b. Feedbacknya langsung, tidak tertunda. Karena berlangsungnya
komunikasi tersebut langsung, maka umpan baliknya pun dapat seketika itu di ketahui.
c. Komunikator dan komunikan dapat bergantian fungsi, sekali waktu
menjadi komunikator dan sekali waktu pula menjadi komunikan. d.
Bisa dilakukan secara spontanitas, maksudnya tanpa direncanakan terlebih dahulu.
e. Tidak terstruktur, maksudnya masalah yang dibahas tidak mesti berfokus,
melainkan mungkin hal-hal yang tidak dalam rencana juga masuk dalam pembicaraan.
f. Komunikasi ini lebih banyak terjadi antara dua orang, tetapi tidak
menutup kemungkinan terjadi pada pada sekelompok kecil orang
22
7. Gaya Komunikasi
Setiap individu memiliki cara untuk berkomunikasi menurut cara masing- masing. Cara tersebut mempengaruhinya dalam berinteraksi atau berkomunikasi
dengan orang lain. Ada individu yang berpikiran sempit, kaku dan simplistic, ada pula individu yang berpikiran terbuka dan mampu melihat perbedaan yang ada
diantara para pelaku komunikasi dan menyesuaikan diri dengan apa yang dihadapinya, cara penyesuaian seperti ini disebut gaya kognitif. Gaya kognitif adalah
cara-cara yang khas dimana individu membangun atau membentuk keyakinan dan
22
Rhoudhonah, Ilmu Komunikasi. Hal………, 113
sikapnya tentang dunia sekitarnya dengan cara-cara individu tersebut memberk reaksi atas informasi yang masuk atau diterima
23
Adapun gaya kognitif itu sendiri terbegi menjadi dua yang pertama gaya kognitif tertutup dan gaya kognitif terbuka.
a. Gaya Kognitif tertutup
Gaya kognitif tertutup adalah gaya pemikiran yang sempit, kaku dan simplistis. Gaya kognitif tertutup ini memiliki beberapa karakteristik yaitu:
1 Menilai pesan berdasarkan motif-motif pribadi.
2 Berpikir simplistic, artinya berpikir hitam putih tanpa nuansa.
3 Berpikir lebih banyak pada sumber pesan dari pada isi pesan.
4 Mencari informasi tentang kepercayaaan orang lain bukan dari sumber
kepercayaan orang lain. 5
Secara kaku mempertahankan dan memegang teguh system kepercayaannya.
6 Menolak, mengabaikan dan mendistorsi juga menolak pesan yang tidak
konsisten dengan kepercayaannya.
24
b. Gaya Kognitif terbuka
Yaitu gaya yang melihat perbedaan-perbedaan yang ada diantara pelaku komunikasi dan menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut, adapun karakteristik
gaya kognitif terbuka diantaranya:
23
M. Budiatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi……., h. 102
24
M. Budiatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi……, h. 103
1 Menilai pesan secara obyektif, dengan menggunakan data dan keajegan
logika. 2
Membedakan dengan mudah, melihat nuansa dan lai-lain. 3
Berorientasi pada isi. 4
Mencari informasi dari berbagai sumber 5
Lebih bersifat provisional dan bersedia mengubah kepercayaannya. 6
Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan.
B. Pesantren
1. Pengertian Pesantren
Menurut Clifford Geertz yang dikutip oleh Yasmadi, Pesantren bila dirunut dari bentuk kata, berasal dari kata santri dengan diapit awalan pe- dan akhiran –an ini
mngindikasikan pesantren sebagai tempat tinggal para santri.
25
Sedangakan kata “santri”, menurut Nurcholis Madjid kata santri ini bisa dilihat dari dua pendapat.
26
Pertama, pendapat yang yang mengatakan bahwa santri berasal dari perkataan sastri, sebuah kata dari bahasa sansakerta yang artinya melek huruf. Pendapat ini didasarkan
pada kaum santri adalah kelas literary bagi orang jawa yang berusaha mendalami agama melalui kitab-kitab bertulisan dan berbahasa arab. Sedangkan menurut
Zamakhsyari Dhofier, kata santri berasal dari bahasa India yang berarti orang-orang
25
Clifford Geertz, Abangan Santri, Priyayi Dalam Pandangan Masyarakat Jawa, terj. Aswab Mahasin judul asli ; The Religion of Java, cet. Ke-2, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1983, hal. 268
26
Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, Cet. Ke-1, Jakarta: Paramadina, 1997hal.19-20
yang tahu buku-buku suci agama Hindu,
27
atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Atau secara umum dapat diartikan buku-buku suci agama atau buku tentang
pengetahuan umum. Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya
berasal dari bahasa jawa, dari kata “cantrik”, berartiseseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana guruini pergi menetap.
28
Di Indonesia sebutan Pesantren lebih popular disebut pondok pesantren, berbeda dengan pesantren, pondok berasal dari bahasa arab yaitu Funduq, yang
berarti asrama, rumah dan tempat tinggal sederhana.
29
Dari pengertian terminologi Pesantren secara historis kultural lahir dari budaya Indonesia. Menurut Nurcholis Madjid pesantren tidak hanya mengandung
makna keislaman, namun juga mengandung makna keaslian Indonesia. Sebab, cikal bakal pesantren sudah ada sejak masa hindu-budha, dan Islam datang dan tinggal
meneruskan. Melestaraikan, dan mengIslamkannya.
30
Pesantren disamping sebuah asrama atau tempat tinggal santri, juga menjadi sebuah lembaga pengembangan studi keIslaman, diman banyak ilmu agama baik
dibidang Fiqih, nahwu, sharaf dan ilmu lainnya di kaji dan didalami pemahamannya untuk kemudian di bawa pada masyarakat melalui santrinya sebagai duta pesantren.
27
Zamakhsyarai Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi tentang Pandangan kiyai, cet. Ke-6 Jakarta: LP3ES, 1994, hal.18
28
Yasmadi, Modernisasi Pesantren; Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, Jakarta: PT Ciputat Press, 2005 Cet. Ke-2
29
Hasbullah, SejarahPendidikan Islam di Indonesia; Lintasan sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996, h. 138
30
Yasmadi, Modernisasi Pesantren; Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, hal. 62
Hal ini menjadi nilai tambah bagi keberadaan pesantren ditengah semakin berkembangnya dunia pendidikan di Indonesia.
2. Elemen Pesantren
Pesantren sebagai lembaga pendidikan , memiliki elemen yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Adapun elemen dari pesantren tersebut meliputi
kiyai, santri, pondok, masjid dan pengajaran kitab-kitab klasik atau sering disebut kitab kuning.
31
M. Arifin mengklasifikasikan perangkat pesantren meliputi pelaku pesantren seperti kiyai, santri. Perangkat keras pesantren meliputi asrama, pondok, masjid dan
sebagainya. Dan perangkat lunak lainnya seperti tujuan, kurikulum, metode pengajaran, evaluasi dan alat-alat penunjang pendidikan lainnya.
32
Adapun mengenai elemen pesantren yang disebutkan diatas, akan dibicarakan sebagai berikut :
a Kiayi
Kiayi atau pengasuh pondok pesantren merupakan elemen yang sangat esensial bagi suatu pesantren. Rata-rata pesantren di Jawa dan Madura
Menjadi sosok yang sangat berpengaruh, kharismatik, dan berwibawa, sehingga amat disegani oleh masyarakat dilingkungan pesantren. Disamping
31
Amin Haedari, Abdullah Hanif dkk. Masa depan Pessantren. Dalam tantangan modernitas dan tantangan kompleksitas global.Jakarta: IRD PRESS.2004 Cet. Ke-1
32
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum Jakarta: Bina Aksara, 1995 Cet.ke-3, hal.257
itu, kiayi pondok pesantren biasanya juga sekaligus sebagai pendiri dari pesantren yang bersangkutan. Oleh karena itu sangat relevan jika dalam
perkembangannya, kiayi menjadi sosok yang sangat berperan penting bagi pesantren.
Menurut Zamakhsyari Dhofier, perkataan kiyai dalam bahasa Jawa dipakai untuk tiga jenis gelar yang berbeda. Pertama sebagai gelar kehormatan
bagi barang-barang yang dianggap saktidan kramat. Misalnya Kiyai Garuda Kencana dipakai untuk sebutan Kereta Emas yang ada di Kraton Yogyakarta.
Kedua sebagai gelar kehormatan bagi orang-orang tua pada umumnya. Ketiga, sebagai gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli
agamaIslam yang memiliki atau menjadi pemimpin pesantren.dalam hal ini pengertian ketiga disebut sebagai acuan bagi pengertian kiayi yakni sebagai
apresiasi masyarakat kepada seorang pimpinan pesantren.
b Pondok
Sesuai dengan pengertian pondok pesantren yang telah dikemukakan di awal. Pondok bisa didefinisikan sebagai asrama atau tempat tinggal para
santri, sarana yang berada di sekitar komplek pesantren, seperti rumah kiayai, tempat pengajian, dan ruang bagi keiatan agama lain yang dipergunakan oleh
pihak pesantren. Pondok kemudian menjadi sebuah ciri khas bagi pesantren yang membedakannya dengan sistem pendidikan lainnya.
Pondok menjadi rumah bagi santri, untuk kalangan pesantren tradisional pondok atau bale asrama tidak hanya berpungsi sebagai tempat