). Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah brand awareness. Brand awareness adalah sejauh mana sebuah merek dikenal, diingat, dan tertanam di dalam benak pelanggan.

Tabel 1.1 Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala Ukur

Music (X1) Persepsi pemirsa terhadap irama atau lagu yang

diperdengarkan pada saat iklan ditayangkan

- Lagu yang digunakan - Lirik lagu

- Aransemen pada lagu - Perpaduan jenis musik - Kemudahan mengingat

music

Skala Likert

Figure (X2) Merupakan persepsi pemirsa terhadap

- Penampilan Bintang Iklan

- Ekspresi wajah


(24)

Sumber: Rossiter dan Percy (1997) diolah

3. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran indikator variabel dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert, yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang masing-masing

item diberi range skor dalam skala Likert. Menurut Sugiyono (200:102) Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

seorang selebriti, perwakilan perusahaan, atau konsumen tertentu yang tampil pada saat iklan ditayangkan

- artis pada iklan - Kecocokan (chemistry) antar artis

- Popularitas artis - Kemudahan mengingat artis

Picture (X3) Merupakan persepsi pemirsa terhadap tampilan iklan mulai dari warna dan desain pada saat iklan ditayangkan

- Warna yang digunakan - Background yang terdapat pada iklan - Penggunaan animasi dan efek

- Kesesuaian desain terhadap tema

- kemudahan mengingat desain

Skala Likert

Brand Awareness (X4) Sejauh mana sebuah merek dikenal, diingat, dan tertanam di dalam benak pelanggan

- Ketertarikan terhadap iklan

- Music sebagai penanda iklan Coca-Cola

- Kemudahan mengingat iklan

- Pengaruh artis terhadap ingatan atas Coca-Cola - Pengaruh musicterhadap ingatan atas Coca-Cola - Pengaruh warna dan desain terhadap ingatan atas Coca-Cola

- Perhatian terhadap iklan Coca-Cola

Skala Likert Lanjutan

Tabel 1.1 Operasional Variabel


(25)

kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian ini, kuesioner disusun dengan menggunakan skala Likert dengan skor sebagai berikut:

a. Sangat setuju diberi skor 5

b. Setuju diberi skor 4

c. Kurang Setuju diberi skor 3

d. Tidak setuju diberi skor 2

e. Sangat tidak setuju diberi skor 1

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Jl. Dr. T. Mansur No. 5 Kampus USU Medan. Adapun waktu penelitian dimulai dari bulan Juni sampai dengan Juli tahun 2010.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2006-2009 yang masih terdaftar dan aktif.


(26)

Tabel 1.2 Daftar Populasi

Angkatan Jumlah Mahasiswa (orang)

2006 6

2007 450

2008 417

2009 465

Total 1338

Sumber : Fakultas Kedokteran USU, April 2010 (diolah)

b. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dapat dianggap dapat mewakili populasi.

Teknik pengambilan sampel dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu dengan probabilitas pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik yang kedua adalah dengan cara non-probabilitas, yaitu dengan cara ini belum tentu semua elemen populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel karena ada bagian tertentu yang secara sengaja tidak dimasukkan dalam pemilihan untuk mewakili populasi.


(27)

Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:

n =

n =

n = 93,045

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = standard error (10%)

Total sampel dibulatkan menjadi 93 orang.

Pada pelaksanaannya, penelitian ini menggunakan cara non-probabilitas, yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2001:78), purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

N

1 + Ne2

1338 1 + 1338 (0,01)


(28)

Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan

2006-2009 yang masih terdaftar dan aktif.

2. Mahasiswa tersebut pernah menyaksikan iklan televisi Coca-Cola versi “Buka Coca-Cola Buka Semangat Baru” minimal dua kali dalam satu minggu

6. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari: a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap sumber yang diteliti. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari pihak-pihak lain. data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari literatur dan sumber-sumber lain yang mendukung.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam peelitian ini adalah sebagai berikut:


(29)

a. Angket (kuesioner)

Teknik yang menggunakan angket atau kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan dan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberi respon atas daftar pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini, responden diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan identitas diri, dan memberikan tanggapan terhadap indikator-indikator variabel iklan televisi yang terdiri dari

music, figure dan picture.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari dan mengambil data literatur terkait dan sumber-sumber lain yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai penelitian ini.

8. Uji validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner, apakah butir pertanyaan tersebut valid dan reliabel. Apabila terdapat butir-butir yang tidak valid dan reliabel, maa butir-butir tersebut harus diganti dengan pertanyaan lain. untuk menguji kuesioner dalam penelitian ini digunakan SPSS for Windows version 16.0.

a. Uji Validitas

Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi ukurnya. Menurut sugiyono


(30)

(2001:123), hasil yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product moment Pearson dengan level signifikansi 10% dengan nilai kritisnya.

Keputusan sebuah butir pertanyaan dapat dianggap valid, dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:

1. Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0.3

2. Jika koefisien korelasi product moment > r tabel (α; n-2), n = jumlah sampel

3. Nilai Sig ≤ α

Uji validitas akan ditujukan kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sebanyak 30 orang.

b. Uji Reliabilitas

Menurut sugiyono (2001:131) reliabilitas adalah tingkat kemantapan atau konsistensi suatu alat ukur. Pengertian alat ukur yang reliabel berarti bahwa alat ukur tersebut mampu mengungkap data yang cukup tepat. Alat ukur yang mantap dengan sendirinya:

1. Dapat diandalkan (dependability)


(31)

3. Dapat menunjukkan tingkat ketepatan.

Untuk menguji reliabilitas digunakan alpha Cronbach dengan menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 16.0.

Menurut Sugiyono (2005:43) reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen dapat dikatakan reliable (andal) bila memiliki koefisien reliability sebesar 0.6 atau lebih.

9. Metode Analisis data

Metode analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menganalisis data dan meninterpretasikan data.

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi.


(32)

b. Metode Analisis Statistik 1. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebelum melakukan analisis regresi, agar didapatkan nilai perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik.

a. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendapatkan nilai perkiraan yang tidak bias dan efisien dari persamaan regresi linear dengan metode kuadrat terkecil (Least Square), maka dalam pelaksanaan analisis data harus memenuhi beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik. Persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:

1. Non-multikolinearitas. Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai yang umum dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 10. Sebaliknya, apabila VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas.


(33)

2. Non-heterokedastisitas. Artinya varian variabel independen adalah konstan (sama) untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji koefisien korelasi Rank

Spearman yaitu mengkorelasikan antara absolut residual hasil regresi dengan

semua variabel bebas. Apabila probabilitas hasil korelasi lebih kecil dari 0.1 (10%), maka persamaan regresi tersebut mengandung heteroskedastisitas dan sebaliknya.

3. Distribusi Normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan Kolmogrov Smirnov terhadap nilai standar residual hasil persamaan regresi. Apabila probabilitas hasil Kolmogrov Smirnov lebih besar dari 0.1 (10%), maka data terdistribusi normal dan sebaliknya. Selain itu deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik normalitas. Tetapi jika data menyebar di sekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tetapi jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau titik tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.


(34)

b. Perumusan Model Regresi

Perumusan model regresi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y= a + b1 X1 + b2 X2+ b3 X3 +e

Dimana:

Y = Brand Awareness

a = konstanta

b1 – b3 = koefisien regresi

X1 = music

X2 = figure

X3 = picture

e = error term (variabel lain yang tidak diteliti)

2. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara keseluruhan. Nilai F hitung dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows. Nilai F hitung selanjutnya akan dibandingkan dengan F hitung dengan tingkat kesalahan (alpha) 10% dan derajat kebebasan (df)=(n-k) (k-2).


(35)

Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut: Ho : b1 = b2 = b3 = 0

Artinya terdapat pengaruh music (X1), figure (X2), picture (X3) secara bersama-sama terhadap brand awareness.

Ha : b1≠ b2≠ b3≠ 0

Artinya terdapat pengaruh music (X1), figure (X2), picture (X3) secara bersama-sama terhadap brand awareness

Kaidah pengambilan keputusan:

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 10% Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 10% 3. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai t hitung dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows. Nilai thitung selanjutnya akan dibandingkan dengan ttabel dengan tingkat kesalahan (alpha) 10% dan derajat kebebasan (df) = (n-k).

Kriteria penilaiannya sebagai berikut: Ho : bi = 0

Tidak terdapat pengaruh music, figure, picture secara parsial terhadap

brand awareness

Ha : bi ≠ 0

Terdapat pengaruh music, figure, picture secara parsial terhadap brand


(36)

Kaidah pengambilan keputusan:

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 10% Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 10% 4. Uji Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar nilainya (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3) adalah kuat terhadap variabel terikat (Y). hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(37)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Parulian (2007) yang berjudul: “ Analisis Pengaruh Iklan TV Teh Botol Sosro Terhadap Brand Awareness (Studi Kasus Mahasiswa Reguler S-1 Fakultas Ekonomi USU).” Penelitian dilakukan untuk mengetahui, menganalisis, dan membuktikan besarnya pengaruh iklan terhadap brand

awareness Teh Botol Sosro pada mahasiswa Fakultas Ekonomi USU. Pada

penelitian ini Parulian meneliti pengaruh stimuli iklan yaitu heard and sound

effect (X1), music (X2), words (X3), pictures (X4), Color (X5), movement (X6) terhadap terbentuknya brand awareness (Y), dan juga meneliti mana diantara keenam stimuli iklan tersebut yang paling dominan pengaruhnya terhadap terbentuknya brand awareness.

Dari penelitian tersebut, didapatkan bahwasanya, iklan TV Teh Botol Sosro memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap brand awareness dan variabel music merupakan variabel yang paling dominan. Setelah diuji secara statistik, 56% brand awareness dapat dijelaskan oleh iklan TV, sedangkan sisanya sebesar 44% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain.


(38)

B. Iklan

1. Definisi Iklan

Iklan merupakan sarana komunikasi antara produsen dengan konsumennya, dengan iklan ini produsen menawarkan produk baik itu barang maupun jasa kepada konsumennya. Menurut Widjaja (1996:6) iklan adalah setiap bentuk presentasi gagasan, barang, atau jasa yang bukan perorangan dan dibayar oleh sponsor yang dikenal atau iklan juga bisa diartikan sebagai kegiatan memuat dan menyebarluaskan pesan dalam media yang bersifat umum tentang perusahaan, organisasi dan atau tentang produknya, jasanya, atau gagasan yang terkandung di dalamnya. Jefkins (1996:5) berpendapat bahwa periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya. Rewoldt (1995:12) berpendapat bahwa iklan meliputi setiap bentuk yang dibayar dari presentasi non personal dan promosi dari gagasan, barang atau jasa oleh suatu sponsor yang diketahui. Berdasarkan definisi tersebut iklan bisa diklasifikasikan menjadi 2 tipe utama, yaitu: (1) iklan produk, dan (2) iklan institusional. Iklan produk adalah iklan yang bertujuan untuk menciptakan dan atau meningkatkan penjualan suatu produk tertentu, sedangkan iklan institusional adalah iklan yag dibuat untuk menciptakan sikap yang baik terhadap suatu lembaga atau suatu gagasan.

Peter dan Olson (2000:181-182) menyatakan pada prakteknya iklan telah dianggap sebagai image management (manajemen citra) yakni menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam benak konsumen. Walaupun pertama-tama


(39)

iklan akan memengaruhi afeksi dan kognisi, tujuannya yang paling utama adalah bagaiman memengaruhi perilaku pembelian konsumen. Tantangan besar yang dihadapi iklan dalam mengembangkan pesan/informasi dalam iklan adalah menangkap perhatian mereka dan menciptakan pemahaman yang tepat.

Jadi iklan adalah sarana komunikasi antara produsen dengan konsumennya, melalui iklan ini produsen menawarkan produk baik itu barang maupun jasa kepada konsumennya, atau dengan kata lain iklan adalah setiap bentuk presentasi gagasan, barang, atau jasa yang bukan perorangan dan dibayar oleh sponsor yang dikenal atau iklan juga bisa diartikan sebagai kegiatan memuat dan menyebarluaskan pesan dalam media yang bersifat umum tentang perusahaan, organisasi dan atau tentang produknya, jasanya, atau gagasan yang terkandung di dalamnya.

2. Fungsi Iklan

Beberapa fungsi iklan antara lain: a. Memberikan informasi

Periklanan dapat menambah nilai pada suatu barang dan memberikan informasi kepada konsumen.

b. Menciptakan kesan tertentu

Dengan sebuah iklan, orang akan mempunyai suatu kesan tertentu tentang apa yang diiklankan.

c. Membujuk atau mempengaruhi

Iklan akan membuat konsumen tertarik dengan produk yang ditawarkan.


(40)

d. Memuaskan keinginan

Periklanan merupakan suatu alat yang bisa dipakai untuk mencapai tujuan dan tujuan itu sendiri berupa pertukaran yang saling memuaskan.

3. Tujuan Periklanan

Menurut Kotler (1997:237) tujuan periklanan meliputi: a. Untuk menginformasikan

Periklanan dapat memberitahukan pasar tentang suatu produk baru dan perubahan harga, mengusulkan kegunaan suatu produk baru, mejelaskan cara kerja, pelayanan yang tersedia, dan membangun citra perusahaan.

b. Untuk membujuk

Periklanan dapat membentuk preferensi merek, mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk, membujuk pembeli untuk membeli sekarang, dan membujuk pembeli untuk menerima kunjungan penjualan.

c. Untuk mengingatkan

Periklanan dapat mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan dikemudian hari, mengingatkan pembeli dimana dapat membelinya, mempertahankan kesadaran merek, dan membuat pembeli tetap ingat produk itu walau tidak sedang musimnya.


(41)

4. Dampak Iklan

Menurut Kasali (1995:45) berpendapat bahwa secara umum iklan mempunyai dampak untuk:

a. Menarik calon konsumen menjadi konsumen yang loyal selama jangka waktu tertentu.

b. Mengembangkan sifat positif calon konsumen yang diharapkan menjadi pembeli yang potensial dimasa yang akan datang.

5. Media Iklan

Media merupakan alat yang diguakan dalam kegiatan periklanan. Media bukanlah suatu penyampaian berita yang pasif, bahkan sering media itu dapat mempengaruhi efektivitas beritanya. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhitungkan dalam pemilihan media adalah: tujuan periklanan, sirkulasi media, keperluan berita, waktu dan lokasi dimana keputusan membeli dibuat, biaya advertensi, kerjasama dan bantuan promosi yang ditawarkan, dan karakteristik media, kebaikan dan keburukan media.

Media periklanan adalah sebuah lembaga yang mempunyai kegiatan usaha menciptakan dan menyelenggarakan media (alat komunikasi/penerangan) yang ditujukan kepada orang banyak atau masyarakat umum. Beberapa contoh media adalah: televisi, radio, majalah, dan surat kabar.

Dalam kenyataannya sering kita jumpai bahwa perusahaan sering menggunakan beberapa media sekaligus dalam periklanan. Disamping menggunakan media televisi juga menggunakan media surat kabar. Hal ini


(42)

dipandang perlu karena masing-masing jenis media memiliki karakteristik yang berbeda. Media televisi dapat mengiklankan dengan suara dan gambar yang bergerak sekalipun hanya dinikmati sebentar (beberapa detik). Sedangkan media surat kabar dapat dinikmati labih lama meskipun gambarnya tidak bergerak dan tanpa suara.

6. Media Iklan Televisi

Perangkat televisi dari hari ke hari telah menjadi sumber informasi yang utama di dalam keluarga. Sektor komunikasi terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan perkembangan perekonomian. Televisi merupakan salah satu media yang disukai oleh perusahaan-perusahaan dalam mengiklankan produknya agar lebih dikenal oleh masyarakat. Karena, sebab yang ditimbulkannya, sangat mudah dilihat, dan juga karena kemampuannya menceritakan sesuatu.

A. Bentuk-bentuk iklan televisi

Kasali (1993:120) mengemukakan bentuk-bentuk iklan televisi: 1. Sponsor

Banyak sekali acara televisi yang penayangan dan pembuatannya dilakukan atas biaya sponsor atau pengiklan. Pihak sponsor bersedia membiayai seluruh biaya produksi ditambah fee untuk televisi.


(43)

2. Partisipasi

Bentuk iklan televisi ini agak berbeda dengan bentuk sebelumnya, namun akan dapat mengurangi beban biaya dan resiko. Melalui iklan sepanjang 15, 30, dan 60 detik, iklan disisipkan diantara satu atau beberapa acara (spots).

3. Spot announcements

Bentuk iklan televisi ini mengacu pada pengertian announcement iklan tersebut ditempatkan pada pergantian acara.

4. Public service announcement

bentuk iklan ini biasanya dimuat atas permintaan pemerintah atau suatu LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) untuk menggalang solidaritas masyarakat atas suatu masalah.

B. Stimuli Iklan

Iklan yang ditayangkan pada media televisi diharapkan agar mendapat perhatian dan sekaligus disukai oleh pemirsa. Sikap pemirsa terhadap iklan dapat diteliti melalui perasaaan suka atau tidak suka terhadap stimuli-stimuli yang ditampilkan pada iklan. Sikap terhadap iklan bekerja melalui sebuah proses tanggapan atau reaksi pemirsa terhadap elemen-elemen (stimuli-stimuli) periklanan. Tanggapan dan reaksi ini dapat diartikan pada saat pemirsa sedang melihat, mendengar, atau berpikir tentang suatu iklan. Rossiter dan Percy (1997:197) menyatakan, “Processing responses are made to stimulus details


(44)

the advertising medium, can be pictures (still or video), words (seen or heard), music or other special effects, that comprise the various details of the ad.”

Maksudnya, proses tanggapan pemirsa terjadi oleh stimuli (rangsangan) yang terkandung dalam iklan. Stimuli ini tergantung pada media iklan, dapat berupa gambar atau warna, kata-kata yag terdengar (suara) atau kata-kata tertulis, musik, dan spesial efek lain atau gerakan, yang terdiri dari variasi detil iklan. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa pemirsa akan merespon stimuli yang terkandung dalam suatu iklan melalui elemen iklan, yang terdiri dari: heard and

sound effect, music, words, pictures, color, dan movements. Pernyataan tersebut

diperjelas oleh Rossiter dan Percy (1997:209) bahwa, “six stimulus of ad: heard

and sound effect, music, words, pictures, color and movements.

Enam stimuli ikan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Heard and sound effect (kata-kata/suara yang terdengar)

Heard and sound effect adalah kata-kata/suara yang terdengar, maksudnya

adalah karakter dan penekanan suara didukung dengan gaya penyampaian dalam kata-kata yang terdengar, merupakan elemen iklan yang penting, karena mengandung arti emosional dan dapat menimbulkan pesan-pesan dalam pikiran pemirsa. Penilaian heard and sound effect, merupakan persepsi pemirsa terhadap kata-kata aatu suara yang terdengar pada saat iklan ditayangkan di media elektronik (televisi atau radio). Heard and sound effect dapat berupa pesan yang dikomunikasikan. Suara yang jelas, enak didengar, berisi pesan yang jujur, menghindari slogan-slogan yang tidak berarti akan mudah diingat oleh pemirsa dan sangat efektif membentuk brand awareness.


(45)

2. Music (Musik)

Music adalah alunan lagu yang berirama, baik dari suara manusia maupun

dari alat-alat. Musik dapat berupa jingle (bunyi-bunyian) atau musik latar belakang. Penilaian music merupakan persepsi pemirsa terhadap irama atau lagu yang didengarkan pada saat iklan ditayangkan pada media elektronik (televisi atau radio). Nyanyian membuat kata-kata mudah diingat, karena iramanya. Musik dan lagu telah menjadi komponen penting dunia periklanan hampir sejak suara direkam pertama kali. Musik latar, jingle, lagu-lagu dan aransemen lagu klasik digunakan untuk menarik perhatian, menyalurkan pesan-pesan penjualan, menentukan tekanan emosional, dan mempengaruhi suasana hati pendengar. Musik membentuk berbagai fungsi komunikasi yang meliputi cara untuk menarik perhatian, menjadikan konsumen berada dalam perasaan positif, membuat konsumen lebih dapat menerima pesan-pesan dalam iklan, dan bahkan mengkomunikasikan arti produk yang diiklankan. Fungsi lagu pada prinsipnya adalah pendukung komunikasi. Cara berkomunikasi dalam iklan televisi bisa secara audiovisual. Di sinilah lagu berperan, sebagai salah satu unsur penting dalam menyamapaikan pesan kepada audiens dan membangaun brand personality (kepribadian merek) suatu produk. Lagu itu sendiri juga bisa menjadi “bahasa visual”, karena bisa mgnggambarkan mood maupun feeling.

Lagu yang dipakai dalam iklan, biasanya diaransemen ulang, dengan pertimbangan aransemen ulang ini tergantung lagu aslinya seperti apa, selanjutnya disesuaikan dengan tema komunikasi iklan. “Lagu terkenal dalam iklan dapat


(46)

membantu menarik perhatian dan mengembalikan ingatan, serta menjadikan merek mudah diingat” (Sutherland dan Sylvester, 2004:139).

3. Words atau seenword (Kata-kata yang terlihat)

Words (seenword) atau kata-kata yang terlihat berbentuk tulisan, yang

dapat dibaca, diingat, dan akan melekat dalam ingatan pemirsa, sehingga mampu mendukung manfaat produk yang diiklankan. Penilaian words (kata-kata) merupakan persepsi pemirsa terhadap kata-kata atau tulisan yang ditampilkan pada saat iklan ditayangkan pada saat iklan ditayangkan di televisi, yang mampu mendukung manfaat produk. Tulisan kata-kata yang terlalu panjang dan tidak jelas, tidak akan mampu dibaca bahkan tidak akan mampu dipahami dengan baik oleh pemirsa. Hal tersebut menyebabkan iklan tidak efektif. Kata-kata yang ditulis hendaknya dibuat sesederhana mungkin dan wajar, tetapi dapat mengungkapkan pesan, sehingga tidak terlalu memancing imajinasi pemirsa. Manusia atau pemirsa menghendaki gagasan yang wajar dan cerdas, sehingga mudah diingat dan menarik perhatian.

4. Pictures (Gambar)

Pictures adalah gambar dalam suatu tayangan iklan yang dilihat pemirsa

atau masyarakat, yang meliputi objek figur, lokasi, dan latar belakang yang dipakai. Penilaian pictures (gambar) merupakan persepsi pemirsa terhadap gambar atau obyek yang ditampilkan pada saat iklan ditayangkan, baik pada media cetak maupun media elektronik (televisi atau web iklan di internet). Televisi merupakan media audiovisual, yaitu media yang sanggup


(47)

mengkomunikasikan kepada pemirsa suara dan gambar dari suatu pesan atau beberapa pesan pada saat bersamaan (pada detik yang sama). Kelebihan televisi tersebut hendaknya dimanfaatkan untuk menampilkan citra-citra produk dan jasa secara luar biasa, untuk menarik perhatian pemirsa yang sebelumnya tidak pernah terpikir dalam benak pemirsa. Gambar adegan tayangan iklan di televisi harus dibuat semenarik mungkin agar menimbuilkan kesan di hati pemirsa atau masayarakat. Gambar adegan tayangan iklan hendaknya mampu memberikan informasi pesan iklan dengan baik.

5. Color (Warna)

Color, yang dimaksud dengan warna adalah komposisi warna dan

keserasian warna dari gambar dan tulisan, termasuk pengaturan cahaya yang terdapat dalam tayangan iklan. Penilaian color (warna) merupakan persepsi pemirsa terhadap warna-warna dari gambar atau obyek yang ditampilkan pada saat iklan ditayangkan di televisi atau media cetak lain. tidak hanya gambar partai memiliki warna dominan, tetapi suatu produk yang dipasarkan juga memiliki warna yang dominan. Warna dominan merupakan suatu indikasi untuk membedakan satu produk dengan produk yang lain. biasanya warna-warna yang ditayangkan mudah diingat. Di samping warna dominan, tayangan iklan di televisi hendaknya juga dibuat kaya warna, dan perpaduan warna tayangan iklan harus serasi dengan background.

6. Movements (Gerakan)

Movements adalah adegan yang disajikan dalam tayangan iklan, yang


(48)

suara dan irama atau lagu yang diperdengarkan. Penilaian movement (gerakan) merupakan persepsi pemirsa terhadap gerakan dari setiap adegan yang ditampilkan pada saat iklan ditayangkan. Penilaian movement iklan hendaknya kaya gerakan yang mampu melahirkan semangat pada diri pemirsa, sesuai dengan musik yang disajikan atau sesuai degan suara (heard and sound effect) yang diperdengarkan. Sesuai dengan yang dikemukakan di muka, gerak irama yang cepat dengan banyak potongan dan aneka skenario memberi dampak gairah (semangat) yang besar, misalnya cocok untuk iklan restoran cepat saji, minuman kesehatan, multivitamin. Sebaliknya gerak irama yang lebih lamban mungkin lebih sesuai untuk produk alat-alat kecantikan, bahan-bahan masakan. Iklan televisi harus mengkomunikasikan perbedaan produk, manfaat produk, dan alasan konsumen untuk membeli. Itulah sebabnya, perbedaan konsep tersebut yang hendaknya dapat diwujudkan dalam gerakan yang ditampilkan pada iklan di televisi.

C. Pelaksanaan Pesan

Selain stimuli iklan seperti yang dikemukanan oleh Rossiter, dalam bukunya Kotler (2001:162) menyatakan bahwa dampak dari pesan tidak hanya tergantung pada apa yang dikatakan, tetapi juga bagaimana mengatakannya. Pesan apa pun dapat disajikan dalam gaya pengungkapan yang berbeda seperti:

1. Potongan kehidupan. Gaya ini menampilkan satu atau beberapa orang khusus yang menggunakan produk tersebut dalam kondisi normal.

2. Gaya hidup. Gaya ini menunjukkan bagaimana suatu produk cocok dengan gaya hidup tertentu.


(49)

3. Fantasi. Gaya ini menciptakan fantasi di sekitar produk dan penggunaannya.

4. Mood (suasana hati) atau citra. Gaya ini membangun mood atau citra di seputar produk seperti kecantikan, cinta, atau kedamaian.

5. Musikal. Gaya ini menampilkan satu atau beberapa orang atau karakter kartun yang menyanyikan lagu mengenai produk tersebut.

6. Simbol kepribadian (figure). gaya ini menciptakan karakter yang mewakili produk. Karakter itu bisa berbentuk gambar animasi atau tokoh nyata. 7. Keahlian teknik. Gaya ini menunjukkan keahlian perusahaan dalam

membuat produk.

8. Bukti ilmiah. Gaya ini menyajikan bukti survei atau ilmiah bahwa mereknya lebih baik atau lebih disukai ketimbang satu atau beberapa merek lain.

9. Bukti kesaksian (figure). Gaya ini menonjolkan sumber yang sangat dapat dipercaya atau sangat disukai yang menganjurkan penggunaan produk itu. Dalam bukunya, Lamb (2001:213) juga mengemukakan hal yang hampir sama mengenai gaya pelaksanaan umum suatu periklanan, yaitu:

1. Sebagian dari hidup. Populer ketika mengiklankan produk rumah tangga dan produk pribadi.

2. Gaya hidup. Memperlihatkan bagaimana baiknya suatu produk yang akan sesuai dengan gaya hidup konsumen.


(50)

3. Juru bicara/saksi (figure). dapat menampilkan seorang selebriti, perwakilan perusahaan, atau konsumen tertentu yang membuat kesaksian atau menyokong suatu produk.

4. Fantasi. Menciptakan suatu fantasi bagi penonton yang dibangun sekitar penggunaan produk tersebut.

5. Humoris. Pemasang iklan sering kali menggunakan humor dalam iklan mereka.

6. Simbol produk/ animasi. Menciptakan suatu karakter yang mewakili suatu produk dalam iklan.

7. Suasana hati atau citra. Membangun perasaan hati atau citra seputar produk, seperti kedamaian, cinta, atau kecantikan.

8. Demonstrasi. Memperlihatkan para pelanggan manfaat yang diharapkan. 9. Musik. Menyampaikan pesan iklan melalui lagu.

10. Ilmiah. Menggunakan riset atau pembuktian ilmiah untuk memberikan keunggulan suatu merek atas para pesaing.

B. Brand (Merek)

1. Definisi merek

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dengan pesaing (Durianto, 2004:2).

Nama merek merupakan elemen yang sangat penting bagi perusahaan, karena nama merek yag baik dapat membangkitkan perasaan berupa kepercayaan,


(51)

keyakinan, keamanan, ekuatan, keawetan, status dan asosiasi yang diinginkan. Nama yang dipilih untuk suatu merek harus bisa mempengaruhi kecepatan konsumen menyadari suatu merek mempengaruhi citra merek dan ekuitas merek.

Melalui nama merek perusahaan dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku konsumen (Terence, 200:299). Merek mengandung janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa kepada pembeli. Merek terbaik akan memberikan kualitas. Namun pemberian nama atau merek pada suatu produk hendaknya tidak hanya suatu simbol karena merek memiliki enam tingkat pengertian

a. Atribut

Setiap merek memiliki atribut. Atribut ini perlu dikelola dan diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa saja yang terkandung dalam suatu merek.

b. Manfaat

Selain atribut merek juga memiliki serangakaian manfaat. Konsumen tidak membei atribut, mereka membeli manfaat dari produk tersebut.

c. Nilai

Merek juga mengatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut


(52)

d. Budaya

Merek juga mewakili budaya tertentu, misalnya marcedes mewakili budaya Jerman yang terorganisasi dengan baik, memiliki cara kerja yang efisien, dan selalu menghsilkan produk yang berkualitas tinggi

e. Kepribadian

Merek memiliki kepribadian bagi penggunanya, jadi diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian si pengguna akan tercermin bersamaan dengan merek yang ia gunakan.

2. Ekuitas Merek (Brand Equity)

Ekuitas merek adalah nilai dari suatu merek menurut sejauh mana merek itu mempunyai loyalitas merek yang tinggi, kesadaran nama, kualitas yang diterima, asosiasi merek yang kuat, serta aset lain seperti paten, merek dagang dan hubungan saluran (Kotler, 2002:357).

Sedangkan menurut Aaker (1997:22), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek, nama dan simbolnya yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan. Ekuitas merek (brand equity) dalam perspektif konsumen terdiri atas du bentuk pengetahuan tentang merek yaitu kesadaran merek (brand

awareness) dan citra merek (brand image).

Kesadaran merek merupakan dimensi dasar dalam ekuitas merek yang yang mana kesadaran ini terbagi dalam dua tingkatan yaitu kenal akan merek (brand recognition) mencerminkan kesadaran yang cenderung dangkal dan


(53)

kemampuan untuk mengingat merek (brand recall) mencerminkan kesadaran yang lebih dalam. Konsumen dapat mengidentifikasikan jika konsumen diberi daftar merek-merek atau diberi sedikit petunjuk tentang merek tertentu, namun tidak sedikit konsumen yang dapat mengingat sebuah merek tanpa bantuan suatu pengingat atau petunjuk. Pemasar tentunya menginginkan tingkat kesadaran akan merek yang lebih tinggi. Dengan usaha komunikasi pemasaran yang efektif dan konsisten, beberapa merek menjadi sangat terkenal sehingga dapat diingat oleh setiap orang dengan tingkat kecerdasan standar.

Citra merek (brand image) dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul diatas benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan kepada suatu merek. Asosiasi ini dapat dikonseptualisasikan berdasarkan: jenis, dukungan, kekuatan, dan keunikan terhadap suatu merek sehingga konsumen akan dapat dengan mudah mengasosiasikan suatu merek berdasarkan: atribut, manfaat, dan sikap terhadap merek yang telah digunakannya. Dalam hal ini apabila merek yang telah digunakanya sesuai dengan keinginan konsumen, maka konsumen akan merasakan puas dan dapat disimpulkan bahwa merek tersebut mempunyai ekuitas merek yang tinggi (Terance, 2003:10).

1) Kesadaran merek

Kesadaran merek (brand awarenes) merupakan kemampuan seorang pembeli untuk mengidentifikasi (baik mengenal maupun mengingat) suatu merek dengan ditail tertentu untuk melakukan pembelian (Rossiter, 1997:140).


(54)

Kesadaran merek adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Rangkuti, 2002:39). Kesadaran merek menggambarkan keberadaan merek didalam benak konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori dan biasanya mempunyai peranan kunci dalam brand equity (Durianto, 2004:6).

Meningkatkan kesadaran merek adalah suatu mekanisme untuk memperluas pasar merek. Kesadaran juga mempengaruhi persepsi dan tingkah laku. Kesadaran merek merupkan kunci pembuka untuk masuk ke elemen lainnya. Jadi jika kesadaran merek itu sangat rendah hampir dipastikan bahwa ekuitas mereknya (brand equity) juga rendah. Peran kesadaran merek dalam keseluruhan

brand equity tergantung dari sejauh mana tingkat kesadaran yang dicapai oleh

suatu merek. Tingkat kesadaran secara berurutan dapat digambarkan sebagai suatu piramida seperti pada Gambar 2.1 berikut:


(55)

Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness Sumber : Durianto (2004)

Penjelasan mengenai piramida kesadaran merek (brand awareness) dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi adalah :

1. Unware of brand (tidak menyadari merek)

Merupakan tingkat yang paling terendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.

2. Brand recognition (pengenalan merek)

Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seseorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian. 3. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)

Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk

Top of mind

Brand Recall

Brand Recognition


(56)

4. Top of mind (pikiran puncak)

Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan ia dapat menyebutkan satu nama merek maka merek yang dapat disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.

Upaya meraih kesadaran merek, baik dalam pengenalan maupun pengingatan kembali, melibatkan dua kegiatan, yaitu: berusaha memperoleh identitas merek dan berusaha mengkaitkan dengan kelas produk tertentu (Rangkuti, 2002:39).

Peran kesadaran merek dalam membantu merek dapat dipahami dengan megkaji bagaimana kesadaran merek menciptakan suatu nilai. Peran tersebut dapat dilihat seperti pada Gambar 2.2 berikut:


(57)

Gambar 2.2 Nilai-Nilai Kesadaran Merek Sumber: Durianto (2004)

Penjelasan dari keempat nilai tersebut adalah sebagai berikut : 1) Jangkar yang menjadi cantolan asosiasi lain

Suatu merek yang kesadarannya tinggi akan membantu asosiasi-asosiasi melekat pada merek tersebut karena daya jelajah merek tersebut menjadi sangat tinggi di benak konsumen

Kesadaran Merek

Mempertimbangkan merek Substansi atau komitmen

Familier atau rasa suka Jangkar yang menjadi cantolan asosiasin lain


(58)

2) Familier atau rasa suka

Jika kesadaran merek suatu produk sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab dengan merek produk tersebut, dan lama-kelamaan akan timbul rasa suka yang tinggi terhadap merek produk yang dipasarkan.

3) Substansi atau komitmen

Kesadaran merek dapat menandai keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Sebuah merek dengan kesadaran konsumen yang tinggi biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: diiklankan secara luas, eksistensi yang sudah teruji oleh waktu, jangkauan distribusi yang luas, dan merek tersebut dikelola dengan baik. 4) Mempertimbangkan merek

Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi merek-merek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk dipertimbangkan dan diputuskan merek mana yang akan dibeli. (Durianto, 2004:7-8).

Pesan kesadaran merek dalam ekuitas merek tergantung pada tingkat pencapaian kesadaran di benak konsumen. Pada tingkat tinggi konsumen akan menyebut satu nama merek pada saat ia pertama kali ditanya tentang merek yang ia kenal. Kesadaran merek dapat dibangun dan diperbaiki melalui cara-cara berikut :

1) Pesan yang disampaikan oleh suatu merek harus mudah diingat oleh konsumen.

2) Pesan yang disampaikan harus berbeda dibandingkan merek produk lainnya serta harus ada hubungan antara merek dan kategori produknya.


(59)

3) Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga membantu konsumen mengingat merek.

4) Jika satu produk memiliki simbol, hendaknya simbol itu dapat dihubungkan dengan mereknya.

5) Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin diingat pelanggan.

6) Kesadaran merek dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai dengan kategori produk, merek, atau keduanya.

7) Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena membentuk ingatan adalah lebih sulit dibandingkan untuk mengenal (Durianto, 2004:29).

2) Asosiasi Merek

Asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek itu (Rangkuti, 2002:43). Posisi merek berdasarkan pada asosiasi-asosiasi dan bagaimana asosiasi tersebut bisa menampilkan keistimewaaan dalam kompetisi. Suatu asosiasi dapat mempengaruhi pengelolaan pengingatan kembali informasi, memberikan poin pembeda, menimbulkan alasan untuk membeli. Sikap-sikap landasan positif, perasaan positif dan landasan perluasan.

Positioning yang berlandaskan pada asosiasi dengan atribut kunci dari

produk yang nyata menjadi efektif apabila atribut tersebut bisa mengendalikan keputusan pembelian, namun asosiasi merek juga bisa menghasilkan kesesuaian spesifikasi. Asosiasi yang menawarkan manfaat pelanggan merupakan pilihan


(60)

lain. salah satu penelitian menunjukkan bahwa kombinasi dari manfaat rasional dan manfaat emosional lebih unggul dibandingkan manfaat rasional semata.

Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan dari suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk menkomunikasinnya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image di dalam benak konsumen (Rangkuti, 2002:43).

Asosiasi merek dapat menciptakan suatu nilai bagi perusahaan dan para pelanggan, karena ia dapat membantu proses penyusunan informasi untuk membedakan merek yang satu dengan yang lain. terdapat lima keuntungan asosiasi merek, yaitu:

1) Dapat membantu proses penyusunan asosiasi

Asosiasi-asosiasi yang terdapat pada merek, dapat membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang dapat dengan mudah dikenal oleh pelanggan.

2) Perbedaan

Suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang penting bagi usaha pembedaan.

3) Alasan untuk membeli

Pada umumnya asosiasi merek sangat membantu para konsumen untuk mengambil keputusan untuk membeli.


(61)

4) Penciptaan sikap atau perasaan positif

Asosiasi merek dapat merangsang perasaan positif terhadap produk yang bersangkutan.

5) Landasan untuk perluasan

Asosiasi merek dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan merek, yaitu dengan menciptakan rasa kesesuaian antara suatu merek dan sebuah produk baru. (Rangkuti, 2002:43).

3) Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Loyalitas konsumen merupakan inti dari brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seseorang pelanggan pada sebuah merek. Hal ini merupakan satu indikator dari brand equity yang berkaitan dengan perolehan laba dimasa yang akan datang karena loyalitas merek secara langsung dapat diartikan sebagai penjualan dimasa depan (Rangkuti, 2002:60).

Loyalitas dapat memberikan nilai kepada perusahaan (Durianto, 2004:19): 1) Mengurangi biaya pemasaran

2) Meningkatkan perdagangan 3) Menarik konsumen


(62)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Coca-Cola merupakan merek minuman ringan terpopuler dan paling laris hingga saat ini. Coca-Cola diciptakan pertama kali di Atlanta, Georgia oleh Dr. John Styth Pemberton. Produk ini pertama sekali diperkenalkan sebagai minuman

fountain dengan mencampurkan sirup karamel Cola dan air berkarbonasi.

Coca-cola pertama sekali terdaftar sebagai merek dagang pada tahun 1887, dan pada tahun 1895 produk ini telah dipasarkan di seluruh wilayah Amerika Serikat. Saat ini, Coca-Cola telah tersedia di seluruh dunia.

Coca-cola pertama kali diproduksi di Indonesia pada tahun 1932. Produksi tahunan pada saat itu hanya mencapai 10.000 krat. Pada tahun 1932, perusahaan tersebut baru mempekerjakan 25 karyawan dan mengoperasikan tiga buah kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun 1980, berdiri 11 perusahaan

independent di seluruh Indonesia guna memproduksi dan mendistribusikan

produk-produk minuman yang berlisensi dari The Coca-Cola Company.

Beberapa diantara perusahaan-perusahaan independent tersebut mulai bergabung menjadi satu pada tahun 1990. Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan tersebut bergabung dalam perusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai Coca-Cola Bottling Indonesia. Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang, jutaan krat produk Coca-Cola


(63)

didistribusikan dan dijual melalui 400.000 gerai eceran yang tersebar di seluruh Indonesia.

Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia. Coca-Cola Bottling memproduksi dan mendistribusikan produk-produk minuman yang berlisensi dari

The Coca-Cola Company.

Coca-Cola Bottling Indonesia memproduksi merek-merek inti seperti Coca-Cola, sprite, Fanta, dan Frestea di dalam pabrik-pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk menjaga agar mutu minuman yang dihasilkan sesuai dengan standard, perusahaan dengan ketat menerapkan dengan ketat seluruh proses produksi yang telah diakui secara Internasional.

Saat ini, Coca-Cola Bottling Indonesia telah memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola pada 400.000 outlet melalui 120 pusat penjualan yang tersebar diseluruh Indonesia. Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu nama dagang yang terdiri dari perusahaan-perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independent dan Coca-Cola Amatil Limited. Coca-Cola Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Saat ini, Cola Amatil merupakan salah satu produsen dan distributor produk-produk Coca-Cola terbesar di dunia.


(64)

B. Karakteristik Produk

Coca-Cola Bottling sangat mementingkan kualitas dari setiap produk yang dihasilkan. Kualitas menjadi sebuah keutamaan dalam setiap tindakan perusahaan. Semua fungsi dan jajaranorganisasi, mulai dari produksi, pemasaran, distribusi, keuangan, layanan pelanggan, dan konsumen bekerja keras untuk mengembangkan praktek-praktek yang terbaik di industri minuman berkarbonat.

The Coca-Cola Quality System merupakan landasan kebijakan perusahaan

terhadap pengawasan mutu yang memotivasi untuk bertindak memenuhi dan bahkan melampaui berbagai standard kualitas, baik itu merupakan standard internasional maupun standard yang ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku diindustri makanan dan minuman ringan di Indonesia.

Coca-Cola Bottling Indonesia memiliki Consumer response Teams dan program-program yang dilaksanakan di semua area operasi di seluruh Indonesia guna menampungsetiap masukan yang disampaikan oleh para pelanggan dan konsumen yang kemudian meneruskan masukan tersebut kepada pihak-pihak yang tepat di dalam perusahaan untuk menjamin bahwa standard kualitas yang tinggi tetap akan terus terjaga.


(65)

C. Produksi, Area Marketing, Sistem Distribusi Coca-cola serta Hubungan dengan Masyarakat

a. Produksi Coca-Cola

Semua produk yang dihasilkan dan didistribusikan oleh coca-cola Bottling Indonesia adalah diproduksi di Indonesia. Saat ini terdapat 10 pabrik pembotolan yang tersebar di seluruh Indonesia. Semua pabrik Coca-Cola

Bottling diwajibkan memenuhi berbagai ketentuan internasional dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Coca-Cola Bottling Indonesia juga melaksanakan audit secara teratur di bidang pengawasan mutu produk, lingkungan serta kesehatan dan keselamatan kerja karywan. Coca-cola

Bottling Indonesia telah menerima berbagai penghargaan dari The Coca-Cola Company atas pencapaian standard yang terlalu malampaui standard yang

ditetapkan untuk pabrik-pabrik sejenis di berbagai lokasi di dunia.

Semua pabrik Coca-Cola Bottling Indonesia terbuka untuk kunjungan bagi semua lapisan masyarakat mulai dari kalangan pendidikan, instansi pemerintah dan swasta, sampai organisasi sosial dan lainnya yang ingin melihat secara langsung proses produksi dari minuman berkarbonat yang higienis dan berkualitas.

Proses produksi minuman coca-cola berawal dari bahan baku pilihan berkualitas tinggi yang diproses melalui beberapa tahapan produk, yaitu persiapan bahan baku, pencampuran, pencucian, pengisian, penutupan, pengkodean, pemeriksaan, pengemasan, dan pengangkutan produk.


(66)

Tim penjualan Coca-Cola Bottling Indonesia tidak hanya menjual produk-produk kepada para pelanggan, tetapi juga memberikan saran bagaimana sebaiknya menjual produk Coca-Cola. Supervisor penjualan Coca-Cola

Bottling Indonesia juga mengunjung para pelanggan secara teratur dan

memberikan bimbingan, serta menampung berbagai masukan yang disampaikan oleh para pelanggan. Kebijakan penjualan dan distribusi produk secara menyeluruh diarahkan oleh Coca-Cola Ntional Office di Cibitung, Bekasi. Penerapan kebijakan ini dilaksanakan oleh para manajer dan regioanal yang handal serta berpengalaman khusus pada bidang masing-masing.

b. Area Marketing Coca-Cola

Terbatasnya sumber daya dan kemampuan perusahaan untuk melakukan pengembangan pada daerah tertentu, sekaligus untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor informal, mendorong Coca-Cola Bottling Indonesia untuk secara serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan Distribusi tak Langsung Serius (Indirect Distribution) yang berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. Sistem distribusi ini mengandalkan 2 kelompok usaha kecil dan menengah yang terbagi dalam 2 kelompok besar, yaitu Area Marketing contractor (AMC) dan Street

Vending.

Brea Marekting Constractor (AMC). Merupakan bentuk kerja sama


(67)

dengan tingkat ekonomi kelas C dan D serta daerah yang sulit untuk dijangkau melalui sistem distribusi langsung Coca-Cola. Beberapa AMC ini tersebar di wilayah perkotaan, maupun dalam bentuk kios-kios dan warung-warung kecil.

Street Vending merupakan suatu bentuk kerja sama distribusi yang

dirancang untuk melayani area yang memiliki tingkat lalu lintas konsumen yang sangat tinggi, melalui penggunaan media operasional berkemampuan mobilitas yang cukup tinggi. Tipe-tipe saran penjualan yang termasuk dalam

Street Vendor adalah kios berjalan (mobile kiost) dan kereta dorong (push cart).

c. Sistem Distribusi Coca-Cola

Sebagian besar produk Coca-Cola didistribusikan melalui 120 pusat penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia. Produk-produk tersebut diangkut ke pusat-pusat penjualan melalui armada truk yang berukuran besar dan kemudian didistribusikan ke pedagang-pedagang eceran dengan kendaraan distribusi yang lebih kecil. Truk-truk penjualan yang ditempatkan berderet biasanya akan menempuh jarak sepanjang 17 km. hal inilah yang membuat perusahaan Coca-cola manjadi salah saru perusahaan distribusi terbesar di Indonesia.

Hingga saat ini, 80% penjualan produk-produk Coca-Cola didistribusikn melalui para pengecer dan pedagang grosir yang jumlahnya hampir mencapai 500.000, dimana 90% diantaranya termasuk kategori pengusaha kecil, dengan


(68)

jumlah karyawan kurang dari ima orang dan omset penjualan per tahun yang hampir mancapai Rp. 1 milyar. Sebuah AMC misalnya, rata-rata mempekerjakan tiga orang karyawan yang terdiri dari salesman, helper dan tenaga administrasi.

d. Hubungan dengan Masyarakat

Coca-cola Bottling Indonesia selalu aktif dalam membeikan konstribusi kepada masyarakat baik melalui aktifitas bisnis sehari-hari, maupun melalu berbagai kegiatan hubungan dengan masyarakat. Kegiatan hubungan dengan masyarakat yang dilaksanakan Coca-cola Bottling Indonesia memberikan dampak secara langsung pada kehidupan masyarakat dan kesejahteraan ribuan pemasok lokal, pelanggan dan karyawan yang berasal dari masyarakat sektiranya.

Setiap tahun Coca-cola Bottling Indonesia melaksanakan program bantuan kemasyarakatan dalam bidang pendidikan, kesehatnl, pembangunan prasarana, serta menyalurkan bantuan dalam berbagai bentuk kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan berbagai bantuan yang disalurkan tersebut antara lain dalam bentuk pembagian produk Coca-Cola kepada organisasi masyarakat, pemberian beasiswa bagi anak-anak yang kurang mampu dan kemudahan akses bagi masyarakat sekitar untuk menggunakan poliklinik Coca-Cola.

Coca-cola Bottling Indonesia memprakarsai berdirinya suatu yayasan sosial bernama Coca-Cola foundation Indonesia (CCFI) pada tahun 2000.


(1)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 143.926 3 47.975 14.426 .000a

Residual 299.308 90 3.326

Total 443.234 93

b. Dependent Variable: brand awareness

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.699 2.062 2.278 .025

music -.001 .456 .000 -.003 .998

figure .171 .098 .178 1.738 .086

picture .621 .145 .455 4.287 .000


(2)

Coefficient Correlationsa

Model picture music figure

1 Correlations picture 1.000 -.260 -.503 music -.260 1.000 -.045 figure -.503 -.045 1.000 Covariances picture .021 -.017 -.007 music -.017 .208 -.002 figure -.007 -.002 .010 a. Dependent Variable: brand awareness

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 10.1321 17.4337 14.5532 1.24402 94 Std. Predicted Value -3.554 2.315 .000 1.000 94 Standard Error of Predicted

Value .212 .736 .352 .133 94

Adjusted Predicted Value 9.9081 17.3727 14.5588 1.26568 94

Residual -5.40787 4.45521 .00000 1.79398 94

Std. Residual -2.965 2.443 .000 .984 94

Stud. Residual -3.121 2.461 -.002 1.011 94

Deleted Residual -5.99033 4.51921 -.00565 1.89789 94 Stud. Deleted Residual -3.287 2.534 -.005 1.029 94

Mahal. Distance .264 14.178 2.968 3.088 94

Cook's Distance .000 .262 .015 .039 94

Centered Leverage Value .003 .152 .032 .033 94 a. Dependent Variable: brand awareness


(3)

(4)

OUTPUT UJI ASUMSI KLASIK

NPar Tests

Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N

94

Normal Parameters

a

Mean

.0000000

Std. Deviation

1.79398091

Most Extreme Differences

Absolute

.105

Positive

.067

Negative

-.105

Kolmogorov-Smirnov Z

1.015


(5)

UJI GLEJSER

Variables Entered/Removedb Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 picture, music,

figurea . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: absut

Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .162a .026 -.006 1.13601

a. Predictors: (Constant), picture, music, figure b. Dependent Variable: absut

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.129 3 1.043 .808 .493a

Residual 116.147 90 1.291

Total 119.275 93

a. Predictors: (Constant), picture, music, figure b. Dependent Variable: absut

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.044 1.285 1.591 .115

music .176 .284 .068 .619 .538 .891 1.122

figure -.067 .061 -.134 -1.088 .280 .714 1.400

picture -.036 .090 -.050 -.396 .693 .667 1.499


(6)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value .9433 2.0297 1.3839 .18342 94

Std. Predicted Value -2.402 3.521 .000 1.000 94 Standard Error of Predicted

Value .132 .459 .219 .083 94

Adjusted Predicted Value .9079 2.0808 1.3800 .20886 94

Residual -1.72935 3.95532 .00000 1.11754 94

Std. Residual -1.522 3.482 .000 .984 94

Stud. Residual -1.599 3.664 .002 1.014 94

Deleted Residual -1.90884 4.38133 .00396 1.18799 94 Stud. Deleted Residual -1.614 3.951 .010 1.040 94

Mahal. Distance .264 14.178 2.968 3.088 94

Cook's Distance .000 .362 .016 .051 94

Centered Leverage Value .003 .152 .032 .033 94 a. Dependent Variable: absut