Metode Dakwah bil Hikmah Metode Maw’izhah Hasanah

Metode dakwah sangat penting bagi proses dan perkembangan dakwah Islam, tanpa metode dakwah yang sesuai dengan al-Qur’an, ayat ini menjelaskan pesan tentang kewajiban dan metode dakwah Islam bagi manusia. Dari pernyataan surat an-Nahl ayat 125 tersebut dapat dijelaskan dan disimpulkan bahwa seruan dan ajakan menuju jalan Allah itu harus menggunakan metode-metode dakwah seperti : Bil hikmah, mau’idzah hasanah , dan mujadalah bi al-lati hiya ahsan.

a. Metode Dakwah bil Hikmah

Kata hikmah menurut Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi adalah sesuatu yang akurat dan berfaedah untuk penetapan akidah atau keyakinan. Al-Zamakhsyari memberikan makna bi al-hikmah adalah perkataan yang pasti benar, yakni dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keraguan atau kesamaran. Sedangkan dakwah bil hikmah berarti dakwah yang bijak, mempunyai makna selalu memperhatikan suasana, situasi, dan kondisi mad’u. Hal ini berarti menggunakan metode yang relevan dan realistis sebagaimana tantangan dan kebutuhan, dengan selalu memperhatikan kadar pemikiran dan intelektual, suasana psikologis, dan situasi social cultural mad’u. Prinsip-prinsip metode dakwah bi al-hikmah ini ditujukan terhadap mad’u yang kapasitas intelektual pemikiranya terkatagorikan khawas , cendekiawan, dan ilmuan. Menurut Sayyid Quthub, dakwah dengan metode hikmah akan terwujud apabila tiga factor berikut diperhatikan, yaitu : 1 Keadaan dan situasi orang-orang yang didakwahi. 2 Kadar atau ukuran materi dakwah yang disampaikan agar mereka merasa tidak keberatan dengan beban materi tersebut. 3 Metode penyampaian materi dakwah dengan membuat variasi sedemikian rupa yang sesuai dengan kondisi pada saat itu. 23 Dari kutipan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa metode hikmah dalam dakwah adalah metode yang berlandaskan kemampuan intelektual, baik subjek dakwah da’I dan da’iyyah ataupun objek dakwah mad’u. Dengan demikian metode dakwah bil hikmah ini adalah upaya mengajak manusia kejalan Allah dengan penuh semangat, kelemah lembutan, sabar, tabah, dan lapang dada.

b. Metode Maw’izhah Hasanah

Al-Maw’izhah Hasanah , menurut Absul Hanid Al-Bilahi, adalah merupakan salah satu manhaj metode dalam dakwah untuk mengajak seseorang ke jalan Allah SWT dengan memberikan bimbingan atau nasihat yang baik dengan lemah lembut agar mereka dapat berubah menjadi lebih baik. 24 “Sedangkan yang di maksud dengan metode maw’izhah hasanah adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara yang baik, berupa petunjuk-petunjuk kearah kebaikan dengan bahasa yang baik yang dapat mengubah hati, agar nasihat tersebut dapat diterima, berkenan di hati, enak di 23 . Moh. Sayyid Quthub, Tafsir Fi Dzilal Al-Qur’an, h. 122. 24 . Abdul Hamid Al-bilali, Op. Cit. Hal. 260. dengar, menyentuh perasaan, lurus pikiran, menghindari sikap kasar dan tidak boleh mencaci atau menyebut kesalahan audience sehingga objek dakwah dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak subyek dakwah.” 25 Dari dua pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa metode maw’izhah hasanah adalah cara menyampaikan pesan dakwah Islam berupa pemberian nasihat baik kepada mad’u, dengan tutur bahasa yang lemah lembut dan menyentuh perasaan sehingga dapat mengambil hati para mad’unya.

c. Metode Mujadalah Diskusi Dengan Cara Yang Baik