BAB IV Pelaksanaan Komunikasi Antarpribadi Pengasuh dan Santri di
Pondok Pesantren Al-Idrus
A. Komunikasi AntarPribadi Pengurus dan Santri di Pondok Pesantren Al- Idrus
Komunikasi antarpribadi yang berjalan antara pengurus dan santri pada Pondok Pesantren Al-Idrus merupakan kegiatan yang di jadikan metode
penunjang dalam proses pembinaan santri didik. Proses komunikasi antarpribadi dijalankan kiayi dan ustad untuk membimbing santri dalam memahami ilmu-ilmu
agama dan meningkatkan kualitas hidup menjadi insan kamil yang berilmu dan berakhlak mulia.
Selanjutnya setelah dilakukan observasi di lapangan, di temukan beberapa fenomena lapangan yang cukup menarik mengenani komunikasi
antarpribadi,.
1. Bentuk Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi yang terjadi antara pengurus dan santri dapat dikelompokan dalam dua bentuk, yaitu komunikasi yang dilakukan pada waktu
pengajian berjalan dan komunikasi yang dilakukan diluar waktu pengajian. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Komunikasi antarpribadi yang terjalin dalam pengajian
Sebelum dijelaskan komunikasi yang terjalin di dalam lingkup pengajian, sebelumnya akan di jelaskan terlebih dahulu bentuk-bentuk pengajian
40
yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Idrus. Penjelasan bentuk –bentuk pengajian ini akan mendukung pemaparan komunikasi di dalam lingkup
pengajian, karena sebelum memahami komunikasi yang diterapkan dalam pengajian ada baiknya dipahami dahulu bentuk pengajiannya. Adapun bentuk-
bentuk pengajian dilihat dari model penyajiannya di bagi kedalam dua bentuk, yaitu :
Dilihat dari waktu pelaksanaannya, pengajian bisa dibagi pada tiga bagian. Pertama pengajian malam, kedua pengajian siang dan ketiga pengajian pagi. Dari
tiga waktu ini masing-masing mempunyai unsur komunikasi antarpribadi sendiri- sendiri didalamnya. Adapun tiga bentuk Pengajian dilihat dari segi waktu tersebut
adalah sebagai berikut:
Komunikasi Antarpribadi pada pengajian Pagi
Pengajian ini dilakukan pagi hari setelah sholat subuh. Pengajian ini mempelajari kitab-kitab nahwu sharaf, seperti kitab Al-Awamil, Al-Jurumiyah,
Matan Bina dan Alfiyah Ibn Al-Malik. Pengajian pagi dilakukan saat suasana yang masih sangat segar, karena situasi santri baru bangun pagi dan belum melakukan
banyak kegiatan. Situasi ini sangat baik digunakan untuk memberikan nasehat dan masukan yang membangun bagi santri melalui komunikasi antarpribadi. Metode
yang digunakan adalah metode pengajian sorogan, metode ini sangat menunjang bagi berlangsungnya komunikasi dua arah antara santri dengan pengasuh.