Untuk menanamkan secara baik pemahaman konsep-konsep matematika diperlukan kekongkritan, karena beberapa konsep-konsep
matematika memiliki sifat yang abstrak, maka diperlukan suatu benda-benda yang menjadi perantara atau alat peraga yang berfungsi untuk
mengkongkritkan, sehingga fakta-faktanya menjadi jelas dan mudah diterima siswa.
Dengan menggunakan alat peraga, guru dapat memberikan kesamaan dalam pengamatan. Pengamatan seseorang terhadap sesuatu biasanya
berbeda-beda, tergantung pada pengalamannya masing-masing. Dengan bantuan alat peraga, guru dapat memberikan persepsi yang sama terhadap
suatu benda atau peristiwa tertentu kepada para siswa. Kemudian persepsi yang sama akan menimbulkan pengertian dan pengalaman yang sama.
Dengan alat peraga, guru juga dapat mengatasi keterbatasan waktu, tempat dan tenaga. Dan yang terpenting alat peraga juga dapat meningkatkan
dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkam motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan
menanamkan konsep yang benar kepada siswa. “Menurut Cronbach, belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan
mengalami, dan dengan mengalami itu si pelajar mempergunakan panca inderanya”.
8
Alat peraga sebagai media pendidikan diharapkan dapat mengambil peran itu.
Berdasarkan pemikiran di atas, penulis tertarik untuk membahas masalah tersebut dalam penelitian yang berjudul
“Penggunaan Alat Peraga Mobil Garis Bilangan Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Pada Materi Bilangan ”.
B. Identifikasi Masalah
Melihat latar belakang masalah yang telah penulis utarakan di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
8
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, h.231.
1. Siswa kurang menyukai pelajaran matematika dan tidak memiliki motivasi dalam belajar matematika.
2. Siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit. 3. Siswa sering lupa terhadap apa yang dipelajari karena terbiasa menghafal
suatu rumus tanpa tahu bagaimana pembentukan rumus itu berlangsung. 4. Hasil belajar matematika siswa rendah karena siswa kurang mampu
memahami konsep dalam matematika. 5. Guru mengajar tidak menggunakan media sebagai alat bantu dalam
pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang dihadapi, serta keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki, maka perlu dibuat pembatasan
masalah. Untuk itu peneliti membatasi pada masalah: 1. Subjek penelitian yang dimaksud adalah siswa-siswi kelas IV di SD
Negeri Joglo 03 Pagi, Jakarta Barat. 2. Alat peraga yang digunakan adalah mobil garis bilangan.
Alat peraga mobil garis bilangan yang dimaksud di sini adalah media alat peraga yang dibuat penulis sendiri. Alat peraga ini terbuat dari bahan
sederhana seperti kayu, triplek, dan sterofoam. 3. Materi pembahasan mengenai pokok
bahasan “bilangan”. 4. Pemahaman konsep.
Tiga macam pemahaman adalah pengubahan translation, pemberian arti interpretation, dan pembuatan ekstrapolasi extrapolation.
D. Perumusan Masalah
Dari uraian yang telah dijelaskan sebelumnya dan dikaitkan dengan latar belakang masalah, maka masalah yang akan dibahas dirumuskan sebagai
berikut: “Apakah terdapat pengaruh penggunaan alat peraga mobil garis bilangan terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas IV di SD
Negeri Joglo 03 Pagi Jakarta Barat?”
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Dari uraian dan perumusan masalah di atas, tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat peraga mobil garis
bilangan terhadap pemahaman konsep siswa dalam belajar matematika. Adapun manfaat penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah sebagai
acuan bagaimana proses belajar mengajar dengan menggunakan media alat peraga, yang apabila memiliki pengaruh positif terhadap pemahaman konsep
matematika siswa, dapat dijadikan sebagai alternatif proses pembelajaran matematika yang selama ini cenderung membosankan, dihindari, dan bahkan
ditakuti oleh sebagian besar siswa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
kalangan yang peduli terhadap dunia pendidikan, terutama pada mata pelajaran matematika. Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pengajaran
matematika.
12
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL