Alih Media Standar Elemen Data Sistem Informasi Kearsipan oleh ANRI

29 3. Perusahaan wajib membuat catatan sesuai ketentuan yang berlaku. 4. Jangka waktu simpan untuk dokumen tertentu adalah seputuh tahun. 5. Dokumen perusahaan dapat dialihkan dalam mikrofilm atau media lainnya dan wajib dilegalisasi oleh pimpinan perusahaan. 6. Dokumen perusahaan yang memiliki nilai guna bagi kepentingan nasional wajib diserahkan kepada ANRI berdasarkan keputusan pimpinan perusahaan. 7. Pimpinan perusahaan bertanggungjawab terhadap pemusnahan dokumen perusahaan aau pejabat lain yang ditunjuk dengan segala konsekuensinya. 8. Ketentuan peralihan menganulir ketentuan pasal 6 KUHD yakni wajib menyimpan arsip tertentu selama 30 tahun menjadi wajib simpan 10 tahun. Hal yang menarik dan perlu mendapat perhatian dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1997 ini terutama mengenai:

a. Alih Media

Satu hal yang baru dalam peraturan dokumenarsip adalah ketentuan alih dokumen perusahaan dari kertas ke media lain seperti: mikrofilm, CD-ROM, WORM. Terdapat tiga hal penting yang harus dicermati berkaitan dengan ketentuan alih media ini: 1. Arsip apa yang akan dialihmedakan, perlu diperhatikan dalam hal ini adalah informasi untuk memperhitungkan apakah naskah asli perlu disimpan karena mengandung nilai tertentu demi kepentingan nasional atau kepentingan perusahaan, keamanan, retensi, efisiensi dan media yang dipilih. Universitas Sumatera Utara 30 2. Proses alih media, terkait dengan siapa yang boleh mengalihmediakan, kapan alih media dilaksanakan retensi bagaimana teknis alih media. 3. Legalisasi, menyangkut permasalahan siapa yang berwenang melegalisir, bagaimana cara dan bentuk legalisasi, bagaimana keabsahan hasil alih media. Legalisasi adalah tindakan pengesahan isi dokumen perusahaan yang dialihkan atau ditransformasikan ke dalam mikrofilm atau media lain yang menerangkan atau menyatakan bahwa isi dokumen perusahaan yang terkandung di dalamnya sesuai dengan naskah aslinya. Meskipun dalam Undang-undang ini dinyatakan bahwa dokumen perusahaan yang telah dialihmediakan merupakan alat bukti yang sah, bagi dunia peradilan masih belum banyak diterapkan. Pada umumnya peradilan masih mengakui arsip dalam bentuk tulisankertas sebagai alat bukti yang sah.

b. Pemusnahan dan Penyerahan Arsip

Pemusnahan arsip memiliki dampak hukum yang luas, karena merupakan penghilangan arsip fisik dan informasi sebagai bukti suatu kegiatan yang dilakukan dengan kesengajaan.Namun apabila pemusnahan arsip dilakukan sesuai ketentuan hukum yang berlaku tidak akan membawa konsekuensi negatif kecuali di luar perkiraan manusia. Dalam pemusnahan dokumen perusahaan kewenangan perusahaan di pundak pimpinan perusahaan, tanggungjawab pemusnahanpun berada di pimpinan perusahaan. Hal tersebut juga berpengaruh pada pembuatan pedoman pemusnahan jadwal retensi yaitu tidak perlu lagi pengesahan dari Arsip Nasional tetapi cukup disahkan oleh pimpinan perusahaan. Hal yang perlu mendapat catatan dalam Universitas Sumatera Utara 31 ketentan pemusnahan dokumen perusahaan yang dinilai oleh pemerintah memiliki kepentingan nasional. Perlu dikemukakan masalah ini karena setiap pemusnahan dokumen perusahaan tidak ada kontrol dari pemerintah melalui persetujuan jadwal retensi perusahaan maupun persetujuan pemusnahan dokumen perusahaan sebagaimana yang berlaku bagi arsip pemerintah tetapi semata-mata dilimpahkan pada kewenangan pimpinan perusahaan.

2.2.1.4 Arsip Perusahaan

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba yang berbentuk badan hukum yang didirikan danatau berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut UU No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan pasal 5 ayat 6 disebutkan bahwa “yang dimaksud dengan “perusahaan” adalah termasuk BUMN dan BUMD serta perusahaan swasta yang memiliki arsip bernilai guna pertanggungjawaban nasional”. Arsip yang di hasilkan perusahaan atau dokumentasi perusahaan adalah data, catatan, dan keterangan yang dibuat dan diterima oleh perusahaan dalam rangka pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis di atas kertas atau sarana lain maupun terekam dalam bentuk corak apapun yang dilihat, dibaca, atau didengar. Demikian contoh arsip perusahaan yang perlu dikelola dengan baik untuk memudahkan dalam temu kembali ketika dibutuhkan demi membantu kegiatan organisasi kedepannya, apakah itu sebagai bahan pertimbangan maupun pedoman dalam mengambil keputusan, masih banyak contoh-contoh arsip perusahaan yang perlu dikelola dengan baik, dari pernyataan diatas mewakili betapa perlunya Universitas Sumatera Utara 32 pengelola arsip dengan baik agar komunikasi maupun kegiatan organisasi berjalan secara efektif dan efisien.

2.2.2 Kriteria Aplikasi yang Dibutuhkan dalam Mengelola DokumenArsip

Menurut Kurniasih 2007 kriteria aplikasi yang dibutuhkan adalah: a. Platform Untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang efektif dan efisien maka diperlukan dukungan dari sistem aplikasi yang sanggup menstruktur data dan mengelola dokumen secara elektronik. Perencanaan strategi harus dilakukan sehingga sistem yang dipilih mampu mengintegrasikannya dalam satu platform yang dapat mempermudah kegiatan dan interaksi antara lembaga dengan klien, partner dan relasi kerja lainnya. Platform aplikasisoftware yang dipilih harus memperhatikan scalability, business continuity, security, dan globalization, capabilities. b. Scalability Aplikasi dokumen dibuat dengan ukuran yang dapat disesuaikan dengan kemampuan penyimpanan dan pelayanan yang diberikan. Klien dapat meningkatkan kapasitas skalabilitas, keseimbangan load, pengklausteran, dan kapabilitas lain sesuai dengan aplikasi infrastruktur dari server yang digunakan. c. Business Continuity Kapasitas penyimpanan repository aplikasi memungkinkan klien untuk mengkonsolidasi seluruh aplikasi dokumen yang umumnya dihasilkan oleh infrastruktur lembaga yang bersangkutan sehingga menjamin kontinuitas dan keberlangsungan aktivitas lembaga mereka. d. Security Untuk menjamin keamanan dan kerahasiaan data yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, aplikasi harus dapat mendesain tingkat pengamanan sesuai keinginan konsumen. Sehingga masalah-masalah seperti: pengaksesan, keabsahan, keaslian dan keamanan data serta dokumen perusahaan dapat dipertanggungjawabkan. Universitas Sumatera Utara 33 e. Globalization Dokumen perusahaan yang telah terintegrasi dalam aplikasi menggunakan platform yang dipilih merupakan data yang dapat disebarluaskan secara global. Sehingga akan menguntungkan pertumbuhan perusahaan untuk memperoleh penghargaan internasional. Seperti publikasi yang dapat dilakukan dalam multi bahasa. f. Ease of Use Mudah dalam penggunaan aplikasi, sehingga dapat diterapkan dengan cepat oleh berbagai tingkatan perkembangan lembaga sejenis. g. Standards Menggunakan berbagai alat teknologi informasi yang banyak digunakan oleh lembaga sejenis, sehingga menjamin keseragaman pengelolaan data lembaga. Hal ini tentu tidak dapat dilakukan oleh aplikasi-aplikasi yang sederhana atau aplikasi yang terpisah-pisah antara suatu kebutuhan departemen dengan departemen yang lainnya. Aplikasi yang baik setidaknya memiliki fitur yang dapat memberikan solusi bagi peningkatan kinerja lembaga dengan meningkatkan dan memelihara nilai dari sumber informasi suatu organisasi, sehingga mengoptimalkan dan memperlancar fungsi lainnya.

2.2.3 Fitur dalam Sistem Informasi Kearsipan

Kurniasih 2007 menyebutkaan bahwa fitur-fitur dalam platform yang dipilih harus dapat mendukung Sistem Informasi Kearsipan secara utuh, antara lain: a. Document Capture EDMS harus mendukung perpindahan isi dokumen digital dan konversi dokumen tercetak ke dalam dokumen image. b. Document Management Sistem harus mampu mengelola berbagai dokumen digital, termasuk beragam format image, teks dan dokumen campuran, file elektronik dan format digital audiovideo. Pemakai harus dapat mengindeks dan mengatagorikan dokumen dan tempat penyimpanan dokumen harus dirujuk. Selain itu sistem juga harus dapat melacak akses dokumen dan aktivitas temu kembali dokumen. Universitas Sumatera Utara 34 c. Document Storage Sistem harus dapat mendukung pengarsipan dokumen ke dalam beragam media storage: on-line, near-on-line dan off line, termasuk format digital seperti optical disk, CD-ROM, tape dan magnetic disk sebagaimana dalam format analog, seperti microfich dan kertas. Sistem harus menjamin penggunaan media untuk dokumen storage, mendukung lokasi dokumen storage baik secara tersendiri maupun bersama-sama, pemindahan dokumen diantara media storage sebagaimana yang dibutuhkan dalam retensi daur hidup dokumen dan menampilkan permintaan temu kembali dari sistem pemakai. d. Document Access Sistem harus menampilkan kesatuan paradigma penelusuran dan temu kembali, dimana dokumen dapat diakses, ditemukan kembali dan dilihat secara konsisten dengan menggunakan model tanpa memperhatikan isi data dan lokasi penyimpanan. e. Document Retrieval Sistem harus dapat memberikan dokumen tertentu pada desktop dan mencakup fungsi untuk manipulasi dokumen secara personal, seperti anotasi, penggandaan dan pencetakan. f. Document Exchange Sistem harus menyediakan akses bagi aplikasi lainnya, agar dokumen dapat diekstrak, diisi dengan format file standar dan dijalankan untuk mendukung tujuan perusahaan. g. Document Output Sistem harus mendukung kecepatan yang tinggi pada sejumlah dokumen tercetak, publikasi koleksi dokumen ke dalam format CD dan mengekspor dokumen untuk digunakan oleh aplikasi lainnya.

2.2.4 Aplikasi Pengelolaan Dokumen

Kurniasih 2007 menyebutkan bahwa aplikasi yang diperlukan dalam mengelola dokumen elektronik dapat dikelompokan ke dalam lima kategori, yaitu: a. Creation and Revision Control Keberadaan word processing document, spreadsheets, presentation dan dokumen elektronik lainnya diolah sebagai entiti file dalam sistem operasi komputer. Ketika ia memiliki kemampuan untuk menyimpan dan memindahkan folder ke dalam jaringan server bekerja atau sebelum Universitas Sumatera Utara 35 direktori backup di definisikan, tidak ada kontrol yang bekerja. Pemakai dapat dengan mudah mengedit dokumen yang salah, menghapus dokumen secara sembarang, menciptakan versi baru dari dokumen yang telah ada, menduplikat pekejaan yang sedang berjalan dan mengakses dokumen dengan mudah. Kehilangan kontrol menjadi tantangan serius bagi produktivitas organisasi, keamanan dan kompetitif lembaga. Dengan kontrol pada penciptaan, revisi dan disposisi dokumen, aplikasi dokumen manajemen terhindar dari kesalahan bersama yang berhubungan dengan filing yang salah, duplikasi pekerjaan dan pelanggaran keamanan yang menjadikan perusahaan terhindar dari kehilangan produktivitasnya. b. Foldering Pengelolaan dokumen yang dinamis diperlukan dalam aktivitas yang lebih spesifik, seperti untuk customer service, contract management atau dukungan legal. Fitur folder memungkinkan dokumen dikelompokkan ke dalam sebuah folder. Aplikasi manajemen dokumen mengontrol distribusi dan accessibility pada folder. c. Transaction Processing Dokumen yang berfokus pada transaksi biasanya memiliki masa hidup dokumen yang pendek dan intensif. Dokumen disimpan, diproses dan dibuang, diarsipkan atau diteruskan ke departemen lainnya. Biasanya volume dokumen tinggi dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan kecepatan transaksi. Dalam hal ini, fungsi utama dari aplikasi manajemen dokumen adalah optimalisasi kecepatan dan efisiensi. d. Dokumen Enabling Ketika aplikasi manajemen dokumen berfokus pada kontrol dokumen vital, kemudahan akses pada dokumen yang berhubungan ditingkatkan. Skenario document-anabling, menampilkan aplikasi proses data dengan user interface pada dokumen. Dokumen disimpan dalam repository yang dihubungkan dengan saluran aplikasi bisnis. Universitas Sumatera Utara 36 e. Storage and Retrieval Banyak dokumen diciptakan atau diterima perlu untuk disimpan. Aplikasi manajemen dokumen mencakup kemampuan untuk menyimpan dokumen. Manajemen repository dokumen, indeks database dan kewenangan akses individu pengguna ditampilkan dalam platfom manajemen dokumen.

2.3 Standar Elemen Data Sistem Informasi Kearsipan oleh ANRI

Dalam membuat sebuah sistem informasi kearsipan yang bertujuan untuk membantu mempermudah dalam suatu pekerjaan seorang arsiparis, tentu harus ada standar yang digunakan. Berikut ini adalah standar elemen data sebuah sistem informasi kearsipan yang dikeluarkan oleh Arsip Nasional Republik Indonesia 2014 dalam Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia No. 21 Tahun 2011 tentang standar Elemen Data Arsip Dinamis dan Statis Untuk Penyelenggaraan Sistem Informasi Kearsipan Nasional yaitu: 1. Elemen data yang bersifat keharusan meliputi nomor arsip, kode klasifikasi, pencipta arsip, uraian informasi, kurun waktu, jumlah, keteranan , nama pengelola, jenis naskah, tingkat perkembangan, judul, klasifikai akses, klasifikasi keamanaan, kategori arsip, media arsip, bahasa dan tulisan, fungsi, nma berkas, judul berkas, status, status berkas dan tanggal berkas. 2. Elemen data yang bersifat untuk opsional untuk kebutuhan aplikasi yang digunakan meliputi nama aplikasi, retensi aktif, dan retensi inaktif. 3. Elemen data yang bersifat opsional untuk pengembangan aplikasi pengelolaan arsip dinamis atau statis meliputi nama petugas registrasi, tingkat urgensi, penerimapengirim, jabatan unit pengolahan, dan nama pimpinan unit pengolaha. 4. Elemen data untuk pengelolaan arsip statis meliputi riwayat administrative, riwayat kearsipannya, sumber akuisisi atau penyerahan langsung, informasi jadwal retensi, penambahan, sistem penataan, ketentuan akses, ketentuan reproduksi, karakteristik fisik, sarana temu balik, keberadaan lokasi arsip asli, keberadaan lokasi arsip salinan, arsip terkait, publikasi, catatan arsiparis, peraturan-peraturan dan waktu deskripsi. Universitas Sumatera Utara 37 5. Elemen data untuk membangun basis data pencipta arsip meliputi tipe pencipta, nama resmi pencipta, nama resmi lain pencipta, format nama baku, nama lain, kode organisasi pencipta, tanggal keberadaan pencipta, riwayat pencipta, wilayah yuridiksi, status hukum, fungsi, mandat sumber wewenang, stuktur internal, konteks umum, kode unik pencipta, kategori keterkaitan, deskripsi keterkaitan, tanggal keterkaitan, kode unik deskripsi nama pencipta arsip, nama institusi penerbit daftar nama pencipta arsip, peraturan atau konvensi, status, tingkatkerincian, tanggal pembuatan, revisi, penghapusan, bahasa dan tulisan, sumber, penjelasan mengenai pemeliharaan. 6. Elemen data deskripsi fungsi meliputi tipe fungsi, peristilahan resmi funsi, klasifikasi, tanggal fungsi, deskripsi fungsi, riwayat fungsi, dasar fungsi. 7. Elemen data deskripsi lembaga kearsipan kode unik lembaga kearsipan, nama lembaga kearsipan, nama lain resmimya, alamat, nomor telpon, faks, email, petugas yang dapat dihubungin, informasi mengenai khasanah, sarana temu balik, waktu layanan, ketentuan berkaitan dengan akses dan penggunaan arsip, aksesibilitas, layanan reproduksi, dan area public. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia No. 21 Tahun 2011 tentang standar Elemen Data Arsip Dinamis dan Statis Untuk Penyelenggaraan Sistem Informasi Kearsipan Nasional ini juga disebutkan bahwa beberapa referensi yang menjadi rujukan penyusunan standar ini selain UU No 43 Tahun 2009 tentang kearsipan adalah standar yang dikeluarkan oleh The International Council on Archieves ICA, meliputi : 1. ISAD G General International Standart Archieval Description, Second Edition, 19999. 2. ISAAR CPF International Standart Archival Authority Record For Corporate Bodies, Person, and Families, Second Edision,2003 3. ISDF International Standart for Describing Fungnctions, First Edision, 2007 4. ISDIAH International Standart for Describing Institutions with Archival Holdings, First Edition, 2008. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia No. 21 Tahun 2011 tentang standar Elemen Data Arsip Dinamis dan Statis Untuk Penyelenggaraan Sistem Universitas Sumatera Utara 38 Informasi Kearsipan Nasional juga disebutkan bahwa dengan adanya standar elemen data arsip ini diharapkan: 1. Terjaminya pendeskripsian arsip yang konsisten, sesuai dan jelas. 2. Memudahkan temu balik dan pertukaran informasi tentang arsip. 3. Memungkin penggunaan data bersama. 4. Memungkinkan integrasi deskripsi dari berbagai lokasi ke dalam satu sistem informasi yang terpadu.

2.4 Pengertian Visual Basic