E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini penggunaan alat peraga mobil garis bilangan merupakan variable independent variabel bebas, sedangkan pemahaman
konsep matematika merupakan variable dependent variabel terikat. Untuk mengukur pemahaman konsep matematika digunakan instrumen tes berbentuk
essai sebanyak 24 butir soal dengan skala ukur berupa skor 1 sampai 6 untuk jawaban yang benar dan diberi skor 0 untuk jawaban yang salah. Kisi-kisi
instrumen tes dan pedoman penskoran terlampir. Seperti pada penelitian ilmiah lainnya maka instrumen penelitian ini
perlu diuji validitas dan reliabilitas agar layak digunakan sebagai alat spengumpul data. Untuk keperluan ini maka penulis melakukan uji coba
instrumen penelitian.
1. Validitas Instrumen
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penelitian terhadap konsep yang dinilai. karena tes yang digunakan berbentuk essai maka
digunakan perhitungan dengan rumus Product Moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut:
1
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
xy
Keterangan:
r
xy
: Korelasi antara variabel X dan Y N
: Jumlah siswa X
: Skor dari item yang diuji Y
: Jumlah total nilai
1
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005, Cet. 5, h. 72.
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka r
hitung
dibandingkan dengan r
tabel
product moment dengan α = 0,05. Jika
r
hitung
r
tabel
maka soal tersebut valid, dan jika r
hitung
r
tabel
, maka soal tersebut tidak valid.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur evaluasi. Jadi suatu tes dikatakan reliabel jika dapat dipercaya, konsisten
atau stabil dan produktif. Karena tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk essai, maka untuk menguji reliabilitas soal tes menggunakan
Alfa Cronbach, yaitu:
2
2 2
11
1 1
t i
k k
r
Keterangan:
r
11
= reliabilitas yang dicari
k =
banyaknya item soal
2 i
= jumlah varians skor tiap-tiap item
2 t
= varians total
3. Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
Uji tingkat kesukaran butir soal bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang sesuai dengan kriteria perangkat soal yang diharuskan untuk
mengukur tingkat kesukaran. Untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir
soal digunakan
rumus indeks
kesukaran
2
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan …, h. 109.
sebagai berikut:
3
Keterangan: P = indeks kesukaran
B = jumlah skor yang didapat siswa per butir soal JS = jumlah skor maksimum per butir soal
Klasifikasi Indeks Kesukaran: IK = 0,71
– 1.00 = mudah 0,31
– 0,70 = sedang 0,00
– 0,30 = sukar
4. Uji Daya Pembeda
Uji daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan kemampuan siswa. Untuk mengetahui daya
pembeda tiap butir soal digunakan rumus daya pembeda
4
berikut:
JB BB
JA BA
DP
Keterangan: DP = daya pembeda
BA = jumlah skor kelompok atas yang menjawab benar BB = jumlah skor kelompok bawah yang menjawab benar
JA = jumlah skor maksimum kelompok atas yang seharusnya
JB = jumlah skor maksimum kelompok kelompok bawah
yang seharusnya
Klasifikasi daya pembeda: 0,00
– 0,20 : jelek poor 0,21
– 0,40 : cukup satisfactory
3
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan …, h. 208
4
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan …, h. 213
0,41 – 0,70 : baik good
0,71 – 1,00 : baik sekali excellent
Setelah mendapatkan data hasil instrumen, maka dilakukan perhitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Hasil
perhitungan tersebut menghasilkan data sebagai berikut: 1. Hasil Perhitungan validitas menggunakan rumus product moment dari
Pearson, dengan jumlah siswa 33 orang, dan banyaknya soal 24 butir berbentuk essai. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh 2 butir soal yang
tidak valid, yaitu no. 6 dan 19 dikarenakan r
hitung
r
tabel
0,344. Adapun soal yang valid berjumlah 22 butir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran. 22 butir soal yang tersebut yang akan digunakan sebagai soal instrumen penelitian.
2. Hasil perhitungan reliabilitas menggunakan rumus Alfa Cronbach dengan jumlah siswa 33 orang dan jumlah soal 22 butir setelah 2 butir soal tidak
valid. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai r sebesar 0,91. 3. Perhitungan taraf kesukaran dengan jumlah siswa 33 orang dan banyaknya
soal 24 butir soal keseluruhan butir soal termasuk butir soal yang tidak valid diperoleh hasil bahwa 3 butir soal dikategorikan sebagai soal yang
sukar, yaitu pada soal no. 9, 19 dan 20, sedangkan 7 butir soal dikategorikan sebagai soal yang mudah, yaitu pada soal no. 1, 2, 3, 4, 10,
18, dan 23. Sisanya sebanyak 14 butir soal dikategorikan sebagai soal yang sedang.
4. Perhitungan daya pembeda dengan jumlah siswa 33 orang dan banyaknya soal 24 butir soal keseluruhan butir soal termasuk butir soal yang tidak
valid diperoleh hasil bahwa 2 butir soal memiliki daya pembeda baik sekali, yaitu pada soal no. 13 dan 15, sedangkan 3 butir soal yang memiliki
daya pembeda jelek, yaitu pada soal no 5, 6, dan 19, sedangkan 9 butir soal memiliki daya pembeda yang cukup, yaitu pada soal no. 1, 2, 3, 4, 7,
18, 20, 22, dan 23. Serta. Sisanya sebanyak 10 butir soal yang memiliki daya pembeda baik.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa instrumen tes yang terdiri dari 24 butir soal memiliki 12,50 soal sukar, 58,33 soal sedang, dan
29,17 soal mudah. Jika ditilik dari daya pembedanya, terdapat 12,50 soal yang memiliki daya pembeda jelek, 37,50 soal dengan daya pembeda cukup,
41,67 soal dengan daya pembada baik, dan sebanyak 8,33 soal dengan daya pembeda baik sekali. Perhitungan lengkap mengenai validitas, daya
pembeda, tingkat kesulitan, dan reliabilitas soal dapat dilihat pada lampiran.
F. Teknik Analisis Data 1. Pengujian Prasyarat Analisis