Karakteristik Informan Sumber Arsip

46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah para petugas kearsipan yang bekerja pada Devisi Legel Kenotariatan di PT. Qton Indonesia. Peneliti melakukan wawancara dengan 4 orang informan, dimana wawancara dilakukan melalui pendekatan dan perkenalan terlebih dahulu dengan para informan. Setelah melalui perkenalan barulah kemudian diminta waktunya untuk bersedia diwawancarai. Adapun karakteristik dari para informan tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Karakteristik Informan Kode Sumber Pendidikan Jabatan I 1 Informan 1 S2 Hukum Kabag I 2 Informan 2 S2 Hukum Staf Legal I 3 Informan 3 S1 Bahasa Inggris Staf Legal I 4 Informan 4 DIII-ILMU PERPUSTAKAAN Arsiparis Wawancara berlangsung secara informal. Wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara dan wawancara mendalam Depth Interview. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara substantif dimana wawancara dilakukan tidak harus pada suatu tempat tertentu. Wawancara pun dilakukan pada jam yang telah ditetapkan pada saat membuat janji untuk wawancara. Suasana wawancara berlangsung alamiah, apa adanya, dan tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu, begitu juga dengan bahasa yang Universitas Sumatera Utara 47 digunakan adalah bahasa informal. Isi wawancara berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan informan.

4.2 Mengidentifikasi Masalah

Peneliti melakukan identifikasi masalah sistem informasi arsip yang sedang berjalan di PT. Qton Indonesia. Tahap ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi informan dan wawancara. Informan dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di Devisi Legal Kenotariatan kearsipan pada PT. Qton Indonesia.

4.2.1 Kategori

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman. Dengan pedoman ini, peneliti membaca kembali transkrip wawancara lalu memilih data yang relevan dengan judul penelitian sehingga menghasilkan beberapa kategori. Adapun kategori tersebut adalah:

4.2.1.1 Sistem Informasi Kearsipan

Kategori pertama yang diperoleh dari haril wawancara dengan ketiga informan adalah sistem informasi kearsipan. Arsip itu sendiri memiliki makna sebagai sebuah berkas atau warkat yang disimpan secara sistematis karena memiliki suatu kegunaan atau nilai agar suatu saat dibutuhkan dapat ditemukan kembali dengan mudah. Arsip memiliki peranan sebagai sumber informasi dan dokumentasi, dimana arsip dapat membantu suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan terhadap masalah yang dihadapi. Bagi PT. Qton Indonesia sendiri arsip merupakan naskah yang dibuat atau diterima oleh perusahaan dalam bentuk Universitas Sumatera Utara 48 apapun, baik tunggal maupun kelompok demi kebutuhan administrasi perusahaan. Untuk pengelolaan arsip-arsip tersebut tentunya dibutuhkan suatu sistem yang memudahkan perusahaan untuk menemukan kembali berkas-berkas yang dibutuhkan tepat pada waktunya dan sistem yang dimaksud adalah sistem informasi kearsipan. Berdasarkan pengertian arsip itu sendiri dan hasil wawancara yang telah dilakukan sistem informasi kearsipan sangat berhubungan erat dengan sumber arsip berasal, pengorganisasian kearsipan, prosedur pengelolaan kearsipan, alur kerja kearsipan dan sistem informasi arsip yang sedang berjalan.

a. Sumber Arsip

Sumber arsip merupakan asal arsip itu bermula, dari dalam perusahaan. Pada PT. Qton Indonesia arsip itu sendiri berasal dari bagian pertahanan yang ada di perusahaan. Bentuk arsip yang diserahkan adalah dalam format tercetak. Hal ini sesuai dengan pernyataan I 1 sebagai berikut : I 1 : “Arsip yang masuk disini adalah Data tanah yang ingin di beli, surat tanda terima dari kantor BPN Badan pertanahan Nasional, perjanjian jual beli dan PHGR dari Notaris. Karena disini khusus mengelola arsip keuangan saja.” Berdasarkan pernyataan informan pertama I 1 di atas, terlihat bahwa arsip-arsip yang dikelola oleh Devisi Legal Kenotariatan pada PT. Qton Indonesia adalah arsip yang berasal dari bidang pertanahan saja. Seharusnya bagian kearsipan dapat mengelola setiap bentuk arsip yang ada, akan tetapi keterbatasan tenaga dan dana juga akan kesadaran arsip atas kebijakan manajer dan perusahan itu sendiri untuk mengelola arsip keseluruhan dari setiap bidang. Universitas Sumatera Utara 49 Bagian-bagian bidang lainnya belum mengelola sama sekali arsip mereka sehingga menyulitkan pengguna dalam mencari arsip yang dibutuhkan untuk dipinjam sesuai kebutuhan perusahaan itu sendiri. Karena sebuah perusahan yang baik maka pengelolaan dokumennya pun harus baik pula. Hal ini sesuai dengan pernyataan I 2 berikut : I 2 : “………..Tergantung manajernya masing-masing di setiap bidang. Arsip yang dari bidang lainnya biasanya masih ditumpuk dan dijadikan satu diletakkan di gudang dan belum dikelola sama sekali” Berdasarkan pernyataan I 2 di atas dapat dijelaskan bahwa belum semua bidang melakukan pengelolaan arsip, karena itu bergantung pada kebijakan masing-masing manajer disetiap bidang. Selain dari kebijakan masing-masing manajer disetiap bidang terdapat juga hambatan pada SDM yang mengelolanya, belum ada kesadaran dari perusahaan, hal ini sesuai dengan pernyataan I 2 berikut: I 2 : “Bagian keuangan, HRD, Perpajakan, pembelian, dll, karena karyawannya masih banyak yang kurang memperhatikan arsip dan kesadaran akan pentingnya arsip” Dari pernyataan I 2 di atas, dapat disimpulkan bahwa pihak PT. Qton Indonesia masih kurang dalam memperhatikan arsip dan kurangnya akan kesadaran pentingnya arsip untuk jalannya sebuah perusahaan. Berdasarkan beberapa pernyataan informan di atas dapat di jawab bahwa arsip di Devisi Legal Kenotariatan di PT. Qton Indonesia berasal dari bagian Pertanahan, karena di Devisi Legal Kenotariatan arsip khusus mengelola arsip pertanahan saja hal ini dikarenakan kebijakan masing-masing manajer pada setiap bagian yang belum menerapkan sistem pengelolaan arsip yang baik. Universitas Sumatera Utara 50

b. Pengorganisasian Arsip