1 Menilai pesan secara obyektif, dengan menggunakan data dan keajegan
logika. 2
Membedakan dengan mudah, melihat nuansa dan lai-lain. 3
Berorientasi pada isi. 4
Mencari informasi dari berbagai sumber 5
Lebih bersifat provisional dan bersedia mengubah kepercayaannya. 6
Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan.
B. Pesantren
1. Pengertian Pesantren
Menurut Clifford Geertz yang dikutip oleh Yasmadi, Pesantren bila dirunut dari bentuk kata, berasal dari kata santri dengan diapit awalan pe- dan akhiran –an ini
mngindikasikan pesantren sebagai tempat tinggal para santri.
25
Sedangakan kata “santri”, menurut Nurcholis Madjid kata santri ini bisa dilihat dari dua pendapat.
26
Pertama, pendapat yang yang mengatakan bahwa santri berasal dari perkataan sastri, sebuah kata dari bahasa sansakerta yang artinya melek huruf. Pendapat ini didasarkan
pada kaum santri adalah kelas literary bagi orang jawa yang berusaha mendalami agama melalui kitab-kitab bertulisan dan berbahasa arab. Sedangkan menurut
Zamakhsyari Dhofier, kata santri berasal dari bahasa India yang berarti orang-orang
25
Clifford Geertz, Abangan Santri, Priyayi Dalam Pandangan Masyarakat Jawa, terj. Aswab Mahasin judul asli ; The Religion of Java, cet. Ke-2, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1983, hal. 268
26
Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, Cet. Ke-1, Jakarta: Paramadina, 1997hal.19-20
yang tahu buku-buku suci agama Hindu,
27
atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Atau secara umum dapat diartikan buku-buku suci agama atau buku tentang
pengetahuan umum. Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya
berasal dari bahasa jawa, dari kata “cantrik”, berartiseseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana guruini pergi menetap.
28
Di Indonesia sebutan Pesantren lebih popular disebut pondok pesantren, berbeda dengan pesantren, pondok berasal dari bahasa arab yaitu Funduq, yang
berarti asrama, rumah dan tempat tinggal sederhana.
29
Dari pengertian terminologi Pesantren secara historis kultural lahir dari budaya Indonesia. Menurut Nurcholis Madjid pesantren tidak hanya mengandung
makna keislaman, namun juga mengandung makna keaslian Indonesia. Sebab, cikal bakal pesantren sudah ada sejak masa hindu-budha, dan Islam datang dan tinggal
meneruskan. Melestaraikan, dan mengIslamkannya.
30
Pesantren disamping sebuah asrama atau tempat tinggal santri, juga menjadi sebuah lembaga pengembangan studi keIslaman, diman banyak ilmu agama baik
dibidang Fiqih, nahwu, sharaf dan ilmu lainnya di kaji dan didalami pemahamannya untuk kemudian di bawa pada masyarakat melalui santrinya sebagai duta pesantren.
27
Zamakhsyarai Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi tentang Pandangan kiyai, cet. Ke-6 Jakarta: LP3ES, 1994, hal.18
28
Yasmadi, Modernisasi Pesantren; Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, Jakarta: PT Ciputat Press, 2005 Cet. Ke-2
29
Hasbullah, SejarahPendidikan Islam di Indonesia; Lintasan sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996, h. 138
30
Yasmadi, Modernisasi Pesantren; Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, hal. 62